Tampilkan postingan dengan label BAPPEDA Kab. Gresik. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label BAPPEDA Kab. Gresik. Tampilkan semua postingan

Selasa, 13 Agustus 2024

Tim Penelitian NIHR Wawancara Dengan Analis Lingkungan BAPPEDA Kabupaten Gresik

Wawancara dengan Analis Lingkungan Hidup BAPPEDA Kab. Gresik

Ramah!. Itu kesan Tim Penelitian NIHR Global Health Research Centre for Non-Communicable Diseases and Environmental Change (NIHR-GHRC NCDs & EC) – Sekar Aqila Salsabilla, S.AP, M.AP dan fasilitator NIHR – saat bertatap muka dengan seorang Analis Lingkungan Hidup BAPPEDA Kabupaten Gresik.

Sosok Desy Risqi A., S.T. yang menjadi partner wawancara Tim Penelitian NIHR menerimanya di ruang tamu yang ada di lingkungan kerjanya yang beralamatkan di Jalan DR. Wahidi Sudiro Husodo No. 245 Desa Kembangan, Kecamatan Kebomas, Kabupaten Gresik.

Analis Lingkungan Hidup Desy Risqi mewakili Kepala Bidang (Kabid) Infrastruktur dan Kewilayahan BAPPEDA Kabupaten Gresik yang sedang ada tugas dinas luar. Sehingga, Kabid tidak bisa menemui Tim Penelitian NIHR.

Senin (12/08) pagi, dua anggota Tim Penelitian NIHR berkesempatan melakukan wawancara setelah beberapa hari sebelumnya melakukan janjian untuk berkunjung lagi. Sebelumnya, Tim Penelitian NIHR sudah pernah sowan ke Kantor BAPPEDA Kabupaten Gresik pada Senin (15/07).

Wawancara yang dilakukan ini tidak kaku tapi lebih mengarah ke diskusi, sehingga panduan wawancara yang ada biasanya bisa berkembang mengikuti jawaban atas penjelasan yang muncul. Ini yang menjadikan salah satu kekhasan pengumpulan data kualitatif, fleksibel, mengalir, dan mencair.

Hasil wawancara yang berjalansekitar 56 menit seputar pendapat umum tentang manajemen sampah, pertanyaan khusus tentang sampah plastik, dan pertanyaan khusus tentang pembakaran sampah plastik itu, diketahui bahwa BAPPEDA berperan sebagai koordinator Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang dalam Bidang Instruktur dan Kewilayahan, seperti Dinas Pekerjaan Umum (DPU), Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP), dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH). Koordinasi dilakukan dengan mengadakan desk setiap sebulan sekali.

Menurut Desy, pengelolaan sampah di Kabupaten Gresik dilakukan dari hulu ke hilir. DLH memegang peranan penting dan menggawangi program berkaitan pengelolaan sampah dan BAPPEDA akan berperan dalam verifikasi anggaran dan program.

Sedangkan, Dinas Kesehatan (Dinkes) memiliki program STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) yang mana dalam pilar keempat menyangkut pengelolaan sampah. Analis lingkungan BAPPEDA tidak banyak berkkordinasi terkait manajemen sampah dengan Dinkes karena ada bidang lain yang terkait hal tersebut.

Dinkes dan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD), menurut Desy, banyak dilibatkan dalam upaya sosialiasi dan pemberdayaan masyarakat karena dua dinas tersebut yang aktif menggerakkan masyarakat.

Diakui oleh Desy, penganggaran untuk pengelolaan sampah masih relatif kecil, yakini 0,7% dari anggaran APBD. Menurutnya, karena pengelolaan sampah belum menjadi masalah prioritas dalam program di Kabupaten Gresik.

Namun demikian, Pemkab Gresik telah memiliki sejumlah peraturan dalam pengelolaan sampah maupun pembatasan sampah plastik, seperti Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Gresik Nomor 9 Tahun 2010 tentang Pengelolaan Sampah, Perda Kabupaten Gresik Nomor 5 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Perda Nomor 9 Tahun 2010 tentang Pengelolaan sampah, dan Perda Kabupaten Gresik Nomor 3 Tahun 2021 tentang Pengurangan Penggunaan Plastik Sekali Pakai.

Dalam pengelolaan sampah, Pemerintah Kabupaten Gresik juga menggandeng perusahaan maupun lembaga non pemerintah, seperti Milenial Limbah Indonesia, Asosiasi Bank Sampah Indonesia (ASOBSI), Pattiro, ECOTON, dan lain-lain.

Pada kesempatan itu, Desy juga bercerita tentang USAID Sustainable Municipal Solid Waste Management and Partnership (USAID SELARAS). Bermula dari adanya informasi dari BAPPENAS yang ditembuskan kepada BAPPEDA di seluruh Indonesia, dan kebetulan dari hasil verifikasi Kabupaten Gresik masuk dalam 18 Kabupaten/Kota yang terpilih dalam pilot project USAID SELARAS tersebut.

Dikutip dari laman USAID, disebutkan bahwa USAID SELARAS memajukan tujuan pembangunan Indonesia untuk mengurangi sumber polusi plastic laut dan emisi gas metana di daratan dengan mendorong sistem pengelolaan sampah dan daur ulang yang berkelanjutan serta terintegrasi di perkotaan. Kegiatan ini mencakup tata kelola, pembiayaan, perluasan layanan, dan perubahan perilaku sosial di sektor persampahan melalui kemitraan dengan sektor swasta, masyarakat sipil, dan pemerintah daerah setempat.

USAID SELARAS bekerja sama dengan pemerintah dengan menargetkan intervensi berdampak tinggi dengan pengaruh terbesar terhadap peningkatan kualitas dan cakupan layanan. Kami bermitra dengan para pemangku kepentingan untuk mendukung tujuan pembangunan Indonesia yaitu mengelola 100 persen sampah pada 2024 dan penurunan polusi plastik laut sebesar 70 persen pada 2025. USAID SELARAS juga akan membuka jalan menuju praktik ekonomi sirkular dan pencapaian Visi Indonesia Emas 2045—90 persen sampah diolah, 35 persen didaur ulang, dan 10 persen diolah di tempat pemrosesan akhir sampah pada 2045.

Dalam pilot project USAID SELARAS itu, menurut Desy, nantinya mengedepankan edukasi ketimbang pembangunan fisik, dan akan menggandeng BAPPEDA, DLH, DPMD, DPU, Cipta Karya, DPPKAD maupun Biro Hukum, ditambah dengan pihak ketiga pengelola sampah plastik. *** [130824]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Selasa, 16 Juli 2024

Tim Penelitian NIHR Berkunjung Ke BAPPEDA, Diskoperindag, dan Dinkes Kabupaten Gresik

Tiga anggota Tim Penelitian NIHR Global Health Research Centre for Non-Communicable Diseases and Environmental Change (NIHR-GHRC NCDs & EC), yang terdiri dari Serius Miliyani Dwi Putri, SKM, M.Ked.Trop. (manajer program), Meutia Fildzah Sharfina, SKM, MPH (asisten peneliti), dan saya (fasilitator NIHR), berkunjung ke tiga organisasi perangkat daerah (OPD) di Kabupaten Gresik.

Hari Senin (15/07), ketiga anggota Tim Penelitian NIHR berkunjung ke Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (BAPPEDA), Dinas Koperasi Usaha Mikro Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag), dan Dinas Kesehatan (Dinkes).

Kantor BAPPEDA Kab. Gresik

Kunjungan ini dalam rangka sowan dan mengagendakan in-depth interview dengan ketiga OPD tersebut dalam rangka pengumpulan data kualitatif penelitian NIHR dari sejumlah OPD yang ada di Kabupaten Gresik.

Begitu memasuki Kompleks Perkantoran Kabupaten Gresik, kesan lapang, luas, dan asri begitu terasa. Yang menariknya ketika hendak menuju ke Kantor BAPPEDA, Tim Penelitian NIHR juga melihat Tempat Sampah Khusus Botol Plastik sebagai bagian dari program Go green yang dicanangkannya.

Kantor Diskoperindag Kab. Gresik

Di samping pintu masuk menuju bangunan utama dari Kompleks Kantor Bupati, kumpulan botol plastik terlihat dengan rapi dimasukkan ke dalam keranjang setinggi orang warna biru, yang telah dibuat khusus dari bagian dari corporate social responsibility (CSR) PT. Indospring Tbk., member of Indoprima Group.

Kemudian saat naik ke lantai 2, Tim Penelitian NIHR juga melihat keranjang sampah besar yang terbuat dari kayu berbentuk pallet berplitur yang diletakkan tepat di samping pintu masuk ke Kantor BAPPEDA. Pallet tersebut ditulisi “Sedekah Botol Plastik.”

Kantor Dinkes Kab. Gresik

Di BAPPEDA, Tim Penelitian NIHR diterima oleh Willian Silky, S.T. (Analis Penataan Kawasan Bidang Infrastruktur dan Kewilayahan), dan ia pun mengatakan akan segera disampaikan ke Kepala Bidang (Kabid) untuk segera dijadwalkan wawancaranya.

Dari BAPPEDA, kemudian Tim Penelitian NIHR bergeser ke Kantor Diskoperindag yang lokasinya tak berjauhan. Di Diskoperindag, Tim Penelitian NIHR juga diterima dengan ramah oleh Yus (Kepala Sub Bagian Umum) di meja kerjanya. Usai mengutarakan maksud dan tujuan sowan ke Diskoperidag, ia pun akan menyampaikan ke pimpinannya untuk segera diagendakan wawancaranya.

Pallet sedekah Botol Plastik di Pintu Masuk Kantor BAPPEDA Kab. Gresik

Lalu, Tim Penelitian NIHR ingin langsung ke Dinkes namun mendapat pesan dari whatsapp (WA) bahwa contact personnya bisa dihubungan pada pukul 14.00 WIB. Masa tunggu selama satu jam dimanfaatkan oleh Tim Penelitian NIHR bersama sopir untuk makan siang di Kedai Rindang Jati, yang lokasinya tidak jauh dari Kompleks Kantor Bupati Gresik.

Menjelang pukul 14.00 WIB, Tim Penelitian NIHR langsung meluncur ke Kantor Dinkes Kabupaten Gresik, yang letaknya berdekatan dengan Kantor Diskoperindag. Di Dinkes, Tim Penelitian NIHR dijumpai oleh Tiwi Santini, S.T. (Pemeriksa Sanitasi) di lorong selasar, depan Ruang Kerja Kadinkes.

Tempat Sampah Khusus Plastik di Lantai 1 menuju Kantor BAPPEDA Kab. Gresik

Setelah menyampaikan maksud kedatangannya dan berdiskusi sebentar, Tiwi Santini akan segera menjadwalkan agenda wawancaranya. Selesai itu, Tim Penelitian NIHR pun berpamitan dan langsung menuju basecamp di Front One Hotel Gresik yang beralamatkan di Jalan Veteran No. 68 Kelurahan Sidomoro, Kecamatan Kebomas, Kabupaten Gresik.

Diletakkan di Lantai 5 dari hotel tersebut dan jendela kamar menghadap ke utara, memberikan impresi bagi Tim Penelitian NIHR. Dari jendela itu, Tim Penelitian NIHR bisa melihat cerobong pabrik-pabrik yang mengeluarkan asap siang dan malam. *** [160724]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive

Risk Checker

Risk Checker

Indeks Massa Tubuh

Supplied by BMI Calculator Canada

Statistik Blog

Sahabat eKader

Label

Arsip Blog