Suasana ruang meeting tampak hidup sejak pagi hari, ketika Pelatihan Health Coaching untuk Dokter dan Tenaga Promosi Keehatan dari empat puskesmas di Kabupaten Malang dimulai. Pelatihan ini merupakan bagian dari penelitian disertasi dr. Arief Alamsyah, MARS, Sp.KKLP, staf pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB) yang kini tengah merampungkan studi doktoralnya di FKKMK Universitas Gadjah Mada (UGM). Penelitian ini mengusung topik "Pengembangan Model Health Coaching untuk Pengendalian Hipertensi di Layanan Primer".
Kegiatan hari pertama ini terbagi dalam tiga sesi pelatihan yang dilangsungkan dalam satu ruang meeting. Setelah sesi pagi hingga siang diisi pelatihan intensif untuk dokter dan tenaga promosi kesehatan (promkes), serta dilanjutkan pelatihan enumerator, agenda ketiga di sore hari adalah briefing khusus untuk kader kesehatan dari Kelurahan Kepanjen.
Keempat kader - Harti, Indri Astutik, Nanik Triyudhani, dan Wiwik Setyo Anggraeni - dipersiapkan untuk memegang peran penting dalam simulasi health coaching yang akan dilaksanakan keesokan harinya.
![]() |
Briefing kader untuk responden simulasi dalam Pelatihan Health Coaching untuk Dokter dan Tenaga Promkes Puskesmas di Hotel Grand Kajuruhan Kepanjen |
“Peran Ibu-ibu besok sangat penting. Kami butuh responden yang bisa menjalankan simulasi dengan natural, agar proses pelatihan benar-benar terasa seperti situasi nyata,” ujar dr. Arief dalam arahannya.
Briefing ini bukan sekadar memberikan instruksi teknis, namun juga bertujuan membangun kenyamanan dan kepercayaan diri kader. Mereka dikenalkan dengan alur simulasi dan diperlihatkan bagaimana proses coaching berlangsung. Bahkan sebelum briefing dimulai, para kader telah lebih dulu dipertemukan dengan para dokter dan tenaga promkes yang akan menjadi coach mereka esok hari. Hal ini dimaksudkan agar tercipta kedekatan awal dan mengurangi rasa gugup saat sesi simulasi berlangsung.
![]() |
Kader melihat video untuk mengerti alur dalam responden simulasi keesokan harinya |
Sebagai peran kunci dalam skenario pelatihan, para kader tidak hanya menjadi ‘pasien’ dalam simulasi, tetapi juga menjadi cermin nyata bagaimana health coaching dapat diterapkan dalam konteks layanan primer. Diharapkan, simulasi ini mampu memberikan gambaran realistis serta memperkuat kapasitas coaching para tenaga kesehatan yang terlibat.
Dengan semangat kolaboratif dan suasana kekeluargaan yang terasa, hari pertama pelatihan ini pun ditutup dengan penuh optimisme. Keesokan harinya, simulasi akan menjadi ajang penerapan nyata dari apa yang telah dipelajari - dan para kader Kepanjen sudah siap memainkan peran mereka dengan sepenuh hati. *** [120825]
Oleh: Budiarto Eko KusumoEditor: Budiarto Eko Kusumo
0 komentar:
Posting Komentar