Menampilkan postingan yang diurutkan menurut tanggal untuk kueri Keswa. Urutkan menurut relevansi Tampilkan semua postingan
Menampilkan postingan yang diurutkan menurut tanggal untuk kueri Keswa. Urutkan menurut relevansi Tampilkan semua postingan

Jumat, 10 Mei 2024

Ngangsu Kawruh Di TPST 3R Mulyoagung

Jika Anda menyatukan keseluruhan gambarannya, mendaur ulang adalah hal yang benar untuk dilakukan.”

– Pam Shoemaker, Author

Sedianya Senin (06/05) kemarin, fasilitator NIHR dengan 2 staf PTM dan Kesehatan Jiwa (Keswa) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang (Imam Ghozali, S.Kep. Ners dan Gatot Sujono, S.ST, M.Pd) serta Wakil Direktur (Wadir) Yayasan Percik Salatiga (Damar Waskitojati, S.Kom, M.Si) ingin beraudiensi dan rescheduling jadwal Focus Group Discussion (FGD) Anggota Komunitas dengan Kepala Desa (Kades) Gampingan, namun tak berjumpa lantaran Kades sedang ada pertemuan di Pendopo Agung Kabupaten Malang.

Berpose dengan Kabid PSLB3 DLH Kabupaten Malang dan Wakil Ketua KSM TPST 3R Mulyoagung

Akhirnya, 2 staf PTM dan Keswa kembali ke tempatnya masing-masing, dan fasilitator NIHR diajak Wadir Yayasan Percik Salatiga (YPS) untuk menjumpai Kepala Bidang (Kabid) Pengelolaan Sampah dan LB3 (PSLB3) Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Malang Ir. Renung Rubiyatadji, MM.

Janjian pun ditetapkan untuk menemuinya di Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Reduce, Reuse, Recycle (3R) Mulyoagung yang beralamatkan di Jalan TPST No. 1 Dusun Jetak Lor, Desa Mulyoagung, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang.

Pintu masuk TPST 3R Mulyoagung

Wadir YPS dan fasilitator NIHR diterima dengan ramah di Ruang KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat) pada pukul 12.48 WIB. Kemudian Wadir YPS pun mengutarakan maksud dan tujuan dari penelitian NIHR Global Health Research Centre for Non-Communicable Diseases and Environmental Change (NIHR-GHRC NCDs & EC), atau yang di Indonesia dikenal dengan penelitian “Dampak Polusi Udara terhadap Risiko Penyakit Paru-Paru Obstruktif Kronik dan Penyakit Jantung di Kabupaten Malang, Jawa Timur,” dan ingin ngangsu kawruh (menimba ilmu) di TPST 3R Mulyoagung.

Usai mendengar maksud dan tujuannya, Kabid PSLB3 yang didampingi Wakil Ketua Nugraha Wijayanto berceritera dengan semangat mengenai TPST 3R Mulyoagung, yang merupakan salah satu TPS di Kabupaten Malang yang menampung berbagai macam sampah dari masyarakat di sekitar Kecamatan Dau sebelum diangkut ke Tempat Penampungan Akhir (TPA) Talangagung Kepanjen.

Beraudiensi dengan Kabid PSLB3 DLH Kabupaten Malang

Keberadaan TPST 3R ini berhasil menuntaskan persoalan lingkungan di Desa Mulyoagung khususnya dan Kecamatan Dau pada umumnya. Saat ini, TPST 3R ini telah menjadi TPST percontohan yang sering menjadi referensi bagi daerah lain. Bahkan, beberapa pengunjung TPST ini datang dari luar negeri.

TPST 3R Mulyoagung dirintis sejak tahun 2005 oleh KSM yang peduli terhadap kelestarian lingkungan sejak program kali bersih (prokasih) berusaha untuk menciptakan solusi dari permasalahan sampah ini.

Bagan kerja TPST 3R Mulyoagung

Dari solusi yang ditawarkan oleh KSM Desa Mulyoagung maka keluarlah ide untuk membangung TPST sebagai solusi akhir dari permasalahan sampah yang sebelumnya dibuang di daerah aliran sungai Brantas.

TPST 3R Mulyoagung mulai beroperasi pada 2011 untuk menangani masalah sampah di daerah tersebut dengan menerapkan proses 3R (Reduce, Reuse, Recycle), mengelompokkan sampah menjadi organik, non-organik dan residu.

Mobil pengangkut sampah menurunkan sampah di zona 1 (pemilahan sampah)

Setiap harinya TPST 3 R Mulyoagung menerima puluhan ton lebih sampah. Komposisi sampah yang masuk ke TPST 3R Mulyoagung terdiri dari sampah basah, sampah plastik, sampah kertas, diaspers, kayu, kabel, Styrofoam, sampah B3, kain/tekstil, kaca, karet, kaleng, logam dan kulit.

Kesemua sampah tersebut begitu masuk ke TPST 3R Mulyoagung akan dipilah-pilah sesuai zona komposisinya. Pemilahan dilakukan oleh 58 orang yang diperkerjakan di TPST tersebut. Mereka seperti sudah terspesialisasi dalam bagian zona yang ditanganinya.

Aktivitas pemilahan sampah di zona 2

Pengolahan sampah menghasilkan produk berupa kompos, hasil pemilahan limbah nasi, sampah kering. Dedaunan dan kayu tebangan pohon diolah menjadi kompos; limbah nasi dijual ke peternak, sampah plastik diambil pengepul untuk dijual ke pabrik daur ulang. Selain itu, dari hasil limbah sampah plastik (kresek) juga dibuat tas rajutan, dan ada juga limbah sampah yang dibuat sabun cair, serta mulai mengembangkan maggot. Sedangkan, yang dirasa tidak memiliki nilai ekonomi, dikirim ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir).

“Sebenarnya sampah kalau dikelola dengan baik tidak menjadi masalah,” jelas Kabid PSLB3. “Dan, kebetulan KSM di sini mengelolanya dengan 3R, jadinya mazhabnya recycle buka bakar-bakaran (insinerator),” selorohnya.

Petugas sedang mengepres limbah sampah styrofoam dengan alat pres

Dalam tata kelola TPST 3R Mulyoagung ini, setiap rumah tangga dikenai iuran 20 ribu per bulan. Setiap bulannya bisa terkumpul 250 juta untuk biaya operasional TPST 3R Mulyoagung. Sedangkan, untuk sarana dan prasarana dibantu oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang. Sekitar 0,2% dianggarkan bagi pengelolaan sampah dari APBD Pemkab Malang.

Setelah berdialog dan berdiskusi cukup lama dengan Kabid PSLB3 dan Wakil Ketua KSM TPST 3R Mulyoagung, Wadir YPS dan fasilitator NIHR diajak berkeliling lokasi yang memiliki zona yang lengkap termasuk bengkel untuk memperbaiki kursi-kursi yang dibuang ke TPST 3R Mulyoagung untuk diperbaiki dan digunakan lagi.

Zona 4 untuk pembuatan sabun cair atau ecoenzym

Setelah itu, Wadir YPS dan fasilitator NIHR diajak foto bersama di depan papan penanda TPST 3R Mulyoagung yang cukup besar tepat di samping pintu masuk yang bertuliskan Pusat Edukasi Pengembangan Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat. 

TPST 3R Mulyoagung merupakan inovasi yang perlu dikembangkan terus. Dengan motto: “Edu Sampah Cipta Kerja” berharap TPST 3R Mulyoagung dapat mengedukasi pengelolaan sampah untuk menciptakan lapangan kerja. *** [100524]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Kamis, 09 Mei 2024

Kader Desa Bakalan dan Krebet Senggrong Ikuti FGD Photovoice Tahap 2 di Balai Desa Krebet Senggrong

Delapan hari yang lalu, dua desa – Bakalan dan Krebet Senggrong – telah mengikuti FGD Photovoice Tahap Pengenalan Topik da Teknik Photovoice (Tahap 1) di Ruang Kasun Balai Desa Bakalan. Rabu (08/05), kader dari dua desa tersebut kembali mengikuti FGD Photovoice Tahap Pengambilan Gambar/Foto dan Menceriterakannya (Tahap 2) di Ruang Kerja Kepala Desa Krebet Senggrong yang beralamatkan di Jalan Raya Krebet Senggrong No. 1 Dusun Krapyak Jaya RT 17 RW 04 Desa Krebet Senggrong, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang.

Kalau pada Tahap 1, Tim Penelitian NIHR dari Yayasan Percik Salatiga (YPS) Christina Arief T. Mumpuni, S.H., M.I.K didampingi oleh fasilitator NIHR sebagai notulis maupun dokumentasi, kali ini pada penyelenggaraan Tahap 2 juga dihadiri oleh Wakil Direktur (Wadir)YPS Damar Waskitojati, S.Kom, M.Si, dan pelaksanaannya disaksikan pula oleh staf PTM dan Kesehatan Jiwa (Keswa) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang Wildan Adi Yatma, S.Psi.

Formasi dan suasana FGD Photovoice Tahap 2 di Ruang Kerja Kades Krebet Senggrong

Pada tahap 2 ini, peserta Photovoice yang berjumlah 10 orang tersebut – 5 orang dari Desa Bakalan (Sandi Cahyadi, Lilik Nur Aini, Mahmudah, Ana Sholicha, Indah Astutik) dan 5 orang dari Desa Krebet Senggrong (Nur Rohma, Lidya Mas'udah, Yeni Mariana, Sanik, Nadzirotun Khasanah) – diberikan kesempatan oleh Christina Arief T. Mumpuni untuk menampilkan gambar/foto yang telah dikirimkan dan disorotkan dengan LCD Epson ke tembok untuk diceriterakan lokasi pengambilan gambar, menceriterakan apa dari gambar tersebut, dan alasan apa yang memikat peserta untuk memotretnya.

Setelah setiap peserta berceritera tentang gambar/fotonya tersebut, peserta lain boleh bertanya kepada pemotret atau pun mengomentarinya dengan dipandu oleh Christina Arief T. Mumpuni. Sesekali Wadir YPS Damar pun turut memantik dalam diskusi berkelompok tersebut.

Dua peneliti dari YPS brperan memantik dalam FGD Photovoice Tahap 2

Diskusi berkelompok dengan topik terkait persampahan plastik, polusi udara, dan penyakit tidak menular (PTM) ini berjalan interaktif yang terkadang memunculkan istilah lokal yang khas dan kata-kata yang membikin ketawa para peserta lainnya.

Pada pelaksanaan tahap 2 Photovoice ini sudah mulai terlihat fokus diskusi kelompok yang cukup menarik. Pada tahan 1, peserta masih meraba-raba dalam pengenalan topik dan pada tahap 2 sudah mulai fokus dalam diskusinya.

Peserta dari Desa Krebet Senggrong selaku tuan rumah mengawali berceritera mengenai gambar/foto yang telah dikumpulkan

Kemudian dari sisi pemantik maupun notulis juga sedikit banyak sudah menangkap fenomena-fenomena dalam topik tersebut. Dalam diskusi berkelompok tersebut juga memperlihatkan bahwa pembakaran sampah plastik dalam lingkungan rumah tangga masih masif dengan berbagai alasan, seperti warga masih memiliki lahan yang luas dan terkadang petugas pengambil sampah tidak on time dalam jadwalnya.

YPS bekerja sama dengan Universitas Brawijaya (UB) Malang dengan dukungan National Institute for Health and Care Research (NIHR) sedang melakukan penelitian partisipatif untuk mengidentifikasi kumpulan solusi alternatif pengatasan dampak sampak plastik terhadap kesehatan masyarakat.

Wakil Direktur YPS juga turut memantik dalam FGD Photovoice Tahap 2

Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari program SMARThealth yang ingin diperluas dengan melihat dampak polusi udara terhadap PTM, seperti misalnya paru-paru dan jantung. Dalam hal ini YPS yang di bawah koordinasi UB berperan untuk mengembangkan penguatan jaringan di masyarakat, atau yang dikenal dengan CEI (Community engagement and involvement) agar penelitian ini secara partisipatif masyarakat terlibat dalam berbagai tahapannya.

Berbagai pengetahuan dan pengalaman masyarakat dalam mengelola sampah platik terkait dengan kesehatan di mana selama ini masyarakat hidup di sekitar lokasi pembakaran sampah plastik menjadi penting untuk upaya mengembangkan kebijakan pengelolaan lingkungan dan kesehatan.

Wakil Direktur YPS dan penelitinya beraudiensi dan berdiskusi dengan Kades Krebet Senggrong

FGD Photovoice Tahap 2 yang dimulai pada pukul 08.08 WIB yang dibantu LCD Epson dalam menampilkan gambar/foto hasil jepretan peserta itu, berakhir pada pukul 10.50 WIB. Setelah itu, Tim Penelitian NIHR berjumpa dan berdiskusi dengan Kepala Desa Krebet Senggrong Slamet Efendi, S.E.

Selesai itu, Tim Penelitian NIHR YPS dan fasilitator NIHR bergegas menuju ke Balai Desa Sumberejo untuk melakukan FGD Photovoice yang sama (Tahap 2) yang akan diadakan pada siang hari hingga sore hari yang diikuti oleh kader dari Desa Gampingan dan Desa Sumberejo. *** [0900524]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Minggu, 05 Mei 2024

Observasi Lapangan Dimulai Di Desa Sumberejo

Satu lagi instumen yang dilakukan dalam penelitian NIHR Global Health Research Centre for Non-Communicable Diseases and Environmental Change (NIHR-GHRC NCDs & EC), atau yang di Indonesia dikenal dengan penelitian “Dampak Polusi Udara terhadap Risiko Penyakit Paru-Paru Obstruktif Kronik dan Penyakit Jantung di Kabupaten Malang, Jawa Timur”, yaitu pengamatan langsung (direct observation).

Dalam tradisi penelitian skala luas yang multidisiplin, pengamatan (observasi) langsung biasanya bagian integral dalam pengumpulan data yang menyatu dengan instrumen karakteristik masyarakat. Pewawancara biasanya mencatat karakteristik masyarakat saat ini dengan ditunjukkan catatan statistik di kantor kepala desa dan melalui observasi (pengamatan) langsung.

Tim Penelitian NIHR dan empat enumerator berangkat dari depan Balai Desa Sumberejo untuk melakukan pengamatan langsung (Foto: Kamis, 02/04)

Dari empat desa yang menjadi sampel dalam penelitian NIHR di Kabupaten Malang ini, Tim Penelitian NIHR (Sujarwoto, S.IP, M.Si, MPA, Ph.D; Meutia Fildzah Sharfina, SKM, MPH; Serius Miliyani Dwi Putri, SKM, M.Ked.Trop) bersama dengan empat enumerator Elmi Kamilah, S.Sos; Arief Budi Santoso, SE; Tanjung Prameswari, S.Tr.P, dan Supyandi) melakukan observasi langsung dimulai dari Desa Sumberejo, Kecamatan Pagak, Kabupaten Malang.

Mereka mengerjakan pengamatan langsung usai melakukan Focus Group Discussion (FGD) anggota komunitas dan wawancara karakteristik masyarakat (community characteristics) dengan perangkat desa, pada Kamis (02/05).

Pengukuran kualitas udara di Dusun Bandarangin yang punya bau limbah tetes menyengat (Foto: Sabtu, 04/05)

Dalam observasi itu, mereka didampingi oleh dua staf PTM dan Kesehatan Jiwa (Keswa) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang, yaitu Imam Ghozali, S.Kep.Ners dan Gatot Sujono, S.ST, M.Pd. Sementara itu, salah seorang anggota Tim Penelitian NIHR lainnya masih harus stay di Balai Desa Sumberejo untuk membantu Tim Penelitian NIHR dari Yayasan Percik Salatiga Christina Arief T. Mumpuni, S.H., M.I.K, menyelenggarakan FGD Photovoice di siang harinya.

Tim Penelitian NIHR dan empat enumerator berkeliling dari dusun ke dusun yang ada di wilayah adminstratif Desa Sumberejo. Mereka berkeliling dari selatan yang mepet dengan Desa Pagak hingga ke utara melintasi kawasan hutan Gunung Geger hingga dusun yang berbatasan dengan Desa Gampingan. Bentangan dari Dusun Bantarangin yang berada di selatan hingga Dusun Bekur dan Bendo, jaraknya sekitar 7 kilometer dengan kontur tanah yang berbukit.

Pembuangan limbah sampah plastik di TPA dekat hutan Gunung Geger

Modul observasi langsung dalam penelitian NIHR meminta pengamat lapangan (field observer) mencatat observasi mengenai informasi lokasi, pengamatan umum, fasilitas dan praktik pengelolaan sampah, polusi udara, praktik pembakaran plastik, jaringan internet, dan catatan petugas lapangan.

Syarat dalam melakukan pengamatan langsung ini, siapa pun petugas yang diberikan amanah harus dibekali sebuah alat bernama Global Positioning System (GPS). GPS adalah konstelasi satelit yang mendukung pengukuran penentuan posisi, navigasi, dan waktu yang sangat akurat di seluruh dunia. GPS ini nantinya yang akan digunakan untuk mengisi daerah amatan yang meminta garis lintang maupun garis bujur.

Melihat tungku pembakaran gamping di Dusun Bekur

Dalam sejumlah penelitian besar, seperti Indonesian Family Life Survey (IFLS), Work and Iron Status Evaluation (WISE), dan The Study of Tsunami Aftermath and Recovery (STAR), biasanya menggunakan GPS Garmin Etrex yang umumnya direferensikan funding dalam penggunaannya.

Selain itu, dalam pengukuran garis lintang dan garis bujur, seyogyanya field observer mengajak Tim Penelitian NIHR dari Fisika Lingkungan Univeristas Brawijaya (UB), karena mereka yang memiliki alat portable untuk mengukur kualitas PM2.5 di daerah observasi.

Suasana Dusun Bendo dengan pemandangan pegunungan karst

Pengamatan langsung di Desa Sumberejo memerlukan waktu selama dua hari lamanya. Karena di samping cakupan geografisnya yang luas dan berbukit, juga pada hari pertama belum membawa GPS dan mengajak Tim Penelitian NIHR dari Fisika Lingkungan.

Pengamatan langsung di Desa Sumberejo dilakukan pada hari Kamis (02/05) siang hari usai FGD anggota komunitas dan wawancara karakteristik masyarakat, dan pada hari Sabtu (04/05). Pada Sabtu (04/05) mereka berangkat bersama dengan Tim Penelitian NIHR yang akan melakukan wawancara dengan Annexure 2 dan 4 di Puskesmas Pagak. *** [050524]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Sabtu, 04 Mei 2024

Giat Posbindu PTM dan Pemeriksaan Rekam Jantung di Balai RW 01 Kelurahan Kepanjen

Tidak seperti bulan-bulan sebelumnya, Sabtu (04/05) pagi ini, giat Posbindu Anggrek 2 Kepanjen berkolaborasi dengan PACCE (Pakisaji Cardiovascular Center) sehingga giatnya tidak hanya melakukan skrining faktor risiko penyakit tidak menular (PTM) saja tetapi juga mengadakan pemeriksaan rekam jantung.

Giat Posbindu PTM Anggrek 2 ini dimulai pada pukul 08.00 WIB. Warga sekitar pun berdatangan secara mengalir. Mereka akan mengikuti skrining faktor risiko PTM terlebih dahulu dengan melakukan pendaftaran, pengukuran antropometri, pengukuran tekanan darah, pengecekan kadar gula darah, dan konsultasi. 

Mula-mula warga akan melakukan pendaftaran dan mengambil nomor antrian di meja 1 yang dilayani oleh kader SIMPLI Indri Astutik. Kemudian setelah mendaftrar, mereka akan menuju ke meja 2 untuk mendapatkan layanan pengukuran antropometri (tinggi dan berart badan, lingkar perut) yang dilakukan oleh 2 kader kesehatan, yakni Aris Winarti (Kader Posyandu Anggrek 1) dan Waskini (Kader Posyandu Anggrek 3).

Kader kesehatan berpose bersama Sekretaris Kelurahan Kepanjen, perawat, dokter dan tenaga kesehatan PACCE

Dari meja 2, mereka akan melangkah menuju meja 3. Di meja 3, mereka akan mendapatkan layanan pengukuran tekanan darah oleh kader SMARThealth Nanik Triyudhani dan pengecekan kadar gula darah oleh kader SMARThealth Agustin Shintowati.

Selesai di meja 3, mereka lanjut menuju ke meja 4. Di meja 4 itu ada dokter muda Afif Bahtiar Rifai yang siap menerima konsultasi tentang hasil skrining yang diikutinya. Bila ternyata dari hasil pengukurannya tersebut terindikasi memiliki faktor risiko tinggi (highrisk) maka dokter muda tersebut akan meresepkan obat untuk diambil di meja 5 yang diisi oleh perawat Kelurahan Kepanjen Nurul Masfiyah, A.Md.Kep.

Namun bagi yang mempunyai riwayat hipertensi atau diabetes mellitus disarankan oleh dokter muda untuk mengikuti pemeriksaan rekam jantung yang dilakukan oleh PACCE. Pemeriksaan tersebut ditempatkan di rumah Ketua RW 01 Luluk Tanawati, yang kebetulan rumahnya bisa tembus ke halaman Balai RW 01 Kepanjen.

Pengukuran tekanan darah

Pemeriksaan rekam jantung yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dari PACCE Diki Miranda Ali ini bersifat gratis. Kalau melakukan pemeriksaan seperti ini di klinik atau rumah sakit cukuplah mahal. Pemeriksaan tidak bisa terlalu cepat karena di tubuh pasien akan dipasangi banyak kabel yang terhubung dengan elektrokardiogram.

Pemeriksaan EKG (Elektrokardiografi) merupakan tes diagnostik umum yang digunakan untuk mengevaluasi fungsi jantung. EKG adalah pemantulan aktivitas listrik dari serat-serat otot jantung secara goresan.

Manfaat dari pemeriksaan ini adalah untuk mengetahui kelainan-kelainan pada jantung seperti gangguan irama jantung, gangguan pada otot jantung, adanya pembesaran jantung, gangguan elektrolit, adanya pericarditis dan adanya pengaruh dari obat-obatan jantung.

Permeriksaan rekam jantung dari Klinik PACCE dalam giat Posbindu Anggrek 2 Kepanjen

Setelah hasilnya keluar, pasien akan dipanggil kembali untuk menghadap ke dr. Viola Marcellyana yang dibantu Resky Putri, yang keduanya dari PACCE. Pada kesempatan itu, dr. Viola akan membacakan hasil pemeriksaan rekam jantung tersebut. Jika terdapat indikasi yang mengkawatirkan, biasanya disuruh datang ke rumah sakit atau klinik PACCE untuk mendapatkan pemeriksaan lebih kanjut.

Giat Posbindu PTM yang dihadiri oleh Sekretaris Kelurahan Kepanjen Adi Suroso dan pensiunan staf PTM dan Kesehatan Jiwa (Keswa) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang Gatot Sujono, S.ST, M.Pd ini selesai pada pukul 11.30 WIB, dan berhasil melakukan skrining faktor risiko PTM sebanyak 33 orang dengan rincian 10 laki-laki dan 23 perempuan.

Dari 33 orang yang terperiksa dalam giat Posbindu PTM Anggrek 2 Kepnajen ini, mereka yang mengikuti pemeriksaan rekam jantung ada sebanyak 25 orang. *** [040524]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Sabtu di Puskesmas Pagak, Tim Penelitian NIHR Lakukan Wawancara Dengan Dokter, Pj PTM, Apoteker Pukesmas dan Perawat Desa Gampingan

Sabtu (04/05) pagi ini, Tim Penelitian NIHR Global Health Research Centre for Non-Communicable Diseases and Environmental Change (NIHR-GHRC NCDs & EC), atau yang di Indonesia dikenal dengan penelitian “Dampak Polusi Udara terhadap Risiko Penyakit Paru-Paru Obstruktif Kronik dan Penyakit Jantung di Kabupaten Malang, Jawa Timur”, kembali mengujungi Puskesmas Pagak untuk melakukan wawancara.

Pada saat kunjungan sebelumnya – tanggal 23 dan 24 April - Tim Penelitian NIHR menggunakan instrumen Annexure 3 untuk dokter, perawat, apoteker, dan penanggung jawab (Pj) Penyakit Tidak Menular (PTM) Puskesmas Pagak serta 2 kader kesehatan dari Desa Gampingan dan Desa Sumberejo dengan menggunakan instrumen Annexure 4.

Rombongan Tim Penelitian NIHR diterima oleh Pj Promkes Puskesmas Pagak

Sementara itu, kunjungan kali ini Tim Penelitian NIHR memakai instrumen Annexure 2 dalam melakukan wawancara dengan  dokter, apoteker, dan Pj PTM Puskesmas Pagak. Sedangkan, untuk in-depth interview dengan perawat Desa Gampingan menggunakan instrumen Annexure 4.

Rombongan Tim Penelitian NIHR kunjungan di Sabtu pagi ini terdiri dari Sujarwoto, S.IP, M.Si, MPA, Ph.D; Eko Teguh Purwito Adi, S.Si, M.Si; Meutia Fildzah Sharfina, SKM, MPH; Serius Miliyani Dwi Putri, SKM, M.Ked.Trop; Hilda Irawati, S.Stat.; saya, dan 2 enumerator – Tanjung Prameswari, S.Tr.P. dan Supyandi.

Bidan dan perawat Desa Gampingan berdiskusi dengan pimpinan rombongan Tim Penelitian NIHR terkait pelaksanaan FGD yang bakal dilaksanakan di Desa Gampingan

Sesampainya di Puskesmas Pagak, mereka diterima dengan ramah oleh Pj Promkes yang sekaligus berada di bagian Unit Kepegawaian, Riswan, SKM, pada pukul 09.27 WIB di ruang tamu lantai 2. Ia mewakili Kepala Puskesmas Pagak maupun Kepala Tata Usaha Puskesmas Pagak yang sedang ada pelatihan.

Setelah itu, Tim Penelitian NIHR berbagi peran. Sujarwoto, Eko, dan 2 enumerator melanjutkan pengamatan langsung (Indonesia NIHR Formative Assessment 2024: Direct Observations) yang belum selesai ketika nganyari di Balai Desa Sumberejo, dengan didampingi staf PTM dan Kesehatan Jiwa (Keswa) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang Imam Ghozali, S.Kep.Ners.

Wawancara Annexure 2 dengan apoteker Puskesmas Pagak

Namun sebelum berangkat ke lapangan, Sujarwoto sempat berdiskusi dengan bidan Desa Gampingan Ida Hariani, A.Md.Keb. dan perawat Desa Gampingan Tyas Pratiwi, A.Md. Kep terkait jadwal pelaksanaan Focus Group Discussion (FGD) yang bakal dilaksanakan di Desa Gampingan bersama perangkat desa, tokoh masyarakat, dan 2 pasien PTM.

Kemudian Tim Penelitian NIHR yang lain juga berbagi tugas di Puskesmas Pagak. Meutia Fildzah mewawancarai apoteker Puskesmas Pagak Apt. Rodo Nathania Eirene Sitorus, S.Farm; Hilda Irawati menanyai Pj PTM Puskesmas Pagak Dwi Cahya Widodo, A.Md.Kep; Serius Miliyani mewawancarai dokter fungsional Puskesmas Pagak dr. Septian Iqbal Nirzaqom; serta saya kebagian mewawancarai perawat Desa Gampingan Tyas Pratiwi, A.Md.Kep.

Wawancara Annexure 2 dengan Pj PTM Puskesmas Pagak

Yang melakukan wawancara dengan dokter fungsional, Pj PTM dan apoteker Puskesmas Pagak menggunakan instrumen Annexure 2 di Ruang Pertemuan Puskesmas Pagak Lantai 2, sedangkan saya dalam mewawancarai perawat Desa Gampingan memakai instrumen Annexure 2 dan 4 meminjam Ruang Kepala Puskesmas.

Instumen Annexure 2 menyangkut alat penilaian ketersediaan dan kesiapan layanan fasilitas kesehatan, sementara itu instrumen Annexure 4 merupakan panduan wawancara mendalam untuk petugas kesehatan masyarakat (tenaga kesehatan Ponkesdes, kader kesehatan).

Wawancara Annexure 2 dengan dokter fungsional Puskesmas Pagak

Modul dalam Annexure 2 meliputi informasi umum, aksesibilitas layanan, nutrisi dan layanan terkait, risiko kesehatan iklim, aplikasi kesehatan digital, layanan yang tersedia, dan catatan kesimpulan pewawancara.

Sedangkan, pada modul dalam Annexure 4 berisi panduan in-depth interview untuk tata kelola yang dijalankan perawat desa, perawatan kesehatan primer yang komprehensif, pelatihan, platform digital, insentif, retensi, dan lain-lainnya. 

Wawancara Annexure 2 dan in-depth interview Annexure 4 dengan perawat Desa Gampingan

Prosesi wawancara di Puskesmas Pagak berlangsung hingga pukul 12.16 WIB. Kemudian mereka menunggu Tim Penelitian NIHR yang masih melakukan observasi langsung di tiga dusun yang ada di wilayah administrasi Desa Sumberejo.

Sekitar pukul 13.30 WIB, rombongan Tim Penelitian NIHR berpamitan dengan pihak Puskesmas Pagak yang diwakili Pj PTM untuk kembali ke Kampus Universitas Brawijaya (UB), dan dalam perjalanan pulangnya diajak singgah ke tempat Wisata Mahoni Dempok hasil corporate social responsibility (CSR) Eka Fortuna. *** [040524]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Senin, 29 April 2024

Berkunjung Ke Dinkes Kabupaten Gresik untuk Koordinasi NIHR

Beraudiensi dan berdiskusi di Ruang Bidang P2P Dinkes Kabupaten Gresik

Dalam penelitian NIHR Global Health Research Centre for Non-Communicable Diseases and Environmental Change (NIHR-GHRC NCDs & EC), atau yang di Indonesia dikenal dengan penelitian “Dampak Polusi Udara terhadap Risiko Penyakit Paru-Paru Obstruktif Kronik dan Penyakit Jantung di Kabupaten Malang, Jawa Timur, wilayah pengumpulan datanya (enumeration area) tidak hanya di Kabupaten Malang tetapi juga di Kabupaten Gresik.

Jauh-jauh hari tembusan surat izin penelitian dari Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Gresik sudah dilayangkan ke Kantor Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Gresik.

Hari ini, Senin (29/04), Tim Penelitian NIHR – Meutia Fildzah Sharfina, SKM, MPH dan saya – berkunjung ke Kantor Dinkes Kabupaten Gresik yang beralamatkan di Jalan Dr. Wahidin Sudirohusodo No. 243 C Desa Kembangan, Kecamatan Kebomas, Kabupaten Gresik.

Kunjungan ini untuk bersilaturahmi secara tatap muka dan sekaligus berkoordinasi terkait jadwal pengumpulan data (data collecting) baik kualitatif maupun kuantitatif di Dinkes dan sejumlah Puskesmas yang ada di Kabupaten Gresik.

Dua anggota Tim Penelitian NIHR diterima dengan baik oleh Dinkes Kabupaten Gresik. Mula-mula diterima oleh Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi M. Hafidz di ruang tamu Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P). Kemudian terus dipertemukan dengan Kabid P2P dr. Puspitasasi Whardani di ruang kerjanya.

Setelah beraudiensi sebentar terkait rencana pengumpulan data, Kabid P2P mereferensi untuk berhubungan dengan Kepala Seksi Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa (PTM dan Keswa) Dinkes Kabupaten Gresik, Mariyam.

Di meja kerjanya, Tim Penelitian diterima dengan ramah oleh Kepala Seksi PTM dan Keswa, dan kemudian berdiskusi terkait rencana pelaksanaan pengumpulan data di dua Puskesmas yang setiap Puskesmas terdiri atas dua desa. Hal ini sama dengan yang dilakukan di Kabupaten Malang.

Hanya saja, setelah kita berdiskusi diketahui bahwa empat desa yang diajukan tersebut ternyata berada di empat wilayah kerja empat Puskesmas. Desa Driyorejo di Kecamatan Driyorejo masuk dalam wilayah kerja Puskesmas Driyorejo; Desa Krikilan di Kecamatan Driyorejo masuk dalam wilayah kerja Puskesmas Karangandong; Desa Peganden di Kecamatan Manyar masuk dalam wilayah kerja Puskesmas Manyar; dan Desa Yosowilangun di Kecamatan Manyar masuk dalam wilayah kerja Puskesmas Sukomulyo.

Informasi yang didapat dari Kepala Seksi PTM dan Keswa, di Kecamatan Manyar sendiri terdapat tiga Puskesmas, yaitu Puskesmas Manyar, Puskesmas Sembayat, dan Puskesmas Sukomulyo. Sedangkan, di Kecamatan Driyorejo terdapat dua Puskesmas, yakni Puskesmas Karangandong dan Puskesmas Driyorejo.

Kepala Seksi PTM dan Keswa terlihat welcome dan siap membantu untuk mengabarkan kepada Puskesmas yang nantinya akan terpilih untuk pengumpulan data NIHR tersebut.

Selesai mematangkan agenda data collecting NIHR di Kabupaten Gresik yang diperkirakan akan dilaksanakan pada pertengahan bulan Mei ini, Tim Penelitian NIHR Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB) pun kemudian berpamitan pada pukul 10.07 WIB untuk kembali ke Malang dan segera akan memfollow up agenda tersebut lewat handphone nantinya. *** [290424]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Selasa, 13 Februari 2024

Tiga Titik Penempatan Lanjutan Flex Air Quality Sensor Di Desa Sumberejo

Dua hari sebelumnya, asisten Tim Peneliti Polusi Pembakaran Sampah Plastik (PPSP) dari Fisika Lingkungan Universitas Brawijaya (UB) telah melakukan pemasangan PurpleAir PA-II-Flex Air Quality Sensor di tiga titik penempatan. Dua berada di RT 49 RW 08 tapi letaknya berjauhan dan satunya lagi dipasang di RT 48 RW 08.

Lalu hari ini, Senin (12/02), mereka melakukan pemasangan lagi sisanya sebanyak tiga tempat yang belum terpasang pada waktu itu. Jadi, pemasangan kali ini merupakan lanjutan dari yang kemarin dari target pemasangan yang harus dilakukan sebanyak enam buah.

Pemasangan PurpleAir di rumah warga

PurpleAir tampaknya menjadi standar untuk pemantauan di luar ruangan. PurpleAir PA-II relatif terjangkau harganya dibandingkan produk komersial lainnya yang harganya tinggi. Ini terhubung ke wifi dan memasukkan data ke dalam peta populer yang memungkinkan Anda mempersempit area dan melihat apa yang dilaporkan pemilik lain.

Pemasangan hari kedua ini berada di lingkungan Mushola Al-Ikhlas (RT 49 RW 08), rumah Siswoyo (RT 34 RW 08), dan rumah Wariso (RT 41 RW 09). Penempatan lokasi itu berdasarkan pengukuran geospasial dengan menggunakan satelit.

Kalau hari kemarin pemasangan dikerjakan oleh Rosi, hari ini dilakukan Rezaldi Dia Ramadhan, adik ipar staf PTM dan Kesehatan Jiwa (Keswa) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang, Ghozali, yang bermertua di Dusun Bekur, Desa Sumberejo, Kecamatan Pagak, Kabupaten Malang.

Pengukuran particular matter dengan menggunakan Cascade impactors dekat tungku pembakaran gamping

Dalam pemasangan tersebut didampingi oleh Eko Teguh Purwito Adi, S.Si., M.Si. dan Renetha Salma M.A., S.Si dari Fisika Lingkungan UB; Imam Ghozali, S.Kep.Ners, staf PTM dan Keswa Dinkes; serta fasilitator.

Selain pemasangan PurpleAir PA-II-Flex Air Quality Sensor, juga dilakukan pengambilan sampel particular matter dengan menggunakan cascade imfactors di dekat tungku pembakaran gamping (limestone burning). Kebetulan pada hari ini, depan rumah mertua Ghozali sedang ada pembakaran gamping tersebut.

Cascade impactors digunakan untuk fraksinasi partikulat pada sampel udara bervolume tinggi. Desain cascade imfactors ini mengumpulkan partikel pada substrat kecil dan ringan yang dianalisis untuk mengetahui partikel yang dapat terhirup. Ada beberapa model yang tersedia dengan tahap tumbukan 1, 4, 5, dan 6 yang memungkinkan fleksibilitas tertinggi.

Setelah diambil dari dekat tungku pembakaran gamping, terus diambil kertasnya, yaitu berupa Whatman Filter Paper (kertas saring Whatman). Kertas tersebut kemudian dimasukkan ke dalam kaca bulat oleh Azarine Aisyah Widhowati, S.Si dan Maria Pramundhitya, S.Si untuk dibawa ke laboratorium guna dianalisis. Kertas saring tersebut akan diukur dengan Scanning Electron Microscope (SEM) dan X-Ray Diffraction (XRD).

Pengeluaran Whatman Filter Paper dari Cascade impactors, dan dimasukkan dalam kaca bulat

Di akhir kegiatan di Dusun Bekur ini, terdengar informasi adanya tungku pembakaran gamping yang sebelumnya belum terpetakan. Satu berada iujung Dusun Bekur bagian utara mepet dengan sungai di RT 32 RW 06, dan yang satunya berada di selatannya yang sejalur, yaitu di RT 33 RW 08.

Jadi hingga kini, dengan tambahan dua tungku pembakaran gamping yang telah dikunjungi tadi sore menjelang Maghrib, totalnya jumlahnya menjadi 10 tungku pembakaran gamping yang teridentifikasi di Dusun Bekur, Desa Sumberejo, Kecamatan Pagak, Kabupaten Malang. *** [130224]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Sabtu, 10 Februari 2024

Pemasangan Flex Air Quality Sensor Di Sumberejo

Hari ini, Sabtu (10/02), tiga asisten Tim Peneliti Polusi Pembakaran Sampah Plastik (PPSP) dari Fisika Lingkungan Universitas Brawijaya (UB) – Eko Teguh Purwito Adi, S.Si., M.Si., Azarine Aisyah Widhowati, S.Si, dan Maria Pramundhitya Wisnu Wardhani, S.Si - memasang PurpleAir PA-II-Flex Air Quality Sensor di sejumlah titik lokasi penempatan di wilayah Dusun Bekur, Desa Sumberejo, Kecamatan Pagak, Kabupaten Malang.

Dikutip dari www2.purpleair.com, PurpleAir Flex adalah salah satu monitor kualitas udara terbaru dari PurpleAir, yang mengukur konsentrasi PM 2.5 secara real-time untuk penggunaan perumahan, komersial, atau industri. 

Kotak particular meter di ketinggian 280 cm dengan latar asap hitam mengepul dari pembakaran gamping

Berisi LED penuh warna, cahaya yang dihasilkan sekilas menunjukkan kualitas udara real-time dan dapat dipasang di dalam atau di luar ruangan. WiFi internal memungkinkan monitor kualitas udara mengirimkan data ke Peta PurpleAir secara real-time, yang disimpan dan tersedia untuk perangkat pintar apa pun.

Dalam pemasangan tersebut, ketiga asisten Tim PPSP dibantu oleh lima cowok. Tiga cowok memasang tiang yang dirancang untuk menempatkan particular meter, dan dua cowok membantu dalam pemasangan Purple Air.

Maghrib tiba, lampu PurpleAir terlihat nyalanya 

Tiga asisten Tim PPSP tiba di Dusun Bekur sekitar pukul 09.57 WIB. Dengan disaksikan oleh fasilitator dan Imam Ghozali, S.Kep Ners, seorang staf PTM dan Kesehatan Jiwa (Keswa) Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, mereka mengawali dengan mempersiapkan perlengkapan pendukungnya.

Begitu tiang untuk penempatan UB-Aqai Air Quality Measurement System Tipe PB.02241 datang dengan diangkut mobil pickup pada pukul 11.20 WIB, langsung dipasang oleh tiga cowok yang membawanya. Tinggi tiang yang dicat warna hitam itu memiliki tinggi 350 cm. 

Pemasangan PurpleAir yang umumnya diletakkan di lispang

Dari ketinggian tersebut, terus yang ditanam ke dalam tanah sedalam 70 cm. Jadi, tiang menjulang di atas permukaan tanah setinggi 280 cm. Penempatan tiang tersebut berada di halaman depan rumah Bapak Hasyim (mertua Ghozal), yang berdekatan dengan kios sembako milik mertua.

Pada waktu bersamaan, seorang cowok bernama Rosi yang terampil dalam pelistrikan dan perkabelan juga memasang PurpleAir beserta Telkomsel Orbit untuk memancarkan wifi yang akan mendukung kerja PurpleAir.

Asisten TIM PPSP sedang merakit particular meter untuk dipasang di tiang

Perlu diketahui, pemasangan tiang untuk particular meter hanya satu buah saja dan itu ditempatkan di halaman depan rumah Bapak Hasyim. Sedangkan, untuk pemasangan PurpleAir diagendakan ditempatkan di enam titik lokasi di Dusun Bekur.

Namun hingga Maghrib, PurpleAir mampu terpasang tiga saja di tiga lokasi yang terpencar. Sementara sisanya yang tiga akan dilanjutkan pada Senin mendatang. Tidak bisa terpasangnya semua di enam titik lokasi tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti turun hujan, menjelaskan kepada pemilik rumah di lokasi pemasangan perlu waktu, dan juga setiap rumah memiliki struktur bangunan sendiri sehingga teknisi listrik dan pemasang kabel akan perlu waktu untuk menempatkan terminal baru guna suplai daya dalam mengoperasikan PurpleAir maupun Telkomsel Orbit.

Meski baru terpasang tiga, kinerja dari PurpleAir harus dipantau di lapangan secara kontinyu. Untuk itu, usai Maghriban di rumah Bapak Hasyim, Eko membriefing Ghozali dan adik iparnya untuk turut membantu dalam pemantauan kinerja alat tersebut agar supaya laporan real-time mengenai kondisi kualitas udara di desa tersebut bisa terpantau terus dengan baik. *** [100224]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Selasa, 06 Februari 2024

Giat Posbindu PTM di Posyandu Anggrek 2 Dilem

Bulan Februari, perawat Ponkesdes Dilem bersama kader kesehatan telah menjadwalkan giat Posyandu Balita, Posbindu maupun Posyandu Lansia. Setiap bulannya, Ponkesdes Dilem menggelar giat tersebut secara rutin di semua pos yang ada dalam bentuk gabungan di Desa Dilem, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, secara bergiliran.

Kemarin, giat tersebut telah diawali di Balai Desa Dilem sebagai Pos 1, dan hari ini, Selasa (06/02), giat gabungan tersebut, yaitu Posyandu Balita, Posbindu (Posyandu Usia Produktif), dan Posyandu Lansia digelar di Pos 2 atau yang dikenal sebagai Posyandu Anggrek 2 Dilem yang beralamatkan di Jalan Semeru No. 161 Dusun Ngantru RT 05 RW 04 Desa Dilem. 

Bangunan Posyandu Anggrek 2 Dilem ini merupakan rumah Jumari Iskandar yang beristrikan Anis Junaidah, seorang kader kesehatan yang telah mendapatkan pelatihan SMARThealth pada Puskesmas Kepanjen Gelombang I Tahun 2023 di Rayz UMM Hotel, Dau, pada Sabtu (25/11/2023).

Imunisasi folio dalam giat Posyandu Anggrek 2 Desa Dilem, Kecamatan Kepanjen

Giat Posyandu dimulai pada pukul 08.30 WIB. Diawali dengan penimbangan, pemeriksaan maupun imunisasi balita yang berada di serambi sisi barat hingga tengah. Giat Posyandu Balita dipandu oleh bidan Desa Dilem Miswati, A.Md.Keb dengan beberapa kader Posyandu Balita.

Kemudian pengantarnya, entah itu saudaranya, orangtuanya atau neneknya, dilayani skrining faktor risiko penyakit tidak menular (PTM) di Posbindu PTM yang berada di sisi timur teras rumah. Pada giat Posbindu PTM ini sekaligus juga menyasar orang lanjut usia (lansia). Mereka akan mendapatkan layanan dalam pengukuran antropometri (tinggi/berat badan maupun lingkar perut), pengukuran tekanan darah, dan pengecekan kadar gula darah.

Layanannya  dikoordinir oleh perawat Desa Dilem Chofriana Kristiyas Wulandari, A.Md.Kep dengan dibantu empat kader kesehatan, yaitu Anis Junaidah (kader SMARThealth), Afrida Rikha Wulandari (kader Posbindu), Lestari Urifah (kader Posbindu), dan Rohmah Hayati (kader Posbindu).

Suasana giat Posyandu Anggrek 2 Desa Dilem: Posyandu Segala Usia

Pos 2 Dilem yang berada di RW 04 yang meliputi enam RT, yaitu RT 01, RT 02, RT 03, RT 04, RT 05, dan RT 06, yang lokasinya memanjang dari pertigaan Bagong (sisi timur) hingga pertigaan Balai Desa (sisi barat).

Giat Posyandu ini dihadiri oleh pembina SMARThealth wilayah Puskesmas Kepanjen Gatot Sujono, S.ST., M.Pd, seorang pensiunan staf PTM dan Kesehatan Jiwa (Keswa) Dinas Kesehatan Kabupaten Malang.

Pada kesempatan itu, Gatot Sujono berkesempatan menyaksikan jalannya imunisasi rutin dengan memberikan suntikan folio kepada balita dalam giat yang berlangsung di Posyandu Anggrek 2 Dilem tersebut.

Pengecekan kadar gula darah dalam Posbindu PTM (Posyandu Usia Produktif)

Sedangkan, salah seorang anggota Tim SMARThealth Universitas Brawijaya (UB) hadir di lokasi agak siangan karena paginya mendampingi dua staf pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB) menghadap Kepala Dinas dan Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Malang.

Suasana giat Posyandu itu cukup ramai karena berupa giat gabungan. Sekali berkegiatan bisa menyasar segala usia dalam kehidupan manusia: Balita, Usia Produktif, dan Lansia.

Pukul 12.00 WIB, layanan giat Posyandu sudah tutup, termasuk Posbindu PTM. Pada Posbindu PTM, dalam giat tersebut berhasil diperiksa sebanyak 33 orang dengan rincian 1 laki-laki dan 32 perempuan.

Bagi mereka yang terindikasi memiliki faktor risiko PTM tinggi (highrisk), perawat Chofriana Kristiyas Wulandari atau yang akrab dipanggil Vina itu, menyediakan obat dalam kotak obat yang terdiri aneka macam yang berada di mejanya. *** [060224]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Senin, 05 Februari 2024

Mengawali Eksplorasi Data Dalam Pengembangan Model Health Coaching Hipertensi Di Lingkungan Puskesmas Kepanjen

Setelah berdiskusi dengan Sub Substansi PTM dan Keswa serta Sub Substansi Promkes dan Pemberdayaan Masyarakat enam belas hari yang lalu di Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, hari ini, Senin (05/02), dr. Arief Alamsyah – staf pengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB) - melakukan eksplorasi dalam pengumpulan data tahap 1: Kualitatif untuk studi S3 di Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FK-KMK) Program Doktor Ilmu Kedokteran dan Kesehatan.

Mengawali eksplorasi data buat disertasi yang menyangkut pengembangan model health coaching hipertensi ini, dr. Arief melakukan kunjungan ke Puskesmas Kepanjen yang beralamatkan di Jalan Jatirejoyoso No. 4 Dusun Dawuhan, Desa Jatirejoyoso, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang.

dr. Arief menjelaskan kepada Kapus Kepanjen dalam pengembangan model health coaching hipertensi

Tujuan kunjungan tersebut adalah berjumpa dengan Kepala Puskesmas Kepanjen untuk kula nuwun, dan sekaligus melakukan indepth interview dengan sejumlah tenaga kesehatan (nakes) maupun sejumlah pasien hipertensi yang aktif dalam kegiatan Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis).

Begitu tiba di Puskesmas Kepanjen, dr. Arief diterima Kepala Puskesmas (Kapus) Kepanjen dr. Ruri Pujianti di ruang kerjanya. Kapus menyambutnya dengan baik dan kemudian memfasilitasinya untuk melakukan indepth interview terhadap sejumlah nakesnya.

Indepth interview dengan Penanggung Jawab Promkes Puskesmas Kepanjen

Sebenarnya, hari ini dr. Arief menargetkan melakukan indepth interview terhadap dokter, Penanggung Jawab PTM Puskesmas, dan Penanggung Jawab Promkes Puskesmas Kepanjen. Namun yang bisa dijumpai di Puskesmas Kepanjen adalah Penanggung Jawab Promkes (Pj. Promkes), sebab dokternya kebetulan sedang mengambil libur hari ini.

Indepth pun kemudian dilakukan sendiri oleh dr. Arief di Aula Puskesmas Kepanjen yang berada di Lantai 2, berdekatan dengan ruang kerja Kapus Kepanjen. Mula-mula, dr. Arief mengutarakan maksud dari indepth ini kepada Pj. Promkes, kemudian menyodorkan consent form, sebuah formulir yang ditandatangani oleh seseorang yang setuju untuk berpartisipasi dalam suatu kegiatan, prosedur, dan lain-lain dengan suka rela.

Observasi giat Posbindu PTM Kelurahan Cepokomulyo yang di dalamnya ada skrining faktor risiko hipertensi

Usai menadatangani consent form, Pj. Promkes Luluk Lady Laily, SKM langsung diwawancarai secara mendalam (indept interview) oleh dr. Arief, dalam indept tersebut berkenan untuk direkam melalui handphone (HP) milik dr. Arief. Perekaman ini sebagai bahan dalam transkrip dan sekaligus sebagai bukti adanya indepth interview.

Setelah selesai, dr. Arief berpamitan dengan Kapus dan melanjutkan indepth dengan Pj. PTM Puskesmas Kepanjen. Kebetulan Pj. PTM yang merangkap sebagai perawat Kelurahan Cepokomulyo sedang ada giat Posbindu PTM di Jalan Teratai Indah RT 09 RW 01 Kelurahan Cepokomulyo, Kecamatan Kepanjen.

Indepth interview dengan pasien hipertensi yang aktif dalam Prolanis yang sedang ikut dalam giat Posbindu PTM 

Dr. Arief yang didampingi salah seorang anggota Tim SMARThealth UB pun langsung meluncur ke lokasi giat Posbindu PTM tersebut. Di lokasi tersebut, selain menunggu Pj. PTM yang sedang melakukan pemeriksaan dan edukasi, dr. Arief bisa melakukan observasi pelaksanaan giat Posbindu PTM dan sekaligus menyapa warga yang berkunjung di giat Posbindu dan kader yang bertugas membantu nakes dalam giat tersebut.

Di sela-sela observasi itu, dr. Arief juga berkesempatan menjumpai pasien hipertensi yang aktif dalam Prolanis, dan mewawancarainya. Kebetulan pasien tersebut juga menjabat sebagai Ketua RW 01, sehingga indepth pun bisa berjalan secara mengalir.

Indepth interview dengan Penanggung Jawab PTM Puskesmas Kepanjen di lokasi giat Posbindu PTM Kelurahan Cepokomulyo

Setelah selesai indepth dengan Ketua RW 01 itu, dr. Arief masih nunggu beberapa saat menanti longgarnya Pj. PTM dalam pemeriksaan, dan kemudian kesempatan wawancara tersebut bisa berjalan.

Wawancara indepth ini dilakukan di tepi sungai samping gapura masuk kawasan Teratai Indah mepet dengan Pos Kamling RT 09 RW 01 yang dijadikan sebagai lokasi pemeriksaan dalam giat Posbindu PTM tersebut dengan sebutan Pos II, dan menjelang bergemanya adzan Dhuhur, dr. Arief mampu menyelesaikannya.

Setelah dr. Arief bergegas dengan sopirnya untuk melanjutkan perjalanan menuju ke Situbondo untuk menghadiri acara lainnya. *** [050224

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Kamis, 01 Februari 2024

Dalam Rangka Follow Up, Koordinator Wilayah Binaan Puskesmas Dampit Kunjungi Kader SMARThealth Desa Srimulyo

Siang tadi, Kamis (01/02), Koordinator Wilayah Binaan Puskesmas Dampit dari Sub Substansi PTM dan Kesehatan Jiwa (Keswa) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang, Bastamil Anwar Aziz, S.Kep. Ners, melakukan kunjungan ke Desa Srimulyo. 

Desa Srimulyo merupakan salah satu desa dari 12 desa yang terdapat di Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang. Desa ini merupakan desa terluas di Kecamatan Dampit, yaitu 2065,6 hektar, atau 15,24% dari total luas Kecamatan Dampit (BPS, 2022).

Desa Srimulyo memiliki 4 dusun, yaitu Krajan, Balerejo, Sukorejo, dan Purwosari. Dilihat dari petanya, Desa Srimulyo itu memanjang dari utara hingga selatan. Dusun terjauh di Desa Srimulyo berjarak sekitar 20 kilometer dari Balai Desa Srimulyo.

Tugu Masuk Desa Srimulyo dari arah Dampit

Geografis Desa Srimulyo berbukit dan berada pada ketinggian 300 m di atas permukaan laut sehingga jalanan pun banyak yang berkelok-kelok mengikuti perbukitan dengan panorama yang indah dan terkenal akan komoditas kopi dan pisangnya.

Jarak Balai Desa ke Puskesmas Dampit sekitar 8,7 kilometer, dan jarak Balai Desa ke Kantor Dinkes Kabupaten Malang sekitar 35 kilometer.

Kunjungan Bastamil ke Desa Srimulyo itu dalam rangka implementasi follow up pasien dalam penyakit tidak menular (PTM), utamanya menyangkut tekanan darah, gula darah maupun kolesterol.

Balai Desa Srimulyo, Kecamatan Dampit

Follow up pasien yang berisiko tinggi (high risk) oleh tenaga kesehatan (nakes) yang dibantu oleh kader SMARThealth merupakan suatu tindakan untuk memantau atau mengetahui keadaan pasien di lokasi desa di mana pasien tersebut tinggal.

Setiap warga yang telah diskrining faktor risiko PTM menggunakan aplikasi eKader, datanya akan tersimpan secara digital dalam aplikasi tersebut. Aplikasi eKader yang dibekali algoritma rumit oleh para kardiolog itu mampu mengkategori hasilnya secara langsung: hijau (low risk), kuning (moderate risk), dan merah (high risk).

Kategori tersebut tidak berhenti hanya sekadar menikmati warna-warni tersebut, tetapi algoritma kemudian mengolahnya untuk menyimpan pasien high risk sebagai pasien follow up. Ini sangat memudahkan bagi kader SMARThealth yang telah melakukan skrining bagi banyak warga dalam menyiapkan atau melaksanakan follow up pasien. Kader tidak perlu “mencari jarum di antara tumpukan jerami” lagi, tetapi tinggal melihat list follow up pasien yang telah tersaji dalam aplikasi eKader.

Koordinator Wilayah Binaan Puskesmas Dampit berikan pembekalan follow up pasien

Tidak berhenti di situ saja, kegiatan follow up ini dilakukan untuk menilai nakes yang dibantu kader kesehatan mempresentasikan problem pasien, melakukan prosedur pemeriksaan, dan rencana manajemen, seperti misalnya kebutuhan akan obat, pemantauan minum obat, dan edukasi yang berkesinambungan.

Oleh karena itu, menjaga kualitas layanan dalam penanganan PTM sangatlah penting karena pelayanan kesehatan – menurut WHO – harus aman, efektif, tepat waktu, efisien, adil dan berpusat pada masyarakat.

Pada kesempatan itu, Bastamil memberikan arahan kepada nakes dan kader SMARThealth di salah satu ruangan yang terdapat di Balai Desa Srimulyo yang terletak di Jalan Raya Srimulyo, Dusun Krajan RT 16 RW 02 Desa Srimulyo, Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang.

Follow up pasien dengan melakukan home visit

Nakes yang hadir dalam pertemuan itu adalah Penanggung Jawab PTM Puskesmas Dampit Vivit Umini Fisilowati, A.Md.Kep dan perawat Desa Srimulyo Muhammad Imron Sholeh, A.Md. Kep. Sedangkan, kader SMARThealth yang hadir ada lima orang, meliputi Mistrina Ningsih, Istiqomah, Ervita Indrawati, Husnul Khotimah, dan Supraptiowati.

Di ruangan kecil itu, Bastamil memberikan pembekalan bagi nakes maupun kader SMARThealth dalam melakukan follow up pasien yang high risk, mulai dari penggunaan aplikasi eKader hingga strategi dalam memfollow up pasien di Desa Srimulyo.

Selesai memberikan pembekalan, Bastamil pun mengikuti nakes dan salah seorang kader SMARThealth yang akan memfollow up pasien high risk, yang rumahnya sekitar 300 meter arah selatan balai Desa Srimulyo.

Koordinator Wilayah Binaan Puskesmas Dampit yang didampingi perawat Desa Srimulyo berdiskusi dengan Kades Srimulyo di ruang kerja Kades

Karena pasien tersebut high risk hipertensi, maka nakes melakukan pengukuran tekanan darah manual. Hasilnya kebetulan masih tinggi, yaitu 150/90., sehingga baik perawat Vivit maupun perawat Imron punya melakukan edukasi secara intensif kendati pasien tersebut patuh minum amlodipin 10 mg.

Pulang dari rumah warga tersebut, turunlah hujan lebat, dan harus berteduh di Balai Desa Srimulyo. Dalam situasi ini, kebetulan Koordinator Wilayah Binaan Puskesmas Dampit, Penanggung Jawab PTM Puskesmas Dampit, dan perawat Desa Srimulyo diterima oleh Kepala Desa Srimulyo di ruang kerjanya.

Di ruang tersebut, mereka pun berdiskusi dengan Kades Srimulyo M. Mukhlis terkait pelaksanaan SMARThealth baik suka maupun dukanya hingga hujan pun mereda. Kebetulan Kadesnya pun reponsif dan memiliki wawasan ke depan menyangkut kesehatan yang ada di desanya. *** [010224]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive

Risk Checker

Risk Checker

Indeks Massa Tubuh

Supplied by BMI Calculator Canada

Statistik Blog

Sahabat eKader

Label

Arsip Blog