Kamis, 04 September 2025

Puskesmas Pakisaji Tancap Gas, Gelar Health Coaching Kedua Lebih Awal untuk Pasien Hipertensi

Di tengah upaya meningkatkan pengendalian hipertensi di layanan primer, Puskesmas Pakisaji mengambil langkah proaktif dengan menyelenggarakan sesi health coaching kedua lebih awal dibandingkan tiga puskesmas lainnya yang terlibat dalam penelitian, yakni Gondanglegi, Ngajum, dan Wagir.

Percepatan jadwal ini bukan tanpa alasan. Salah satu dokter fungsional Puskesmas Pakisaji, dr. Herdiana Ayu Saputri Pramudyawati, yang telah mendapatkan pelatihan health coaching langsung dari peneliti utama, dr. Arief Alamsyah, MARS, Sp.KKLP, memasuki masa cuti melahirkan. Agar pelaksanaan health coaching tidak terganggu, maka agenda pelaksanaan dipercepat satu minggu lebih awal.

Health coaching kedua di Puskesmas Pakisaji dimulai pada Senin (01/09) dengan melibatkan 5 pasien hipertensi. Kemudian, pada Rabu (03/09), kegiatan serupa kembali dilaksanakan dengan 4 pasien hipertensi. Puncaknya, Kamis pagi ini (04/09), Field Supervisor dari tim peneliti melakukan kegiatan monitoring sekaligus dokumentasi langsung di lapangan.

Ruang Konsultasi & Pengaduan menjadi lokasi health coaching kedua di Puskesmas Pakisaji

Dalam sesi health coaching hari ini, dua pasien hipertensi dari Dusun Golek, Desa Karangdureng dan Dusun Watudakon, Desa Kendalpayak terlihat sedang menjalani sesi health coaching secara personal bersama dr. Ana, sapaan akrab dr. Herdiana. Sementara itu, Mochamad Faizin, SKM, selaku Penanggung Jawab Promosi Kesehatan, turut serta melakukan pengukuran tekanan darah dan pencatatan logbook sebagai bagian dari proses coaching.

Jika pada sesi pertama dr. Ana menekankan edukasi mengenai pola makan sehat, manajemen stres, serta pentingnya kepatuhan minum obat antihipertensi, maka dalam sesi kedua ini, fokus dialihkan pada pentingnya aktivitas fisik untuk penderita hipertensi.

“Aktivitas fisik memiliki peran fisiologis yang besar dalam menurunkan tekanan darah, salah satunya melalui mekanisme vasodilatasi dan peningkatan elastisitas pembuluh darah,” terang dr. Ana. 

Pengukuran tensi oleh Pj Promkes Puskesmas Pakisaji

Ia mengutip literatur dari Pescatello et. al. (2015) dalam Modul Pelatihan SEHAT Coaching Model untuk Hipertensi di Layanan Primer, yang menjelaskan bahwa aktivitas fisik dapat meningkatkan produksi nitric oxide (NO) - zat yang bekerja sebagai vasodilator alami. Hal ini menyebabkan pembuluh darah melebar, mengurangi resistensi perifer, dan akhirnya menurunkan tekanan darah.

Lebih lanjut, aktivitas fisik juga mengurangi stres oksidatif dan inflamasi, serta memperbaiki fungsi endotel pembuluh darah (Cornelissen & Smart, 2013). Efek jangka panjangnya bahkan dapat memperbaiki struktur jantung dan mengurangi massa ventrikel kiri akibat hipertensi kronis.

“Dengan latihan yang terukur - baik dari segi frekuensi, intensitas, durasi, dan jenisnya - pasien dapat mengalami penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik rata-rata 5-7 mmHg,” tambah dr. Ana. 

Kementerian Kesehatan (2021) dalam laporannya juga menyebut bahwa latihan aerobik intensitas sedang secara rutin mampu menurunkan tekanan darah sistolik hingga 8,3 mmHg dan diastolik sebesar 5,2 mmHg.

Dokter Puskesmas Pakisaji berikan health coaching pasien hipertensi di Ruang Konsultasi dan Pengaduan

Dr. Ana juga menyampaikan bahwa jenis aktivitas fisik yang dianjurkan bagi penderita hipertensi terdiri dari dua macam: Latihan aerobik, seperti jalan cepat, bersepeda, berenang, dan  Resistance training, seperti latihan angkat beban ringan yang terukur.

Sesi coaching hari ini berlangsung kondusif dengan partisipasi aktif dari pasien. Edukasi yang dilakukan juga menggunakan pendekatan dialogis dan empatik, yang menjadi prinsip utama dari metode health coaching berbasis empowerment yang dikembangkan dalam penelitian ini.

Dengan langkah cepat dan kolaborasi solid antara tim medis dan promosi kesehatan, Puskesmas Pakisaji menunjukkan komitmen tinggi dalam mendampingi pasien hipertensi secara holistik. Semoga langkah ini menjadi inspirasi bagi puskesmas lainnya dalam menerapkan health coaching sebagai bagian dari layanan preventif dan promotif di tingkat primer. *** [040925]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive

Risk Checker

Risk Checker

Indeks Massa Tubuh

Supplied by BMI Calculator Canada

Statistik Blog

Sahabat eKader

Label

Arsip Blog