Giat Posbindu PTM yang ketiga kalinya di Desa Kendalpayak pada Sabtu pagi ini (29/05/2021) sedikit berbeda dengan giat sebelum-sebelumnya. Pasalnya, dalam giat Posbindu PTM yang diselenggarakan di Ruang Kelas III dan IV SD Islam Lukman Hakim yang beralamatkan di Jalan Raya Kendalpayak 349 Dusun Watudakon RT 12 RW 07 Desa Kendalpayak, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur ini, tidak sekadar pemeriksaan faktor risiko PTM saja tetapi juga diadakan penyuluhan jantung.
Penyuluhan jantung ini diisi oleh dua dokter yang saat ini sedang mengikuti Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB) Program Studi Ilmu Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah, yaitu dr. Oktafin Srywati Pamuna dan dr. Akhmad Isna Nurudinulloh.
dr. Oktafin beri penyuluhan jantung koroner dalam giat Posbindu PTM Desa Kendalpayak |
Acara dibuka oleh Koordinator Program PTM Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, Nur Ani Sahara, S.Kep. Ns. Dalam pengantar pembukanya, Nur Ani Sahara mengatakan bahwa tidak banyak dalam giat Posbindu PTM yang dibarengi dengan penyuluhan jantung. Karena tidak gampang mendatangkan dokter spesialis jantung. Oleh karena itu, giat Posbindu PTM Desa Kendalpayak ini beruntung bisa kedatangan dokter yang kesehariannya berada di RSUD Dr Saiful Anwar Malang.
Peserta penyuluhan yang terdiri dari warga yang mengantri pemeriksaan di Posbindu PTM |
Materi yang ditampilkan dr. Oktafin kebetulan bersinggungan dengan pemeriksaan pada giat Posbindu PTM, sehingga warga yang mengikuti penyuluhan masalah jantung menjadi tertarik. Terlebih ketika dr. Oktafin memaparkan tabel klasifikasi tekanan darah dan kolesterol serta gula darah. Karena selama ini, warga hanya mendengar hasil pemeriksaan terkait tekanan darah, kolesterol dan gula darah hanya terima hasilnya: tinggi, sedang, atau rendah, tanpa paham akan klasifikasinya.
dr. Isna beri penyuluhan tentang aplikasi Detak |
Aplikasi Detak penting sebagai skrining atau deteksi dini gejala dan tanda Sindrom Koroner Akut (SKA). SKA adalah kondisi darurat medis ketika suplai darah ke jantung terhambat tiba-tiba. Kondisi ini butuh penanganan segera.
Koordinator Program PTM Dinkes Kabupaten Malang beri kata pembuka dalam penyuluhan jantung |
Pada materi penyuluhan yang kedua ini, warga juga diajak mencoba untuk mengunduh, menginstal, dan sekaligus mengoperasikan aplikasi Detak. Dalam prosesi ini, dr. Isna dibantu oleh dr. Oktafin untuk mendampingi warga yang berkenan untuk mempraktekkan aplikasi ini.
Giat Posbindu PTM Desa Kendalpayak |
Setelah kedua materi penyuluhan selesai, dibukalah sesi tanya jawab. Warga dipersilakan bertanya, dan dokter akan menjawab. Ada 3 penanya dalam penyuluhan tersebut. Pertanyaannya sekitar masalah jantung, seperti pengertian jantung lemah, ciri-ciri jantung sakit, dan apa sih sebenarnya penyebab PJK?
Dr. Oktafin menjawab ketiga pertanyaan tersebut dengan bahasa yang mudah dipahami, sehingga warga menjadi mengerti, dan sang dokter pun berpesan jika warga merasakan seperti yang ditanyakan tersebut maka jangan ditunda-tunda dan bawa segera ke rumah sakit.
“Semakin lama kita tunda, semakin sakit jantungnya meluas”, jelas dr. Oktafin kepada warga yang mengikuti penyuluhan jantung tersebut.
Suasana pemeriksaan dalam giat Posbindu PTM Desa Kendalpayak |
Selesai penyuluhan jantung, Koordinator Program PTM Dinkes berpamitan karena ada acara lainnya. Sementara itu, Tim SMARThealth Universitas Brawijaya (UB) masih mendampingi giat Posbindu PTM yang digelar di serambi/teras lantai pertama SD Islam Lukman Hakim Kendalpayak.
Meja untuk pemeriksaan ditata berjajar memanjang dari selatan ke utara mengikuti tekstur serambi sekolahan tersebut. Meja 1 dimulai dari arah selatan. Di meja 1 ini ada dua kader Posyandu Balita yang siap melakukan pendaftaran terhadap warga yang akan memeriksakan diri dalam giat Posbindu PTM tersebut. Kedua kader tersebut adalah Lilik dan Kasri.
Setelah didaftar, warga akan menerima layanan pengukuran suhu badan oleh kader Posyandu Balita Puji Rahayu. Pengukuran suhu badan ini menggunakan Infrared Forehead Thermometer Dikang HG03 buatan Tiongkok. Caranya dengan menyorotkan ke jidat dan segera akan muncul hasilnya.
Dari sorot jidat itu, warga kemudian akan mendapatkan layanan pengukuran antropometri, seperti tinggi badan, berat badan, dan lingkar perut. Ada dua kader Posyandu Balita yang bertugas dalam pengukuran tersebut, yaitu Nur Imama dan Endah Rismawati. Nur Imama mengukur tinggi dan berat badan, sedangkan Endah Rismawati melakukan pengukuran lingkar perut dengan menggunakan metlin.
Setelah itu, warga akan menuju ke meja 2. Di meja 2 itu ada bidan Desa Kendalpayak Siti Maisaroh, S.Tr. Keb., yang akan melakukan pengukuran tekanan darah kepada warga. Meja itu satu bangku dengan meja 3 yang diisi oleh perawat Desa Kendalpayak Ardianse Ria Saputra, A.Md. Kep. Perawat itu bertugas melayani pemeriksaan laborat sederhana seperti gula darah dan kolesterol.
Selain itu, perawat dan bidan juga akan menerima konsultasi perihal keluhan fisik yang dihadapi oleh warga tersebut. Bila warga terindikasi memiliki risiko tinggi PTM (highrisk) maka petugas kesehatan akan memberikan kepada warga tersebut.
Usai jumpa petugas kesehatan, warga akan menuju ke meja 4 dan 5. Kedua meja ini situasional sifatnya. Bila di meja 4 sedang ada antrian, warga bisa menuju ke meja 5 terlebih dahulu. Meja 4 adalah meja pencatatan berdasarkan Lembar Skrining Kesehatan Faktor Risiko PTM, dan meja 5 merupakan meja untuk melakukan wawancara dengan warga secara langsung berdasarkan pertanyaan yang ada di dalam aplikasi eKader, termasuk warga harus bertanda tangan di dalamnya sebagai manifestasi infomed consent.
Kader yang bertugas melakukan pencatatan itu dilakukan oleh kader SMARThealth Reny Purniawati, dan yang melakukan wawancara online dengan aplikasi eKader adalah kader SMARThealth Rahmawati Sri Wahyuni dan Fitria Winarni.
Acara giat Posbindu PTM ini selesai pada pukul 12.16 WIB dan berhasil melakukan pemeriksaan terhadap 45 warga dengan rincian laki-laki sebanyak 7 orang dan perempuan sejumlah 38 orang. *** [290521]
Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo
0 komentar:
Posting Komentar