Rabu, 08 Maret 2023

Studi Banding SMARThealth Oleh Thailand dan India di Kantor Dinkes Kabupaten Malang

Menjelang siang hingga sore di hari Rabu (08/03/2023) ini, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang menerima kunjungan delegasi dari Thailand dan India dalam rangka replikasi SMARThealth di kedua negara tersebut.

Delegasi Thailand terdiri dari Dr. Krisada Hanbunjerd, MD (Kementerian Kesehatan Thailand), Siriwan Pitayarangsarit, Ph.D (Kementerian Kesehatan Thailand), Dr. Methee Chanpitakkul (Bhumirajanagarindra Kidney Institute, Bangkok), dan Prof. Dr. Kriang Tungsanga (Bhumirajanagarindra Kidney Institute, Bangkok).

Sedangkan, delegasi dari India meliputi Praveen Devarsetty, MBBS, MD, Ph.D (Head of the Primary Health Care Research at the George Institute for Global Health, India), Sridevi Gara (Tehnical Lead at the George Institute for Global Health, India), dan Renu John, BDS, MPH (Research Assistant on the LIVING study – a lifestyle intervention for diabetes prevention in women with prior gestational diabetes at the George Institute for Global Health, India).

Perkenalan dalam studi banding SMARThealth oleh delegasi Thailand dan India dipandu oleh Team Leader SMARThealth UB

Empat delegasi Thailand dan tiga delegasi India itu ingin belajar dari berbagai pengalaman Dinkes Kabupaten Malang dalam penyelenggaraan program replikasi SMARThealth di 390 desa/kelurahan, sehingga nantinya manfaat dari program ini dapat dirasakan oleh masyarakat luas di seluruh dunia.

Dalam kunjungan itu, kedua delegasi diterima oleh Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) dan Sub Koordinator Substansi PTM dan Keswa Dinkes Kabupaten Malang di Ruang Multimedia Lantai 2 Dinkes yang terletak di Jalan Panji No. 120 Kelurahan Penarukan, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, pada pukul 10.44 WIB.

Tampak hadir dalam studi banding SMARThealth itu, selain delegasi dari Thailand dan India juga terlihat Team Leader SMARThealth Universitas Brawijaya (UB) beserta seorang anggota Tim SMARThealth UB, ditambah dengan personil staf dari Seksi PTM dan Keswa serta staf Evapor Dinkes Kabupaten Malang.

Di dalam Ruang Multimedia, mereka berdialog dan berdiskusi tentang pengalaman replikasi SMARThealth yang telah dilaksanakan oleh Dinkes Kabupaten Malang, yang dipandu oleh Team Leader SMARThealth UB Sujarwoto, S.IP, M.Si, MPA, Ph.D.

Peserta studi banding SMARThealth di Ruang Multimedia Lantai 2 Dinkes Kabupaten Malang

Acara diawali dengan sambutan dari Kabid P2P Tri Awignami Astoeti, SKM, M.M.Kes, mewakili Kepala Dinas Kesehatan yang sedang ada acara lain. Dalam sambutannya, yang dibantu translate oleh Sujarwoto itu, Tri Awignami menjelaskan awal mula program SMARThealth (2016) hingga direplikasi oleh Dinkes Kabupaten Malang secara bertahap dimulai dari tahun 2020 hingga 2024.

Pada kesempatan itu, delegasi dari Thailand berantusias untuk langsung menanyakan sambil berdiskusi setiap apa yang dikatakan oleh Kabid P2P. Jadi tidak menunggu, Kabid P2P merampungkan terlebih dahulu dalam sambutannya, dan ini malah terlihat dinamis.

Usai sambutan Kabid P2P, acara langsung dilanjutkan oleh Sub Koordinator Substansi PTM dan Keswa Paulus Gatot Kusharyanto, SKM dengan mepresentasikan Program Posbindu SMARThealth Sebagai Upaya Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Tidak Menular (PTM) di Kabupaten Malang, yang diterjemahkan oleh Sujarwoto.

Setiap yang dipresentasikan oleh Paulus Gatot juga langsung sering ditanggapi dan ditanyakan oleh delegasi Thailand, sama ketika Kabid P2P menjelaskan secara sepintas dalam sambutannya. Kebetulan di Thailand masih dalam proses baseline survey SMARThealth.

Praveen dari India membantu menjelaskan perihal SMARThealth kepada delegasi Thailand

Sama dengan yang dilaksanakan di Kabupaten Malang, program SMARThealth selalu diawali dengan penelitian terlebih dahulu untuk melihat faktor risiko PTM melalui pengumpulan data secara ilmiah guna menjadi pijakan dalam membuat kebijakan, bukan sekadar kumpulan angka maupun presentase saja. Namun jauh lebih penting adalah apa yang ada dibalik kumpulan angka tersebut.

Selesai presentasi Paulus Gatot, acara jeda 10 menit guna memberikan kesempatan kepada Sridevi Gara dari delegasi India untuk menampilkan analitis dari aplikasi eKader. Dalam kesempatan itu, Sridevi mendemonstrasikan aplikasi eKader yang digunakan oleh kader SMARThealth dalam melakukan skrining faktor risiko PTM guna deteksi dini.

Aplikasi eKader telah memperlihatkan performa yang semakin mudah dan infografis. Mulai dari siapa yang rajin melakukan skrining oleh kader SMARThealth akan terlihat progresnya, termasuk juga Puskesmas mana yang telah memiliki capaian tinggi, langsung bisa dipantau oleh Dinkes secara harian.

Sehabis Sridevi, acara dilanjutkan dengan paparan dari Dr. Krisada Hanbunjerd, MD, Direktur Bidang PTM, Departemen Pengendalian Penyakit, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Thailand tentang Governance for NCD prevention and control in Thailand.

Pemberian cinderamata dari delegasi Thailand kepada Dinkes Kabupaten Malang

Pada sesi Krisada ini, Team Leader SMARThealth UB memberikan pertanyaan perihal keterlibatan perawat/bidan desa dan kader kesehatan di sana. Selain itu, juga perihal delegasi dokter kepada perawat.

Selesai paparan Krisada, acara pun langsung diteruskan dengan paparan materi dari Dr. Methee Chanpitakkul, seorang peneliti di Bhumiranagarindra Kidney Institute, Bangkok, perihal hasil penelitian SMARThealth di Thailand.

Pada paparan ini, Sub Koordinator Substansi PTM dan Keswa menanyakan tentang pembiayaan untuk BMHP (Bahan Medis Habis Pakai), dan masalah ODGJ di Thailand yang muncul dalam persoalan kesehatan di Thailand.

Terkait BMHP, di Thailand hampir bisa dikatakan gratis. Karena masyarakat di sana telah ikut asuransi kesehatan. Kemudian mengenai ODGJ, dikatakan bahwa mental health termasuk nomor 5 prioritas dalam kesehatan di Thailand.

Pemberian cinderamata dari Dinkes kepada delegasi Thailand di depan Gedung Hipocrates Dinkes Kabupaten Malang sambil berpose dengan delegasi India dan Team Leader SMARThealth UB

Mental health, tambah Methee, baru-baru ini mulai diperhatikan karena mengindikasikan gejala kenaikan. “Jika dibiarkan bisa menjadi penyakit.”

Acara studi banding SMARThealth selesai pada pukul 15.32 WIB. Dari diskusi yang cukup panjang, atau hampir lima jam itu, diketahui ada sejumlah persamaan langkah, seperti berawal dari penelitian terlebih dahulu, dan pelibatan kader kesehatan.

Baik delegasi Thailand, India maupun Dinkes Kabupaten Malang sepakat, bahwa SMARThealth itu bisa hadir karena sama-sama berangkat dari keterbatasan sumber daya manusia dalam bidang kesehatan. Dengan target capaian SPM seperti itu jika mengandalkan tenaga kesehatan, pasti tidak akan mampu.

Sedangkan, bedanya yang cukup menonjol adalah target sasarannya. Kalau di Thailand, target sasaran skrining faktor risiko PTM adalah umur 35 tahun ke atas. Di India, target sasaran skrining faktor risiko PTM hampir mirip dengan Thailand di umur 40 tahun ke atas. Sedangkan di Kabupaten Malang, memfokuskan target sasarannya pada umur 15 tahun ke atas. *** [080323]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive

Risk Checker

Risk Checker

Indeks Massa Tubuh

Supplied by BMI Calculator Canada

Statistik Blog

Sahabat eKader

Label

Arsip Blog