Rabu, 13 Agustus 2025

Hari Kedua Pelatihan Health Coaching: Meningkatkan Kompetensi, Merawat Harapan

When you have lost hope, you have lost everything. And when you think all is lost, when all is dire and bleak, there is always hope.” ― Pittacus Lore, I Am Number Four

Hari kedua Pelatihan Health Coaching Untuk Dokter dan Tenaga Promosi Kesehatan (Promkes) Puskesmas di Kabupaten Malang pada Jumat (08/08) berlangsung penuh semangat dan refleksi mendalam di ruang meeting Gajayana Hotel Grand Kanjuruhan, Kepanjen. 

Kegiatan dimulai tepat pukul 08.07 WIB, dibuka dengan penuh semangat oleh Master of Ceremony (MC), Ivanka Harits Darwisy, yang kemudian mengajak seluruh peserta untuk memanjatkan doa bersama demi kelancaran pelatihan.

Sesi pagi dilanjutkan dengan review materi oleh dr. Arief Alamsyah, MARS, Sp.KKLP, staf pengajar FKUB sekaligus motivator nasional yang tengah melakukan penelitian untuk disertasi bertajuk "Pengembangan Model Health Coaching untuk Pengendalian Hipertensi di Layanan Primer." 

Peserta Pelatihan Helth Coaching berpose bersama responden simulasi dan validatornya

Fokus utamanya adalah memperdalam kembali pemahaman peserta terhadap SEHAT Coaching Model, serta memperkenalkan metode evaluasi menggunakan checklist penilaian berbasis SEHAT dan TELUSUR Phone Coaching Model.

Dengan penuh antusiasme, dr. Arief menjelaskan teknis ujian praktik coaching yang akan dilakukan, melibatkan para peserta sebagai coach dan follow up by phone, kader kesehatan sebagai coachee, dan tim validator sebagai pengamat objektif. Responden simulasi yang telah dipersiapkan sejak hari pertama pun siap berperan dalam simulasi nyata tersebut.

Setelah sesi tersebut, peserta beristirahat sejenak untuk menikmati coffee break. Sementara itu, dr. Arief mengadakan briefing bersama para validator di meja bundar sisi utara, menuntaskan koordinasi sebelum sesi penilaian dimulai.

Dokter dan Pj Promkes Puskesmas Pakisaji mempraktikkan health coaching

Tepat pukul 09.41 WIB, dimulailah sesi penilaian praktik health coaching. Empat peserta dari puskesmas tersebut tampil berdasarkan urutan meja dari selatan ke utara. Puskesmas Ngajum, sebagai coach adalah dr. Herdiana SP dan follow up telepon oleh Pj Promkes Mochamad Faizin. Yang menjadi coachee adalah kader Nanik Triyudhani dan validatornya adalah Dr. dr. Nanik Setijowati, M.Kes.

Puskesmas Wagir, bertindak sebagai coach adalah dr. Faradina Puspitasari dan follow up oleh Pj Promkes Indah Nur Pratiwi, SKM. Yang menjadi coachee adalah kader Harti dan validatornya adalah dr. Nuretha Hevy Purwaningtyas, M.Sc, Sp.DLP. 

Puskesmas Gondanglegi, sebagai coach adalah dr. Aulia Nur Ahmad Humsen dan follow up telepon oleh Pj Promkes M. Amiril M. Yang menjadi coachee adalah kader Wiwik Setyo Anggraeni dan validatornya adalah Eko Andi Suryo, Ph.D. 

Dokter dan Pj Promkes Puskesmas Wagir mempraktikkan health coaching

Puskesmas Ngajum, bertindak sebagai coach adalah dr. Ririn dan follow up dengan telepon adalah Pj Promkes Denok Pitra Rhena, SKM. Yang menjadi coachee adalah kader Indri Astutik dan validatornya adalah dr. Arief Alamsyah.

Simulasi berlangsung intens dan penuh pembelajaran. Setiap interaksi antara coach dan coachee diamati secara seksama oleh para validator yang sudah berpengalaman di bidangnya, seperti masalah rapport building misalnya.

Rapport building dalam coaching adalah proses membangun hubungan yang kuat dan positif antara coach dan coachee, yang ditandai dengan rasa percaya, keterbukaan, dan saling pengertian. Ini adalah fondasi penting dalam proses coaching agar coachee merasa nyaman, aman, dan termotivasi untuk berbagi, serta mencapai tujuan mereka.

Dokter dan Pj Promkes Puskesmas Gondanglegi mempraktikkan health coaching

Setelah simulasi, para coachee memberikan testimoni mengenai pengalaman mereka selama proses coaching. Para kader yang berperan sebagai responden simulasi tersebut menyatakan bahwa pendekatan coaching yang dilakukan terasa lebih personal, menggugah kesadaran, dan memberi semangat baru untuk menjaga kesehatan - khususnya dalam mengelola hipertensi.

Validator kemudian memberikan umpan balik (feedback) yang membangun. Secara umum, para peserta dinilai telah berhasil menerapkan prinsip-prinsip coaching, meski masih ada ruang untuk penguatan dalam aspek komunikasi empatik dan pendalaman eksplorasi masalah coachee.

Memasuki waktu ishoma (istirahat, sholat, makan siang), kegiatan dihentikan sementara. Para peserta laki-laki menunaikan salat Jumat di masjid sekitar hotel, sementara peserta makan siang dan terus  beristirahat sebelum sesi berikutnya.

Dokter dan Pj Promkes Puskesmas Ngajum mempraktikkan health coaching

Pukul 13.02 WIB, peserta kembali memasuki ruang pelatihan untuk mengikuti post-test dan evaluasi kegiatan melalui barcode yang ditampilkan di layar. Proses ini menjadi momen evaluasi akhir sekaligus refleksi terhadap capaian dua hari pelatihan intensif.

Untuk menghidupkan suasana, MC membawakan ice breaking singkat yang menghibur sebelum masuk ke sesi terakhir.

Pukul 13.18 WIB, sesi terakhir dibawakan oleh Dr. dr. Dicky Kurniawan Tontowiputro, Sp.PD, FINASIM, S.H., seorang internis lulusan FKUB yang kini berdinas di RSUD Kota Malang. Dalam pemaparannya yang mendalam, beliau menekankan bahwa intervensi gaya hidup merupakan tahap pertama yang paling memungkinkan dan berdampak signifikan dalam pengendalian hipertensi.

Dengan pendekatan ilmiah dan komunikatif, Dr. Dicky mengupas tuntas dinamika hipertensi, dari faktor risiko hingga strategi pengelolaan jangka panjang. Materi ini memperkaya pemahaman peserta dalam melihat peran health coaching sebagai bagian integral dari manajemen penyakit tidak menular.

Peserta Pelatihan Health Coaching berpose dengan narasumber terakhir

Tepat pukul 14.26 WIB, rangkaian pelatihan hari kedua resmi ditutup. Kegiatan diakhiri dengan sesi foto bersama, penuh senyum dan rasa syukur atas ilmu serta pengalaman yang telah dibagikan.

Sebagai penutup, mari kita resapi kutipan dari Pittacus Lore dalam novelnya yang berjudul "I Am Number Four" (2011):

"Ketika kau kehilangan harapan, kau telah kehilangan segalanya. Dan ketika kau berpikir semuanya telah hilang, ketika semuanya mengerikan dan suram, selalu ada harapan."

Kutipan ini menggambarkan esensi dari Pelatihan Health Coaching, yakni membangkitkan harapan dan memberdayakan pasien agar mampu mengelola kesehatannya sendiri, bahkan dalam kondisi tersulit sekalipun. *** [120825]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive

Risk Checker

Risk Checker

Indeks Massa Tubuh

Supplied by BMI Calculator Canada

Statistik Blog

Sahabat eKader

Label

Arsip Blog