Jumat, 12 September 2025

Skrining dalam Suling di Desa Sambigede: Di Balik Sunyi Subuh, Kesehatan Tak Pernah Tidur

Dini hari belum benar-benar beranjak dari gelapnya ketika suasana di Jalan Untung Suropati, RT 08 RW 03, Desa Sambigede, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang, sudah terasa semarak pada Jumat (12/09). 

Waktu masih menunjukkan pukul 02.30 WIB, namun di sekitar Masjid Baitul Karim, geliat kehidupan sudah terasa berbeda dari biasanya. Tak sekadar agenda religius, tetapi juga momentum pelayanan dan kepedulian sosial terpadu.

Masjid Baitul Karim di Jalan Untung Suropati Desa Sambigede RT 08 RW 03 Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang

Pagi itu, Masjid Baitul Karim menjadi tuan rumah kegiatan “Subuh Keliling” atau yang lebih dikenal sebagai Suling, yang rutin digelar Pemerintah Kabupaten Malang. Hadir dalam kegiatan ini, Bupati Malang Drs. H.M. Sanusi, M.M., Ketua TP PKK Kabupaten Malang, Wakil Bupati, serta jajaran Forkopimda. 

Namun, yang menjadikan suasana semakin bermakna adalah hadirnya pelayanan kesehatan bagi warga, yang digagas dalam program bertajuk “Skrinshut” (Skrining Kesehatan bersama Subuh Keliling Terpadu), atau dalam bahasa yang sederhana adalah ‘Skrining dalam Suling.”

Sambutan Bupati Malang dalam Subuh Keliling di Masjid Baitul Karim Desa Sambigede

Kolaborasi Lintas Sektor: Dari Masjid, Menyapa Kesehatan Warga

Di balik keramaian yang biasa terdengar usai azan Subuh, rumah yang berada di sebelah utara Masjid Baitul Karim berubah menjadi pusat pelayanan kesehatan masyarakat. Dipimpin oleh Kepala Puskesmas Sumberpucung, drg. Rahmawati Daha, kegiatan skrining ini menjadi contoh nyata kolaborasi lintas sektor dan lintas profesi dalam memberikan pelayanan langsung ke masyarakat.

Tim kesehatan yang terlibat bukan hanya dari internal Puskesmas. Hadir pula Klinik Muhammadiyah Sumberpucung, Klinik Rawat Inap (KRI) Ramdani Husada Jatikerto, Klinik Jantung PACCE Hasna Medika, serta dukungan dari Perkumpulan Klinik dan Fasilitas Kesehatan Indonesia (PKFI) Kabupaten Malang. Bahkan, Tim SMARThealth dari Universitas Brawijaya (UB) turut hadir dan mendokumentasikan kegiatan ini.

Suasana skrining kesehatan bakda subuh

Alur Pelayanan: Dari Nomor Antrean Menuju Kesadaran Kesehatan

Warga yang ingin memeriksakan diri cukup mengambil nomor antrean. Di bawah tenda panjang di halaman rumah yang difungsikan sebagai pos pelayanan, alur pemeriksaan dimulai. Meja pertama adalah tempat pendaftaran online dengan sistem SATU SEHAT. Setelah itu, mereka diarahkan ke pengukuran antropometri - berat badan, tinggi badan, dan lingkar perut - oleh kader ILP berseragam oranye.

Selanjutnya, mereka diperiksa tekanan darah oleh tenaga kesehatan Puskesmas. Pemeriksaan berlanjut ke cek gula darah oleh tim dari Klinik Muhammadiyah Sumberpucung. Setelah semua data diperoleh, warga diarahkan ke meja dokter untuk konsultasi dan analisa kesehatan. Di meja itu, dokter fungsional Puskesmas Sumberpucung, dibantu nakes dari KRI Ramdani Husada.

Pengukuran antropometri oleh kader ILP Desa Sambigede

Bagi yang terindikasi memiliki faktor risiko hipertensi atau penyakit jantung, akan dirujuk untuk pemeriksaan lanjutan di Klinik Jantung PACCE. Sementara itu, bagi perempuan, tersedia layanan SADANIS (pemeriksaan payudara klinis). 

Bagi yang terindikasi jantung, mereka akan mendapat rujukan pemeriksaan lebih lanjut di Klinik PACCE, dan bagi yang hipertensi akan diikutkan dalam Prolanis (Program Pengelolaan Penyakit Kronis).

Semua pelayanan ini diberikan secara gratis, dengan dukungan penuh dari tenaga medis yang jumlahnya tidak sedikit. Tercatat, 14 tenaga kesehatan dari Ponkesdes di lingkungan kerja Puskesmas Sumberpucung, termasuk bidan dan perawat dari 7 desa, 5 dokter muda UNISMA, serta 12 kader ILP dan 2 kader siaga, bekerja sejak dini hari. Koordinasi lapangan dikomandoi oleh Pj PTM Puskesmas Sumberpucung, Istitik Wahyuni, S.Kep.Ners, dibantu oleh tenaga kesehatan lokal (Ponkesdes Sambigede) seperti Bidan Istanti Puji Wahyuni, S.Tr.Keb. dan perawat Priyanto, S.Kep.Ners.

Bupati Malang diwawancarai perawat Puskesmas Sunberpucung ketika mengunjungi stand pemeriksaan

Deteksi Dini untuk Hidup Lebih Panjang

Menurut Bupati Malang yang hadir langsung meninjau kegiatan ini, skrining kesehatan menjadi semakin penting mengingat beban penyakit tidak menular (PTM) terus meningkat tiap tahunnya. Dalam wawancara singkat bersama perawat Farida, selaku Ketua Seksi Acara Puskesmas Sumberpucung, Bupati menekankan pentingnya upaya pencegahan sejak dini.

Pelayanan skrining ini sendiri dimulai pukul 03.30 WIB dan ditutup pukul 06.22 WIB, dengan total 113 warga berhasil mendapatkan layanan. Angka yang menggambarkan antusiasme dan kesadaran masyarakat akan pentingnya deteksi dini.

Bupati Malang berkenan menyalami warga yang ikut skrining kesehatan

Lebih dari Sekadar Pemeriksaan

Di balik angka dan statistik, kegiatan “Skrining dalam Suling” membawa pesan yang lebih dalam. Ia bukan hanya soal pengobatan, tetapi tentang menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan sebelum penyakit datang. Mengutip pepatah lama, “Mencegah lebih baik daripada mengobati” (Prevention is better than cure).

Skrining rutin seperti ini memberikan ketenangan batin, karena seseorang bisa mengetahui status kesehatannya lebih awal. Ia memungkinkan deteksi dini terhadap penyakit serius yang kerap tidak menunjukkan gejala di awal, seperti jantung atau kanker. Dengan demikian, masyarakat dapat mengambil tindakan proaktif dan tepat waktu, yang pada akhirnya meningkatkan kualitas hidup mereka secara keseluruhan.

Suasana pemeriksaan usai kunjungan Bupati Malang di stand UPT Puskesmas Sumberpucung

Harapan di Balik Subuh

Suling di Desa Sambigede pagi itu bukan sekadar agenda seremonial. Ia adalah bentuk nyata dari kehadiran negara - pemerintah, tenaga medis, penggiat masyarakat, dan elemen masyarakat - yang bersatu untuk memberikan manfaat langsung bagi rakyat.

Dan dari balik hiruk-pikuk pelayanan dini hari itu, tersembunyi harapan: bahwa masyarakat Desa Sambigede dan sekitarnya bisa hidup lebih sehat, lebih peduli, dan lebih siap menghadapi tantangan kesehatan di masa depan. Karena di balik sunyi Subuh, kesehatan tak pernah tidur. *** [120925]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Pendampingan Berlanjut, Health Coaching Tahap 2 Diimplementasikan di Puskesmas Gondanglegi

It is not primarily our physical selves that limit us, but rather our mindset about our physical limits.” -- Ellen Jane Langer

Di tengah pendampingan additional piloting kuesioner COM-B yang berlangsung di Kelurahan Kepanjen, Field Supervisor menyempatkan diri meluncur ke Puskesmas Gondanglegi untuk mendokumentasikan implementasi health coaching tahap 2. 

Kegiatan ini berlangsung di Puskesmas Gondanglegi yang beralamat di Jalan Diponegoro No. 62, Dusun Krajan Satu, Desa Gondanglegi Kulon, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang, tepatnya berada di Ruang Imunisasi. Letaknya berada di belakang kasir atau depan Ruang Pelayanan KB/Ruang KB Kespro.

Hari Kamis (11/09) merupakan hari kedua pelaksanaan health coaching tahap 2, yang menyasar tiga pasien hipertensi dan dimulai tepat pukul 12.13 WIB. Sebelumnya, pada hari pertama, sebanyak sembilan pasien telah mengikuti sesi coaching yang dipandu oleh dr. Aulia Nur Ahmad Humsen.

Ruang Imunisasi Puskesmas Gondanglegi menjadi tempat health coaching tahap 2

Seluruh proses pendampingan dicatat dalam logbook oleh Penanggung Jawab (Pj) Promosi Kesehatan, M. Amril M., sementara pengukuran tekanan darah dilakukan oleh Pj PTM, Ilham Tri Wicaksa, A.Md.Kep.

Berbeda dari sesi sebelumnya, coaching tahap kedua ini tidak hanya berfokus pada evaluasi hasil sesi pertama, tetapi juga memperkenalkan materi tentang aktivitas fisik. Aktivitas fisik diketahui memiliki efek signifikan dalam menurunkan tekanan darah melalui beberapa mekanisme fisiologis. 

Aktivitas fisik teratur dapat menyebabkan vasodilatasi pepmbuluh darah serta peningkatan elastisitas pembuluh darah (Pecastello et. al., 2015). Mekanisme ini terjadi karena aktivitas fisik meningkatkan produksi nitric oxide (NO) yang berfungsi sebagai vasodilator alami sehingga pembuluh darah mengalami pelebaran (vasodilatasi), mengurangi restensi perifer, dan menurunkan tekanan darah.

Pj PTM lakukan pengukuran tekanan darah pasien sebelum health coaching

Selain itu, aktivitas fisik teratur juga membantu mengurangi stress oksidatif dan inflamasi pada pembuluh darah serta memperbaiki fungsi endothelium. Hal ini secara langsung berkontribusi terhadap penurunan tekanan darah dan perbaikan struktur jantung serta pembuluh darah pada penderita hipertensi.

Materi ini dirancang dan disampaikan berdasarkan pendekatan yang dikembangkan oleh dr. Arief Alamsyah, MARS, Sp.KKLP dalam penelitian "Pengembangan Model Health Coaching untuk Pengendalian Hipertensi di Layanan Primer". Dengan demikian, pasien tidak hanya diajak mengevaluasi tetapi juga memahami pentingnya bergerak aktif sebagai bagian dari pengelolaan hipertensi yang holistik.

Di balik proses teknis dan edukatif ini, tersirat pesan penting tentang perubahan pola pikir dan pemberdayaan diri. Seperti yang dikatakan oleh Ellen J. Langer, seorang psikolog dan profesor dari Harvard University:

Selesai health coaching oleh dokter fungsional Puskesmas Gondanglegi, pasien diberikan obat dan pesan minumnya dikomunikasikan kepada anaknya yang mengantar pasien

“Bukanlah fisik kita sendiri yang membatasi kita, melainkan pola pikir kita tentang batasan fisik kita.”

Kata-kata ini menjadi pengingat bahwa transformasi kesehatan bukan semata soal tubuh, tetapi dimulai dari keyakinan bahwa perubahan itu mungkin - sebuah semangat yang turut dihidupkan melalui sesi health coaching ini.

Melalui pendekatan yang menyeluruh dan berorientasi pada pasien, Puskesmas Gondanglegi terus berupaya memperkuat layanan promotif dan preventif. Diharapkan, inisiatif ini dapat menjadi model praktik baik dalam pengendalian hipertensi di layanan primer, serta menjadi langkah kecil menuju perubahan besar dalam perilaku hidup sehat masyarakat. *** [120925]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Rabu, 10 September 2025

Layanan Lantai Dua: Health Coaching Tahap Kedua di Puskesmas Ngajum, Saat Upaya Pengendalian Hipertensi Terus Diperkuat

Di tengah ramainya antrean pasien layanan primer yang memadati lantai satu Puskesmas Ngajum, tepatnya di Jalan Ahmad Yani No.22, Dusun Ngajum RT 01 RW 02, Kecamatan Ngajum, terdapat suasana berbeda di lantai dua. Hiruk-pikuk pelayanan medis di bawah tak menghalangi keberlangsungan agenda-agenda penting yang berlangsung di atasnya, pada Selasa (09/09).

Di Ruang Pertemuan lantai dua, sejumlah pegawai tengah mengikuti Bimbingan Teknis (Bimtek) Keuangan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Malang. Sementara itu, di sisi timur gedung, tepatnya di Ruang Klaster 3, terselenggara kegiatan yang tak kalah penting: health coaching tahap kedua bagi 13 pasien hipertensi - sebuah upaya lanjutan dalam penelitian Pengembangan Model Health Coaching Untuk Pengendalian Hipertensi Di Layanan Primer.

Dokter fungsional Puskesmas Ngajum berikan health coaching terhadap pasien tambun dengan manset besar saat pengukuran tensi

Kegiatan ini merupakan bagian dari penelitian disertasi dr. Arief Alamsyah, MARS, Sp.KKLP, yang menitikberatkan pada efektivitas health coaching sebagai pendekatan personal dalam pengelolaan hipertensi. Setelah sesi pertama yang dilaksanakan sebelumnya, hari ini merupakan pertemuan lanjutan untuk melakukan evaluasi dan pemantauan perkembangan pasien.

Undangan telah disebar sehari sebelumnya oleh Penanggung Jawab (Pj) Program Pengendalian Penyakit Tidak Menular (PTM), Masfu Lailiyah, A.Md.Kep. Pasien-pasien yang hadir datang secara bergantian sesuai jadwal yang telah diatur, sehingga kegiatan berjalan tertib tanpa antrean panjang.

Pj PTM lakukan pengukuran tensi terlebih dahulu sebelum pasien mendapatkan health coaching

Sebelum mendapatkan sesi coaching dari dr. Ririn Widyastuti, pasien terlebih dahulu menjalani pemeriksaan tekanan darah oleh Pj PTM. Barulah kemudian mereka mengikuti sesi coaching selama kurang lebih 15 menit. Kali ini, dr. Ririn ditemani langsung oleh Pj PTM untuk pengisian logbook, menggantikan Pj Promkes Denok Pitra Rhena, SKM, yang sedang berduka karena kepergian ibunda tercinta.

Field Supervisor yang berkesempatan hadir pun turut serta dalam mendokumentasikan jalannya kegiatan. Suasana berjalan dengan hangat dan personal, karena tiap pasien mendapatkan ruang untuk berdiskusi tentang perubahan gaya hidup yang telah mereka coba terapkan sejak coaching pertama.

Monev dokter fungsional Puskesmas Ngajum atas kepatuhan minum obat pasien

“Yang patuh menjalankan pesan dalam health coaching, tekanan darahnya akan turun,” jelas dr. Ririn saat ditanya tentang hasil monitoring sejauh ini. Dari evaluasi awal, sebagian besar pasien menunjukkan perbaikan tekanan darah. Hal ini tak lepas dari pemantauan rutin melalui telepon oleh Pj Promkes, serta komitmen pasien dalam menerapkan pola makan sehat, olahraga teratur, manajemen stres, dan minum obat secara teratur.

Sesi health coaching kedua ini dimulai pukul 08.15 WIB dan berakhir pukul 11.45 WIB. Meski tampak sederhana, kegiatan ini menjadi tonggak penting dalam penguatan intervensi primer terhadap hipertensi - salah satu penyakit tidak menular yang menjadi tantangan besar dalam sistem kesehatan masyarakat.

Di balik dinding Puskesmas yang tampak sibuk, berlangsung perubahan-perubahan kecil yang berdampak besar bagi kesehatan pasien. Melalui pendekatan yang personal dan berbasis edukasi, Puskesmas Ngajum terus berinovasi untuk mengedepankan layanan promotif dan preventif - bukti nyata bahwa pelayanan kesehatan primer adalah garda terdepan dalam menciptakan masyarakat yang lebih sehat. *** [100925]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Kamis, 04 September 2025

Puskesmas Pakisaji Tancap Gas, Gelar Health Coaching Kedua Lebih Awal untuk Pasien Hipertensi

Di tengah upaya meningkatkan pengendalian hipertensi di layanan primer, Puskesmas Pakisaji mengambil langkah proaktif dengan menyelenggarakan sesi health coaching kedua lebih awal dibandingkan tiga puskesmas lainnya yang terlibat dalam penelitian, yakni Gondanglegi, Ngajum, dan Wagir.

Percepatan jadwal ini bukan tanpa alasan. Salah satu dokter fungsional Puskesmas Pakisaji, dr. Herdiana Ayu Saputri Pramudyawati, yang telah mendapatkan pelatihan health coaching langsung dari peneliti utama, dr. Arief Alamsyah, MARS, Sp.KKLP, memasuki masa cuti melahirkan. Agar pelaksanaan health coaching tidak terganggu, maka agenda pelaksanaan dipercepat satu minggu lebih awal.

Health coaching kedua di Puskesmas Pakisaji dimulai pada Senin (01/09) dengan melibatkan 5 pasien hipertensi. Kemudian, pada Rabu (03/09), kegiatan serupa kembali dilaksanakan dengan 4 pasien hipertensi. Puncaknya, Kamis pagi ini (04/09), Field Supervisor dari tim peneliti melakukan kegiatan monitoring sekaligus dokumentasi langsung di lapangan.

Ruang Konsultasi & Pengaduan menjadi lokasi health coaching kedua di Puskesmas Pakisaji

Dalam sesi health coaching hari ini, dua pasien hipertensi dari Dusun Golek, Desa Karangdureng dan Dusun Watudakon, Desa Kendalpayak terlihat sedang menjalani sesi health coaching secara personal bersama dr. Ana, sapaan akrab dr. Herdiana. Sementara itu, Mochamad Faizin, SKM, selaku Penanggung Jawab Promosi Kesehatan, turut serta melakukan pengukuran tekanan darah dan pencatatan logbook sebagai bagian dari proses coaching.

Jika pada sesi pertama dr. Ana menekankan edukasi mengenai pola makan sehat, manajemen stres, serta pentingnya kepatuhan minum obat antihipertensi, maka dalam sesi kedua ini, fokus dialihkan pada pentingnya aktivitas fisik untuk penderita hipertensi.

“Aktivitas fisik memiliki peran fisiologis yang besar dalam menurunkan tekanan darah, salah satunya melalui mekanisme vasodilatasi dan peningkatan elastisitas pembuluh darah,” terang dr. Ana. 

Pengukuran tensi oleh Pj Promkes Puskesmas Pakisaji

Ia mengutip literatur dari Pescatello et. al. (2015) dalam Modul Pelatihan SEHAT Coaching Model untuk Hipertensi di Layanan Primer, yang menjelaskan bahwa aktivitas fisik dapat meningkatkan produksi nitric oxide (NO) - zat yang bekerja sebagai vasodilator alami. Hal ini menyebabkan pembuluh darah melebar, mengurangi resistensi perifer, dan akhirnya menurunkan tekanan darah.

Lebih lanjut, aktivitas fisik juga mengurangi stres oksidatif dan inflamasi, serta memperbaiki fungsi endotel pembuluh darah (Cornelissen & Smart, 2013). Efek jangka panjangnya bahkan dapat memperbaiki struktur jantung dan mengurangi massa ventrikel kiri akibat hipertensi kronis.

“Dengan latihan yang terukur - baik dari segi frekuensi, intensitas, durasi, dan jenisnya - pasien dapat mengalami penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik rata-rata 5-7 mmHg,” tambah dr. Ana. 

Kementerian Kesehatan (2021) dalam laporannya juga menyebut bahwa latihan aerobik intensitas sedang secara rutin mampu menurunkan tekanan darah sistolik hingga 8,3 mmHg dan diastolik sebesar 5,2 mmHg.

Dokter Puskesmas Pakisaji berikan health coaching pasien hipertensi di Ruang Konsultasi dan Pengaduan

Dr. Ana juga menyampaikan bahwa jenis aktivitas fisik yang dianjurkan bagi penderita hipertensi terdiri dari dua macam: Latihan aerobik, seperti jalan cepat, bersepeda, berenang, dan  Resistance training, seperti latihan angkat beban ringan yang terukur.

Sesi coaching hari ini berlangsung kondusif dengan partisipasi aktif dari pasien. Edukasi yang dilakukan juga menggunakan pendekatan dialogis dan empatik, yang menjadi prinsip utama dari metode health coaching berbasis empowerment yang dikembangkan dalam penelitian ini.

Dengan langkah cepat dan kolaborasi solid antara tim medis dan promosi kesehatan, Puskesmas Pakisaji menunjukkan komitmen tinggi dalam mendampingi pasien hipertensi secara holistik. Semoga langkah ini menjadi inspirasi bagi puskesmas lainnya dalam menerapkan health coaching sebagai bagian dari layanan preventif dan promotif di tingkat primer. *** [040925]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Jumat, 29 Agustus 2025

Terang Mentari Menyambut: Wawancara Pasien Kontrol di Desa Sukodadi

Setelah sehari sebelumnya kegiatan diwarnai rintik hujan di Desa Maguan, Kecamatan Ngajum, suasana kini berganti cerah. Jumat pagi (29/08), langit Desa Sukodadi, Kecamatan Wagir, menyambut hangat dengan sinar matahari yang cerah, seolah memberi restu atas kelanjutan proses wawancara pasien kontrol dalam penelitian Pengembangan Model Health Coaching untuk Pengendalian Hipertensi di Layanan Primer.

Di bawah bayang-bayang megah Gunung Kawi, kegiatan pagi itu dipusatkan di rumah kader Pikati, yang beralamat di Dusun Jamuran RT 02 RW 01, Desa Sukodadi. Rumah megah berlantai 2 ini menjadi saksi pertemuan penting antara tim enumerator dan 13 pasien hipertensi yang diundang sebagai bagian dari kelompok kontrol.

Sambutan dari peneliti utama, dr. Arief Alamsyah, MARS, Sp.KKLP

Fenny Noviana, A.Md.Kep., selaku Penanggung Jawab Program PTM (Pj PTM) Puskesmas Wagir, telah lebih dahulu hadir dan berperan aktif dalam mengumpulkan para pasien. Mengingat hari itu adalah hari Jumat, waktu undangan dimajukan ke pukul 08.00 WIB, agar semua kegiatan dapat selesai sebelum waktu salat Jumat tiba.

Sembari menunggu kedatangan peneliti utama, dr. Arief Alamsyah, MARS, Sp.KKLP, Field Supervisor bersama tiga enumerator - Anis Khurniawati, S.Sos., Arief Budi Santoso, S.Ak., dan Elmi Kamilah, S.Sos. - memanfaatkan waktu untuk melakukan pengukuran dasar seperti tinggi badan, berat badan, dan tekanan darah. Langkah ini dilakukan agar saat wawancara berlangsung, fokus bisa langsung diarahkan pada penggalian informasi.

Pengukuran tinggi dan berat badan 

Tak lama kemudian, dr. Arief hadir dengan membawa snack dan air mineral, sebagai bentuk penghargaan atas kehadiran para pasien. Meski waktunya terbatas karena harus segera bertolak ke Pasuruan untuk agenda selanjutnya, beliau tetap menyempatkan diri memberikan sambutan singkat.

Dalam sambutannya, dr. Arief menjelaskan pentingnya kegiatan ini dalam mendukung pengembangan model health coaching bagi pasien hipertensi di fasilitas layanan primer seperti puskesmas. Ia berharap pasien kontrol yang hadir kali ini bersedia untuk diwawancarai kembali pada akhir bulan September, sesuai desain penelitian yang tengah dijalankan.

Pj PTM Puskesmas Wagir mengukur tekanan darah pasien dengan menggunakan manset besar

Usai sambutan, kegiatan inti pun dimulai. Tim enumerator menempati posisi masing-masing di sudut ruangan yang telah disusun dengan rapi. Arief berada di sisi utara bagian timur, Elmi di sisi selatan bagian timur, dan Anis di sisi barat bagian selatan. 

Field Supervisor berada di sisi barat bagian utara, sementara para pasien ditempatkan di tengah ruangan agar mudah berpindah ke setiap enumerator. Pj PTM dan peneliti turut menyaksikan jalannya wawancara, meski dr. Arief kemudian harus berpamitan lebih awal.

Field Supervisor turut mewawancarai pasien hipertensi

Wawancara berlangsung lancar dan penuh kehangatan, berakhir tepat pada pukul 10.30 WIB. Jumlah pasien yang terwawancara ada 14 orang, lebih 1 orang dari undangan yang disebar. Field Supervisor pun mengucapkan terima kasih secara langsung kepada tuan rumah dan Pj PTM atas segala bantuan dan fasilitasi yang telah diberikan.

Kegiatan hari itu pun berjalan sukses dan harapannya agar setiap langkah ke depan semakin memberi dampak positif, tak hanya bagi penelitian, tetapi juga bagi peningkatan kualitas hidup pasien hipertensi. 

Field Supervisor kemudian berpamitan lebih dulu untuk melanjutkan perjalanan ke Desa Sepanjang, guna melakukan koordinasi dengan kader SMARThealth terkait agenda ISPF British Council yang akan digelar Kamis mendatang (04/09). *** [290825]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive

Risk Checker

Risk Checker

Indeks Massa Tubuh

Supplied by BMI Calculator Canada

Statistik Blog

Sahabat eKader

Label

Arsip Blog