Menampilkan postingan yang diurutkan menurut tanggal untuk kueri Keswa. Urutkan menurut relevansi Tampilkan semua postingan
Menampilkan postingan yang diurutkan menurut tanggal untuk kueri Keswa. Urutkan menurut relevansi Tampilkan semua postingan

Sabtu, 12 Oktober 2024

SMARThealth Bergaung Dalam Rakor dan Evaluasi Kesehatan Di Kabupaten Situbondo

Sepucuk surat dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Situbondo Nomor 400.7/7035/431.302/2024 tertanggal 30 September 2024 ditujukan kepada Kepala Dinkes (Kadinkes) Kabupaten Malang perihal permohonan narasumber yang membidangi program P2PTM dalam acara Rapat Koordinasi (Rakor) dan Evaluasi Pelaksanaan Deteksi Dini, Preventif dan Respon Penyakit Tingkat Kabupaten Situbondo di Zam-Zam Hotel & Convention yang beralamatkan di Jalan Abdul Gani Atas, RT 04 RW 10 Kelurahan Ngaglik, Kecamatan Batu, Kota Batu, pada Kamis (03/10).

Dalam rangka penguatan pelaksanaan preventif, promotif, dan pengendalian penyakit tidak menular (PTM) melalui dukungan peran lintas program dan lintas sektor di Kabupaten Situbondo, Kadinkes Kabupaen Situbondo dr. Sandy Hendrayono, M.Kes mengundang narasumber dari Dinkes Kabupaten Malang untuk mempresentasikan SMARThealth yang telah menjadi program inovasi di Kabupaten Malang.

Rakor dan Evaluasi Pelaksanaan Deteksi Dini, Preventif dan Respon Penyakit Tingkat Kabupaten Situbondo ini dihadiri oleh Kadinkes, Sekretaris Dinkes, 4 Kepala Bidang (Kabid) di lingkungan Dinkes Kabupaten Situbondo, Struktural di Dinkes (Kasubag), 20 Camat se-Kabupaten Situbondo, 20 Kepala Puskesmas (Kapus) yang ada di Kabupaten Situbondo, 20 Pemegang Program PTM Puskesmas, dan Lintas Sektor (BAPPEDA, Dinas Sosial, Bagor, DPMD, PKK, dan lain-lain).

Dinkes Kabupaten Situbondo meminta narasumber dari Dinkes Kabupaten Malang, karena mereka ingin tahu implementasi inovasi SMARThealth di Kabupaten Malang, seperti tahapan dalam pelaksanaan inovasi SMARThealth, penggunaan aplikasi SMARThealth, aplikasi e-Puskesmas, dan peran Kecamatan maupun Desa serta isi Peraturan Bupati (Perbup) Nomor 31 Tahun 2021 tentang Pelaksanaan Posbindu SMARThealth dalam implementasi program inovasi SMARThealth itu apa?

Presentasi SMARThealth di Rakor dan Evaluasi Pelaksanaan Deteksi Dini, Preventif dan Respon Penyakit Tingkat Kabupaten Situbondo (Kamis, 03/10)

Materi SMARThealth ini dipresentasikan oleh Sub Koordinator Substansi PTM dan Kesehatan Jiwa (Keswa) Dinkes Kabupaten Malang, Paulus Gatot Kusharyanto, SKM, dihadapan lintas program dan lintas sektor yang ada di Kabupaten Situbondo dari pukul 19.30 WIB hingga pukul 21.00 WIB.

Dalam presentasi SMARThealth ini, antusias peserta Rakor dan Evaluasi Pelaksanaan Deteksi Dini, Preventif dan Respon Penyakit Tingkat Kabupaten Situbondo yang ingin tahu mengenai program inovasi SMARThealth terlihat dari munculnya sejumlah pertanyaan yang ditujukan kepada Paulus.

Ada 3 pertanyaan dari Kadinkes Kabupaten Situbondo tentang SMARThealth. Pertanyaan pertama terkait masalah output dan impact pelaksanaan SMARThealth selama ini. Menurut Paulus, outcome terlihat dari capaian standard pelayanan minimum yang meningkat dan pemenuhan peralatan untuk melakukan skrining faktor risiko PTM (SMARThealth Kit), dan kader kesehatan menjadi memiliki keterampilan dalam membantu tenaga kesehatan di desa dalam melakukan skrining faktor risiko PTM maupun membantu edukasi ringan kepada warga.

Pertanyaan kedua, “Koq kader masih semangat untuk bekerja dengan insentif kecil?”. Dalam menjawab ini, Paulus menyitir dari penelitian Understanding communitu health worker emplyoyment preferences in Malang district, Indonesia, using a discrete choice experiment (Thomas Gadsden et. al., 2022, BMJ Global Health) bahwa semangat kiprah kader kesehatan tidak hanya ditentukan oleh besaran insentifnya saja melainkan mereka merasa senang jika juga dilibatkan dalam kegiatan atau pelatihan-pelatihan yang ada. Intinya, kader kesehatan akan merasa senang bila dilibatkan dalam kegiatan. Mereka merasa diperhatikan oleh stakeholdernya.

Pertanyaan ketiga terkait aplikasi Satu Sehat yang bakal digulirkan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menjadi satu aplikasi saja. Dalam hal ini, Paulus mengatakan bahwa selama ini, Dinkes Kabupaten Malang memiliki aplikasi SMARThealth dan e-Puskesmas. Kedua aplikasi itu telah bridging sehingga data hasil skrining faktor risiko PTM yang dilakukan oleh kader kesehatan terlatih akan langsung masuk (bridging) ke e-Puskesmas. Sehingga, skrining di luar gedung dan skrining di dalam gedung bisa berpadu dalam e-Puskesmas. Oleh karena itu, bila nanti aplikasi Satu Sehat diterapkan, Dinkes Kabupaten Malang akan meminta kepada Kemenkes untuk memfasilitasi bridging aplikasi e-Puskesmas ke dalam aplikasi Satu Sehat, seperti yang telah dilakukan antara aplikasi SMARThealth dengan aplikasi e-Puskesmas.

Sekda Kabupaten Situbondo menyerahkan ucapan terima kasih kepada Sub Koordinator Substansi PTM dan Keswa Kabupaten Malang yang telah menjadi narasumber perihal SMARThealth di  Rakor dan Evaluasi Pelaksanaan Deteksi Dini, Preventif dan Respon Penyakit Tingkat Kabupaten Situbondo (Kamis, 03/10)

Selain pertanyaan datang dari Kadinkes Kabupaten Situbondo, juga terlontar sejumlah pertanyaan dari sejumlah Camat yang hadir dalam Rakor dan Evaluasi Pelaksanaan Deteksi Dini, Preventif dan Respon Penyakit Tingkat Kabupaten Situbondo.

Di antaranya Camat bertanya tentang insentif kader kesehatan dan pelaksanaannya. Hal ini dijawab Paulus, bahwa di insentif kader kesehatan di Kabupaten Malang sebesar Rp 600 ribu, lebih tinggi Rp 100 ribu dari Kabupaten Situbondo.

Pelaksanaannya, kata Paulus, mengacu pada Surat Keputusan (SK) Bupati Malang tentang data base kader yang menerima insentif. Terus kader kesehatan yang belum masuk dalam data base tapi aktif dalam kegiatan skrining faktor risiko PTM akan dialokasikan dari dana desa sesuai dengan kemampuan desa masing-masing.

Lalu, pada pertanyaan Camat mengenai apakah ada hubungan Pilkades dengan kinerja kader. Karena menurut salah seorang Camat, di Situbondo ada desa yang mengganti kadernya tidak sepaham dengan yang baru jika terpilih nantinya.

Paulus pun menjawab, bahwa sepemahaman narasumber di Kabupaten Malang, hal tersebut tidak terjadi. Karena semua hal yang menyangkut kader kesehatan diadministrasikan dalam data base yang dipayungi oleh SK Bupati Malang. *** [121024]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Kamis, 10 Oktober 2024

Bulan Oktober 2024 Ini, Dinkes Kabupaten Malang Adakan Skrining Faktor Risiko PTM Bagi Pegawainya

Sejak menginisiasi Posbindu Institusi, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang secara rutin dan konsisten selalu mengadakan hajatan skrining faktor risiko penyakit tidak menular (PTM) bagi pegawainya yang berada di lingkungan Kantor Dinkes yang beralamatkan di Jalan Panji No. 120 Kelurahan Penarukan, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang.

Tahun 2024 ini, Dinkes kembali menggelar skrining faktor risiko PTM selama tiga hari, yang dimulai pada hari ini, Rabu (09/10) hingga Jumat (11/10). Pemeriksaan untuk Rabu (09/10), dijadwalkan untuk pegawai Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas), cleaning service, Bidang P2P, dan UPT. Labkesmas. Pemeriksaan untuk hari Kamis (10/10) diperuntukkan bagi pegawai Bidang Sumber Daya Kesehatan (SDK), UPT. Kalibarasi, Bidang Pelayanan Kesehatan (Yankes), dan PSC. Sedangkan untuk hari Jumat (11/10), pemeriksaan diagendakan bagi pegawai sekretariat, koperasi dan kantin yang ada di dalam lingkungan Kantor Dinkes.

Hari ini, kegiatan skrining dipusatkan di Gedung Socrates. Alur pelayanan pemeriksaannya: pendaftaraan; anamnese; pengukuran antropometri (tinggi/berat badan, lingkar perut); pengukuran tekanan darah; pengecekan kadar gula darah, kolesterol, dan asam urat; CO Analyzer, skrining jiwa, konsultasi, dan EKG (elektrokardiogram).

Cek kadar gula darah, kolesterol, dan asam urat

Pemeriksaan skrining faktor risiko PTM ini dilakukan oleh tenaga kesehatan yang menjadi pegawai di lingkungan Dinkes. Sementara itu, untuk konsultasi kesehatan menghadirkan dokter fungsional dari Puskesmas Kepanjen, yakni dr. Hadaya Trias Ramadhani. Sedangkan, untuk pemeriksaan EKG dilakukan oleh tenaga kesehatan dari PACCE (Pakisaji Cardiovascular Center) di UPT Labkesmas, yang berada di sebelah timurnya Gedung Socrates.

Yang menarik dan membedakan dari skrining faktor risiko PTM yang diadakan oleh Dinkes Kabupaten Malang ini pada umumnya, adalah adanya CO Analyzer, skrining jiwa yang dilakukan oleh staf Kesehatan Jiwa (Keswa) Substansi PTM dan Keswa, dan pemeriksaan EKG.

Dalam pemeriksaan CO Analyzer, digunakan Micro Advance Smokerlyzer – Portable CO Analyzer, yaitu monitor karbon monoksida napas dengan fungsionalitas canggih yang terpasang sehingga ideal untuk penggunaan menyeluruh dalam pemantauan CO napas dan udara sekitar. Monitor ini memiliki tiga mode yang dapat dipilih untuk pengujian pada orang dewasa, remaja, dan wanita hamil. Mode udara sekitar juga dapat dipilih untuk menguji kadar CO di lingkungan sekitar.

CO Analyzer

Menurut Bastamil Anwar Aziz, S.Kep.Ners, Koordinator KTR (Kawasan Tanpa Rokok) dan UBM (Upaya Berhenti Merokok) Dinkes, dalam rangka melaksanakan program PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronik) dan UBM, Dinkes telah menganggarkan CO Analyzer bagi 39 Puskesmas yang ada di Kabupaten Malang. Setiap Puskesmas memiliki 1 alat CO Analyzer, dan untuk Dinkes sendiri mempunyai 2 alat CO Analyzer. Semua CO Analyzer yang dimiliki produk dari pabrikan Bedfont Scientific Limited Seri CM9181691920.

Alat CO Analyzer ini, kata Bastamil, terdiri dari tiga bagian, yaitu Smoke analyzer, D-piece (alat filternya), dan Mouth pieces (semacam sedotan untuk sarana meniup). Smoke analyzer merupakan detektor alat hitungnya. D-piece merupakan alat filter yang menjembatani antara Smoke Analyzer dan Mouth pieces. D-piece akan diganti dalam penggunaannya setelah pengukuran untuk 20 orang. Sedangkan, mouth pieces diganti setiap pengukuran seseorang, atau sekali pakai saja.

Kemudian Sub Koordinator Substansi PTM dan Keswa Paulus Gatot Kusharyanto, SKM menambahkan bahwa semua Puskesmas yang ada di Kabupaten Malang telah mendapatkan pelatihan PANDU PTM dari UPT Latkesmas Murnajati di bawah Dinkes Provinsi Jawa Timur.

Pemeriksaan EKG

Dengan adanya PANDU PTM, setiap Puskesmas memiliki Klinik PANDU PTM di mana di dalamnya ada PPOK. Tenaga kesehatan (nakes) dari Puskesmas sudah dilatih secara umum terkait PANDU PTM dan secara khusus berkenaan dengan PPOK.

Kemudian untuk skrining jiwa, menurut staf Keswa Imam Ghozali, S.Kep.Ners, instrumennya menggunakan SRQ (Self-Reporting Questionnaiere) 20. SRQ 20 yang terdiri dari 20 item pertanyaan tersebut dikembangkan oleh World Health Organization (WHO) untuk mendeteksi tekanan psikologis nonspesifik; subskala meliputi depresi/kecemasan, gejala somatik, energi vital yang berkurang, dan pikiran depresif. Karena pilihan responsnya adalah ya/tidak, hal ini dapat dipahami oleh banyak individu.

Instrumen SRQ-20 berisi 20 pertanyaan dalam bahasa sederhana, yang menanyakan responden tentang gejala dan masalah yang terkait dengan gangguan mental umum (common mental disorder). Setiap pertanyaan memerlukan respons ya/tidak dan karenanya diberi skor "0" atau "1", dengan skor "1" menunjukkan bahwa gejala tersebut ada dalam sebulan terakhir, dan skor "0" menunjukkan bahwa gejala tersebut tidak ada (Beusenberg & Orley, 1994).

Konsultasi kesehatan dengan dokter fungsioalis Puskesmas Kepanjen

Sementara itu, pemeriksaan EKG (Elektrokardiogram) yang memerlukan ruangan khusus itu ditangani oleh dokter dan perawat terampil dari Klinik PACCE. EKG adalah pemeriksaan untuk mengukur dan merekam aktivitas listrik jantung. EKG umumnya dilakukan untuk memeriksa kondisi jantung dan menilai efektivitas pengobatan penyakit jantung.

Elektrokardiogram, atau yang disebut juga dengan pemeriksaan rekam jantung, dilakukan dengan menggunakan mesin pendeteksi impuls listrik jantung yang disebut elektrokardiograf. Dengan alat tersebut, impuls atau aktivitas listrik jantung akan terpantau dan tampak berupa grafik yang ditampilkan di layar monitor.

Kegiatan skrining faktor risiko PTM yang dilaksanakan oleh Dinkes ini dimulai pada pukul 08.00 WIB dan berakhir pada pukul 12.00 WIB. Kegiatan rutin yang telah berjalan selama 3 tahun ini, sangat membantu dalam melakukan deteksi dini bagi pegawai yang bekerja dalam lingkungan Kantor Dinkes Kabupaten Malang. *** [101024]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Minggu, 08 September 2024

Jalan Sehat Kemerdekaan Kelurahan Kepanjen dan Pemeriksaan Kesehatan Gratis

 “Berjalan adalah obat terbaik bagi manusia.” – Hippocrates

Panggung kegiatan Jalan Sehat Kemerdekaan berdiri kokoh di tikungan Jalan Banurejo RT 05 RW 01 Kelurahan Kepanjen, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang. Tikungan tersebut menghubungkan Pasar Kepanjen dan Stasiun Kepanjen.

Pagi itu, Ahad (08/09), sekitar pukul 06.00 WIB, warga Kelurahan Kepanjen tumpah ruah untuk mengikuti kegiatan Jalan Sehat Kemerdekaan yang digelar Pemerintah Kelurahan Kepanjen dalam rangka memperingati HUT Kemerdekaan RI ke-79.

Bupati Malang memimpin start Jalan Sehat Kemerdekaan Kelurahan Kepanjen

Deretan hadiah yang dipajang di atas panggung menjadi magnet tersendiri bagi peserta Jalan Sehat Kemerdekaan, terutama dua hadiah utamanya, yakni berupa dua motor. Satu Honda Vario, dan yang satunya Honda Beat. 

Sebelum acara kegiatan Jalan Sehat Kemerdekaan dimulai, Carik Kepanjen Adi Surasa, S.H. telah menginformasikan dari atas panggung bahwa tiket kegiatan yang berbendel-bendel telah ludes terjual semalam sejak warga mengetahui hadiah utamanya. Konon, tiket seharga Rp2.000 tercetak ratusan bendel, dan setiap bendelnya terdiri dari 100 tiket.

Bupati Malang ikut Jalan Sehat Kemerdekaan hingga pojok Pasar Kepanjen sebelum melintas Jalan Ahmad Yani menuju Jalan Welirang

Sambil menanti kedatangan Bupati Malang Drs. H.M. Sanusi, M.M., Lurah Kepanjen Bobby Setya Abdi, S.STP, M.M. dan Camat Kepanjen Yateno, S.H., M.Si melakukan inspeksi ke beberapa titik dalam penyelenggaran kegiatan Jalan Sehat Kemerdekaan, mulai dari lokasi panggung hingga tempat pemeriksaan kesehatan gratis yang dilakukan oleh kader SMARThealth di halaman Café Garputala Kepanjen.

Begitu Bupati Malang beserta sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) tiba di lokasi sekitar pukul 07.15 WIB, langsung meresmikan jalan paving yang letaknya berada di depan Grajen Coffee Shop, yang tepatnya di belakang panggung dan bersebelahan dengan Café Garputala.

Peserta Jalan Sehat Kemerdekaan melewati Jalan Kawi Kepanjen

Bupati Malang Sanusi yang diapit oleh Lurah dan Camat Kepanjen itu dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim berkenan meresmikan dengan memotong pita warna merah yang membujur dari barat ke timur sebagai tanda jalan paving tersebut telah dibuka secara resmi.

Usai meresmikan jalan paving, Bupati Malang langsung menuju ke panggung. Di atas panggung, Bupati menyapa peserta Jalan Sehat Kemerdekaan yang diadakan oleh Pemerintah Kelurahan Kepanjen, dan sekaligus memberikan sambutan.

Peserta Jalan Sehat Kemerdekaan lewat depan Kantor Kelurahan Kepanjen yang berada di pojokan lampu merah

Dalam sambutannya, Bupati Malang mengingatkan kepada kita semua, arti pentingnya melakukan aktivitas fisik sebagai Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS). Perilaku kehidupan modern seringkali membuat banyak orang minim melakukan aktivitas fisik; baik itu aktivitas fisik karena bekerja maupun berolah raga. Kemudahan – kemudahan dalam kehidupan sehari – hari karena bantuan teknologi dan minimnya waktu karena banyaknya kesibukan telah menjadikan banyak orang menjalani gaya hidup yang kurang sehat. Oleh karena itu, kegiatan jalan sehat ini sangatlah tepat untuk menjaga kesehatan kita semua, dan patut diapresiasi.

Selesai sambutan, Bupati Malang memimpin start kegiatan Jalan Sehat Kemerdekaan. Mulai dari mengibarkan bendera hingga mengikutinya sampai dengan Jalan Ahmad Yani di pojok barat laut Pasar Kepanjen.

Atraksi kesenian dihadapan peserta Jalan Sehat Kemerdekaan yang telah memasuki garis finish

Dalam perjalanan itu, Bupati Malang yang gemar bersholawat itu tak segan menyapa warga yang dilaluinya, seperti para pedagang pasar yang berjualan di luar. Kemudian banyak peserta yang mengajaknya foto bersama.

Selesai mengiringi peserta Jalan Sehat Kemerdekaan, Bupati Malang berpamitan untuk melanjutkan perjalanan dinas ke Kecamatan Bululawang, dan peserta gerak jalan terus melintas Jalan Ahmad Yani menuju Jalan Welirang, terus belok ke Jalan Punten dan bertemu dengan Jalan Kawi.

Banner penanda lokasi pemeriksaan kesehatan gratis yang dilakukan oleh kader SMARThealth Kelurahan Kepanjen

Dari Jalan Kawi, peserta gerak jalan menuju ke arah timur melintasi lampu merah Kepanjen dan Kantor Kelurahan Kepanjen yang berada di pojokan lampu merah tersebut, hingga Taman Contong. Dari Taman Contong, perserta gerak jalan menuju ke utara melewati Jalan K.H. Agus Salim sampai mentok SD/SMP Muhammadiyah.

Dari pertigaan SD/SMP Muhammadiyah, peserta gerak jalan belok kanan. Di penghujung belokan itu, terdapat sejumlah panitia yang membawa kotak untuk menerima potongan tiket untuk diundi penerimaan hadiah, kemudian belok ke kiri menuju Jalan Banurejo tempat lokasi panggung dan terop peserta.

Usai ikut gerak jalan, Lurah dan Ketua TP-PKK Kelurahan Kepanjen stay di lokasi pemeriksaan kesehatan gratis

Sambil menunggu peserta lainnya sampai ke garis finish, peserta gerak jalan disuguhi berbagai atraksi kesenian. Selain menikmati sajian kesenian tersebut, banyak juga warga yang menuju ke Café Garputala untuk periksa kesehatan gratis yang dilakukan oleh kader SMARThealth Kelurahan Kepanjen.

Delapan kader – Agustin Shintowati, Kristin Mariana, Rusmini, Indri Astutik, Wiwik Setyo Anggraeni, S.H., Edy Hartutik, Sri Handayani, Wiwin Waluyo Ningsih - melayani pemeriksaan gratis berupa pengukuran antropometri, pengukuran tekanan darah, dan pengecekan kadar gula darah. Sementara itu, perawat Nurul Masfiyah, A.Md.Kep dan Mamik Makrifatin, S.ST dari Ponkesdes Panji Husada bertugas di ambulance yang disiapkan oleh Puskesmas Kepanjen.

Suasana skrining faktor risiko PTM gratis di halaman cafe Garuputala

Hingga pukul 11.00 WIB, delapan kader kesehatan tersebut mampu melakukan skrining faktor risiko PTM sebanyak 197 orang dengan rincian 45 laki-laki dan 152 perempuan. Pemeriksaan kesehatan gratis ini juga dihadiri oleh Koordinator Sub Substansi PTM dan Kesehatan Jiwa (Keswa) Dinas Kesehatan Kabupaten Malang Paulus Gatot Kusharyanto, SKM dan salah seorang anggota Tim SMARThealth Universitas Brawijaya (UB).

Setelah selesai memberikan layanan pemeriksaan gratis itu, kedelapan kader kesehatan membaur dengan peserta gerak jalan lainnya untuk menyimak tiketnya yang masih dalam pengumuman undian pemenang.

Lurah Kepanjen yang didampingi Ketua TP-PKK turut periksa kadar gula darah

Hingga akhir kegiatan, sekitar pukul 13.30 WIB, dua hadiah utama berupa dua motor itu pun semakin jelas siapa yang mendapatkannya. Honda Vario didapat peserta gerak jalan dari Jalan Seruji RT 12 RW 01 Kelurahan Kepanjen, dan Honda Beat berhasil dibawa pulang oleh peserta gerak jalan dari Jalan Welirang RT 38 RW 02.

Kegiatan Jalan Sehat Kemerdekaan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kelurahan Kepanjen itu dengan segudang hadiah itu tergolong sukses dan meriah. Warga bisa bersilaturahmi massal dan berkumpul dalam gerak jalan sehat. “Sehat tubuhnya, sehat harapannya.”

Namun yang terpenting dari semua itu, hakikat dari jalan sehat tersebut sesungguhnya juga untuk meningkatkan kebugaran tubuh kita. Hippocrates (460 SM - 375 SM), seorang dokter Yunani kuno yang hidup selama periode Klasik Yunani dan secara tradisional dianggap sebagai Bapak Kedokteran pernah berujar, “Walking is man’s best medicine” (Berjalan adalah obat terbaik bagi manusia). *** [080924]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Sabtu, 07 September 2024

Giat Posbindu SMARThealth Anggrek 2 Kepanjen Dikunjungi Dinkes, Lurah dan Ketua TP-PKK

Rutinitas giat Posbindu SMARThealth Anggrek 2 Kepanjen ini sudah tidak diragukan lagi. Semenjak mendapatkan pelatihan SMARThealth dari dokter-dokter Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB) di bulan-bulan akhir 2016, kader kesehatan tersebut terus mempraktekkan ‘ilmunya’ untuk membantu tenaga kesehatan Ponkesdes Panji Husada memberikan layanan pemeriksaan kesehatan berupa skrining faktor risiko penyakit tidak menular (PTM) hingga sekarang.

Setiap hari Sabtu minggu pertama dalam setiap bulannya, kader SMARThealth yang berkolaborasi dengan tenaga kesehatan (nakes) Panji Husada, yakni perawat dan bidan, senantiasa mengadakan skrining faktor risiko PTM di Balai RW 01 yang terletak di Jalan Banurejo RT 05 RW 01 Kelurahan Kepanjen, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang.

Semangat dan integritasnya dalam membantu memberikan layanan kesehatan di kelurahannya tak pernah kendor. Merawat (follow up) antara 30 hingga 50 warga setiap bulannya dalam kontinuitas tersebut sudah merupakan prestasi tersendiri.

Kader berpose bersama nakes, Dinkes, lurah, dan Ketua TP-PKK Kelurahan Kepanjen

Hari ini, Sabtu (07/09), pemeriksaan dan skrining rutin PTM dalam giat Posbindu SMARThealth Anggrek 2 Kepanjen mendapat kunjungan dari Koordinator Sub Substansi PTM dan Kesehatan Jiwa (Keswa) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang, dan Kepala Kelurahan (lurah) Kepanjen beserta Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Kelurahan Kepanjen.

Koordinator Sub Substansi PTM dan Keswa Paulus Gatot Kusharyanto, SKM menyempatkan diri berkunjung ke giat Posbindu SMARThealth Anggrek 2 dalam perjalanannya hendak ke Malang untuk mencari seng buat atap bangunan kos-kos-an yang sedang dibangun di rumahnya.

Kunjungan tersebut selain melihat kegiatan yang diadakan oleh kader SMARThealth, Ponkesdes Panji Husada, dan Puskesmas Kepanjen berupa Posbindu SMARThealth, juga menyemangati para kader maupun nakes serta memberikan bantuan strip gula darah.

SMARThealth tidak hanya terpatri dalam papan nama tapi juga sanubari

Dalam kesempatan itu, Paulus juga mengatakan bahwa pemberdayaan kader kesehatan ini mampu memberikan nilai tambah dalam membantu tugas Dinkes terutama dalam indikator capaian SPM PTM meningkat.

Giat Posbindu SMARThealth tersebut berisi skrining faktor risiko PTM, seperti pengukuran antropometri (tinggi/berat badan dan lingkar perut), tekanan darah, cek kadar gula darah/kolesterol/asam urat) dan konsultasi dokter serta pemberian obat.

Enam kader berbagi tugas dalam meja yang telah disediakan. Meja 1 berada di teras depan, kader Indri Astutik memberikan layanan pendaftaran. Kader ini hafal sekali dengan warga yang di-follow up dalam giat ini. Buku pencatatan riwayat pemeriksaan, selalu disimpannya dengan rapi. Ia juga mampu menghafal siapa saja yang tidak datang bulan lalu, dan menanyainya.

Suasana mengantre untuk konsultasi kesehatan dengan dokter Puskesmas

Meja 2 memberikan layanan pengukuran antropometri. Kader Wiwik Setyo Anggraeni, S.H. dan Edi Hartutik silih berganti memberikan layanan pengukuran tinggi badan, penimbangan berat badan, dan pengukuran lingkar perut.

Kemudian meja 3 digunakan untuk pengukuran tekanan darah dan pengecekan kadar gula darah. Pengukuran tensi dilakukan oleh kader Nanik Triyudhani, dan pengecekan kadar gula darah dilakukan oleh kader Agustin Shintowati dan Kristin Mariana.

Dari meja 3 tersebut, warga yang terindikasi memiliki faktor risiko tinggi (highrisk) maka akan disarankan oleh kader tersebut untuk menuju ke meja 4. Meja 4 adalah meja konseling kesehatan. Dalam tradisi giat Posbindu PTM di Kelurahan Kepanjen, meja tersebut senantiasa diisi oleh dokter dari Puskesmas Kepanjen. 

Nakes Ponkesdes Panji Husada dalam konsultasi obat

Kali ini yang bertugas di meja tersebut adalah dr. Nabilah Rohadatul ‘Aisy. Dokter tersebut selalu memanyakan keluhannya, minum obatnya dan memberikan edukasi kepada warga yang menghadap kepadanya.

Setelah mendapatkan konseling kesehatan, warga akan meneruskan ke meja 5. Meja 5 adalah meja obat, yang ditandai dengan banyaknya tumpukan obat di atas meja tersebut. Perawat Nurul Masfiyah, A.Md.Kep dan bidan Mamik Makrifatin, S.ST dari Ponkesdes Panji Husada akan memberikan layanan obat kepada warga.

Pada kesempatan itu, Lurah Kepanjen Bobby Setya Abdi, S.STP, M.M. dan Ketua TP-PKK Kepanjen Zena Alyssha, S.IP juga hadir pada giat Posbindu SMARThealth Anggrek 2. Lurah Kepanjen yang muda dan ganteng itu merasa senang atas peran kader kesehatannya yang terampil. Ia berharap agar peran kader tersebut ditingkatkan dan jangan kendor dalam memberikan layanan kepada warga Kepanjen.

Lurah Kepanjen mengajak rembug bersama untuk pemeriksaan esok pagi dalam gelaran event Gerak Jalan Sehat

Di akhir giat Posbindu SMARThealth, Lurah Bobby juga menawarkan agar kader SMARThealth besok hari tampil dalam pemeriksaan gratis dalam event Gerak Jalan Sehat Kelurahan Kepanjen yang bakal diikuti oleh seribuan orang dengan hadiah utama dua motor roda dua.

Untuk mematangkan ini, Lurah Bobby mengajak meeting sebentar. Perangkat kelurahan, Dinkes, nakes Ponkesdes Panji Husada, dokter Puskesmas Kepanjen, dan salah seorang anggota Tim SMARThealth UB diajak berembug untuk mendesain pelaksanaan layanan kesehatan gratis esok hari, mulai petugasnya, BMHP, lokasi hingga tenda dibahas secara matang.

Acara ini ditutup menjelang Dhuhur dengan makan bersama yang telah disediakan oleh kader. Ada nasi putih, pecel kembang turi, sambal goreng tahu tempe dan koro serta peyek dan kerupuk. Menunya bersifat prasmanan. Siapa pun tinggal mengambil sendiri. *** [070924

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Sabtu, 31 Agustus 2024

Instalasi Instrumen Partikel Dalam EA NIHR Di Desa Sumberejo

Instalasi instrumen partikel adalah proses yang melibatkan pemasangan dan pengaturan perangkat yang digunakan untuk menganalisis atau memanipulasi partikel pada level mikroskopis. Instrumen ini sering digunakan dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan, seperti fisika partikel, biologi sel, dan teknik material.

Setelah hari pertama kemarin, menempatkan trailer pada lokasi yang ditentukan dan pemeriksaan perangkat, Jumat (30/08) ini Max Priestman (Research Associate) dan David Ek (Field and Laboratory Research Technician) dari Imperial College London (ICL) menyelesaikan pemasangan perangkat alat monitoring kualitas udara dalam penelitian NIHR Global Health Research Centre for Non-Communicable Diseases and Environmental Change (NIHR-GHRC NCDs & EC) di enumeration area (EA) NIHR di Kabupaten Malang, yakni Desa Sumberejo, Kecamatan Pagak.

Instalasi instrumen partikel di luar trailer

Profesionalisme kedua bule itu memang tidak diragukan lagi. Cekatan, terampil , dan berpengalaman dalam research.  Mulai dari mengeluarkan perangkat yang ada di kota merah berlabel Aerodyne Research, Inc. maupun perangkat lainnya. Ada banyak perangkat dalam penelitian NIHR ini.

Dikutip dari laman Aerodyne ResearchAerodyne Research (AR) menyediakan layanan penelitian dan pengembangan mutakhir, serta instrumentasi canggih untuk mengatasi tantangan lingkungan dan energi nasional dan internasional.

Instalasi instrumen partikel di dalam trailer

Di antaranya yang tepasang dalam trailer tersebut adalah Aerosol Mass Spectometer (AMS). Sistem AMS digunakan di seluruh dunia di laboratorium penelitian, dan digunakan dalam kampanye lapangan di lokasi tetap, di laboratorium bergerak, dan di platform kapal dan pesawat. Dengan tambahan modul partikel jelaga (soot particle), AMS juga dapat mengukur partikel aerosol tahan api yang mengandung bahan penyerap seperti karbon hitam dan logam tertentu.

Sedangkan, perangkat yang ditaruh di luar trailer, dan diletakkan di sebelah utaranya, terlihat DIGITEL High Volume Samplers (HVS) dan Thermo Scientific Partisol-Plus 2025 Sequential Air Sampler.

Max & David meyiapkan sarana pendukung dalam instalasi instumen partikel di luar trailer

HVS digunakan untuk pengukuran berkelanjutan dan mandiri. Stabilitas jangka panjang yang akurat dari kuantitas udara merupakan elemen utama dari semua DIGITEL High Volume dan Low Volume Sampler. Hal ini dijamin oleh regulasi kuantitas sampel yang dikembangkan DIGITEL: penggunaan flow meter dengan pelampung (rotameter).

Sementara itu, Thermo Scientific Partisol-Plus 2025 Sequential Air Sampler mendefinisikan teknologi terkini dalam pengambilan sampel udara berurutan yang fleksibel dan telah terbukti di lapangan. Perangkat ini mengganti filter sampel berdiameter 47 mm secara otomatis berdasarkan interval waktu yang ditentukan pengguna atau kondisi lainnya. Perangkat ini memiliki kapasitas 16 kaset filter, yang memungkinkan pengambilan sampel partikulat (particulate matter/PM) harian tanpa pengawasan selama dua minggu.

Pertemuan dengan 3 orang kandidat penjaga keamanan instrumen partikel

Berbeda dengan penempatan trailer dan pemeriksaan perangkat di hari pertama yang selesai hingga malam hari, instalasi instrumen partikel ini selesai  pada waktu Ashar. Sisa waktunya digunakan Max dan David untuk berkeliling Dusun Bekur guna melihat tungku pembakaran gamping yang ada. Mereka mengunjungi 3 lokasi tungku pembakaran dan kebetulan yang 2 lokasi sedang aktif ada pembakaran gamping di hari itu.

Selain instalasi intrumen perangkat, di dalam ruang tamu rumah Bapak Hasyim juga terdapat kegiatan untuk menyosialisasikan kepada warga yang terpilih untuk berpartisipasi dalam keamanan intrumen perangka tersebut dari rembug di hari pertama.

Keliling lapangan bersama Max & David

Di ruang tamu itu, ada 3 kandidat warga yang bakal melakukan pengamanan intrumen partikel, pemilik rumah, dan 2 orang staf PTM dan Keswa Dinkes Kabupaten Malang (Bastmail Anwar Aziz, S.Kep.Ners dan Imam Ghozali, S.Kep.Ners). Kepala Dusun (Kasun) H. Badrus Sholeh menyusul kemudian.

Pertemuan ini dipandu oleh Program Manager Serius Miliyani Dwi Putri, SKM, M.Ked. Trop. Selain itu, juga disaksikan oleh 2 orang dari Fisika Universitas Brawijaya (Maria Pramundhitya Wisnu Wardhani, S.Si., dan Azarine Aisyah Widhowati, S.Si) serta fasilitator NIHR.

Sementara itu, rencana di hari ketiga adalah bertemu dengan orang PLN terkait penambahan daya listrik baru sebesar 7700 watt, kehadiran Ketua Peneliti dalam Bidang Pemantauan dan Pengukuran Polusi Udara Prof. Drs. Arinto Yudi Ponco Wardoyo, M.Sc., Ph.D ke lokasi, dan running aplikasi instrument perangkat. *** [310824]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Selasa, 30 Juli 2024

Tim Penelitian NIHR Bersilaturahmi Dengan Plt Kadinkes Kabupaten Malang

Invariably, collaboration leads to new forms of self-expression and to the things that move you.”– Rodney Crowell, musician

Di tengah-tengah kesibukan masing-masing, akhirnya Tim Penelitian NIHR Global Health Research for Non-Communicable Diseases and Environmental Change (NIHR-GHRC NCDs & EC) bisa bersilaturahmi dengan Plt Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kabupaten Malang di ruang kerjanya di Kantor Dinkes yang beralamatkan di Jalan Panji No. 120 Kelurahan Penarukan, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, pada Selasa (30/07).

Tim Penelitian NIHR yang terdiri Sujarwoto, S.IP, M.Si, MPA, Ph.D (Koordintaor Theme 2: Air Pollution dan Plastic Combustion), dr. Holipah, Ph.D (Koordinator Research Capacity Strengthening /RCS), dan fasilitator NIHR, menghadap Plt Kadinkes Kabupaten Malang, dr. Nur Syamsu Dhuha, yang didampingi Sub Koordinator Substansi PTM dan Keswa, Paulus Gatot Kusharyanto, SKM.

Tujuan silaturahmi ini, disamping berjumpa dan berkomunikasi dengan Kadinkes yang baru, juga mewartakan kegiatan NIHR yang telah berjalan, ongoing, dan yang akan dilaksanakan. Menurut Sujarwoto, penelitian NIHR yang sifatnya kolaboratif ini sesungguhnya merupakan pengembangan inovasi SMARThealth untuk menurunkan risiko penyakit paru-paru obstruktif kronis (PPOK) dan penyakit jantung yang disebabkan oleh polusi udara.

Tim Penelitian NIHR diterima Plt Kadinkes Kab. Malang di ruang kerjanya

Dalam silaturahmi itu, juga terjadi diskusi yang menarik antara Plt Kadinkes dan Tim Penelitian NIHR. Plt Kadinkes yang pernah menjabat Kepala Puskesmas (Kapus) Pakisaji dan sekarang merangkap menjadi Kapus Singosari selain Plt Kadinkes, sedikit banyak telah mengerti program SMARThealth yang telah berjalan di Kabupaten Malang.

Pada saat menjabat Kapus Pakisaji, program SMARThealth dulu memasuki penelitian Sub-standard medicines of CVD (Studi Kualitas Obat terkait Penyakit Kardiovaskular), dan ketika menjabat Kapus Singosari bertepatan dengan pelaksaan replikasi SMARThealth (Scale up).

Plt Kadinkes yang juga alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB) terlihat santai saat berdiskusi. Rasanya malah seperti reuni saja, sehingga komunikasi pun menjadi mengalir dengan enak dan lancar. Menurut seorang penulis asal Amerika Serikat yang menulis buku laris The Seven Habits of Highly Effective People, Stephen R. Covey (1932-2012), “When the trust account is high, communication is easy, instant, and effective” (Ketika kepercayaan tinggi, komunikasi menjadi mudah, instan, dan efektif).

Bersilaturahmi dan berdiskusi

Plt Kadinkes juga berharap temuan-temuan dalam penelitian agar supaya dikomunikasikan dengan Dinkes, agar supaya Dinkes bisa menindaklanjutinya. Seperti pada SMARThealth yang awal, diakui oleh plt Kadinkes telah menghasilkan skrining PTM yang bisa berjalan dengan baik. 

Namun kemudian, menurut Plt Kadinkes yang berdasarkan laporan skrining PTM yang cukup sukses  yang dilakukan oleh Puskesmas Turen, kini dihadapkan pada kendala pengadaan obat bagi masyarakat yang memiliki faktor risiko tinggi terhadap PTM seperti hipertensi dan gula darah misalnya. Sementara anggaran untuk obat, sangatlah terbatas.

Tak hanya itu, dalam diskusi itu juga muncul wacana penelitian terhadap sisa darah dari pengambilan sampel untuk profil lipid yang dijalankan oleh puskesmas-puskesmas selama ini. Wacana ini muncul begitu ketika dapat informasi penanganan dan pengelolaan sampel darah selama ini yang telah menjadi program nasional tersebut, dan kebetulan FKUB telah memiliki alatnya yang dibelinya seharga 15 miliar yang diletakkan di laboratorium.

Saat berpamitan pun masih sempat berdiskusi

Silaturahmi yang dibarengi dengan diskusi itu memakan waktu selama satu jam kurang dua menit, yang dimulai pada pukul 11.16 WIB hingga 12.14 WIB. Banyak yang dibahas, dan tentunya akan dikomunikasikan secara berkelanjutan meningingat penelitian NIHR adalah penelitian yang bercorak kolaboratif dengan Kampus Luar Negeri, termasuk juga kerja sama dengan Dinkes Kabupaten Malang.

Kolaborasi lebih dari sekadar anggota tim yang sekadar berkomunikasi satu sama lain. Ini tentang sekelompok individu yang terhubung dan bekerja sama untuk memecahkan masalah. Jika dilakukan dengan baik, kolaborasi akan menginspirasi inovasi dan kreativitas.

Seperti kata musisi country Amerika, Rodney Crowell, “Invariably, collaboration leads to new forms of self-expression and to the things that move you” (Kolaborasi selalu menghasilkan bentuk-bentuk baru ekspresi diri dan hal-hal yang menggerakkan Anda). *** [300724]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Rabu, 24 Juli 2024

FGD Fase 1 Dengan Perawat Desa Sumberejo dan Nakes Puskesmas Pagak

Dalam tiga hari ini bakal ada Focus Group Discussion (FGD) Fase 1 dengan perawat dan staf terkait lainnya dari Ponkesdes dan Puskesmas, dari tanggal 24 hingga 26 Juli 2024 bertempat di Puskesmas Pagak yang beralamatkan di Jalan Hamid Rusdi No. 84 Dusun Sumbernongko, Desa Pagak, Kecamatan Pagak, Kabupaten Malang.

Hari pertama ini, Rabu (24/07), FGD dilaksanakan bersama dengan perawat Desa Sumberejo Hari Purnomo, S.Kep.Ners dan lima tenaga kesehatan (nakes) dari Puskesmas Pagak yang terdiri dari dr. Septian Iqbal Mirzaqom, Ibnu Irham, Jonathan Dwi Prasetyo, A.Md.Kep., Wahono, dan Dika Arum.

Suasana perkenalan peserta FGD

Bertindak sebagai moderator adalah fasilitator NIHR dengan dibantu Hilda Irawati, S.Stat. sebagai notulis dan Alifatul Nisa’, S.P. dalam dokumentasi. Selain itu juga dihadiri oleh Gatot Sujono, S.ST, M.Pd., seorang pensiunan Substansi PTM dan Keswa Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang yang terlibat dalam penelitian NIHR Global Health Research for Non-Communicable Diseases and Environmental Change (NIHR-GHRC NCDs & EC).

Sebelum memulai FGD, moderator mempersilakan Alifatul Nisa’ untuk membagikan Lembar Penjelasan Penelitian kepada peserta FGD untuk dibaca dan kemudian menandatangani sebagai bukti partisipasinya mereka secara sukarela dalam kegiatan FGD ini.

Usai mereka menandatangani lembar tersebut, moderator mempersilakan kepada pensiunan Substansi PTM dan Keswa untuk memberikan pengantar dalam FGD yang akan dilaksanakan ini. Dalam pengantarnya, Gatot Sujono membeberkan arti pentingnya informasi yang dikumpulkan dalam FGD ini dalam memetakan permasalahan yang ada dalam pengelolaan sampah selama ini.

Tepat pukul 09.33 WIB dimulailah FGD. FGD berjalan mengalir, mulai dari pendapat umum tentang sampah dan pembakaran sampah plastik; sumber pengelolaan sampah plastik; pengetahuan, sikap, dan praktik terkait pembakaran sampah plastik; peran dalam pengelolaan sampah plastik; dan pendapat tentang solusi dari pengurangan pembakaran sampah plastik.

Suasana FGD terkait pandangan umum dalam pengelolaan sampah

Dari FGD ini, diketahui bahwa pengelolaan sampah di wilayah para nakes tersebut ada yang berlangganan dengan cara diangkut secara periodik oleh petugas, dan ada juga yang masih melakukan pembakaran sampah.

Dari beberapa peserta, mengatakan bahwa pembakaran sampah termasuk di dalamnya ada plastik itu biasanya terjadi pada warga yang masih memilki lahan yang cukup luas. Yang dibakar pun umumnya sampah plastik yang mendominasi yakni berupa kresek maupun sachet. Sedangkan, untuk botol plastik seperti wadah air minum, ada sejumlah warga yang memilahnya untuk dijual ke pengepul atau diambil bank sampah.

Bagi warga yang sudah berlangganan sampah, juga terlihat ada yang ikut memilah untuk dijual pengepul. Uangnya bisa digunakan untuk membayar bulanan pengambilan sampah di rumah-rumah warga yang berlangganan.

Diakui oleh beberapa peserta, sampah memang dijumpai dalam keseharian. Puskesmas Pagak dan Ponkesdes yang ada di lingkungan kerjanya, umumnya juga telah memiliki program dalam memberikan edukasi berupa bahayanya asap dari pembakaran sampah melalui Seksi Promkes, namun hal ini tidak gampang di suatu daerah yang penghidupannya memang berkecimpung dengan sampah plastik. Ini menyangkut soal hajat hidup orang.

Mengurangi ketegangan dalam diskusi, moderator menyisipi dengan suasana tertawa dalam berdiskusi terkait bahaya dan dampak pembakaran sampah plastik

Yang menarik lagi, dalam diskusi itu juga dijumpai adanya dua warga yang terindikasi terdampak asap pembakaran sampah plastik berupa chronic obstructive pulmonary disease (COPD). Dua warga tersebut periksa secara rutin ke Puskesmas Pagak dan ditangani secara berkesinambungan oleh dokter fungsional Puskesmas. Kedua warga tersebut berumur 40 tahun ke atas, dan berjender perempuan.

Selain itu, juga muncul dari peserta nakes mengenai pendapat dalam solusi pengurangan dampak pembakaran sampah plastik. Dari kertas plano warna biru, yang ditulis oleh masing-masing peserta terkait pandangannya dalam solusi tersebut, muncul beragam pandangan.

Namun setelah dirangkum dalam kertas putih besar yang dipasang di white board milik Puskesmas Pagak, ada empat pandangan yang mengemuka, yaitu lebih ditingkatkan realisasi fungsi petugas kebersihan, petugas survey, penyuluhan, dan alur pembuangan; pemilahan sampah; penempatan lokasi pembakaran yang jauh dari pemukiman warga; dan keterlibatan pemerintah sekitar melalui kebijakan program, seperti misalnya gratis biaya pengangkutan sampahnya.

Dari isu yang mengemuka itu, moderator berusaha memantiknya. Ternyata dari beberapa peserta muncul pandangan yang berbeda dalam urutannya, sesuai dengan kondisi yang dihadapi di wilayahnya masing-masing. Namun begitu, yang menempati skala prioritas utama adalah perlu ada koordinasi lintas sektor dalam penanganan pengelolaan sampah, seperti yang dibahasakan oleh peserta sebagai keterlibatan pemerintah.

Suasana FGD terkait pandangan solutif, moderator mengambil posisi berdiri di kertas yang dari rangkuman dari tulisan peserta di kertas plano untuk didiskusikan lebih lanjut

Acara FGD hari pertama ini selesai pada pukul 10.50 WIB, dan esok harinya akan dilanjutkan dengan FGD dengan perawat Desa Pagak dan lima orang nakes dari Puskesmas Pagak yang orangnya berbeda dengan hari pertama. Selain itu, juga ada in-depth interview dengan bidan desa Pagak serta 1 orang kader kesehatan di Ponkesdes Desa Pagak.

Sementara itu, di hari kedua ini juga terdapat FGD dengan anggota komunitas yang diselenggarakan di Balai Desa Tlogorejo, yang diikuti dengan survey karakteristik masyarakat dan direct observation. Jadi, ada dua tempat kegiatan untuk hari kedua.

Terkait kegiatan di Tologorejo, sepulang dari Puskesmas Pagak, fasilitator NIHR bersilaturahmi dengan Kepala Desa (Kades) Tlogorejo Eko Wahyudi di Balai Desa Tlogorejo. Sambil mengantar surat tembusan dari Kesbangpol, juga membahas untuk kegiatan esok hari yang akan dilaksanakan di Balai Desa, dan Kades pun menyambutnya dengan senang. *** [240724]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Jumat, 28 Juni 2024

14 Nakes Puskesmas Bululawang Ikut FGD Fase 1 NIHR

Setelah dilakukan Focus Group Discussion (FGD) Fase 1 terkait sampah plastik di Desa Krebet Senggrong dan Desa Bakalan bagi kader kesehatan, wakil masyarakat terdampak polusi (pria), wakil masyarakat terdampak polusi (wanita), dan tokoh masyarakat terdampak polusi, hari ini (Jumat, 28/06) giliran Tim Penelitian NIHR Global Health Research Centre for Non-Communicable Diseases and Environmental Change (NIHR-GHRC NCDs & EC) mengadakan FGD Fase 1 dengan perawat dan staf terkait lainnya dari Ponkesdes dan Puskesmas.

FGD yang mengambil tempat di Ruang Akreditasi Puskesmas Bululawang tersebut, diikuti oleh 14 tenaga kesehatan (nakes) yang bekerja di lingkungan Puskesmas Bululawang, yang terbagi dalam 2 sesi FGD Fase 1.

Sesi 1 diikuti oleh 7 perawat, yaitu Dian Pramono (perawat Desa Bakalan), Nur Hasanah (perawat Desa Kasembon), Rahmad Teguh P. (perawat Desa Pringu), Ristyawati (perawat Desa Kuwolu), Anis Indah S. (perawat Desa Kasri), Dwi Putri (perawat Desa Sudimoro), dan Eka Ilham Adi W. ( perawat Desa Krebet).

Penjelasan informed consent sebelum FGD dimulai

Sedangkan, sesi 2 diikuti oleh 7 nakes, yakni Khilmi Ainun N. (perawat Desa Sukonolo), Nur Azizah (perawat Desa Bululawang), Cici Kusuma Pratiwi (perawat Desa Wandanpuro), Yudi N.R. (perawat induk Puskesmas Bululawang), Intati (bidan Desa Kuwolu dan Penanggung jawan PTM Puskesmas Bululawang), Lia Febriati (perawat Desa Gading), dan Citra Sulistyo W. (perawat Desa Krebet Senggrong).

Sementara itu, Tim Penelitian NIHR terlihat hadir dalam FGD Fase 1 adalah Meutia Fildzah Sharfina, SKM, MPH (informed consent); Hilda Irawati, S.Stat. (notulis); Serius Miliyani Dwi Putri, SKM, M.Ked.Trop. (notulis); Damar Waskitojati, S.Kom., M.Si (CEI), dan saya (moderator). Selain itu, hadir juga staf PTM dan Keswa Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, Wildan Adi Yatma, S.Psi.

FGD Fase 1 dengan perawat dan staf terkait lainnya dari Ponkesdes dan Puskesmas dimulai pada pukul 08.15 WIB untuk sesi 1. Sebelum moderator memulai prosesi FGD Fase 1, terlebih dahulu mempersilakan petugas informed consent untuk menjelaskan kepada partisipan.

FGD Fase 1 bersama nakes sessi 1

Setelah informed consent ditandatangani, barulah moderator memulai melakukan FGD Fase 1 dengan perawat dan staf terkait lainnya dari Ponkesdes dan Puskesmas. Ada 16 panduan FGD yang berjumlah 16 pertanyaan, namun dalam prosesinya bisa berkembang manakala moderator menemukan hal-hal yang khas dari paparan sejumlah partisipan.

Usai implementasi sesi 1, terus dilanjutkan dengan pelaksanaan FGD Fase 1 sesi 2. Prosesinya sama dengan pelaksanaan sesi 1. Yang membedakannya hanya pesertanya dan waktu pelaksanaannya saja.

Dari 2 sesi FGD tersebut terangkum hasil bahwa perlakuan sampah plastik dan yang lainnya umumnya ada yang diangkut petugas namun ada juga yang dibakar. Pembakaran sampah plastik itu dilakukan bagi yang masih memiliki lahan yang luas atau alasan tertentu seperti terkadang petugas pengangkut sampah terlambat mengambil. Umumnya masyarakat beralasan dengan kepraktisan saja dan agar cepat bersih.

Sampah plastik dari rumah tangga, dari tangkapan FGD cukup mendominasi di 14 desa yang ada di dalam wilayah kerja Puskesmas Bululawang, seperti sampah dari dapur rumah tangga. Hambatan utamanya dalam mengatasi pembakaran sampah adalah masalah kesadaran dari para individunya dan kurangnya sosialisasi dari pemerintah desa terkait bahayanya bagi kesehatan masyarakat.

FGD Fase 1 bersama nakes di sesi 2

Menurut salah seorang nakes di Puskesmas Bululawang, sebenarnya regulasi tentang larangan pembakaran sampah itu sudah ada. Hanya saja kemungkinan masih kurangnya sosialisasi terhadap masyarakat secara luas.

Selain itu, peran nakes dalam pembakaran sampah plastik sebenarnya juga sudah dilakukan lewat pertemuan-pertemuan yang ada di desa. Namun seiring waktu sering berlalu begitu saja, dan nakes juga belum melihat dampak kesehatan yang ada di masyarakat karena selama ini belum ada yang melaporkan sakit di Ponkesdes.

FGD Fase 1 dengan perawat dan staf terkait lainnya dari Ponkesdes dan Puskesmas ini berakhir pada  pukul 10.41 WIB seiring tahrim keluar melalui speaker horn dari Masjid Besar Sabilit Taqwa yang berada di selatan Pasar Bululawang atau samping Kantor Camat Bululawang. *** [280624]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Jumat, 07 Juni 2024

Diseminasi Hasil RISPRO KI AREEMA di Ruang Rapat Raden Panji Pulang Jiwo Pemkab Malang

Diseminasi hasil penelitian adalah penyebaran informasi, pengetahuan, atau hasil penelitian ke khalayak yang lebih luas. Sehingga, ada proses membagikan kepada publik mengenai hasil penelitian.

Sedangkan, Riset Inovatif-Produktif Kolaborasi Internasional (RISPRO KI) AREEMA (Aplikasi Screening Mandiri) yang diketuai (Principal Invenstigator) oleh Sujarwoto, S.IP, M.Si, MPA, Ph.D telah dipercaya selama tiga tahun oleh LPDP (Lembaga Pengelolaan Dana Pendidikan dari Kementerian Keuangan) dan DIPI (Dana Ilmu Pengetahuan Indonesia).

Penelitian yang diusung bertitel “SMARThealth COVID-19: an innovative multifaceted mobile technology for community mitigation management of COVID-19 pandemic in rural Indonesia,” dan telah dimulai sejak tahun 2019. Perjalanan surveynya termasuk lengkap, mulai dari baseline, midline dan endline.

Peserta Diseminasi Hasil RISPRO KI AREEMA berpose bersama

Dalam dunia akademik, diseminasi terhadap hasil penelitian dilakukan dengan publikasi ilmiah, dan peneliti RISPRO KI AREEMA telah menghasilkan banyak publikasi ilmiah. Lalu, pada hari ini, Jumat (07/06), peneliti RISPRO KI AREEMA menggelar diseminasi melalui presentasi temuannya di hadapan stakeholder kesehatan di Kabupaten Malang, yaitu Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang.

Bertempat di Ruang Rapat Raden Raden Panji Pulang Jiwo Pemerintah Kabupaten Malang yang berada di Jalan Panji No. 158 Kelurahan Penarukan, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang ini, kepanitaan penyelenggaraannya ditangani oleh Substansi PTM dan Keswa Dinkes Kabupaten Malang.

Tampak hadir dalam diseminasi ini adalah personil perwakilan dari semua bidang yang ada di lingkungan Dinkes Kabupaten Malang, dan empat orang dari LPPM Universitas Brawijaya (UB) serta salah seorang anggota Tim Peneliti RISPRO KI AREEMA.

Acara ini dimulai pada pukul 08.58 WIB. Master of Ceremony (MC) Imam Ghozali, S.Kep.Ners dengan ucapan selamat datang kepada peserta diseminasi dan kemudian guna menumbuhkan rasa nasionalisme, peserta dipersilakan berdiri untuk menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan disambung dengan Mars GERMAS yang dipimpin oleh dirijen Ulinati, S.IP.

Sambutan Kabid Yankes mewakili Plt Kadinkes Kabupaten Malang

Selesai menyanyikan lagu tersebut, MC membacakan susunan acara dan terus mempersilakan peserta untuk berdoa menurut keyakinannya masing-masing, dan kemudian dilanjutkan dengan sambutan dari Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan (Kabid Yankes) Dinkes Kabupaten Malang, drg. Anita Flora Br. Purba.

Dalam sambutannya yang mewakili Plt Kepala Dinkes Kabupaten Malang yang sedang ada tugas di Jakarta, drg. Anita berusaha membacakan sambutan milik Kadinkes tersebut. Menurut drg. Anita, yang terpapar umumnya adalah mereka yang masih pada usia produktif di mana perannya sangat vital dalam keluarga karena adanya komorbid.

Kasus kesakitan dan kematian akibat terpapar COVID-19 dengan komorbid penyakit tidak menular (PTM) per Desember 2022, ada 28.024 kasus terkonfirmasi COVID-19. Kasus sembuh sebanyak 26.807 kasus, dan kasus meninggal sejumlah 1.077 kasus.

Sedangkan, angka kematian yang diakibatkan komorbid PTM adalah 15% diabetes mellitus (DM), 6% hipertensi, 5% penyakit jantung, dan 1% penyakit paru-paru obstruktif kronis (PPOK).

Pemaparan materi dari Sub Koordinator Substansi PTM dan Keswa Dinkes Kabupaten Malang

Pelaksanaan penelitian RISPRO KI LPDP DIPI yang bekerja sama dengan UB dan Dinkes Kabupaten Malang ini, jelas drg. Anita, perlu didukung karena penelitian ini bertujuan untuk membuat dan mengujicobakan aplikasi deteksi dini risiko COVID-19 dan tata kelola risikonya (long COVID-19) yang hasilnya diharapkan dapat digunakan dalam penyusunan kebijakan program pada Dinkes Kabupaten Malang.

Usai meresmikan pelaksanaan diseminasi secara resmi yang dilakukan oleh drg. Anita, acara dilanjutkan dengan foto bersama dengan seluruh peserta yang hadir dalam Diseminasi Hasil RISPRO KI AREEMA.

Pukul 09.17 WIB acara berikutnya adalah pemaparan materi “Long COVID-19: Tahukah Kamu?” disampaikan oleh Sub Koordinator Substansi PTM dan Keswa Dinkes Kabupaten Malang, Paulus Gatot Kusharyanto, SKM.

Menurut Paulus Gatot, long COVID-19 merupakan gejala sakit berkepanjangan yang diketahui diderita pasien penyintas meski sudah dinyatakan sembuh dari COVID-19. Perlu diketahui, 5-205 pasien COVID-19 mengalami long COVID-19 lebih dari 4 minggu.

Suasana Diseminasi Hasil RISPRO KI AREEMA di Ruang Rapat Raden Panji Pulang Jiwo Pemkab Malang

Gejala long COVID-19 bisa muncul setelah pulih atau kelanjutan dari penyakit awal. Gejala long COVID-19 bisa dialami pada penyintas (mantan penderita) COVID-19, baik yang terinfeksi tanpa gejala, bergejala ringan, berat hingga kritis.

Selesai pemaparan materi Long COVID-19, muncul pertanyaan dari Prof. Dr. Sc. Asep Awaludin Prihanto, S.Pi, M.P. dari LPPM UB terkait penarikan data dalam materi yang telah disampaikan oleh Sub Koordinator Substansi PTM dan Keswa.

Paulus pun berusaha menjelaskan, bahwa pengumpulan data yang dilakukan oleh Dinkes Kabupaten Malang bersumber dari e-Puskesmas, sebuah aplikasi yang dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan pencatatan data secara digital pada puskesmas yang ada di Kabupaten Malang. Sistem ini terintegrasi yang mengimplementasikan aplikasi berbasis desktop dengan aplikasi berbasis online (website) yang digunakan oleh puskesmas untuk melakukan pencatatan data pelayanan sehari-hari.

Aplikasi e-Puskesmas ini, jelas Paulus Gatot, sudah dapat bridging dengan eKader, sebuah aplikasi SMARThealth untuk melakukan deteksi dini faktor risiko penyakit kardiovaskular dan pembuluh darah lainnya.

Principal Investigator RISPRO KI AREEMA memaparkan hasil penelitiannya

Pukul 09.40 WIB, acara inti dari Diseminasi Hasil RISPRO KI AREEMA dalam penyampaian informasi temuan dalam penelitian RISPRO KI AREEMA ini yang disampaikan oleh Principal Investigator Sujarwoto.

Pada kesempatan itu, Sujarwoto bercerita bahwa 9 hari yang lalu pada saat ada Pelatihan dan Endline Survey SMARThealth COVID-19 di Grand Miami Kepanjen, Kabid P2P Tri Awignami Astoeti, SKM, M.M.Kes dan Plt Kadinkes dr. Nur Syamsu Dhuha bertanya apakah ada datanya dan temuannya. Dari sinilah akhirnya diadakan Diseminasi Hasil RISPRO KI AREEMA untuk data baseline.

Dengan menggunakan STATA, Sujarwoto berhasil menjelaskan secara gamblang temuan dari data baseline yang dikumpulkan sebelum ujicoba AREEMA di 8 desa, yaitu Jatiguwi, Kemulan, Pandanrejo, parangargo, Rembun, Senggreng, Talangsuko, dan Talok.

Kemudian Sujarwoto juga menerangkan karakteristik sosial dan demografi; komorbid dan obat; repsonden yang pernah memiliki gejala COVID-19, responden yang pernah test PCR dan antigen; rawat inap dan kematian akibat COVID-19; responden yang melaporkan gejala long COVID-19; gejala long COVID-19; responden yang telah memperoleh vaksin COVID-19 dan vaksin apa saja yang terbanyak digunakan; dan praktek pencegahan COVID-19 dan pengetahuan tentang long COVID-19.

Disaksikan dari LPPM UB, Principal Investigator RISPRO KI AREEMA berikan data hasil penelitiannya kepada Dinkes yang diwakili Kabid Yankes

Data-data yang ada dalam SMARThealth COVID-19, jelas Sujarwoto, bila data yang telah dikumpulkan, terus dianalisa dan diubah menjadi informasi akan lebih bermakna. Informasi tersebut akan dapat digunakan menjadi kebijakan, dan kebijakan itu hendaknya Making a Difference.

Pada paparan Sujarwoto ini, seorang staf dari Gizi, Dedik K., yang kebetulan juga menjadi mahasiswanya, bertanya tentang output dan penggunaan data. Kemudian Sujarwoto menjelaskan bahwa AREEMA ini berfokus pada gejala-gejala saja. “Prinsipnya, AREEMA itu mencegah lebih baik. Mengenali gejala itu lebih bagus,” tukasnya.

Usai tanya jawab, acara dilanjutkan dengan penyerahan data yang telah dipresentasikan oleh Sujarwoto kepada Dinkes Kabupaten Malang yang diwakili oleh Kabid Yankes dengan disaksikan oleh Prof. Asep Awaludin ari LPPM UB.

Acara diseminasi ini selesai pada pukul 10.24 WIB dengan closing statement dari Kabid Yankes. Menurut Kabid Yankes, ternyata banyak yang belum tahu apa itu long COVID-19. Temuan ini menarik karena apa-apa saja yang harus kita lakukan dalam semua bdang di lingkungan Dinkes Kabupaten Malang. *** [070624]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive

Risk Checker

Risk Checker

Indeks Massa Tubuh

Supplied by BMI Calculator Canada

Statistik Blog

Sahabat eKader

Label

Arsip Blog