Usai enam kegiatan, yaitu Pertemuan Rapat Koordinasi Teknis Skrining GME dan Depresi (03/05), Pertemuan Peningkatan Kapasitas Petugas Deteksi Dini Kasus NAPZA di Sekolah (04/05), Pertemuan Peningkatan Kapasitas Bagi Pengelola Program Kesehatan Gigi dan Mulut di Puskesmas (05/05), Pertemuan Sosialisasi Program Prioritas PTM ke Puskesmas di Kabupaten Malang (08/05), Pertemuan Peningkatan Kapasitas Program Gangguan Indra Fungsional (10/05), dan Pertemuan Koordinasi Program PTM Prioritas, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang melalui Sub-Substansi PTM dan Kesehatan Jiwa (Keswa) kembali menggelar kegiatan lagi bertajuk Rapat Koordinasi Teknis Program PTM Di Kabupaten Malang Tahun 2023 Gelombang I.
Bertempat di Edelweis s1 & 2 Meeting Room Lantai 1 Hotel Grand Miami Kepanjen, rapat koordinasi teknis (rakontek) dihadiri oleh Dokter Fungsional, Petugas Lab (Analis), dan Petugas Farmasi Puskesmas se-Kabupaten Malang.
Namun mengingat kapasitas meeting room yang terbatas daya tampungnya, hari pertama atau gelombang I rakontek ini diundang untuk 20 Puskesmas dulu, yang meliputi Donomulyo, Kalipare, Pagak, Sumbermanjing Kulon, Bantur, Wonokerto, Gedangan, Sitiarjo, Sumbermanjing Wetan, Dampit, Pamotan Tirtoyudo, Ampelgading, Pakis, Wajak, Turen, Bululawang, Gondanglegi, Ketawang, dan Pagelaran.
Selain dari Puskesmas, hari pertama ini juga dihadiri oleh Sub Koordinator Substansi Kefarmasian Dinkes Kabupaten Malang, Nur Khulaillah, S.Si.Apt, dan Kepala UPT Laboratorium Kesehatan Kabupaten Malang, Wahyuni, S.Si, M.M., serta Ketua ASOKA MAS (Asosiasi Kepala Puskesmas) Kabupaten Malang, dr. Wahyu Widiyanti.
Sementara itu, sejumlah staf Sub-Substansi PTM dan Keswa Dinkes Kabupaten Malang yang mengelola rakontek juga turut hadir, seperti Paulus Gatot Kusharyanto, SKM; Nur Ani Sahara, S.Kep.Ners; Fitriayu Dola Meirina, A.Md.Keb; Kristina Dewi, A.Md. Keb; Bastamil Anwar Aziz, S.Kep.Ners; dan Rosida, SKM. Selain itu, terlihat juga Ulinati, S.IP, asisten IT SMARThealth yang diperbantukan di Sub-Substansi PTM dan Keswa, serta perwakilan Tim SMARThealth Universitas Brawijaya (UB).
Kabid P2P Dinkes Kabupaten Malang berpose bersama narasumber dan seluruh peserta rakontek |
Setelah itu, MC meminta kepada seluruh peserta rakontek untuk berdiri sejenak guna menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya yang dipandu oleh video yang ditayangkan dalam layar besar di sisi kiri dan kanan.
Usai duduk kembali, acara dilanjutkan dengan sambutan dari Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Kabid P2P), Tri Awignami Astoeti, SKM, M.M.Kes. Dalam sambutannya, Awinagmi mengatakan bahwa dari target 100%, berdasarkan Laporan SPM Kabupaten Malang tahun 2022, capaian SPM Usia Produktif sebesar 42,9% atau 719.480 orang dari 1.676.599 orang. Capaian SPM Hipertensi sebanyak 32,4% atau 249.902 orang dari jumlah sasaran sebanyak 823.852 orang penduduk usia ≥ 15 tahun, dan capaian SPM Diabetes Mellitus sebesar 53,7% atau 22.412 orang dari sasaran berjumlah 41.998 orang penduduk berumur ≥ 15 tahun.
Dari data ini, menurut Kabid P2P, menunjukkan capaian SPM masih rendah. Salah satu penyebabnya, selain manajemen program pelaksanaan skrining yang belum terintegrasi pada lintas program dan fasyankes, masih belum tercakupnya pencatatan dan pelaporan dari lintas program dan jejaring, masih rendahnya kedisiplinan menginput data skrining pada ePuskesmas serta penatalaksanaan Hipertensi dan Diabetes Mellitus dalam penyediaan logistik, baik obat-obatan, peralatan skrining maupun BMHP, seperti strip gula darah.
Begitu selesai memberikan sambutan, Kabid P2P langsung membuka rakontek ini secara resmi dan disambung dengan foto bersama antara Kabid P2P dengan semua peserta rakontek sebelum Kabid P2P meninggalkan tempat karena ada kegiatan di BAPPEDA Kabupaten Malang, dan setelahnya diteruskan dengan presentasi materi pertama dari Sub Kordinator Substansi PTM dam Keswa Dinkes Kabupaten Malang, Paulus Gatot Kusharyanto, dengan titel “Capaian SPM PTM Tahun 2022 dan Target Program PTM Prioritas Tahun 2023.”
Sambutan Kabid P2 P yang didampingi Sub Koordinator Substansi PTM dan Keswa serta narasumber dari Dinkes Provinsi Jawa Timur |
Oleh karena itu, menurut Paulus, masih minimnya capaian Standar Pelayanan Minimum (SPM) PTM Prioritas akan didiskusikan dalam rakontek ini. Ada 9 skrining/deteksi dini (Hipertensi, Diabetes Mellitus, Obesitas, Stroke, Penyakit Jantung, PPOK, Kanker Payudara, Kanker Leher Rahim, dan Gangguan Indra) yang menjadi Program PTM Prioritas yang sudah mulai berlaku sejak Juli 2022 itu perlu dioptimalkan.
Usai presentasi Sub Koordinator Substansi PTM dan Keswa Dinkes Kabupaten Malang, acara berikutnya adalah pemaparan materi kedua dari Pemegang Program Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah (PJPD) Dinkes Provinsi Jawa Timur, Laksono Boedi Prasetyo, SKM, M.M., dengan judul “Penguatan Skrining Jantung dan Stroke.”
Di dalam paparannya, Laksono Boedi Prasetyo atau yang akrab dipanggil Soni itu menguraikan PANDU PTM, transisi yang mempengaruhi (epidemiologi, emgorafi, teknologi), PJPD (Hipertensi, Penyakit Jantung, Stroke, Penyakit Ginjal Kronis), pembiayaan katastropik PJPD, transisi perilaku, tren prevalensi Hipertensi di Indonesia, alasan tidak minum obat, akibat asupan gula garam lemak (GGL), kebijakan penanggulangan PTM, alur pengendalian PTM, indikator RPJM, indikator RENSTRA PTM 2020-2024, pelayanan terpadu PTM, ruang lingkup aspek manajemen penyakit PANDU PTM (promkes dan deteksi dini faktor risiko PTM), kartu preksi risiko PTM (kartu charta), dan jejaring terintegrasi PANDU PTM.
Dari capaian skrining, tambah Soni, outputnya masih kurang menggembirakan tapi herannya SDM di Kabupaten Malang sebenarnya bagus. “Kabupaten Malang sudah punya SMARThealth dan PANDU PTM yang telah bergema di Kemenkes, pembiayaan ada dan sasaran jelas, tapi koq capaiannya masih kecil?” tanya Soni
Narasumber pertama dari Dinkes Provinsi Jawa Timur |
“Dengan penjaringan dari bawah, intervensi bisa semakin mudah. PANDU PTM tinggal fokus pada promkes yang bersifat preventif dan edukatif,” jelas Soni.
Pada sesi materi ini dilakukan sesi tanya jawab dengan berdiskusi. Ada penanya tunggal dari Kepala Puskesmas Turen yang dihadirkan sebagai Ketua ASOKA MAS. Pertanyaannya yang menyangkut SDM beserta target sasaran dan lintas program, mengundang sejumlah tanggapan yang cukup menarik, seperti dari Sub-Substansi PTM dan Keswa, Sub Koordinator Substansi Kefarmasian, Kepala UPT Laboratorium Kesehatan Kabupaten Malang, dan narasumbernya.
Selesai diskusi, acara diisi dengan ishoma (istirahat, sholat, dan makan). Lokasi makan siang acara Dinkes ditempatkan di Miami Bar and Lounge Lantai 2. Di hari pertama rakontek ini, menu makan siang yang terhidang meliputi Rawon, Steamed Rice, Soun Goreng, Bobor Daun Singkong, Telur Balado, Ayam Bakar, Sambal trasi, Acara, Kerupuk, Beef Rolade, Rujak Buah, Es Sago Melon, Mineral Water, Strawberry Juice, dan Infused Water.
Masuk lagi ke Edelweiss 1 & 2 Meeting Room pada pukul 13.27 WIB. Acara berikutnya adalah pemaparan materi dari dr. Dyah Ayu Ikeningrum, Sp.JP dari KSM Jantung dan Pembuluh Darah RSUD Kanjuruhan Kepanjen, dengan titel “Know The Risks as Early Prompt Treatment in Preventing Cardiovascular Disease: 5W 1H.”
Mengakhiri presentasi, dr. Ike menyimpulkan bahwa faktor risiko utama untuk Penyakit Kardiovaskular Aterosklerosis adalah kolesterol, hipertensi, merokok, Diabetes Mellitus, dan adipostas.
Faktor risiko tersebut perlu diobati dengan pendekatan bertahap untuk mencapai tujuan pengobatan akhir pada orang yang tampak sehat, pasien dengan Penyakit Kardiovaskular Aterosklerosis, dan pasien dengan Diabetes Mellitus.
Kolesterol total atau/dan LDL-C, tambah dr Ike, merupakan parameter andalan dalam menilai stratifikasi risiko Penyakit Kardiovaskular. Oleh karena itu, penilaian risiko Penyakit Kardiovaskular terintegrasi ditetapkan sebagai efektivitas biaya untuk mencegah dan memerangi komplikasi Penyakit Kardiovaskular Aterosklerosis.
Dalam pemaparan materi yang dilakukan dr. Ike ini, muncul empat penanya dari Puskesmas Dampit, Sub Koordinator Substansi PTM dan Keswa Dinkes Kabupaten Malang, dr. Wahyu, dan Puskesmas Bululawang.
Petugas Lab Puskesmas berlatih dan praktek reagen Proline HDL-c direct FS dengan menggunakan fotometer Microlab 300 |
Microlab 300 merupakan alat penganalisa kimia klinis semi-otomatis (semi automated clinical chemistry analyzer) dengan keandalan yang terbukti dan kinerja tinggi yang sangat ideal untuk lokasi laboratorium lebih kecil.
Pada kesempatan ini, petugas lab (analis) dari 20 Puskesmas yang hadir di hari pertama rakontek ini diajari menggunakan reagen untuk pengukuran kadar lipoprotein densitas tinggi Proline HDL-c direct FS. Sebelumnya Puskesmas menggunakan reagen DiaSys, sehingga petugas Lab perlu belajar modifikasi tersebut dengan alat yang sama, yaitu Microlab 300. Sehingga, pemeriksaan HDL, trigliserida, dan kolesterol total bisa menjadi optimal.
Usai belajar praktek pengaturan program dalam Microlab 300 dengan reagen Proline HDL-c direct FS, acara dteruskan dengan pembacaan RTL (Rencana Tindak Lanjut) Pertemuan Rakontek oleh staf PTM dan Keswa, Rosida, SKM.
Acara di hari pertama Rakontek Program PTM Di Kabupaten Malang Tahun 2023 Gelombang 1 ini ditutup oleh Sub Koordinator Substansi PTM dan Keswa Dinkes Kabupaten Malang pada pukul 15.47 WIB. *** [160523]
Oleh: Budiarto Eko KusumoEditor: Budiarto Eko Kusumo
0 komentar:
Posting Komentar