Dalam upaya meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan di layanan primer, dr. Arief Alamsyah, MARS, Sp.KKLP - dosen Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB) sekaligus Motivator Nasional - menyelenggarakan Pelatihan Health Coaching untuk Dokter dan Tenaga Promosi Kesehatan (Promkes) Puskesmas di Kabupaten Malang.
Kegiatan ini digelar di Meeting Room Gajayana Hotel Grand Kanjuruhan Kepanjen sebagai bagian dari penelitian disertasinya di Program S3 Fakultas Kedokteran Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) Universitas Gadjah Mada (UGM) yang berjudul “Pengembangan Model Health Coaching untuk Pengendalian Hipertensi di Layanan Primer”.
Pelatihan ini diikuti oleh 4 dokter (dr. Faradina Puspita, dr. Herdiana Ayu S.P., dr. Ririn Widyastuti, dr. Aulia Nur Ahmad Humsen) dan 4 penanggung jawab (Pj) Promkes (Indah Nur Putri Pratiwi, SKM, Mochamad Faizin, SKM, Denok Pitra Rhena, SKM, Muhammad Amiril Mu’minin, SKM) dari 4 Puskesmas yang menjadi lokasi penelitian, yaitu Wagir, Pakisaji, Gondanglegi, dan Ngajum. Fokus pelatihan adalah pembekalan SEHAT Coaching Model, sebuah pendekatan inovatif berbasis pemberdayaan pasien untuk pengendalian hipertensi.
![]() |
Meja presensi untuk peserta pelatihan health coaching di Meeting Room Gajayana Hotel Grand Kanjuruhan Kepanjen, Kabupaten Malang |
Hari Pertama: Menyelami Filosofi dan Teknik Coaching
Tepat pukul 08.31 WIB pada Kamis (07/08), acara dibuka secara hangat oleh Ivanka Harits Darwisy, M.Pd sebagai Master of Ceremony (MC). Usai doa bersama dan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, peserta langsung mengikuti pre-test untuk mengukur pemahaman awal.
Tak lama setelah itu, dr. Arief sendiri memandu sesi utama pada hari pertama ini, dengan memperkenalkan SEHAT Coaching Model - sebuah pendekatan khas yang dirancang berdasarkan pengalaman dan teori yang ia dalami. SEHAT sendiri merupakan akronim dari Sasaran dan Target, Evaluasi Tahapan Perubahan, Hambatan Perubahan, Aksi dan Dukungan, Tindak Lanjut.
Sebagai staf pengajar FKUB dan juga motivator nasional, gaya penyampaian dr. Arief begitu energik dan menggugah. Ia menjelaskan bahwa coaching berbeda dari counseling. “Coaching adalah hubungan kemitraan yang berlandaskan pemberdayaan dan kreativitas,” ujarnya sembari memperlihatkan slide presentasi yang penuh warna dan modul berkelas.
![]() |
dr. Arief Alamsyah, MARS, Sp.KKLP, peneliti dan sekaligus motovator nasional, berikan materi |
Salah satu yang berkesan adalah saat dr. Arief mempraktikkan sesi coaching dengan Indah Nur Putri Pratiwi, SKM (Pj Promkes Puskesmas Wagir). Dalam sesi ini, peserta benar-benar dibawa ke situasi lapangan yang sesungguhnya. Nur Putri bertindak sebagai coach, dan dr. Arief menjadi coachee dalam mock interview tersebut.
Pukul 12.00 WIB, pelatihan jeda untuk ishoma (istirahat, sholat, makan). Hotel Grand Kanjuruhan memanjakan peserta dengan menu makan siang tradisional yang menggugah selera: ayam laos, tuna balado, gule nangka kacang, bakmi goreng, bakwan jagung, hingga es Manado yang menyegarkan.
![]() |
Pre-test |
Sesi Pascaishoma: Strategi Komunikasi Berbasis Teknologi
Usai ishoma, sesi dilanjutkan dengan materi penting mengenai peran strategis Pj Promkes dalam mendampingi pasien hipertensi. Jika dokter sibuk di awal proses coaching, maka Pj Promkes menjadi aktor utama dalam follow-up via WhatsApp dan telepon.
"Coaching bukan hanya di ruang konsultasi. Ini adalah proses berkelanjutan yang harus dibangun dalam relasi dan komunikasi yang aktif," jelas dr. Arief. “Orang Indonesia suka dengan interaski yang intens.”
Materi diperkaya dengan pemutaran video simulasi aktivitas dokter dan Pj Promkes setelah pelatihan. Visual ini memudahkan peserta membayangkan alur kegiatan di lapangan yang akan mereka lakukan nantinya.
Tepat pukul 14.03 WIB, pelatihan hari pertama resmi ditutup. Wajah para peserta tampak antusias dan terinspirasi.
![]() |
Mock interview: peserta jadi coach dan pemateri jadi coachee |
Mengintegrasikan Ilmu, Empati, dan Aksi Nyata
Pelatihan ini adalah jembatan antara keilmuan akademik dan kebutuhan nyata di lapangan, antara evidence-based practice dan empati kemanusiaan. Melalui pendekatan coaching yang berfokus pada pemberdayaan pasien, pelatihan ini membawa paradigma baru dalam pengendalian hipertensi di layanan primer.
“Health is a large word. It embraces not the body only, but the mind and spirit as well; and not today’s pain or pleasure alone, but the whole being and outlook of a man,” ujar James H. West. “Kesehatan adalah kata yang luas. Ia tidak hanya mencakup tubuh, tetapi juga pikiran dan jiwa; dan bukan hanya rasa sakit atau kesenangan hari ini saja, tetapi seluruh keberadaan dan pandangan seseorang.”
Dengan semangat inilah, para dokter dan Pj Promkes dari 4 Puskesmas siap melangkah - menjadi mitra sejati pasien dalam perjalanan menuju hidup yang lebih sehat, holistik, dan bermakna. *** [070825]
0 komentar:
Posting Komentar