Wawancara mendalam (in-depth interview) adalah metode terbuka dan berorientasi pada penemuan untuk memperoleh informasi rinci tentang suatu topik dari pemangku kepentingan. Wawancara mendalam merupakan metode penelitian kualitatif; tujuannya adalah untuk mengeksplorasi secara mendalam sudut pandang, pengalaman, perasaan, dan perspektif responden. Wawancara jenis ini, dalam Workbook E: In-Depth Interview (Wallace Foundation Website, 2009), sering kali dilakukan pada awal proyek penelitian.
Satu bulan yang lalu (23/03), anggota Tim Penelitian NIHR Global Health Research Centre for Non-Communicable Diseseas and Enviromental Change (NIHR-GHRC NCDs & EC), atau yang di Indonesia dikenal dengan penelitian “Dampak Polusi Udara terhadap Risiko Penyakit Paru-Paru Obstruktif Kronik dan Penyakit Jantung di Kabupaten Malang, Jawa Timur” telah melakukan uji coba instrumen survey di Puskesmas Bantur.
Dan, hari ini, Selasa (23/04), tiga anggota Tim Penelitian – dr. Harun Al Rasyid, MPH; Meutia Fildzah Sharfina, SKM, MPH dan saya - mencoba mengimplementasikan dalam main survey di Puskesmas Pagak yang beralamatkan di Jalan Hamid Rusdi No. 84 Dusun Sumbernongko, Desa Pagak, Kecamatan Pagak, Kabupaten Malang.
Anggota Tim Penelitian tiba di Puskesmas Pagak pada pukul 09.00 WIB lebih sedikit, dan diterima langsung dengan ramah oleh Kepala Tata Usaha Puskesmas Pagak Sulih Mintarum, ST yang mewakili Kepala Puskesmas yang sedang mengikuti acara Lokmin (Lokakarya Mini) di tempat lain.
In-depth interview bersama dokter fungsional Puskesmas Pagak |
Begitu mendengar maksud dan tujuan kehadiran dari tiga anggota Tim Penelitian ini, Kepala Tata Usaha Puskesmas Pagak berusaha memfasilitasi untuk menghubungi responden yang diperlukan dalam in-depth interview (wawancara mendalam) pada hari ini.
Sesuai schedule yang telah dilayangkan kepada Puskesmas Pagak, hari ini tiga Tim Penelitian ingin melakukan in-depth interview dengan dokter fungsional dan perawat yang bertugas di Puskesmas Pagak serta seorang kader kesehatan dari Desa Sumberejo.
Kebetulan responden yang sudah siap adalah dokter fungsional dan perawat di lingkungan Puskesmas Pagak, sementara kader kesehatannya menurut informasi dari perawat Desa Sumberejo, tidak bisa hadir di Puskesmas lantaran sedang ada pertemuan. Ia akan menunggu di Balai Desa Sumberejo untuk in-depth interview.
In-depth interview dengan perawat Puskesmas Pagak |
Kemudian Meutia Fildzah Sharfina mewawancarai mendalam bersama Hidayana, A.Md.Kep, seorang perawat UGD dan sekaligus penanggung jawab TB Puskesmas Pagak. Sementara itu, berhubung kader kesehatan tidak bisa hadir di Puskesmas Pagak, saya pun berperan untuk mendokumentasikan jalannya in-depth interview yang umumnya berkisar 1 jam lamanya.
Selesai in-depth interview dengan dokter dan perawat Puskesmas Pagak, tiga Tim Penelitian berpamitan dengan Kepala Tata Usaha Puskesmas Pagak untuk melanjutkan langkah menuju ke Balai Desa Sumberejo yang berjarak sekitar 2 kilometer dari Puskesmas Pagak, namun arahnya sejalur pulang menuju Malang nantinya.
Pada waktu hendak meninggalkan Lantai 2 Puskesmas Pagak, Kepala Tata Usaha telah menyiapkan hidangan dalam kardus untuk dicicipi. Namun karena sudah ditunggu kader kesehatan di Balai Desa Sumberejo, ketiga kardus hidangannya dibawa pulang.
In-depth interview bersama kader kesehatan Desa Sumberejo |
Begitu diterima oleh Sekdes di salah satu ruangan, dr. Harun Rasyid dan Meutia mengobrol dengan Sekdes dan perawat desa, sementara saya gantian bertugas melakukan in-depth interview dengan kader Posyandu Balita bernama Wiwik Zumawati.
Mula-mula, diterangkan dulu tujuan dari in-depth interview ini kemudian saya pun menyodorkan informed consent untuk dibaca sejenak agar supaya dalam berpartisipasi sebagai responden menerimanya dengan tangan terbuka.
In-depth interview dilakukan di meja panjang yang berada di Pendopo Balai Desa Sumberejo. In-depth interview ini memakan waktu sekitar 51 menit, dan berakhir pada pukul 12.17 WIB dan direkam. Tujuannya direkam ini agar memudahkan peneliti untuk mengulang kembali hasil dari in-depth interview.
Selesai wawancara mendalam dengan kader kesehatan ini, Tim Penelitian pun berpamitan mengingat dr. Harun Al Rasyid masih ada jadwal menguji mahasiswanya di Kampus Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB). *** [230424]
Oleh: Budiarto Eko KusumoEditor: Budiarto Eko Kusumo
0 komentar:
Posting Komentar