Kamis, 20 Februari 2025

ISPF dan NIHR Bahas Pemanfaatan Data Lapangan serta Perencanaan Agenda Penelitian Berikutnya

International Science Partnerships Fund (ISPF) dari British Council dan National Institute for Health Research (NIHR) Universitas Brawijaya (UB) menggelar rapat koordinasi (rakor) guna memperkuat kerja sama dalam pemanfaatan data yang dikumpulkan dari lapangan untuk analisa.

Rakor ISPF-NIHR ini diadakan di Ruang Rapat Dekanat GPB Lantai 9 Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB) pada Selasa (18/02) siang hingga sore hari. Rakor ini bersifat hybrid meeting, yakni gabungan dari partisipasi secara langsung dan virtual, online, atau cloud.

Rakor ini dihadiri 9 orang secara langsung yang terdiri dari  4 orang dari ISPF yang terdiri dari Prof. Delvac Oceandy (University of Manchester), dr. Bayu Lestari, M.Biomed., Ph.D., Dr. apt. Valentina Yurina, S.Si., M.Si., apt. Oktavia Rahayu A., S.Farm., M.Farm., dan seorang mahasiswi Farmasi FKUB Safina Annasah Ramadhania.

Sedangkan, dari NIHR dihadiri oleh dr. Holipah, Ph.D., dr. Aulia Rahni Pawestri, Ph.D., dr. Happy Kurnia Permatasari, Ph.D., dan saya yang diperbantukan juga dalam pengumpulan data ISPF di lapangan.

Suasana rakor ISPF-NIHR di Ruang Rapat Dekanat GPB Lantai 9 FKUB

Sementara itu, yang hadir melalui Zoom adalah dr. Asri Maharani, MMRS, Ph.D (University of Manchester) yang kebetulan sedang berada di Gothenburg, Swedia, untuk memberikan materi dalam workshop di sana. Dr. Asri termasuk salah seorang “arsitek utama penelitian” dalam NIHR UB.

Diskusi dalam rakor ini menitikberatkan pada optimalisasi penggunaan data untuk mendukung penelitian yang lebih akurat dan berdampak luas, sekaligus memastikan kepatuhan terhadap standard ilmiah dan etika penelitian. Kebetulan ISPF dan NIHR memiliki kemiripan kajian dalam hal penyakit tidak menular (PTM).

Selain itu, rapat ini juga membahas perencanaan agenda lapangan berikutnya, termasuk strategi pengumpulan data tambahan dan koordinasi tim di lapangan. Dengan pendekatan yang terstruktur, ISPF dan NIHR berkomitmen untuk meningkatkan efektivitas penelitian serta memperkuat kolaborasi dalam menghasilkan temuan ilmiah yang berkontribusi bagi masyarakat global.

Presentasi temuan sementara dari data yang dikumpulkan oleh 5 enumerator

Pada kesempatan itu juga, ditampilkan hasil temuan sementara dari hasil pengumpulan data yang telah dilakukan oleh 5 enumerator ISPF di 4 enumeration area (EA) SMARThealth, yaitu Sidorahayu (Wagir), Karangduren (Pakisaji), Kepanjen (Kepanjen), dan Sepanjang (Gondanglegi).

Hasil temuan sementara ini dpresentasikan oleh Safina dengan judul “Deteksi Polimorfisme Pasien Hipertensi sebagai Pendekatan Personalisasi Terapi: Analisis Cost-Utility Analysis (CUA) dan Cost-Effectiveness Analysis (CEA) pada pasien hipertensi di Kepanjen, Karangduren, Sepanjang, dan Sidorahayu, Kabupaten Malang, untuk mengevaluasi efektivitas dan efisiensi berbagai pilihan terapi.”

Dalam kesempatan itu, Safina menjelaskan metode CUA dan CEA sebagai pengukuran Cost-Utility Analysis dan Cost-Effectiveness Analysis; Cost-Effectiveness Analysis sebagai perhitungan Direct Medical Cost, Non-Direct Medical Cost, dan Indirect Cost; Incremental Cost-Effectiveness Ratio (ICER); ICER Kelurahan Kepanjen; Quality-Adjusted Life Years (QALY); Status Kesehatan; Utility Score; dan Incremental Cost-Utility Ratio (ICUR).

Rakor kolaboratif yang dimulai pada pukul 14.14 WIB hingga 15.25 WIB ini diharapkan dapat menghasilkan penelitian yang berdampak luas, sekaligus memperkuat standard etika dan transparansi dalam kerja sama ilmiah internasional. *** [200225]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Selasa, 18 Februari 2025

Briefing Polimorfisme Pasien Hipertensi Dengan Kader SMARThealth Desa Karangduren

Briefing Polimorfisme dengan Kader Desa Karangduren

Briefing Polimorfisme Pasien Hipertensi dengan kader SMARThealth Desa Karangduren ini sedikit mundur karena keseibukan kegiatan yang ada pada mereka. Namun, di tengah-tengah kesibukannya, salah seorang enumerator yang juga sekaligus peneliti dalam bidang pengawasan data lapangan dan supervisor SMARThealth berhasil melakukan briefing dengan mereka.

Pada hari Jumat (14/02) di rumah salah seorang kader Rizka Febri Saputri yang beralamatkan di Jalan Raya Segenggeng, Dusun Karangduren RT 04 RW 02 Desa Karangduren, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang, briefing itu dilakukan.

Briefing yang dihadiri 4 kader – Lia Suwandewi, Rizka Febri Saputri, Siswati, dan Sujiati Andri- ini, bertujuan memandu kader SMARThealth Desa Karangduren dalam melakukan pengukuran tekanan darah, tinggi dan berat badan. Tak lupa pencatatan dalam input datanya melalui link yang telah dibagikan.

Berbeda dengan pengukuran tinggi maupun berat badan, pengukuran tekanan darah harus dilakukan dua kali, yaitu pagi dan sore. Setiap pengukuran, baik pagi maupun sore, harus dilakukan sebanyak tiga kali dengan jeda beberapa menit.

Data tersebut nantinya akan digunakan untuk mendeteksi dini berbagai masalah kesehatan, seperti hipertensi, tepatnya Deteksi Polimorfisme Pasien Hipertensi sebagai Pendekatan Personalisasi Terapi.

Selain itu, pertemuan ini juga membahas rencana lanjutan pemasangan alat pemantauan kualitas udara. Dengan meningkatnya kesadaran akan dampak polusi udara terhadap kesehatan, langkah ini diharapkan dapat membantu masyarakat lebih waspada terhadap lingkungan mereka.

Briefing ini menjadi momen penting bagi para kader kesehatan untuk menyamakan pemahaman dan meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat. Dengan koordinasi yang baik, diharapkan program kesehatan di Desa Karangduren dapat berjalan lebih efektif dan memberikan manfaat yang optimal bagi warga.

Sebagai garda terdepan dalam pelayanan kesehatan di tingkat desa, para kader memiliki peran krusial dalam memastikan informasi kesehatan sampai ke masyarakat dengan baik. Dengan adanya briefing ini, mereka diharapkan dapat lebih optimal dalam menjalankan tugasnya, meningkatkan kesadaran warga akan pentingnya kesehatan, serta membangun desa yang lebih sehat dan sejahtera. *** [180225]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Senin, 17 Februari 2025

Meeting Di Ruang Kerja Lurah Bahas Agenda Kesehatan Di Kelurahan Kepanjen

Mini meeting lintas sektoral diadakan di Ruang Kerja Kepala Kelurahan (Lurah) Kepanjen pada Senin (17/02) guna membahas sejumlah kegiatan penting yang akan dilaksanakan menjelang akhir Februari 2025.

Pertemuan ini dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, termasuk perwakilan Puskesmas Kepanjen, tenaga kesehatan Panji Husada, kader kesehatan, serta salah seorang anggota Tim SMARThealth Universitas Brawijaya (UB).

Perwakilan dari Puskesmas Kepanjen dihadiri oleh dr. Afif Bachtiar Rifai, dan kemudian menyusul dr. Karina Indah Prayogi. Dari Ponkesdes Panji Husada terlihat bidan Mamik Makrifatin, S.ST dan perawat Nurul Masfiyah, A.Md. Lalu, dua kader SMARThealth Kepanjen Agustin Shintowati dan Kristin Mariana juga hadir dan ditambah dengan perwakilan Tim SMARThealth UB.

Usai meeting diajak berpose bersama di Kantor Kelurahan Kepanjen, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang

Dalam meeting ini, dibahas beberapa agenda utama di penghunjung bulan Februari, di antaranya Pertemuan Rutin Kader yang menjadi wadah koordinasi bagi tenaga kesehatan di tingkat kelurahan (20/02), ujicoba aplikasi SMARThealth NIHR yang bertujuan meningkatkan pemantauan kesehatan masyarakat (21/02), serta Kelas Ibu Hamil untuk meningkatkan edukasi kesehatan bagi ibu hamil (22/02).

Selain itu, turut dibahas persiapan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) sebagai forum evaluasi dan perencanaan program kesehatan berbasis masyarakat (24/02), serta Skrining Penyakit Tidak Menular (PTM) Tahunan oleh Puskesmas Kepanjen untuk mendeteksi dini risiko kesehatan warga (25/02).

Lurah Kepanjen Bobby Setya Abdi, S.STP. M.M. menekankan pentingnya sinergi lintas sektor dalam menyukseskan program-program tersebut agar manfaatnya dapat dirasakan secara luas oleh masyarakat. Dengan adanya koordinasi yang baik, diharapkan setiap kegiatan dapat berjalan lancar dan memberikan dampak positif bagi kesehatan serta kesejahteraan warga Kelurahan Kepanjen.

Mini meeting lintas sektoral bahas agenda kesehatan di Ruang Kerja Kepala Kelurahan Kepanjen

Usai meeting dengan Lurah Kepanjen, perwakilan dan Puskesmas Kepanjen, tenaga kesehatan Panji Husada, kader kesehatan, dan salah seorang anggota Tim SMARThealth UB melanjutkan pertemuan untuk membahas teknis pelaksanaan Skrining PTM Tahunan oleh Puskesmas Kepanjen yang bakal digelar di halaman Kantor Kelurahan Kepanjen yang beralamatkan di Jalan Sultan Agung No. 2 RT 06 RW 03 Kelurahan Kepanjen, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang., pada Selasa (25/02).

Skrining tersebut akan mengundang sekitar 150 warga mulai dari umur 15 tahun ke atas. Rencananya, petugasnya akan  kolaborasi antara petugas dari Puskesmas Kepanjen, tenaga kesehatan Panji Husada, kader SMARThealth, dan perangkat desa serta salah seorang anggota Tim SMARThealth UB untuk membantu dokumentasinya.

Rapat teknis pelaksanaan Skrining PTM Tahunan Puskesmas Kepanjen yang akan berlangsung di halaman depan Kantor Kelurahan Kepanjen pada Selasa (25/02)

Keberhasilan program kesehatan di masyarakat tidak hanya bergantung pada tenaga medis atau pemerintah, tetapi juga pada keterlibatan aktif berbagai pihak. Pendekatan kolaboratif dan partisipatif menjadi kunci utama dalam memastikan setiap program berjalan efektif dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.

Kolaborasi lintas sektor—antara Pemerintah Kelurahan Kepanjen, Puskesmas Kepanjen, Ponkesdes Panji Husada, kader kesehatan, lembaga, hingga warga—membantu menciptakan sinergi dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan kesehatan. 

Sementara itu, partisipasi aktif masyarakat memperkuat penerapan program di lapangan, mulai dari edukasi kesehatan, deteksi dini penyakit, hingga pencegahan dan penanganan masalah kesehatan di lingkungan sekitar.

Dengan adanya kerja sama yang erat, program kesehatan seperti skrining penyakit tidak menular, kelas ibu hamil, posyandu, hingga musyawarah masyarakat desa (MMD) dapat berjalan lebih efektif dan tepat sasaran. Melalui pendekatan ini, masyarakat tidak hanya menjadi penerima manfaat, tetapi juga aktor utama dalam menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan berkualitas. *** [170225]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

ILP Posyandu Nusa Indah 3 Tlogorejo Berlangsung di Pendopo Balai Desa

Pelaksanaan kegiatan Integrasi Layanan Primer (ILP) di Posyandu Nusa Indah 3 Desa Tlogorejo menjadi langkah strategis dalam meningkatkan akses kesehatan bagi masyarakat. Kegiatan ini mengusung konsep layanan terpadu yang melibatkan berbagai aspek kesehatan, mulai dari pencegahan hingga pengobatan. 

Bertempat di Pendopo Balai Desa Tlogorejo yang beralamatkan di Dusun Dadapan No. 4 RT 16 RW 06 Desa Tlogorejo, Kecamatan Pagak, Kabupaten Malang, warga mendapatkan berbagai layanan yang mencakup pemeriksaan kesehatan, edukasi gizi, serta pendampingan bagi kelompok rentan seperti ibu hamil, bayi, dan lansia.

Kegiatan ILP Posyandu Nusa Indah 3 Desa Tlogorejo, Kecamatan Pagak, Kabupaten Malang

Langkah pertama dalam kegiatan ILP adalah pendaftaran peserta yang dilakukan oleh kader kesehatan, yaitu Dian dan Ana. Warga yang datang dicatat identitasnya serta riwayat kesehatannya untuk memastikan layanan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan masing-masing.

Selanjutnya, peserta diarahkan ke pemeriksaan kesehatan dasar pada langkah dua (penimbangan dan pengukuran), meliputi pengukuran berat badan, tinggi badan, lingkar perut (dewasa), lingkar lengan dan kepala (balita). Pemeriksaan ini bertujuan untuk mendeteksi dini potensi risiko kesehatan yang mungkin dialami oleh warga. Petugas yang melakukan adalah kader Yanti dan Riska.

Meja langkah 1 (pendaftaran)

Setelah pemeriksaan dasar, peserta menuju ke meja langkah tiga (pencatatan dan pelaporan). Dua kader – Suliami dan Sri Widyowati – bertugas melakukan pencatatan dan pelaporan hasil pengukuran dan penimbangan tadi.

Kemudian, warga disarankan menuju ke meja langkah empat (pelayanan kesehatan) untuk mendapatkan konsultasi kesehatan dari tenaga medis yang bertugas, yaitu bidan Sulianik, A,Md.Keb, dan Wahono, A.Md.Kep. 

Home visit 1

Konsultasi ini mencakup saran terkait pola makan sehat, pencegahan penyakit, serta edukasi mengenai pentingnya menjaga kebersihan dan pola hidup sehat. Di dekat neja langkah empat ini juga terlihat ada dua orang kader – Arlih dan Suwinarti - yang bertugas membantu tenaga kesehatan dalam melakukan pengukuran tekanan darah maupun pengecekan kadar gula darah.

Langkah terakhir dalam ILP adalah langkah lima, yaitu penyuluhan dan PMT. Dua petugas, yakni kader Sutarmi dan Yuliati, membantu tenaga kesehatan memberikan penyuluhan terkait pola hidup sehat maupun jadwal-jadwal kegiatan berikutnya.

Home visit 2

Selain itu, kegiatan ILP juga mencakup layanan imunisasi bagi balita (BCG, DPT, Campak, IPV) serta pemberian tambahan gizi berupa makanan sehat bagi ibu hamil dan anak-anak. Langkah ini memastikan bahwa kelompok rentan mendapatkan nutrisi yang cukup untuk menunjang pertumbuhan dan kesehatan mereka.

Namun, yang menarik dari kegiatan ini bukan hanya layanan yang diberikan di Pendopo Balai Desa, tetapi juga inisiatif tiga orang kader kesehatan yang sigap melakukan home visit bagi warga yang tidak dapat hadir langsung. Atas permintaan keluarga, para kader dengan cepat bergerak menuju rumah-rumah warga yang membutuhkan layanan kesehatan tetapi terhalang kondisi fisik atau keterbatasan lainnya.

Konsultasi kesehatan dengan tenaga kesehatan dari Pustu Tlogorejo

Salah seorang anggota Tim SMARThealth Universitas Brawijaya (UB) yang hadir dalam kegiatan ILP tersebut turut mendampingi home visit, yang jaraknya sekitar 300 meter dari Pendopo Balai Desa. Tiga orang kader – Dian, Sutarmi, dan Yanti – melakukan home visit di rumah Keluarga Udin dan Ponimi, yang keduanya berada di Dusun Dadapan RT 12 RW 04.

Ketiga kader tersebut membawa perlengkapan, seperti tinggi/berat bedan, metlin, tensimeter, dan glucose meter serta buku pencatatan dan pelaporan. Di Keluarga Udin, terperiksa dua orang. Istrinya yang bernama Sunarmi dan kakak istrinya yang bernama Martiah.

Kembul bujana usai layanana ILP selesai

Dari Keluarga Udin, ketiga kader berpindah ke rumah Keluarga Ponimin untuk memeriksa dirinya. Pemeriksaan dilakukan apa adanya. Pasien tidak perlu berdandan. Pulang dari sawah dan masih ngligo (bertelanjang dada, tubuh bagian atas tidak memakai pakaian).

Dengan penuh dedikasi, mereka memastikan setiap warga tetap mendapatkan pemeriksaan dan pendampingan yang diperlukan. Salah satu kader, Sutarmi atau yang akrab disapa Bu Yud itu, mengungkapkan bahwa pelayanan kesehatan harus merata dan tidak boleh terhambat oleh keterbatasan fisik pasien. "Kami datang langsung ke rumah agar mereka tetap bisa mendapatkan layanan kesehatan seperti warga lainnya," ujarnya sambil mempersiapkan alat pemeriksaan.

Usai mnghadiri ILP Desa Tlogorejo, Tim SMARThealth UB pulangnya dengan berlayar menyeberang Waduk Karangkates

Tindakan cepat dan sigap dari para kader ini menunjukkan betapa pentingnya peran mereka dalam menjangkau dan memastikan kesehatan masyarakat tetap terjaga. Kehadiran mereka tidak hanya memberikan bantuan medis, tetapi juga menghadirkan rasa aman dan kepedulian yang mendalam bagi warga Desa Tlogorejo. Dengan semangat gotong royong dan kerja sama yang erat, ILP di Pos Nusa Indah 3 bukan hanya sekadar program kesehatan, tetapi juga wujud nyata kepedulian terhadap sesama.

Dalam kegiatan ILP yang diselenggarakan pada hari Sabtu (15/02) ini, dari jumlah tareget balita sebanyak 75, berhasil hadir dan diperiksa sebanyak 60 balita. Terus untuk lansianya dari yang ditargetkan sebanyak 6 orang, terperiksa sebanyak 5 orang.

Selesai rekapitulasi, acara dilanjutkan dengan kembul bujana antara tenaga kesehatan, kader, Ketua TP PKK Desa Tlogorejo Sulis Nurhayati, dan tak lupa mengajak anggota Tim SMARThealth UB. Di atas tikar, tersaji banyak menu, seperti nasi putih, oseng-oseng kates, bader tempe tahu, bobor daun singkong, urap, lompong teri, sambal goreng kates, kulupan dan sambel orek, kothokan mujaer, dan botok krokot. *** [170225]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Sabtu, 15 Februari 2025

Diseminasi Hasil Penelitian AREEMA SMARThealth COVID-19: Menjembatani Ilmu dan Solusi

Penelitian ilmiah seringkali dianggap hanya relevan bagi kalangan akademik, padahal hasil-hasilnya dapat memberikan dampak yang signifikan bagi kehidupan masyarakat luas. Diseminasi atau penyebaran hasil penelitian kepada publik adalah langkah penting untuk menjembatani dunia riset dan solusi nyata yang dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.

Dengan mendiseminasikan hasil penelitian, masyarakat tidak hanya memperoleh informasi terbaru yang berbasis ilmiah, tetapi juga diberdayakan untuk mengambil keputusan yang lebih baik dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari kesehatan, pendidikan, hingga kebijakan publik. Pengetahuan yang tersebar ini bisa mempengaruhi perubahan pola pikir, mendorong inovasi, dan bahkan memecahkan masalah sosial yang ada.

Kades Talangsuko Burhanuddin memberikan sambutan dan sekaligus membuka acara diseminasi hasil penelitian di Gedung Serba Guna Gatotkaca Desa Talangsuko, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang

Selain itu, diseminasi juga meningkatkan akuntabilitas para peneliti dan lembaga riset, karena hasil-hasil penelitian yang dikomunikasikan secara terbuka dapat menjadi bahan evaluasi dan diskusi. Maka dari itu, penting bagi para peneliti untuk tidak hanya mengandalkan publikasi ilmiah, tetapi juga mencari cara yang lebih inklusif dan mudah diakses oleh masyarakat untuk memperkenalkan temuan-temuan mereka.

Delapan hari ini, Tim Riset Inovatif Produktif (RISPRO) Kolaborasi Internasional (KI) berjudul “SMARThealth COVID-19: an innovative multifaceted mobile technology for community mitigation management of COVID-19 pandemic in rural Indonesia” atau yang di Indonesia akrab dengan sebutan penelitian “Aplikasi Skrining Mandiri (AREEMA) SMARThealth COVID-19”, melakukan tur diseminasi hasil penelitian di Kabupaten Malang.

Materi 1 disampaikan oleh Sub Koordinator Subtansi PTM dan Keswa Dinkes Kabupaten Malang

Tur diseminasi yang diadakan oleh Tim RISPRO KI AREEMA Universitas Brawijaya (UB) dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang ini mencakup Desa Rembun, Kecamatan Dampit (Jumat,07/02); Desa Talok, Kecamatan Turen (Sabtu, 08/02); Desa Talangsuko, Kecamatan Turen (Selasa, 11/02); Desa Kemulan, Kecamatan Turen (Rabu, 12/02); Desa Pandanrejo, Kecamatan Wagir (Kamis, 13/02); Desa Parangargo, Kecamatan Wagir (Jumat, 14/02); Desa Jatiguwi, Kecamatan Sumberpucung (Sabtu, 15/02); dan Desa Senggrong, Kecamatan Sumberpucung (Selasa, 18/02).

Kedelapan desa merupakan locus dari enumeration area (EA) dalam penelitian tersebut, yang terlibat dalam pengumpulan data, mulai dari AREEMA 1 (2021), AREEMA 2 (2002), dan AREEMA 3 (2023), yang didanai oleh Lembaga Pengelola Dana Pendidikan LPDP) Kementerian Keuangan dan DIPI (Dana Ilmu Pengetahuan Indonesia).

Materi 2 disampaikan oleh Team Leader RISPRO KI AREEMA UB

Dalam tur diseminasi AREEMA ini, dalam kegiatan di setiap desanya dihadiri oleh 20 kader kesehatan yang pernah terlibat dalam pengumpulan data di lapangan, tenaga kesehatan Ponkesdes, Pj. PTM dan Pj. Surveilans Puskesmas, perangkat desa, sejumlah Tim RISPRO KI AREEMA UB dan personil Substansi PTM dan Kesehatan Jiwa (Keswa) Dinkes Kabupaten Malang.

Pada kesempatan itu, ada pemaparan tiga materi. Pemateri pertama disampaikan oleh Sub Koordinator Substansi PTM dan Keswa Dinkes Kabupaten Malang dengan judul “Long COVID-19: Tahukah Kamu? 5-20% pasien COVID-19 mengalami long COVID-19 lebih dari 4 minggu.”

Materi 3 disampaikan oleh staf PTM dan Keswa Dinkes Kabupaten Malang

Kemudian materi yang kedua dibawakan oleh Sujarwoto, S.IP, M.Si, MPA, Ph.D selaku Team Leader RISPRO KI AREEMA UB, dengan titel “Pembelajaran Pandemi COVID-19: Apa Yang Sebaiknya Kita Bersama Lakukan?”

Dan, materi yang ketiga disampaikan oleh staf PTM dan Keswa Dinkes Kabupaten Malang, Bastamil Anwar Aziz, S.Kep., Ners dengan judul “Upaya Pencegahan dan Pengendalian COVID-19 Kabupaten Malang.”

Suasana diseminasi hasil penelitian AREEMA di Gedung Serba Guna Gatotkaca Desa Talangsuko

Umumnya setiap acara tur diseminasi hasil penelitian ini dimulai pada pukul 09.00 WIB dan berakhir pada pukul 11.00 WIB. Melalui kolaborasi antara dunia riset dan masyarakat, kita bisa mengoptimalkan potensi penelitian untuk menciptakan kemajuan yang lebih inklusif dan bermanfaat bagi seluruh lapisan masyarakat.

Temuan-temuan dari hasil penelitian memberikan petunjuk tentang cara untuk lebih efektif melibatkan para pembuat kebijakan, yang mengarah pada kemungkinan yang lebih besar untuk menerjemahkan bukti-bukti penelitian menjadi tindakan kebijakan. 

Melibatkan pembuat kebijakan sejak dini sebagai anggota tim peneliti yang berkontribusi, menjaga komunikasi selama proses penelitian, dan menyajikan temuan relevan dengan cara yang jelas dan ringkas dapat memberdayakan baik peneliti maupun pembuat kebijakan untuk lebih jauh menerapkan bukti ilmiah guna meningkatkan kebijakan di Kabupaten Malang. *** [150225]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive

Risk Checker

Risk Checker

Indeks Massa Tubuh

Supplied by BMI Calculator Canada

Statistik Blog

Sahabat eKader

Label

Arsip Blog