Menampilkan postingan yang diurutkan menurut tanggal untuk kueri stunting. Urutkan menurut relevansi Tampilkan semua postingan
Menampilkan postingan yang diurutkan menurut tanggal untuk kueri stunting. Urutkan menurut relevansi Tampilkan semua postingan

Sabtu, 24 Agustus 2024

Lomba Ibu-Ibu Kelurahan Kepanjen Di HUT RI Ke-79 Itu Begitu Meriah

Memperingati HUT RI biasanya melibatkan serangkaian acara seperti upacara bendera, pawai, dan berbagai lomba tradisional. Ini adalah waktu untuk merayakan kemerdekaan dengan berbagai aktivitas yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat.

Lomba-lomba dalam rangka HUT RI seringkali melibatkan berbagai jenis kegiatan, dan ini biasanya bertujuan merayakan semangat kemerdekaan dengan cara menyenangkan dengan penuh kebersamaan.

Sabtu (24/08) pagi hingga siang ini, Kelurahan Kepanjen menggelar lomba ibu-ibu dalam rangka memperingati HUT RI ke-79 di halaman depan Kantor Kelurahan Kepanjen yang beralamatkan di Jalan Sultan Agung , RT 06 RW 03 Kelurahan Kepanjen, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang. Lokasinya tepat berada di tenggara perempatan lampu merah Kepanjen.

Kemeriahan lomba ibu-ibu di Kantor Kelurahan Kepanjen 

Lomba yang dipertandingkan meliputi kebaya jadul, makan kerupuk, sepak terong, lomba drama dan bernyanyi serta lomba joget berpasangan. Bisa Anda bayangkan betapa heboh dan meriahnya acara lomba tersebut. Betapa tidak? Dua orang ibu bertemu saja sudah kerap heboh, apalagi bertemu dalam satu kelurahan dalam melakukan lomba, pastinya lebih heboh dan meriah.

Dan, benar juga ternyata! Setiap tahapan lomba selalu mengundang mata para pengendara yang berhenti di lampu merah. Mereka selalu menoleh ke selatan tiap mendengar kehebohan ibu-ibu yang sedang bertanding, serta teriakan para supporternya.

Salah seorang anggota Tim SMARThealth Universitas Brawijaya (UB) yang diundang dalam memeriahkan lomba ibu-ibu tersebut juga merasakan gegap gempita di halaman depan Kantor Kelurahan Kepanjen.

Lurah Kepanjen yang didampingi Sekretaris Kelurahan, berikan arahan dalam final lomba sepak terong

Mulai dari lomba fashion show kebaya jadul, lomba makan kerupuk, lomba sepak terong, lomba drama, dan lomba joget kerap menghadirkan ketawa, teriakan maupun menangis dari para pengunjung yang menyaksikannya.

Dari pantauan anggota Tim SMARThealth UB, lomba sepak terong yang paling banyak bikin heboh. Banyak penontonnya yang pada ketawa karena melihat kelucuan dari ibu-ibu yang berlomba. Sebuah terong hijau diikatkan dipinggang dan nglengsreh ke bawah. Terong yang gemandul itu digoyangkan untuk menyepak bola yang ada di depannya.

Lalu, pada lomba drama menghadirkan semua RW yang ada di Kelurahan Kepanjen. Drama 1 ditampilkan oleh RW 04, drama 2 RW 03, drama 3 RW 01, drama 4 RW 05, dan drama 5 RW 02. Drama-drama yang ditampilkan umumnya berlatar belakang penjajahan namun endingnya tidak diakhiri sebuah kekejaman namun adanya transfer pengetahuan. Seperti seorang anak petani miskin, yang diambil oleh seorang nonik Belanda untuk disekolahkan dan dijaga kesehatannya sehingga tidak menjadi stunting. Drama itu barangkali membawa pesan, “Jangan hanya merdeka dari penjajah, tetapi merdekakan juga pikiran dan hati.”

Lomba sepak terong yang gondal-gandul

Maka ketika, noni Belanda itu datang membawa anak pribuminya untuk dipertemukan kembali dengan orangtuanya terjadi dialog yang bikin ketawa semua penonton. Noni Belanda itu bilang ke ibu kandungnya, “Ini anakmu sudah besar. Saya sekolahkan, dan tubuhnya berkembang cepat karena asupan nutrisi cukup baik. Tidak kayak ibunya, pertumbuhannya koq malah stunting?”

Dialog yang natural ini, lepas begitu saja karena pemeran orangtuanya kebetulan ibu yang bertubuh mungil. Kalah tambun dari anaknya, dan itu ditangkap oleh pemeran noni Belanda untuk menyindir ibu kandungnya yang malah dianggap stunting.

Kemudian pada lomba joget berpasangan juga tak kalah lucunya. Mereka akan membuat para penonton terbahak-bahak. Penonton melihat kelucuan dari ibu-ibu yang ikut lomba yang dibekali juga dengan balon.

Lomba drama perjuangan: noni Belanda dan petani miskin

Lomba ibu-ibu Kelurahan Kepanjen dalam rangka memperingati HUT ke-79 yang dibuka langsung oleh Lurah Kepanjen Bobby Setya Abdi, S.STP, M.M.patut diacungi jempol. Idenya mengadakan lomba yang sederhana tapi mengena itu, menjadi kekuatan dari lomba itu sendiri. Karena lomba yang ditampilkan terlihat lain daripada yang lain di Kabupaten Malang ini.

Yang menariknya lagi, seluruh perangkat kelurahan beserta kader PKK maupun kader kesehatan berperan aktif dalam penyelenggaraan lomba ibu-ibu tersebut. Terlihat banyak kader SMARThealth Kelurahan Kepanjen yang berpartisipasi dalam kegiatan lomba tersebut. Ada yang menjadi panitia, dan ada juga yang menjadi peserta.

Acara lomba ibu-ibu Kelurahan Kepanjen dalam rangka memperingati HUT RI ke-79 yang dimulai pada pukul 07.30 WIB itu berakhir pada pukul 13.30 WIB melahirkan kecerian wajah para peserta, penonton, maupun panitia. *** [240824]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Kamis, 25 Juli 2024

Pertemuan Rutin Kader Posyandu dan PKK Desa Tlogorejo

Usai dari Focus Group Discussion (FGD) dengan perawat Desa Pagak dan lima tenaga kesehatan (nakes) Puskesmas di Puskesmas Pagak, fasilitator NIHR langsung menuju ke Balai Desa Tlogorojo untuk bergabung dengan Tim Penelitian NIHR Global Health Research for Non-Communicable Diseases and Environmental Change (NIHR-GHRC NCDs & EC).

Namun begitu sampai di sana, Tim Peneltian NIHR yang bertugas di Desa Tlogorejo telah selesai melakukan FGD dengan anggota komunitas, dan menunggu personil yang melakukan pengukuran kualitas udara kembali ke Balai Desa.

Begitu mereka berkumpul, mereka akan lanjut menjemput teman-temannya yang sedang melakukan in-depth interview dengan bidan Desa Pagak dan kader kesehatan yang bertugas di Ponkesdes Pagak.

Pertemuan Kader Posyandu dan PKK Desa Tlogorejo, Kecamatan Pagak, Kabupaten Malang

Pada saat itu pula, fasilitator NIHR juga melanjutkan langkah untuk menghadiri pertemuan rutin kader Posyandu dan PKK yang diadakan di rumah kader Posyandu Balita Yuliati yang beralamatkan di Dusun Judeg RT 09 RW 03 Desa Tlogorejo, Kecamatan Pagak, Kabupaten Malang.

Acara pertemuan ini, menurut bidan Puskesmas Pembantu (Pustu) Tlogorejo Sulianik, A.Md.Keb atau yang akrab disapa Bidan Anik, dimulai pada pukul 09.30 WIB. Acara dmulai dengan pembukaan oleh pembawa acara Suryani, seorang kader Posyandu Nusa Indah 2.

Setelah itu, dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Mars PKK dan GERMAS yang dipimpin oleh dirijen Suryati (kader Posyandu Nusa Indah 2), setelahnya diteruskan dengan pemaparan sejumlah materi dihadapan kader Posyandu dan PKK.

Kader yang hadir dan duduk di teras depan

Materi pertama disampaikan Rodo Nathania Eirene Sitorus dari Puskesmas Pagak dengan judul “Mengenal DAGUSIBU dan PENGGUNAAN ANTIBIOTIK BIJAK”. Melalui paparan materinya, Nathania mengatakan bahwa DAGUSIBU merupakan sebuah singkatan. DA merupakan DApatkan Obat yang Benar; GU berasal dari GUnakan Obat dngan Benar; SI merupakan SImpan Obat yang Benar; dan BU berarti BUang Obat dengan Benar.

Di sini, Nathania mengajak kepada kader Posyandu dan PKK agar bijak dalam penggunaan obat, seperti memastikan beli di tempat yang benar, pemakaian dosis yang benar, menyimpan obat yang benar, dan memperhatikan obat yang kadaluarsa serta sekaligus bijak dalam penggunaan antibiotik.

Antibiotik adalah obat yang cara kerjanya untuk membunuh pertumbuhan bakteri. Demam, batuk, pilek, sakit gigi TIDAK PERLU ANTIBIOTIK. Cukup istirahat dan makan bergizi, apabila tidak membaik dalam 3 hari, konsultasi ke dokter.

Fasilitator NIHR turut hadir dalam pertemuan kader Posyandu

Kemudian materi kedua yang berjudul “Sosialisasi Pelaksanaan ILP” disampaikan oleh Bidan Anik. Bidan Anik menyampaikan hal ini, karena bulan depan Desa Tlogorejo akan melaksanakan Posyandu ILP kepanjangan dari Pos Pelayanan Terpadu Integrasi Pelayanan Primer yang bertujuan untuk mendapatkan layanan keehatan berkualitas kepada masyarakat, melalui integrasi pelayanan kesehatan primer. Di situ, juga dibahas persiapan bulan timbang dan pemberian vitamin A di bulan Agustus.

Materi berikutnya, atau yang ketiga, diisi dengan penjelasan terkait pemberian makanan tambahan berbasis pangan lokal untuk ibu hamil kurang energi kronis (KEK) dan balita gizi kurang yang disampaikan oleh Ketua Tim Penggerak PKK (TP PKK) Sulis Nurhayati Eko Wahyudi atau yang akrab dipanggil Lis Eko Wahyudi.

Pada kesempatan itu, Ketua TP PKK Desa Tlogorejo juga memaparkan mengenai program DASHAT (Dapur Sehat Atasi Stunting) melalui giat Pos Gizi yang akan dilaksanakan dalam rangka percepatan penurunan stunting yang ada di Desa Tlogorejo.

Semangkuk bakso di pertemuan kader Posyandu Desa Tlogorejo

Usai pemaparan ketiga materi, acara diteruskan dengan laporan-laporan kegiatan Posyandu di bulan Juli kemarin. Di Desa Tlogorejo ini, terdapat 6 Posyandu yang tersebar di berbagai wilayah yang ada di Desa Tlogorejo.

Selesai laporan-laporan berakhir pula acara pertemuan rutin bulanan kader Posyandu dan PKK Desa Tlogorejo. Pukul 12,01 WIB, acara ditutup oleh Bidan Anik dan diakhiri oleh doa yang dipimpin oleh kader PKK Yesi Nurdianti.

Barulah keluar bakso yang makyus. Fasilitator NIHR yang turut menghadiri acara tersebut dan mengobrol dengan sejumlah kader di teras depan juga turut menyantap bakso yang telah dihidangkan secara bersama-sama. *** [250724]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Senin, 03 Juni 2024

Ada Giat Pos Gizi DASHAT di Desa Krebet Senggrong

Bersamaan dengan Focus Group Discussion (FGD) Anggota Komunitas dari FKUB di ruang kerja Kepala Desa, di sebelah ruangan juga ada giat pos gizi DASHAT yang diadakan di Gedung PKK yang beralamatkan di Jalan Krebet Senggrong No. 1 Dusun Krapyak Jaya RT 17 RW 04 Desa Krebet Senggrong, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang.

Pos gizi DASHAT digadang-gadang sebagai upaya menekan angka stunting. Perlu diketahui, stunting adalah salah satu masalah kesehatan yang menjadi sorotan. Kabupaten yang menunjukkan prevalensi stunting yang lebih tinggi daripada rata-rata nasional, menggambarkan kondisi yang membutuhkan perhatian serius, kolaborasi lintas sektor, dan inovasi dalam upaya menangani masalah stunting.

Relawan berpose dengan Ketua TP-PKK Desa Krebet Senggrong, Kecamatan Bululawang

Salah satunya melalui giat Pos Gizi DASHAT yang diluncurkan oleh BKKBN. Pos Gizi merupakan metode intensifikasi pemberian makanan bergizi yang bertujuan untuk mengembalikan anak dari status gizi kurang menjadi normal kembali. Sedangkan, Pos Gizi DASHAT merupakan kombinasi antara Pos Gizi dengan konsep Positive Deviance (PD) diintegrasikan dengan Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT).

Pos Gizi untuk sasaran anak yang tidak naik 2 kali berturut-turut (2T), dan DASHAT untuk anak yang tidak naik 1 kali (1T).

Lembar monitor Pos Gizi DASHAT

Giat Pos Gizi DASHAT di Desa Krebet Senggrong diselenggarakan dari tanggal 29 Mei 2024 hingga 5 Juni 2024. Terlihat 12 relawan dari TPK (Tim Pendamping Keluarga) dan KPM (Kader Pembangunan Manusia) dengan penuh semangat menyelenggarakannya di Gedung PKK Desa Krebet Senggrong dengan didampingi Ketua TP PKK Desa Krebet Senggrong Ratna Wulan.

Ke-12 relawan tersebut terdiri dari Sanik, Lidya Ma’udah, Anik Sukisti, Maslika Erri Retno R, Yeni Mariana, Lusi Dwi Agustin, Endang Setyowati, Mustatik, Nur Rohmatul Hidayah, Andarini Dyah Rahayu, Nadzirotun Khasanah, dan Elly Setyowati.

Ornamen tembok berisikan edukasi

Mereka melakukan acara masak-memasak bersama para ibu balita. Menu masakannya sesuai yang telah ditentukan oleh ahli gizi sebanyak 4 menu dalam 10 hari berturut-turut. Pelaksanaan masak bersama itu 1 minggu sekali selama 12 minggu.

Pada giat hari ini, Senin (03/06), mereka mempraktikkan menu masakan. Mereka memasak kromyamsi (kroket, ayam, isi), bola-bola tahu mie, sup ikan nila, dan bubur ayam fantasi. Cluenya daun singkong.

Menu makanan untuk balita

Selain itu, juga ada penimbangan dalam giat tersebut. Karena di H-90 akan ada penimbangan dan evaluasi untuk mengetahui anak 2T yang tidak lulus setelah ditimbang dan 1T yang tidak naik 1 kali ada berapa.

Giat Pos Gizi DASHAT ini dimulai pada pukul 09.00 WIB dan berakhir pada pukul 11.00 WIB. Salah seorang anggota Tim Penelitian NIHR Global Health Research Centre for Non-Communicable Diseases and Environmental Change (NIHR-GHRC NCDs & EC) atau yang di Indonesia dikenal dengan penelitian “Dampak Polusi Udara terhadap Risiko Penyakit Paru-Paru Obstruktif Kronis dan Penyakit Jantung di Kabupaten Malang, Jawa Timur” berkesempatan diajak makan bersama relawan dan Ketua TP-PKK Desa Krebet Senggrong dan sejumlah perangkat desa.

Fasilitator NIHR berkunjung ke Pos Gizi DASHAT

Soal makan bersama ini, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wa Sallam pernah bersabda seperti yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah: “Eat together and do not eat separately, for the blessing is in being together” (Makanlah bersama-sama dan jangan makan terpisah-pisah, karena keberkahannya ada pada kebersamaan).

Apa yang dikerjakan relawan dalam giat Pos Gizi DASHAT ini cukup menarik, mengingat dalam praktiknya mereka menyiapkan perlengkapan alat memasak yang komplet beserta aneka bahan-bahan untuk memasaknya. Sebuah ujaran (quote) yang tidak diketahui pencetusnya (unknown) seakan-akan menggambarkan apa yang telah didemokan dalam memasak, "Eating is a necessity, but cooking is an art" (Makan adalah sebuah kebutuhan, tapi memasak adalah sebuah seni). *** [030624]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Sempat Tertunda, Akhirnya FGD Anggota Komunitas di Desa Krebet Senggrong Bisa Terlaksana

Tim Penelitian NIHR Global Health Research Centre for Non-Communicable Diseases and Environmental Change (NIHR-GHRC NCDs & EC) atau yang di Indonesia dikenal dengan penelitian “Dampak Polusi Udara terhadap Risiko Penyakit Paru-Paru Obstruktif Kronis dan Penyakit Jantung di Kabupaten Malang, Jawa Timur” mengagendakan Focus Group Discussion (FGD) dengan anggota komunitas di empat desa yang menjadi pilot project.

Pelaksanaan FGD Anggota Komunitas di Desa Krebet Senggrong sempat tertunda dikarenakan pada tanggal 14 Mei 2024 ada orangtua kader kesehatan yang meninggal. Kebetulan peserta FGD tersebut harus membantu dalam penguburan jenazahnya, sehingga pelaksanaan FGD harus dipending dulu.

Kemudian implementasinya direschedule, dan pada hari Senin (03/06) ini akhirnya pelaksanaan FGD Anggota Komunitas di Desa Krebet Senggrong bisa terlaksana di ruang kerja Kepala Desa (Kades) Krebet Senggrong yang beralamatkan di Jalan Krebet Senggrong No. 1 Dusun Krapyak Jaya RT 17 RW 04 Desa Krebet Senggrong, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang.

FGD Anggota Komunitas Desa Krebet Senggrong, Kecamatan Bululawang

Terlihat ada lima Tim Penelitian NIHR, yakni Meutia Fildzah Sharfina, SKM, MPH;, Hilda Irawati, S.Stat., Serius Miliyani Dwi Putri, SKM, M.Ked.Trop., Eko Teguh Purwito Adi, S.Si., M.Si., dan saya serta Supyandi (enumerator). Mereka berbagi peran dalam kegiatan data collecting di Desa Krebet Senggrong yang belum selesai atau pun tertunda.

Dalam FGD Anggota Komunitas, saya menjadi moderator dalam jalannya pelaksanaan FGD yang didampingi oleh Meutia Fildzah Sharfina (administrator), Hilda Irawati (rekaman/dokumentasi), dan Serius Miliyani (notulis). Sedangkan, Eko Teguh Purwito dan Supyandi merampungkan pengamatan langsung (direct observation) yang didampingi dua perangkat desa yaitu Sueb dan Supriyadi.

Acara ini dimulai pada pukul 09.42 WIB, dan diikuti oleh enam orang yang terdiri dari Kades, Kepala Dusun (Kasun), Ketua BPD dan anggota BPD serta dua orang kader Posyandu Lansia. Sebelum dimulai, moderator memperkenalkan diri dan anggota Tim Penelitian NIHR terlebih dahulu kepada peserta FGD. Setelah itu, barulah dimulai dengan proses FGD Anggota Komunitas dan meminta izin kepada peserta untuk direkam.

Kader Lansia juga bercerita pengalaman dalam FGD Anggota Komunitas

FGD Anggota Komunitas ini mendiskusikan persoalan terkait aksesibilitas layanan kesehatan, ketersediaan layanan kesehatan, ketersediaan layanan terkait polusi udara, teknologi layanan terkait polusi udara, pemanfaatan layanan kesehatan, kualitas layanan kesehatan, perubahan iklim dan penyakit tidak menular, dan saran-saran dari peserta terkait layanan kesehatan yang ada selama ini.

Pada kesempatan itu, moderator berusaha memantik peserta agar bercerita mengenai layanan dan kondisi kesehatan masyarakat secara umum yang ada di Desa Krebet Senggrong. FGD ini berlangsung sekitar satu jam lebih, dan umumnya mereka tidak asing dengan layanan kesehatan yang ada di desanya maupun sekitarnya, mengingat dua dari enam peserta secara rutin melakukan kontrol layanan kesehatan karena komorbit yang dimilikinya.

Prosesi FGD Anggota Komunitas selesai pada pukul 10.50 WIB. Kemudian Tim Penelitian NIHR yang lain sambil merampungkan administrasi peserta, saya pun keluar dari ruang kerja Kades Krebet Senggrong dan ingin berjumpa dengan Sekretaris Desa (Sekdes) Krebet Senggrong M. Darussalam di ruang kerjanya untu membahas agenda FGD yang akan dijalankan peneliti NIHR dari Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya (FP UB) namun ternyata Sekdes baru sebentar sebentar.

Pengukuran kualitas udara dengan alat portable di Dusun Krapyak Jaya yang didampingi oleh perangkat desa

Akhirnya, saya pun menuju ke Gedung PKK Desa Krebet Senggrong yang berada di sebelah utara Kantor Desa Krebet Senggrong untuk menyapa para kader yang sedang melaksanakan giat Pos Gizi DASHAT (Dapur Sehat Atasi Stunting).

Selesai diajak makan bersama 12 kader yang bertugas dalam Pos Gizi Dashat bersama Ketua Tim Penggerak PKK Desa Krebet Senggrong Ratna Wulan, yang tak lain juga istri Kades Krebet Senggrong, saya pun bisa bertemu dengan Sekdes dan mendiskusikan gelaran FGD berikutnya.

Selesai dari Balai Desa Krebet Senggrong, saya lanjut menuju Balai Desa Bakalan untuk bertemu dengan Sekdes guna mendiskusikan gelaran FGD yang sama untuk dijadwalkan di Desa Bakalan, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang. *** [030624]  

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Selasa, 06 Februari 2024

Koordinasi Assessment Persiapan Desa Binaan Dalam Rangka Pengabdian Masyarakat FKUB

Dua staf pengajar menghadap Kadinkes Kabupaten Malang di ruang kerjanya

Setelah mengantre, dua staf pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB) – dr. Nuretha Hevy Purwaningtyas, M.Sc(FM)., Sp.D.L.P dan Mustika Dewi, S.ST., M.Keb. - berkesempatan menghadap Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kabupaten Malang drg. Wiyanto Wijoyo, M.M.Kes.

Mereka diterima Kadinkes pada pukul 09.37 WIB di ruang kerjanya. Kehadiran dua staf pengajar FKUB tersebut dalam rangka penyusunan rencana pelaksanaan desa binaan sesuai dengan nota kesepakatan antara FKUB dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab Malang). 

Mereka menghadap kepada Kadinkes untuk melakukan koordinasi assessment persiapan desa binaan dalam rangka pengabdian masyarakat FKUB pada tahun 2024 ini, sehingga perlu untuk mengetahui apa-apa saja yang bisa mendukung dalam fokus Dinkes Kabupaten Malang dalam meningkatkan derajat kesehatan.

Mereka pun berdiskusi terkait isu-isu kesehatan yang ditanganinya dan menjadi perhatian Bupati Malang, seperti gizi buruk, stunting hingga hepatitis anak yang muncul. “Yang diperlukan adalah intervensi kesehatan masyarakat (kesmas), sementara sumberdaya manusianya masih terbatas,” kata Kadinkes.

Usai dari ruang kerja Kadinkes, dua staf pengajar tersebut kemudian melanjutkan berdiskusi dengan Sekretaris Dinkes (Sekdin) Pudji Hadi Prastyo, S.E. terkait arahan dari Kadinkes untuk mewujudkan pertemuan awal dari lintas program yang ada di lingkungan Dinkes. Tujuannya agar dua staf pengajar tersebut mendapatkan gambaran lengkap untuk menyusun proposal pelaksanaan pengabdian masyarakat beserta wilayahnya yang perlu dibina.

Sekdin pun menyanggupi untuk memfasilitasi pertemuan lintas program dengan dua staf pengajar FKUB tersebut usai hajatan Pemilu 2024 ini rampung. Pertemuan bisa dalam bentuk Focus Group Discussion (FGD) atau diskusi lainnya.

Dari ruang kerja Sekdin, dua staf pengajar FKUB berkunjung ke Gedung Promosi Kesehatan (Promkes) dan berjumpa dengan Khotik Alim Baidah, dan kemudian berdiskusi di lobby depan.

Pada saat itu, anggota Tim SMARThealth UB yang turut mendampingi berpamitan terlebih dahulu karena ada janjian menghadiri giat Posbindu PTM di Posyandu Anggrek 2 Desa Dilem yang beralamatkan di Jalan Semeru No. 161 Dusun Ngantru RT 05 RW 04 Desa Dilem, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang. *** [060224]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Kamis, 21 Desember 2023

Kelurahan Kepanjen Gelar Pelatihan Penanganan dan Pencegahan Stunting sebagai Wujud Program Pemberdayaan Masyarakat

Pemerintah Kelurahan Kepanjen menggelar Pelatihan Penanganan dan Pencegahan Stunting di Aula Lantai 2 Kelurahan Kepanjen yang berada di Jalan Sultan Agung No. 02 RT 06 RW 03 Kelurahan Kepanjen, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, pada Kamis (21/12).

Pelatihan itu sebagai wujud upaya Pemerintah Kelurahan Kepanjen mengimplementasikan program pemberdayaan masyarakat Kelurahan Kepanjen dengan melatih para kader kesehatannya dalam tahun anggaran 2023.

Selain dihadiri kader kesehatan yang meliputi kader Posyandu dan Posbindu, tampak hadir pula Babinsa, sejumlah perangkat, maupun pengurus PKK Kelurahan Kepanjen serta anggota Tim SMARThealth Universitas Brawijaya (UB).

Lurah Kepanjen berpose dengan narasumber dan seluruh peserta pelatihan

Acara pelatihan ini dimulai pada pukul 09.19 WIB. Master of Ceremony (MC) Sunarmi Warto Dewo mengawali dengan ucapan selamat datang kepada peserta dan membacakan susunan acara dalam kegiatan ini.

Setelah itu, MC mempersilakan Modin Chamim untuk memimpin doa demi kelancaran dalam penyelenggaraan pelatihan ini, dan setelahnya langsung disambung dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya yang dipandu oleh dirijen Dewi Kartika.

Begitu peserta duduk kembali usai berdiri menyanyikan lagu Indonesia Raya, acara berikutnya adalah sambutan dari Kepala Kelurahan Kepanjen Debby Lavenia Ecantada, S.STP. Pada kesempatan itu, Lurah Kepanjen cukup singkat dalam memberikan sambutan. Ia merasa bersyukur atas terwujudnya Pelatihan Penanganan dan Pencegahan Stunting bagi kader-kader kesehatan yang ada di wilayahnya sebagai program pemberdayaan masyarakat.

Sambutan Lurah Kepanjen dalam Pelatihan Penanganan dan Pencegahan Stunting di Aula Kelurahan Kepanjen

Pukul 09.27 WIB Sekretaris Camat (Sekcam) Kepanjen Nurmawan Wibowo Leksono, S.STP, M.Si memaparkan materi “Pencegahan Stunting di Kelurahan”. Dalam paparannya, Sekcam Nurmawan menjelaskan dasar hukum, pembentukan tim percepatan dan penurunan stunting kecamatan dan desa/kelurahan, tugas TPPS desa/kelurahan, tugas TPPS kelurahan/desa, dan upaya pencegahan stunting.

Pengalamannya selaku Ketua TPPS (Tim Percepatan Penurunan Stunting) Kepanjen, ia bisa berceritera banyak mengenai temuan kasus-kasus stunting. Baginya, stunting bukan hanya mengenai urusan gizi, tetapi ada sarana dan prasarana yang menjadi pemicunya. 

Seperti yang dialami pada sebuah desa penghasil ikan tuna, secara teoritis mereka tidak kekurangan gizi. Namun kasus stunting cukup mengemuka. Setelah diteliti, ternyata banyak yang tidak memiliki jamban.

Sekcam Kepanjen berikan materi dalam penanganan stunting di Kelurahan

Setelah diintervensi dengan jambanisasi, dan warga mau beralih kebiasan buang air di jamban, setahun kemudian angka stunting mulai berkurang.

Dalam mengubah perilaku masyarakat perlu kolaborasi. Tidak bisa hanya dibebankan kepada petugas kesehatan akan tetapi juga harus melibatkan pemangku wilayah masing-masing, dari kepala desa/kelurahan maupun Camat.

Usai Sekcam Kepanjen, acara berikutnya dilanjutkan dengan pemaparan materi “Stunting” yang disampaikan oleh dokter internship Puskesmas Kepanjen, dr. Zakiyatul Amaliyah, yang akrab disapa dengan dr. Lili.

Peserta pelatihan penanganan dan pencegahan stunting

Outline dalam paparan dr. Lili terdiri dari definisi stunting, epidemiologi, etiologi, dampak masalah gizi pada kesehatan, dan pencegahannya. Pada etiologi (sebab musababnya), dr. Lili menerangkan bahwa terjadinya stunting itu bersamaan dengan proses terjadinya hambatan pertumbuhan dan perkembangan semua organ (otak, jantung, ginjal, prankeas), sehingga hal in harus dimengerti betul oleh orangtua.

Selesai dr. Lili, acara langsung dilanjutkan dengan materi “Pencegahan Stunting dengan Pengoptimalan 1000 HPK (Hari Pertama Kehidupan)” yang dibawakan oleh petugas gizi Puskesmas Kepanjen, Nimas, A.Md.Gz.

Nimas menerangkan apa itu stunting?, 1000 HPK??, mengapa sangat penting?, siklus stunting, “piring makan” ibu hamil (survey), tahapan pemberian MP-ASI, syarat pemberian MP-ASI, tips pemberian MP-ASI, dampak jangka pendek dan jangka panjang, akar permasalahan, pencegahan stunting.

Staf pengajar FKUB fokus pada peran kader kesehatan dalam pencegahan stunting dan pencegahan stunting berbasis keluarga

Stunting disebabkan oleh faktor multidimensi, kata Nimas, sehingga penanganannya perlu dilakukan oleh multisektor.

Terakhir, pembicara dalam pelatihan ini adalah seorang staf pengajar dari Departemen Keilmuan Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB), dr. Nuretha Hevy Purwaningtyas, M.Sc(FM)., Sp.D.L.P. dengan materinya, “Stunting: Intervensi Berbasi Keluarga.”

Sambil bereuni dengan kader Kepanjen, ia menjawab lima pertanyaan yang diajukan oleh 4 kader dan Lurah Kepanjen, dr. Nuretha berusaha menjelaskan peran kader kesehatan dalam pencegahan stunting dan pencegahan stunting berbasis keluarga.

Acara Pelatihan Penanganan dan Pencegahan Stunting yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kelurahan Kepanjen ini ditutup oleh Lurah Kepanjen pada pukul 11.36 WIB, dan diakhiri dengan sesi foto bersama seluruh peserta pelatihan sambil membentangkan banner yang telah dilepas dari dinding. *** [211223]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Jumat, 01 September 2023

FKUB Adakan FGD Pengmas Stunting Di Pendopo Balai Desa Mendalanwangi

Delapan hari setelah pemaparan agenda pengabdian masyarakat (pengmas) stunting, Tim Pelaksana Pengmas Stunting Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (UB) mengadakan Focus Group Discussion (FGD) di Pendopo Balai Desa Mendalanwangi yang berada di Jalan Raya Mendalanwangi No. 14 Dusun Sekar Putih RT 15 RW 05 Desa Mendalanwangi, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang.

FGD atau Diskusi Kelompok Terarah, sering digunakan sebagai pendekatan kualitatif untuk mendapatkan pemahaman mendalam tentang isu-isu sosial. Metode ini bertujuan untuk memperoleh data dari sekelompok individu yang dipilih secara sengaja, bukan sampel yang mewakili populasi yang lebih luas secara statistik.

Isu-isu sosial yang menjadi judul pengmas FKUB adalah Intervensi Pre-Konsepsi Sebagai Salah Satu Metode Pencegahan Stunting Melalui Pencegahan Pernikahan Dini di Desa Mendalanwangi, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang.

Kelompok FGD berpose bersama Tim Pelaksana Pengmas Stunting FKUB di Pendopo Balai Desa Mendalanwangi, Kecamatan Wagir

Terdapat tiga komponen utama dalam kegiatan FGD, yakni diskusi (bukan kegiatan wawancara atau obrolan), kelompok (bukan individual), serta terfokus (bukan dilakukan secara bebas).

Dalam FGD yang diadakan pada hari Kamis (31/08) ini hadir Tim Pelaksana Pengmas Stunting, yang terdiri dari dr. Nuretha Hevy Purwaningtyas, M.Sc., Sp.DLP, Mustika Dewi, S.ST., M.Keb., dr. Ariani, M.Kes., Sp.A., dr. Dewi Santosaningsih, Ph.D, Sp.MK, dan Fatmawati, S.ST., M.Keb.

Kemudian kelompok dalam FGD yang pertama ini ada 15 orang yang terdiri dari Ketua Tim Penggerak (TP) PKK, modin, kepala dusun, kader kesehatan, Babinsa, dan Bhabinkamtibmas. Selain itu, juga turut hadir dalam kegiatan tersebut adalah seorang anggota Tim SMARThealth Universitas Brawijaya (UB), usai menghadiri pengmas FKUB mengenai Skrining Pendengaran pada Diabetes Melitus di halaman Kantor Kelurahan Kepanjen dan Ponkesdes Panji Husada.

Acara rangkaian FGD ini dimulai pada pukul 09.51 WIB dengan diawali sambutan dari Ketua TP PKK Desa Mendalanwangi Chorina Kusbiantoro, A.Md.Kep, yang juga mantan perawat Ponkesdes Mendalanwangi.

Sambutan pengantar FGD dari Tim Pelaksana Pengmas Stunting FKUB di Desa Mendalanwangi

Dalam sambutan itu, Ketua TP PKK yang mewakili Kepala Desa Mendalanwangi mengatakan bahwa Desa Mendalanwangi sebagai desa binaan FKUB merasa senang menjadi tempat pengmas ini karena akan menambah wawasan terhadap masalah stunting maupun pernikahan dini yang ada di Mendalanwangi.

Usai dibuka kegiatan pengmas stunting, acara dilanjutkan dengan sambutan pengantar dari Tim Pelaksana Pengmas Stunting yang diwakili oleh dr. Dewi Santosaningsih, Ph.D, Sp.MK. Pada kesempatan itu, Dr. Dewi menyatakan bahwa WHO bilang salah satu penyebab stunting adalah pernikahan dini.

Mengapa? Menurut Dr. Dewi, karena psikologisnya belum siap serta kurangnya pengetahuan yang mengakibatkan pola asuh akan mempengaruhi perkembangan anak. Anak adalah aset bangsa. Oleh karena itu, perlu dilakukan identifikasi apakah pernikahan dini menjadi sebuah problem, dan bagaimana mengatasinya. Maka pada FGD ini, kita akan menggalinya.

Selesai sambutan, FGD langsung digelar. Koordinator Pengmas Stunting dr. Nuretha langsung menempatkan diri sebagai moderator untuk memandu jalannya FGD tersebut. Dengan tempat duduk yang berpola melingkar, dr. Nuretha berusaha menggali permasalahan stunting melalui persoalan pernikahan dini yang ada di Desa Mendalanwangi selama 1 jam yang berjalan cukup gayeng.

Pelaksanaan FGD dipandu oleh Korlit Pengmas Stunting FKUB

Kebetulan dalam rangkaian pengmas stunting di Desa Mendalanwangi ini juga diliput kegiatannya oleh UB TV. Mereka hadir di lokasi untuk mewancarai Korlit Pengmas dan Ketua TP PKK serta aktivitas FGD.

Acara ini selesai pada pukul 11.15 WIB dan diakhiri dengan melakukan foto bersama. Setelah mengisi daftar hadir, kelompok yang hadir mulai meninggalkan tempat. Kemudian disusul oleh Tim Pelaksana Pengmas Stunting berpamitan dengan staf Desa Mendalanwangi.

Tak kecuali seorang anggota Tim SMARThealth UB juga berpamitan untuk melanjutkan menghadiri Orientasi Pengembangan Model Upaya Pencegahan Masalah Kesehatan Jiwa Di Sekolah yang diselenggarakan oleh Kemenkes dan UNICEF di Hotel Grand Kanjuruhan Kepanjen. *** [310823]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Rabu, 23 Agustus 2023

Pemaparan Agenda Pengmas Stunting Di Desa Mendalanwangi

Korlit Stunting FKUB memaparkan perihal stunting di Gedung Ponkesdes Mendalanwangi, Kecamatan Wagir

Selesai mengurus perizinan pengabdian masyarakat (pengmas) Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB) dari Desa Mendalanwangi, Dinas Kesehatan dan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) telah dilalui, langkah berikutnya adalah Koordinator Penelitian (Korlit) melakukan kunjungan ke desa yang akan menjadi lokasi pengmas tersebut.

Dalam penelitian yang profesional dikatakan bahwa mengapa kita perlu melakukan studi lapangan terlebih dahulu sebelum pengmas/penelitian berlangsung? Karena studi lapangan memungkinkan peneliti untuk mengidentifikasi dan mengamati subjek dan membantu menarik korelasi antara subjek dan lingkungan sekitar, dan bagaimana lingkungan sekitar dapat mempengaruhi perilaku.

Langkah yang tepat telah dilakukan oleh dr. Nuretha Hevy Purwaningtyas, M.Sc(FM)., Sp.D.L.P, Korlit pengmas dengan judul “Intervensi pre-konsepsi pencegahan stunting (melalui pencegahan pernikahan dini)” dengan melakukan kunjungan ke Desa Mendalanwangi untuk memaparkan agenda pengmas yang akan dijalankan di desa tersebut, dan sekaligus mendapatkan gambaran singkat mengenai subjek yang menjadi fokus pengmas nantinya. Informasi ini akan menjadi bekal penting dalam melaksanakan pengmas dengan pendekatan kualitatif.

Hari ini, Rabu (23/08), Korlit Stunting tersebut telah menghadap Kepala Desa dan juga tenaga kesehatan (nakes) Desa Mendalanwangi di Gedung Ponkesdes Mendalanwangi, yang lokasinya satu kompleks dengan Balai Desa Mendalawangi yang berlokasi di Jalan Raya Mendalanwangi No. 14 Dusun Sekar Putih RT 15 RW 05 Desa Mendalanwangi, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang.

Pada kesempatan itu, Korlit melakukan kulo nuwun terlebih dahulu sebelum bertugas di Desa Mendalanwangi. Kemudian Korlit memaparkan agenda yang akan dijalankan dalam pengmas tersebut.

Dari situ, Kepala Desa (Kades) Mendalanwangi M. Sharoni, S.Pt dan nakes Desa Mendalawangi (Vionita, A.Md.Kep dan Naning Fadilah, A.Md.Keb) mendapatkan gambaran yang jelas dari Korlit. Sehingga, gayung pun bersambut. Baik Kades maupun nakes akhirnya menginformasikan kebiasaan-kebiasaan yang ada di Desa Mendalanwangi. Sehingga, Korlit sudah bisa mengantisipasi nantinya dalam pengumpulan data (data collecting) melalui Focus Group Discussion (FGD). Artinya waktu yang tepat melakukan FGD dan cara mengumpulkan informan sudah jelas terpetakan oleh Korlit.

Dari pertemuan yang berlangsung dari pukul 11.59 WIB hingga pukul 12.45 WIB ini, akhirnya membuahkan langkah berikutnya dalam implementasi pengmas. Tinggal kesiapan dari Tim Pengmas/Peneliti yang terdiri dari Mustika Dewi, S.ST., M.Keb., dr. Ariani, M.Kes., Sp.A., dr. Dewi Santosaningsih, Ph.D. Sp.MK, dan Fatmawati, S.ST., M.Keb, dalam menyiapkan agendanya yang kemudian secepatnya dikomunikasikan ke pihak desa maupun nakes setempat. *** [230823]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Rabu, 22 Maret 2023

Puskesmas Ardimulyo Laksanakan Pertemuan Lintas Sektor Bidang Kesehatan Tahun 2023

Sehari menjelang awal shalat Tarawih, Puskesmas Ardimulyo melaksanakan pertemuan lintas sektor bidang kesehatan tahun 2023 di Ruang Rapat Puskesmas Lantai 2 yang berada di Jalan Raya Ardimulyo No. 2 Dusun Songsong RT 01 RW 02 Desa Ardimulyo, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, pada Selasa (21/03).

Pertemuan ini dihadiri oleh Muspika Kecamatan Singosari (Camat, Danramil, dan Kapolsek), Korwil Dikbud, KUA Kecamatan Singosari, BKKBN Kecamatan Singosari, HIMPAUDI, kader, dan 7 Kepala Desa (Ardimulyo, Toyomarto, Randuagung, Tamanharjo, Baturetno, Dengkol, Wonorejo) dan 1 Kelurahan (Losari).

Selain itu, tampak hadir pula Sub Koordinator Substansi PTM dan Kesehatan Jiwa (Keswa) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang bersama salah seorang perwakilan Tim SMARThealth Universitas Brawijaya (UB).

Peserta pertemuan lintas sektor berpose bersama di akhir acara

Acara ini dimulai pada pukul 08.51 WIB diawali dengan ucapan salam dari Master of Ceremony (MC) Diyah Mulia Handayani, A.Md.Kep, seorang perawat Desa Tamanharjo. Kemudian diteruskan dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya yang dipimpin oleh dirigen Dina Kartikasari, A.Md.Keb, bidan Desa Tamanharjo.

Sehabis menyanyikan lagu kebangsaan, MC mengucapkan selamat datang kepada semua peserta pertemuan lintas sektor ini, dan dilanjutkan berdoa bersama yang dipandu MC. Setelah itu, MC membacakan susunan acara dalam pertemuan ini.

Selesai itu, acara berikutnya dilanjutkan dengan sambutan dari Camat Singosari Agus Nur Aji, S.Sos, M.AP. Dalam sambutannya, Camat Singosari menginformasikan 3 masalah yang menjadi perhatian selama ini, yaitu stunting, Universal Health Coverage (UHC), dan pernikahan dini.

Berbagai upaya sudah dilakukan untuk meminimalkan stunting di wilayah kerja Puskesmas Ardimulyo dari lintas sektor. Bahkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang sudah berusaha untuk mewujudkan UHC dengan mengcover pembiayaan kesehatan bagi orang yang tidak mampu. Orang yang tidak mampu, termasuk lansia dan ODGJ dibuatkan KTP untuk menguruskan jaminan kesehatan.

Sambutan Kepala Puskesmas Ardimulyo, Kecamatan Singosari

Sementara itu, terkait pernikahan dini, Camat Singosari juga merasa heran. “Singosari rangking pertama dalam pernikahan dini. Kita ini kota tapi pernikahan dini banyak,” terangnnya.

Sambutan berikutnya berasal dari Kapolsek Singosari Kompol Ahmad Robial, S.E., S.IK. Pada kesempatan itu, Kapolsek menyoroti perihal stunting, inflasi dan kamtibmas menjelang lebaran yang biasanya muncul.

Terkait stunting, Kapolsek akan membantu Puskesmas Ardimulyo lewat Bhabinkamtibmas untuk memberikan penyuluhan. Karena stunting itu tidak hanya masalah ekonomi saja tapi berhubungan dengan adanya faktor lain, seperti pernikahan dini. “Kurang pedulinya orangtua, lebih fokus ke medsos,” kata Kapolsek.

Selain itu, Kapolsek juga mewanti-wanti akan adanya lonjakan kenaikan harga maupun kamtibmas menjelang lebaran. Jajaran Polsek Singosari ingin berusahan merubah image menjelang lebaran dengan menyebar personilnya agar kamtibmas terjaga.

Suasana Ruang Rapat Puskesmas Ardimulyo Lantai 2 dalam pertemuan lintas sektor

Pukul 09.33 WIB, acara dilanjutkan dengan sambutan dari Danramil Singosari Kapten CHB Bambang Widodo. Dalam sambutannya, Danramil Singosari berusaha akan membantu apa yang telah dibahas dalam pertemuan lintas sektor ini.

Jajaran Koramil Singosari juga sudah dihimbau oleh pemerintah untuk menjadi bapak asuh bagi anak yang berkategori stunting, dan menugaskan Babinsa juga untuk turut membantu memberikan penyuluhan kepada warga di kala tugas di desa untuk memberikan pemahaman terhadap masyarakat mengenai stunting.

Usai sambutan Danramil, acara diisi dengan sambutan dari Kepala Puskesmas (Kapus) Ardimulyo dr. Julia Rosana. Pada kesempatan itu, Kapus dr. Julia mengucapkan terima kasih ata kehadirannya dalam pertemuan lintas sektor di Puskesmas Ardimulyo, karena hal ini merupakan wujud dukungan dalam bidang kesehatan.

Selain itu, Kapus dr. Julia menyoroti sejumlah bidang kesehatan yang masih perlu bantuan lintas sektor, seperti masih banyaknya ODGJ yang tidak memiliki KTP. “Kalau tidak ada KTP, tidak bisa UHC,” jelas Kapus Ardimulyo.

Sosialisasi da advokasi SMARThealth oleh Sub Koordinator Substansi PTM dan Keswa Dinkes Kabupaten Malang

Selain itu, masih dijumpainya kasus ODF (Open Defecation Free). Kondisi alam di wilayah kerja Puskesmas Ardimulyo yang melimpah air, barangkali masyarakat yang masih senang buang hajat di sungai. Stop Buang Air Besar Sembarangan perlu dilakukan karena hal ini juga menyangkut penilaian kampung sehat.

Menanggapi sambutan Kapus dr. Julia, Camat Singosari langsung meminta semua yang hadir dalam pertemuan lintas sektor ini untuk segera membantu melaporkan agar terdaftar dan dibuatkan segera KTP untuk pengurusan BPJS.

Kemudian mengenai ODF, Camat Singosari juga heran belum adanya deklarasi ODF di wilayahnya. Oleh karena itu, Camat Singosari menghimbau agar segera dicanangkan deklarasi ODF. Camat meminta para kepala desa dan lurah untuk membantu tenaga kesehatan di desa dalam penyuluhan tentang ODF.

Setelah itu, acara disambung dengan penandatanganan komitmen bersama lintas sektor wilayah kerja Puskesmas Ardimulyo untuk berperan aktif dalam mendukung program kesehatan pemerintah. Pada kesempatan ini, Muspika Kecamatan Singosari berkenan membubuhkan tanda tangan karena Camat Singosari segera akan meninggalkan tempat karena masih ada tugas di tempat lain.

Laporan Hasil Kinerja Puskesmas Ardimulyo oleh Penanggung Jawab Upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas Ardimulyo

Selesai penandatanganan, acara berikutnya adalah pemaparan materi Program Posbindu SMARThealth Sebagai Upaya Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Tidak Menular di Puskesmas Ardimulyo Kabupaten Malang, yang disampaikan oleh Sub Koordinator Substansi PTM dan Keswa Dinkes, Paulus Gatot Kusharyanto, SKM.

Dalam paparannya, Paulus Gatot mengatakan bahwa SMARThealth merupakan inovasi kesehatan yang dijalankan di Kabupaten Malang. Tahun ini dari 9 Puskesmas yang akan mereplikasi program SMARThealth, salah satu di antaranya ada jadwalnya Puskesmas Ardimulyo.

Oleh karena itu, Paulus Gatot menjelaskan kepada peserta pertemuan lintas sektor bahwa kehadirannya di ruang rapat ini diminta Kapus Ardimulyo dalam rangka melakukan sosialiasi dan advokasi SMARThealth.

Dalam sosialisasi dan advokasi SMARThealth ini, Paulus Gatot menerangkan apa saja peran lintas sektor yang harus dilakukan sesuai dengan Peraturan Bupati Nomor 31 Tahun 2021 mengenai Posbindu SMARThealth untuk mengurangi angka kematian dalam PTM di Kabupaten Malang, seperti peran Dinkes, Puskesmas hingga Desa atau Kelurahan.

AKI-AKB: Angka Kematina IBU dan Bayi dipresentasikan oleh Bidan Koordinator Puskesmas Ardimulyo

Sehabis sosialisasi dan advokasi SMARThealth, masih ada dua acara lagi yaitu Laporan Hasil Kinerja Puskesmas Ardimulyo dan AKI-AKB: Angka Kematina IBU dan Bayi di wilayah kerja Puskesmas Ardimulyo.

Laporan Hasil Kinerja Puskesmas Ardimulyo disampiakan oleh Penanggung Jawab Upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas Ardimulyo, Titin Solekah, S.Tr.Keb., dan AKI-AKB: Angka Kematina IBU dan Bayi dipresentasikan oleh Bidan Koordinator Puskesmas Ardimulyo Rini Idawati, S.Tr. Keb.

Selesai dua presentasi ini, dilantukan dengan closing statement dari Kapus Ardimulyo dan kemudian ditutup dengan doa dari KUA Kecamatan Singosari.

Lalu, diteruskan dengan penandatangan komitmen bersama yang telah diawali oleh Muspika tadi oleh peserta pertemuan lintas sektor bidang kesehatan di Puskesmas Ardimulyo, dan diakhiri dengan foto bersama. *** [210323]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Rabu, 15 Maret 2023

Tingkatkan Layanan, Puskesmas Ngajum Gelar Lokakarya Mini Lintas Sektor

Puskesmas Ngajum menggelar lokakarya mini lintas sektor yang berlangsung di ruang pertemuan lantai 2 puskesmas yang berada di Jalan Ahmad Yani No. 22 Dukuh Krajan RT 01 RW 01 Desa Ngajum, Kecamatan Ngajum, Kabupaten Malang, pada Rabu (15/03). Forum komunikasi publik ini dilakukan untuk meningkatkan mutu pelayanan Puskesmas Ngajum.

Kegiatan ini diikuti dari unsur Kecamatan, Polsek, Koramil, Ketua TP PKK Kecamatan, KUA Kecamatan Ngajum, Koordinator Wilayah Kerja Pendidikan Ngajum, 4  orang dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang, perwakilan Tim SMARThealth Universitas Brawijaya (UB) dan perwakilan kader, TP-PKK maupun kepala desa dari 9 desa, yang meliputi: Ngajum, Palaan, Ngasem, Banjarsari, Kranggan, Kesamben, Babadan, Balesari, dan Maguan.

Acara lokakarya dimulai pada pukul 09.22 WIB setelah Camat Ngajum memasuki ruangan. Master of Ceremony (MC) Kusmiarsih, A.Md. Kep, seorang bidan Desa Ngasem, mengawali dengan ucapan selamat datang kepada seluruh peserta lokakarya mini dan salam serta membacakan susunan acara dalam lokakarya ini.

Sebagian peserta lokakarya mini berpose dengan Camat dan Muspika Ngajum

Setelah itu dilakukan pemutaran video mengenai safety briefing Puskesmas Ngajum sekitar tiga menit lamanya, dan kemudian setelahnya disambung dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan Mars Germas yang dipimpin dirigen Enggihon Andi Trista, A.Md.Keb, seorang bidan UGD Puskesmas Ngajum.

Selesai menyanyikan lagu kebangsaan dan mars itu, acara berikutnya diisi dengan sambutan-sambutan. Sambutan pertama disampaikan oleh Kepala Puskesmas (Kapus) Ngajum dr. Siti Haryanti. Dalam sambutannya, Kapus Ngajum menginformasikan tiga hal dari program puskesmas yang membutuhkan peran lintas sektor, yaitu ODF, advokasi dan sosialisasi SMARThealth serta inovasi baru tentang Kampung CERIA (Care sEhat bERsih dan Asri).

Sambutan kedua disampaikan dari Polsek Ngajum yang diwakili oleh Kanit Bimmas Abdul Haris M. Pada kesempatan itu, jajaran Polsek Ngajum akan mendukung apa yang disampaikan oleh Kapus Ngajum, karena hal ini terkait dengan gerakan masyarakat hidup sehat (Germas).

Sementara itu, pada sambutan ketiga yang disampaikan oleh Koramil yang diwakili oleh Djari menyoroti masalah stunting. Baginya, stunting bukanlah soal kurang gizi saja. Banyak persoalan yang menyertainya, seperti pernikahan dini, keturunan, dan sebagainya.

Pembukaan lokakarya mini lintas sektor di Ruang Pertemuan Lantai 2 Puskesmas Ngajum

Kendala yang sering dijumpai di lapangan, mereka yang mempunyai anak stunting tidak mau dikatakan stunting. Sehingga harus digunakan dengan istilah lain seperti pertumbuhan anak belum optimal.

Sehabis tiga sambutan, acara disisipi dengan penandatangan kesepakatan dan dilanjutkan dengan deklarasi ODF (Open Defecation Free) Kecamatan Ngajum yang dibacakan langsung oleh Camat Akhmad Taufik sambil berdiri dan menghadap ke layar dengan diikuti seluruh peserta lokakarya mini:


Kami seluruh masyarakat Kecamatan Ngajum

Mendeklarasikan bahwa: masyarakat Kecamatan Ngajum sudah tidak lagi melakukan perilaku BABS dan siap melaksanakan 5 pilar STBM:

STOP BUANG ARI BESAR SEMBARANGAN

CUCI TANGAN PAKAI SABUN

PENGAMANAN AIR MINUM DAN MAKANAN

PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN BENAR

PENGELOLAAN LIMBAH CAIR DENGAN AMAN


Deklarasi ODF yang dibacakan oleh Camat Ngajum

Pukul 10.09 WIB sambutan berikutnya datang dari Camat Ngajum Akhmad Taufik J., S.STP, M.M. Menurut Camat Ngajum, persoalan kesehatan merupakan hal penting setelah keimanan. Boleh dibilang, urusan kesehatan merupakan nomor 1 dalam kehidupan sosial. “Promosi dan preventif itu lebih murah ketimbang kuratif,” katanya. “Ini kaitannya dengan peran kepala desa bahwa kepala desa yang hadir saya kasih jempol 3.”

“Mumpung kita masih menjabat di sini sebagai legasi berbuat baik. Kesempatan amalnya luar biasa. Kebijakan Anda buat sanitasi, air bersih, bisa dinikmati selamanya,” tegas Camat Ngajum dihadapan kepala desa atau yang mewakili hadir dalam lokakarya mini ini.

Pada kesempatan ini, Camat Ngajum juga sedang menggagas perihal Desa Berseri yang harapannya dalam tindakannya, antara pelestarian lingkungan hidup dan kesehatan bisa berjalan berdampingan dan kolaboratif.

Usai sambutan Camat Ngajum, acara dilanjutkan dengan pemaparan materi “Program Posbindu SMARThealth Sebagai Upaya Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Tidak Menular di Kecamatan Ngajum Kabupaten Malang” oleh Sub Koordinator Substansi PTM dan Keswa Dinkes, Paulus Gatot Kusharyanto, SKM.

Sambutan Camat Ngajum dalam lokakarya mini lintas sektor di Puskesmas Ngajum

Setelah itu disambung dengan presentasi materi “Sosialisasi Germas Tahun 2023 Puskesmas Ngajum” dan “Inovasi Kampung CERIA RW 03 Desa Kesamber” yang disampaikan oleh Penanggung Jawab (Pj) Kesehatan Lingkungan (Kesling) Puskesmas Ngajum, Denok Pitra Rhena, SKM.

Menanggapi materi Pj Kesling, Camat Akhmad Taufik mengatakan bahwa secara prinsip sudah ada kesepakatan antara Muspika dan Puskesmas. Jadi siap turun dan sekaligus ingin memadukan program kerjanya.

“Nanti yang diperlukan, ada Pokja Lintas Sektor. Saran saya, Kesling perlu menjabarkan di 5 pilar dari 10 indikatar PHBS,” katanya. “Lingkungan hidup dan kesehatan musti bersatu padu sehingga punya efek ke ekonomi masyarakat.”

Pukul 11.34 WIB acara dilanjutkan dengan “Review Kinerja Tahunan Stunting” oleh Penanggung Jawab Gizi UKM dan sekaligus Kepala TU Puskesmas Ngajum, Zana Eka Mayang Sari, S.Tr. Gz.

Peserta lokakarya mini lintas sektor di Puskesmas Ngajum 

Pada kesempatan ini, Camat Akhmad Taufik bersama kepala desa pada intinya mendukung. Hanya saja, menurut Camat Akhmad Taufik, kita perlu diskusi start programnya yang dalam forum komunikasi publik ini disinyalir akibat adanya pernikahan dini.

“Sehingga dalam pelaksanaan programnya perlu melibatkan KUA, Korwil, dan Puskesmas,” terang Camat Akhmad Taufik kepada seluruh peserta lokakarya mini ini.

Sehabis tanggapan Camat Ngajum, acara diteruskan dengan melakukan foto bersama, dan acara ini selesai pada pukul 12.0B WIB setelah ditutup dengan doa oleh Ketua MUI Kecamatan Ngajum, Jais Husnan. *** [150323]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Senin, 27 Februari 2023

Pertemuan Linsek Tahun 2023 di Aula Puskesmas Pakis

Gempita pertemuan lintas sektor (linsek) dalam bentuk lokakarya mini (lokmin) mulai terasa sejak Camat Pakis dan Plt. Kepala Puskesmas (Kapus) Pakis mememasuki Aula Puskesmas yang berada di lantai 2 Gedung Puskesmas Pakis yang beralamatkan di Jalan Raya Pakiskembar No. 70, Dusun Krajan Timur RT 02 RW 03 Desa Pakiskembar, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, pada Senin (27/02/2023).

Kedua srikandi itu akan memandu jalannya pertemuan linsek yang dihadiri Muspika Pakis (Camat, Koramil, Polsek), Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang, KUA Pakis, Korwil Disdik Pakis, sejumlah kader, Tim SMARThealth Universitas Brawijaya (UB), dan 15 Kepala Desa yang berada di wilayah kerja Puskesmas Pakis, meliputi: Sekarpuro, Ampeldento, Sumberkradenan, Kedungrejo, Banjarejo, Pucangsongo, Sukoanyar, Sumberpasir, Pakiskembar, Pakisjajar, Bunut Wetan, Asrikaton, Saptorenggo, Mangliawan, dan Tirtomoyo.

Pertemuan linsek ini merupakan suatu pertemuan antar petugas puskesmas dengan sektor terkait untuk meningkatkan kerja sama tim, memantau cakupan pelayanan puskesmas dan membina peran serta masyarakat secara terpadu agar dapat meningkatkan fungsi puskesmas.

Acara pertemuan linsek dimulai pada pukul 09.42 WIB. Master of Ceremony (MC) Khusnul Khotimah, A.Md.Keb, seorang bendahara Puskesmas Pakis, mengawali penyambutan tamu dengan ucapan selamat datang dan kemudian membacakan susunan acara dalam pertemuan ini.

Sambutan Camat Pakis dalam pertemuan linsek di Aula Puskesmas Pakis

Setelah itu dilanjutkan dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya yang dipandu oleh layar monitor yang menampilkan video lagu Indonesia Raya berikut teksnya dan lambaian bendera merah putih.

Usai menyanyikan lagu Indonesia Raya, acara berikutnya diisi dengan sambutan Camat Pakis Prasetiya Yunika AP, S.Sos, M.Si. Dalam sambutannya, Camat Yunika mengatakan bahwa inti dari pertemuan ini selain advokasi SMARThealth juga melakukan evaluasi target sasaran yang telah dicapai dan yang akan dicapai.

Selain menyinggung masalah reproduksi wanita yang menikah dini, Camat Yunika memfokuskan kepada permasalahan stunting, ODF, dan penyakit tidak menular (PTM) di wilayah Kecamatan Pakis. Ketiga hal ini menjadi prioritas yang harus dikedepankan lebih dahulu.

Pukul 10.05 WIB, acara disambung dengan sambutan dari Plt. Kapus Pakis dr. Wiwit Wijayanti. Sejak Kapus yang lama menjadi Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, dr. Wiwit merangkap jabatan sebagai Kapus Poncokusumo, dan Plt. Kapus Pakis.

Peserta pertemuan linsek mendengarkan Capaian SPM 2022 Puskesmas Pakis

Pada kesempatan ini, dr. Wiwit menjelaskan bahwa pertemuan linsek ini merupakan program rutin, dan merupakan pertemuan linsek pertama di tahun 2023 yang dilaksanakan. Pertemuan ini ingin memberikan umpan balik yang sudah dilakukan Puskesmas Pakis. Apa yang sudah terealisir dan apa saja yang belum tercapai.

“Yang tercapai sudah banyak, tapi kita akan membicarakan yang belum tercapai karena terkait lokmin ini,” tegas Kapus dr. Wiwit dihadapan peserta pertemuan linsek ini. “Yang belum tercapai harus ada dukungan linsek, seperti stunting, ODF, dan PTM. Tanpa bantuan linsek tidak mungkin akan berhasil.”

Sehabis sambutan dari Kapus Pakis, acara diselingi dengan foto bersama seluruh peserta petemuan linsek, dan setelahnya, Kapus menambahkan sedikit mengenai perubahan status Puskesmas Pakis yang telah berubah menjadi BLUD (Badan Layanan Umum Daerah).

Dengan menjadi BLUD, Puskesmas Pakis mempunyai fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan sehingga bisa menyerap keinginan masyarakat Kecamatan Pakis untuk dipenuhi dalam layanannya secara bertahap.

Peserta pertemuan linsek Puskesmas Pakis

Hanya saja untuk masalah pengobatan gratis untuk tahun ini agak susah untuk obat-obatannya. Karena Puskesmas Pakis hanya mendapat 35% bantuan obat dari Dinkes. Kalau kehabisan obat, layanan kesehatan juga akan terkendala.

Pukul 10.38 WIB, acara diisi dengan paparan materi dari Yunisworo Budhiwan, A.Md.KL, penanggung jawab UKM Puskesmas Pakis, yang membahas Capaian SPM 2022 yang terdiri dari 7 indikator pelayanan kesehatan, yaitu ibu hamil, ibu bersalin, bayi baru lahir, balita, usia pendidikan dasar, usia produktif, dan usia lanjut.

Selesai paparan Capaian SPM 2022, acara diisi dengan ice breaking gerakan masyarakat hidup sehat (GERMAS) terlebih dahulu. Semua peserta berdiri dan bergoyang mengikuti gerakan yang ada dalam layar monitor.

Pukul 11.01 WIB, acara diteruskan dengan paparan materi dari Dinkes Kabupaten Malang mengenai Program Posbindu SMARThealth Sebagai Upaya Pengendalian Dan Pencegahan Penyakit Tidak Menular Di Kabupaten Malang, yang disampaikan oleh Tri Awignami Astoeti, SKM, M.M.Kes, Kepala Bidang (Kabid) P2P.

Pemandangan pertemuan linsek dari sudut barat daya Aula Puskesmas Pakis

Kabid P2P menerangkan perihal seluk beluk SMARThealth. Mulai dari pilot project hingga replikasi yang direncanakan secara bertahap. Kemudian untuk road mapnya hingga regulasinya, paparan disampaikan oleh Sub Koordinator Substansi PTM dan Keswa Paulus Gatot Kusharyanto, SKM.

Memasuki diskusi, suasana pertemuan di Aula Puskesmas Pakis semakin gayeng. Camat Yunika langsung memimpin diskusi. Kendati Camatnya seorang wanita, namun pembawaannya memiliki ketegasan dan solutif, sehingga dalam komunikasi bisa berjalan dua arah.

Begitu pula dengan Plt. Kapus Pakis juga piawai dalam menjelaskan setiap pertanyaan yang diajukan dari pihak desa dalam isu yang mengemuka, seperti stunting, ODF, dan PTM. Sehingga dengan dua srikandi dalam diskusi itu, peserta mendapat gambaran yang jelas terkait permasalahan yang ada di masing-masing desa tersebut. Binar-binar menghiasi wajah kepala desa dalam membubuhkan tanda tangan Komitmen Dukungan Lintas Sektor.

Menjelang acara ditutup pada pukul 13.00 WIB, staf PTM Nur Ani Sahara, S.Kep.Ners menambahkan perihal pelaksanaan Posbindu SMARThealth, yang menuntut kejelian kadernya dalam sebuah acara. Selain bisa nunut dalam event, seperti majelis taklim, arisan PKK, dan lain-lain, kader juga bisa menyasar target pada giat Posyandu Balita, yaitu yang mengantarkan balita. Entah itu orangtuanya atau neneknya. *** [270223]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive

Risk Checker

Risk Checker

Indeks Massa Tubuh

Supplied by BMI Calculator Canada

Statistik Blog

Sahabat eKader

Label

Arsip Blog