Kamis, 25 Maret 2021

Tiga Instansi Kolaborasi dalam Program Pengendalian Kasus Jantung di Kabupaten Malang

Bertempat di Gedung Pertemuan Jantung Lantai 4 RSUD Kanjuruhan yang terletak di Jalan Panji No. 100 Kepanjen, tiga instansi melaksanakan rapat koordinasi (rakor) terkait Program Pengendalian Kasus Jantung di Kabupaten Malang pada Kamis (25/03/2021).

Rakor ini merupakan kelanjutan dari pertemuan di Rumah Makan 52 Malang beberapa waktu yang lalu. Berangkat dari hasil pembicaraan sebelumnya, dalam rakor ini akan membahas rencana kegiatan di tahun 2021 ini.

Tampak hadir dalam rakor tersebut adalah 12 orang dari RSUD Kanjuruhan, 3 orang dari Dinas Kesehatan (Dinkes), 4 orang dari Yayasan Jantung Indonesia (YJI) Malang Raya, dan 1 orang dari Tim SMARThealth Universitas Brawijaya (UB).


Rakor Program Pengendalian Jantung di Kabupaten Malang

Acara rakor ini dimulai pada pukul 12.54 WIB. Mengawali acara, Plt Direktur RSUD Kanjuruhan drg. Arbani Mukti Wibowo memberikan sambutan kepada hadirin yang berasal dari RSUD Kanjuruhan, Dinkes Kabupaten Malang, dan YJI Malang Raya.

Dalam sambutannya, Arbani yang juga menjabat sebagai Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang mengatakan permasalahan penyakit jantung di Kabupaten Malang kian waktu semakin meningkat. Oleh karena itu, pada kesempatan ini akan dilakukan kolaborasi yang baik dalam penanganan masalah jantung.

Dari data yang ada di Puskesmas maupun Rumah Sakit, Dinkes sudah bisa memikirkan masalah penanganan penyakit jantung. Bupati Malang Drs. H.M. Sanusi, MM sangat concern dalam hal ini, dan di Dinkes pun telah ada program SMARThealth.

Kadinkes mengucapkan terima kasih kepada Sujarwoto, S.IP, M.Si, MPA, Ph.D, peneliti dari Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya (FIA UB) yang telah mengawali penelitian masalah deteksi dini faktor risiko penyakit kardiovaskular di Kabupaten Malang, dan hasilnya memang dapat mengurangi faktor risiko tersebut.


Sambutan dari Plt Direktur RSUD Kanjuruhan drg. Arbani Mukti Wibowo

“Jika mengandalkan faskes saja jelas tidak mungkin bisa menangani penyakit jantung. Maka kita melatih kader kesehatan”, jelas Arbani Mukti Wibowo kepada peserta rakor dari tiga institusi tersebut.

Kolaborasi dalam penanganan masalah ini diperlukan dalam penanganan kasus jantung. Selain deteksi dini yang dijalankan dalam program SMARThealth, juga diperlukan langkah penanganan lebih lanjut. Oleh karena itu, perlu dijabarkan apa peran Dinkes, Rumah Sakit, YJI, dan kader.

Misalnya peran Rumah Sakit terhadap kader dan faskes primer, dr. Sapto bisa sharing knowledge kepada faskes dan kader. Dr. Sapto Prihandono N., Sp. JP adalah Kepala KSM Jantung RSUD Kanjurahan Kepanjen. Kemudian Dinkes berperan sebagai regulator dan promotor.

Selesai memberikan sambutan dan arahan, drg. Arbani Mukti Wibowo meninggalkan gedung pertemuan karena ada tugas yang harus diselesaikan dalam kapasitasnya sebagai Kadinkes.


Plh Kabid P2P Dinkes Kabupaten Malang memandu diskusi dalam Rakor Jantung

Acara berikutnya kemudian diisi oleh Plh Kepala Bidang P2P Tri Awignami Astoeti, SKM, M.M.Kes. Pada kesempatan ini, Awig mengatakan bahwa telah ada beberapa kesepakatan yang akan dilakukan oleh tiga instansi dalam pengendalian jantung sebagai kelanjutan dari pertemuan di Rumah Makan 51 Malang.

Dinkes akan melakukan pembinaan terhadap Rumah Sakit dan Puskesmas berkenaan dengan penanganan dan pengendalian masalah jantung yang ada, termasuk di dalamnya meningkatkan kompetensi tenaga kesehatan dengan pelatihan.

Awig berharap dalam rakor ini bisa membuat schedule dalam rencana ke depan termasuk membuat Standar Operasional Prosedur (SOP) secara berjenjang dalam upaya untuk penanganan penyakit jantung.

Paparan dari Dinkes ini kemudian ditambahi oleh Kepala Seksi (Kasi) PTM dan Kesehatan Jiwa (Keswa) Paulus Gatot Kusharyanto, SKM. Ia memperkenalkan program SMARThealth kepada para peserta rakor.

SMARThealth adalah program deteksi dini faktor risiko penyakit kardiovaskular yang dilakukan oleh kader kesehatan terlatih dengan bantuan aplikasi eKader.


Ruang Pertemuan Gedung Jantung Lt 4 RSUD Kanjuruhan Kepanjen

Tahun ini, Dinkes akan melatih kader SMARThealth lagi di 85 desa melalui uang Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) Puskesmas. Setiap desanya terdapat lima orang kader yang akan dilatih program SMARThealth. Selain itu, Dinkes juga sudah memperjuangkan sebuah Peraturan Bupati (Perbup) yang memayungi hukum program SMARThealth.

Paulus juga mengatakan bahwa pada saat pertemuan di Rumah Makan 51, Wakil Ketua YJI Malang Raya Prof. Dr. dr. Djanggan Sargowo, Sp. PD., Sp. JP (K), FIHA, FACC bersedia memberikan pelatihan kepada kader maupun tenaga kesehatan. Begitu pula halnya dengan Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan (Yankesjuk) juga bersedia melakukan pelatihan kader SMARThealth dalam penanganan tindakan darurat penanganan pasien jantung.

Usai paparan dari Dinkes, giliran dilanjukan pemaparan oleh Sekretaris YJI Malang Raya Mudjiono Adi. Sebelum memulai paparan, Mudjiono meminta maaf karena Prof. Janggan tidak bisa hadir mengingat kesibukannya di Rumah Sakit Universitas Brawijaya (RSUB). Kemudian ia mengenalkan tiga orang dari YJI Malang Raya yang menyertainya.

Dalam pemaparan singkatnya, Mudjiono mengatakan bahwa program-program yang ada di Kabupaten Malang sebenarnya sudah masuk ke dalam tujuan YJI, yaitu promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.

Menurut Mudjiono, YJI mempunyai 2.500 anggota Klub Jantung Sehat yang ada di Kabupaten Malang. Selain itu, kader-kader YJI sudah terbiasa melakukan deteksi risiko penyakit jantung. Setiap ada acara senam Jantung Sehat, senantiasa disertai pemeriksaan tekanan darah dan gula darah kepada para anggotanya. Jadi, secara teoritis kader YJI juga sudah terlatih melakukan skrining PTM beserta edukasinya.

Itu contoh pada tataran promotif. Sementara pada kuratif, semenjak tahun 2014 sampai hari ini, YJI telah memfasilitasi pasien dari kalangan masyarakat tidak mampu (gakin) untuk melakukan operasi kepada penderta penyakit jantung bawaan di RS Harapan Kita Jakarta. Di Kabupaten Malang ini ada 48 orang yang telah difasilitasi pembiayaan oleh YJI Malang Raya.

Sebelum ada BPJS, YJI menanggung semua biaya tapi sekarang hanya menanggung uang transport, pemondokan, makan, dan sebagainya. YJI juga melakukan kerja sama dengan Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) di Kota Malang, dan RSUD Kanjuruhan di Kepanjen.

Mengakhiri paparan, Mudjiono mengatakan siap membantu Bupati Malang dalam melakukan pengendalian penyakit jantung di Kabupaten Malang.

Pukul 13.31 WIB, acara diteruskan dengan pemaparan dari Wakil Direktur Pelayanan RSUD Kanjuruhan dr. Kararawi Listuhayu, M.Kes, Sp. An. Dalam paparannya, Kararawi mengatakan bahwa RSUD Kanjuruhan senantiasa siap menangani pasien jantung yang masuk ke sini.

Menurut Kararawi, gedung yang dijadikan tempat pertemuan ini sebenarnya merupakan Gedung Jantung yang terdiri dari 4 lantai. Pembangunannya terwujud dari cukai rokok. Jadi, RSUD Kanjuruhan sesungguhnya telah menyiapkan untuk layanan jantung.

Dinkes dan Bupati Malang telah mengusulkan RSUD Kanjuruhan sebagai jejaring RS Harapan Kita untuk menjadi rumah sakit rujukan jantung yang ke-256. Oleh karena itu, pada kesempatan ini Kararawi meminta Dinkes agar memaparkan program-programnya dalam penanganan masalah jantung. Hal ini agar supaya nanti RSUD Kanjuruhan dan YJI Malang Raya bisa memberikan dukungan di program mana saja.

Setelah ketiga instansi memaparkan programnya, Plh Kabid P2P memandu diskusi dalam rakor untuk membicarakan Program Pengendalian Kasus Jantung di Kabupaten Malang Tahun 2021, seperti rencana kegiatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif beserta penanggungjawab kegiatan, sasaran dan timeline table. Ketiga instansi berembuk dalam agenda tersebut termasuk dukungan terhadap pelatihan kader SMARThealth terhadap kegawatdarutan pasien di daerah yang jauh dari jangkauan layanan jantung.

Pada diskusi itu, dr. Sapto menghendaki mulai dari tingkat bawah sudah berkolaborasi. Contohnya dalam pelatihan kader SMARThealth dan YJI dibarengkan saja. Selain itu, Sapto juga berharap kegiatan promotif dan preventif harus seiring sejalan. Kader bisa dilibatkan dalam tahapan rehabilitatif, yaitu dengan melakukan follow up terhadap penderita jantung yang telah keluar/pulang dari rumah sakit.

Sementara itu, Kasi Yankesjuk dr. Helma Evi Yenni meminta perlu adanya sharing knowledge dari dokter spesialis jantung kepada dokter yang ada di Puskesmas, dan memberdayakan jejaring jantung yang telah ada dengan melakukan refreshing pelatihan lagi. YJI yang memiliki sumber daya manusia dalam perjantungan perlu terlibat di sini.

Selain itu, dr. Helma juga berharap kader SMARThealth mendapatkan pelatihan dalam penanganan kegawatdaruratan penyakit jantung.

Tepat pukul 14.30 WIB, acara rakor berakhir dan ditutup langsung oleh Plh Kabid P2P Dinkes Kabupaten Malang. *** [250321]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo


Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive

Risk Checker

Risk Checker

Indeks Massa Tubuh

Supplied by BMI Calculator Canada

Statistik Blog

Sahabat eKader

Label

Arsip Blog