Menampilkan postingan yang diurutkan menurut tanggal untuk kueri stunting. Urutkan menurut relevansi Tampilkan semua postingan
Menampilkan postingan yang diurutkan menurut tanggal untuk kueri stunting. Urutkan menurut relevansi Tampilkan semua postingan

Selasa, 06 Februari 2024

Koordinasi Assessment Persiapan Desa Binaan Dalam Rangka Pengabdian Masyarakat FKUB

Dua staf pengajar menghadap Kadinkes Kabupaten Malang di ruang kerjanya

Setelah mengantre, dua staf pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB) – dr. Nuretha Hevy Purwaningtyas, M.Sc(FM)., Sp.D.L.P dan Mustika Dewi, S.ST., M.Keb. - berkesempatan menghadap Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kabupaten Malang drg. Wiyanto Wijoyo, M.M.Kes.

Mereka diterima Kadinkes pada pukul 09.37 WIB di ruang kerjanya. Kehadiran dua staf pengajar FKUB tersebut dalam rangka penyusunan rencana pelaksanaan desa binaan sesuai dengan nota kesepakatan antara FKUB dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab Malang). 

Mereka menghadap kepada Kadinkes untuk melakukan koordinasi assessment persiapan desa binaan dalam rangka pengabdian masyarakat FKUB pada tahun 2024 ini, sehingga perlu untuk mengetahui apa-apa saja yang bisa mendukung dalam fokus Dinkes Kabupaten Malang dalam meningkatkan derajat kesehatan.

Mereka pun berdiskusi terkait isu-isu kesehatan yang ditanganinya dan menjadi perhatian Bupati Malang, seperti gizi buruk, stunting hingga hepatitis anak yang muncul. “Yang diperlukan adalah intervensi kesehatan masyarakat (kesmas), sementara sumberdaya manusianya masih terbatas,” kata Kadinkes.

Usai dari ruang kerja Kadinkes, dua staf pengajar tersebut kemudian melanjutkan berdiskusi dengan Sekretaris Dinkes (Sekdin) Pudji Hadi Prastyo, S.E. terkait arahan dari Kadinkes untuk mewujudkan pertemuan awal dari lintas program yang ada di lingkungan Dinkes. Tujuannya agar dua staf pengajar tersebut mendapatkan gambaran lengkap untuk menyusun proposal pelaksanaan pengabdian masyarakat beserta wilayahnya yang perlu dibina.

Sekdin pun menyanggupi untuk memfasilitasi pertemuan lintas program dengan dua staf pengajar FKUB tersebut usai hajatan Pemilu 2024 ini rampung. Pertemuan bisa dalam bentuk Focus Group Discussion (FGD) atau diskusi lainnya.

Dari ruang kerja Sekdin, dua staf pengajar FKUB berkunjung ke Gedung Promosi Kesehatan (Promkes) dan berjumpa dengan Khotik Alim Baidah, dan kemudian berdiskusi di lobby depan.

Pada saat itu, anggota Tim SMARThealth UB yang turut mendampingi berpamitan terlebih dahulu karena ada janjian menghadiri giat Posbindu PTM di Posyandu Anggrek 2 Desa Dilem yang beralamatkan di Jalan Semeru No. 161 Dusun Ngantru RT 05 RW 04 Desa Dilem, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang. *** [060224]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Kamis, 21 Desember 2023

Kelurahan Kepanjen Gelar Pelatihan Penanganan dan Pencegahan Stunting sebagai Wujud Program Pemberdayaan Masyarakat

Pemerintah Kelurahan Kepanjen menggelar Pelatihan Penanganan dan Pencegahan Stunting di Aula Lantai 2 Kelurahan Kepanjen yang berada di Jalan Sultan Agung No. 02 RT 06 RW 03 Kelurahan Kepanjen, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, pada Kamis (21/12).

Pelatihan itu sebagai wujud upaya Pemerintah Kelurahan Kepanjen mengimplementasikan program pemberdayaan masyarakat Kelurahan Kepanjen dengan melatih para kader kesehatannya dalam tahun anggaran 2023.

Selain dihadiri kader kesehatan yang meliputi kader Posyandu dan Posbindu, tampak hadir pula Babinsa, sejumlah perangkat, maupun pengurus PKK Kelurahan Kepanjen serta anggota Tim SMARThealth Universitas Brawijaya (UB).

Lurah Kepanjen berpose dengan narasumber dan seluruh peserta pelatihan

Acara pelatihan ini dimulai pada pukul 09.19 WIB. Master of Ceremony (MC) Sunarmi Warto Dewo mengawali dengan ucapan selamat datang kepada peserta dan membacakan susunan acara dalam kegiatan ini.

Setelah itu, MC mempersilakan Modin Chamim untuk memimpin doa demi kelancaran dalam penyelenggaraan pelatihan ini, dan setelahnya langsung disambung dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya yang dipandu oleh dirijen Dewi Kartika.

Begitu peserta duduk kembali usai berdiri menyanyikan lagu Indonesia Raya, acara berikutnya adalah sambutan dari Kepala Kelurahan Kepanjen Debby Lavenia Ecantada, S.STP. Pada kesempatan itu, Lurah Kepanjen cukup singkat dalam memberikan sambutan. Ia merasa bersyukur atas terwujudnya Pelatihan Penanganan dan Pencegahan Stunting bagi kader-kader kesehatan yang ada di wilayahnya sebagai program pemberdayaan masyarakat.

Sambutan Lurah Kepanjen dalam Pelatihan Penanganan dan Pencegahan Stunting di Aula Kelurahan Kepanjen

Pukul 09.27 WIB Sekretaris Camat (Sekcam) Kepanjen Nurmawan Wibowo Leksono, S.STP, M.Si memaparkan materi “Pencegahan Stunting di Kelurahan”. Dalam paparannya, Sekcam Nurmawan menjelaskan dasar hukum, pembentukan tim percepatan dan penurunan stunting kecamatan dan desa/kelurahan, tugas TPPS desa/kelurahan, tugas TPPS kelurahan/desa, dan upaya pencegahan stunting.

Pengalamannya selaku Ketua TPPS (Tim Percepatan Penurunan Stunting) Kepanjen, ia bisa berceritera banyak mengenai temuan kasus-kasus stunting. Baginya, stunting bukan hanya mengenai urusan gizi, tetapi ada sarana dan prasarana yang menjadi pemicunya. 

Seperti yang dialami pada sebuah desa penghasil ikan tuna, secara teoritis mereka tidak kekurangan gizi. Namun kasus stunting cukup mengemuka. Setelah diteliti, ternyata banyak yang tidak memiliki jamban.

Sekcam Kepanjen berikan materi dalam penanganan stunting di Kelurahan

Setelah diintervensi dengan jambanisasi, dan warga mau beralih kebiasan buang air di jamban, setahun kemudian angka stunting mulai berkurang.

Dalam mengubah perilaku masyarakat perlu kolaborasi. Tidak bisa hanya dibebankan kepada petugas kesehatan akan tetapi juga harus melibatkan pemangku wilayah masing-masing, dari kepala desa/kelurahan maupun Camat.

Usai Sekcam Kepanjen, acara berikutnya dilanjutkan dengan pemaparan materi “Stunting” yang disampaikan oleh dokter internship Puskesmas Kepanjen, dr. Zakiyatul Amaliyah, yang akrab disapa dengan dr. Lili.

Peserta pelatihan penanganan dan pencegahan stunting

Outline dalam paparan dr. Lili terdiri dari definisi stunting, epidemiologi, etiologi, dampak masalah gizi pada kesehatan, dan pencegahannya. Pada etiologi (sebab musababnya), dr. Lili menerangkan bahwa terjadinya stunting itu bersamaan dengan proses terjadinya hambatan pertumbuhan dan perkembangan semua organ (otak, jantung, ginjal, prankeas), sehingga hal in harus dimengerti betul oleh orangtua.

Selesai dr. Lili, acara langsung dilanjutkan dengan materi “Pencegahan Stunting dengan Pengoptimalan 1000 HPK (Hari Pertama Kehidupan)” yang dibawakan oleh petugas gizi Puskesmas Kepanjen, Nimas, A.Md.Gz.

Nimas menerangkan apa itu stunting?, 1000 HPK??, mengapa sangat penting?, siklus stunting, “piring makan” ibu hamil (survey), tahapan pemberian MP-ASI, syarat pemberian MP-ASI, tips pemberian MP-ASI, dampak jangka pendek dan jangka panjang, akar permasalahan, pencegahan stunting.

Staf pengajar FKUB fokus pada peran kader kesehatan dalam pencegahan stunting dan pencegahan stunting berbasis keluarga

Stunting disebabkan oleh faktor multidimensi, kata Nimas, sehingga penanganannya perlu dilakukan oleh multisektor.

Terakhir, pembicara dalam pelatihan ini adalah seorang staf pengajar dari Departemen Keilmuan Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB), dr. Nuretha Hevy Purwaningtyas, M.Sc(FM)., Sp.D.L.P. dengan materinya, “Stunting: Intervensi Berbasi Keluarga.”

Sambil bereuni dengan kader Kepanjen, ia menjawab lima pertanyaan yang diajukan oleh 4 kader dan Lurah Kepanjen, dr. Nuretha berusaha menjelaskan peran kader kesehatan dalam pencegahan stunting dan pencegahan stunting berbasis keluarga.

Acara Pelatihan Penanganan dan Pencegahan Stunting yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kelurahan Kepanjen ini ditutup oleh Lurah Kepanjen pada pukul 11.36 WIB, dan diakhiri dengan sesi foto bersama seluruh peserta pelatihan sambil membentangkan banner yang telah dilepas dari dinding. *** [211223]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Jumat, 01 September 2023

FKUB Adakan FGD Pengmas Stunting Di Pendopo Balai Desa Mendalanwangi

Delapan hari setelah pemaparan agenda pengabdian masyarakat (pengmas) stunting, Tim Pelaksana Pengmas Stunting Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (UB) mengadakan Focus Group Discussion (FGD) di Pendopo Balai Desa Mendalanwangi yang berada di Jalan Raya Mendalanwangi No. 14 Dusun Sekar Putih RT 15 RW 05 Desa Mendalanwangi, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang.

FGD atau Diskusi Kelompok Terarah, sering digunakan sebagai pendekatan kualitatif untuk mendapatkan pemahaman mendalam tentang isu-isu sosial. Metode ini bertujuan untuk memperoleh data dari sekelompok individu yang dipilih secara sengaja, bukan sampel yang mewakili populasi yang lebih luas secara statistik.

Isu-isu sosial yang menjadi judul pengmas FKUB adalah Intervensi Pre-Konsepsi Sebagai Salah Satu Metode Pencegahan Stunting Melalui Pencegahan Pernikahan Dini di Desa Mendalanwangi, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang.

Kelompok FGD berpose bersama Tim Pelaksana Pengmas Stunting FKUB di Pendopo Balai Desa Mendalanwangi, Kecamatan Wagir

Terdapat tiga komponen utama dalam kegiatan FGD, yakni diskusi (bukan kegiatan wawancara atau obrolan), kelompok (bukan individual), serta terfokus (bukan dilakukan secara bebas).

Dalam FGD yang diadakan pada hari Kamis (31/08) ini hadir Tim Pelaksana Pengmas Stunting, yang terdiri dari dr. Nuretha Hevy Purwaningtyas, M.Sc., Sp.DLP, Mustika Dewi, S.ST., M.Keb., dr. Ariani, M.Kes., Sp.A., dr. Dewi Santosaningsih, Ph.D, Sp.MK, dan Fatmawati, S.ST., M.Keb.

Kemudian kelompok dalam FGD yang pertama ini ada 15 orang yang terdiri dari Ketua Tim Penggerak (TP) PKK, modin, kepala dusun, kader kesehatan, Babinsa, dan Bhabinkamtibmas. Selain itu, juga turut hadir dalam kegiatan tersebut adalah seorang anggota Tim SMARThealth Universitas Brawijaya (UB), usai menghadiri pengmas FKUB mengenai Skrining Pendengaran pada Diabetes Melitus di halaman Kantor Kelurahan Kepanjen dan Ponkesdes Panji Husada.

Acara rangkaian FGD ini dimulai pada pukul 09.51 WIB dengan diawali sambutan dari Ketua TP PKK Desa Mendalanwangi Chorina Kusbiantoro, A.Md.Kep, yang juga mantan perawat Ponkesdes Mendalanwangi.

Sambutan pengantar FGD dari Tim Pelaksana Pengmas Stunting FKUB di Desa Mendalanwangi

Dalam sambutan itu, Ketua TP PKK yang mewakili Kepala Desa Mendalanwangi mengatakan bahwa Desa Mendalanwangi sebagai desa binaan FKUB merasa senang menjadi tempat pengmas ini karena akan menambah wawasan terhadap masalah stunting maupun pernikahan dini yang ada di Mendalanwangi.

Usai dibuka kegiatan pengmas stunting, acara dilanjutkan dengan sambutan pengantar dari Tim Pelaksana Pengmas Stunting yang diwakili oleh dr. Dewi Santosaningsih, Ph.D, Sp.MK. Pada kesempatan itu, Dr. Dewi menyatakan bahwa WHO bilang salah satu penyebab stunting adalah pernikahan dini.

Mengapa? Menurut Dr. Dewi, karena psikologisnya belum siap serta kurangnya pengetahuan yang mengakibatkan pola asuh akan mempengaruhi perkembangan anak. Anak adalah aset bangsa. Oleh karena itu, perlu dilakukan identifikasi apakah pernikahan dini menjadi sebuah problem, dan bagaimana mengatasinya. Maka pada FGD ini, kita akan menggalinya.

Selesai sambutan, FGD langsung digelar. Koordinator Pengmas Stunting dr. Nuretha langsung menempatkan diri sebagai moderator untuk memandu jalannya FGD tersebut. Dengan tempat duduk yang berpola melingkar, dr. Nuretha berusaha menggali permasalahan stunting melalui persoalan pernikahan dini yang ada di Desa Mendalanwangi selama 1 jam yang berjalan cukup gayeng.

Pelaksanaan FGD dipandu oleh Korlit Pengmas Stunting FKUB

Kebetulan dalam rangkaian pengmas stunting di Desa Mendalanwangi ini juga diliput kegiatannya oleh UB TV. Mereka hadir di lokasi untuk mewancarai Korlit Pengmas dan Ketua TP PKK serta aktivitas FGD.

Acara ini selesai pada pukul 11.15 WIB dan diakhiri dengan melakukan foto bersama. Setelah mengisi daftar hadir, kelompok yang hadir mulai meninggalkan tempat. Kemudian disusul oleh Tim Pelaksana Pengmas Stunting berpamitan dengan staf Desa Mendalanwangi.

Tak kecuali seorang anggota Tim SMARThealth UB juga berpamitan untuk melanjutkan menghadiri Orientasi Pengembangan Model Upaya Pencegahan Masalah Kesehatan Jiwa Di Sekolah yang diselenggarakan oleh Kemenkes dan UNICEF di Hotel Grand Kanjuruhan Kepanjen. *** [310823]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Rabu, 23 Agustus 2023

Pemaparan Agenda Pengmas Stunting Di Desa Mendalanwangi

Korlit Stunting FKUB memaparkan perihal stunting di Gedung Ponkesdes Mendalanwangi, Kecamatan Wagir

Selesai mengurus perizinan pengabdian masyarakat (pengmas) Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB) dari Desa Mendalanwangi, Dinas Kesehatan dan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) telah dilalui, langkah berikutnya adalah Koordinator Penelitian (Korlit) melakukan kunjungan ke desa yang akan menjadi lokasi pengmas tersebut.

Dalam penelitian yang profesional dikatakan bahwa mengapa kita perlu melakukan studi lapangan terlebih dahulu sebelum pengmas/penelitian berlangsung? Karena studi lapangan memungkinkan peneliti untuk mengidentifikasi dan mengamati subjek dan membantu menarik korelasi antara subjek dan lingkungan sekitar, dan bagaimana lingkungan sekitar dapat mempengaruhi perilaku.

Langkah yang tepat telah dilakukan oleh dr. Nuretha Hevy Purwaningtyas, M.Sc(FM)., Sp.D.L.P, Korlit pengmas dengan judul “Intervensi pre-konsepsi pencegahan stunting (melalui pencegahan pernikahan dini)” dengan melakukan kunjungan ke Desa Mendalanwangi untuk memaparkan agenda pengmas yang akan dijalankan di desa tersebut, dan sekaligus mendapatkan gambaran singkat mengenai subjek yang menjadi fokus pengmas nantinya. Informasi ini akan menjadi bekal penting dalam melaksanakan pengmas dengan pendekatan kualitatif.

Hari ini, Rabu (23/08), Korlit Stunting tersebut telah menghadap Kepala Desa dan juga tenaga kesehatan (nakes) Desa Mendalanwangi di Gedung Ponkesdes Mendalanwangi, yang lokasinya satu kompleks dengan Balai Desa Mendalawangi yang berlokasi di Jalan Raya Mendalanwangi No. 14 Dusun Sekar Putih RT 15 RW 05 Desa Mendalanwangi, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang.

Pada kesempatan itu, Korlit melakukan kulo nuwun terlebih dahulu sebelum bertugas di Desa Mendalanwangi. Kemudian Korlit memaparkan agenda yang akan dijalankan dalam pengmas tersebut.

Dari situ, Kepala Desa (Kades) Mendalanwangi M. Sharoni, S.Pt dan nakes Desa Mendalawangi (Vionita, A.Md.Kep dan Naning Fadilah, A.Md.Keb) mendapatkan gambaran yang jelas dari Korlit. Sehingga, gayung pun bersambut. Baik Kades maupun nakes akhirnya menginformasikan kebiasaan-kebiasaan yang ada di Desa Mendalanwangi. Sehingga, Korlit sudah bisa mengantisipasi nantinya dalam pengumpulan data (data collecting) melalui Focus Group Discussion (FGD). Artinya waktu yang tepat melakukan FGD dan cara mengumpulkan informan sudah jelas terpetakan oleh Korlit.

Dari pertemuan yang berlangsung dari pukul 11.59 WIB hingga pukul 12.45 WIB ini, akhirnya membuahkan langkah berikutnya dalam implementasi pengmas. Tinggal kesiapan dari Tim Pengmas/Peneliti yang terdiri dari Mustika Dewi, S.ST., M.Keb., dr. Ariani, M.Kes., Sp.A., dr. Dewi Santosaningsih, Ph.D. Sp.MK, dan Fatmawati, S.ST., M.Keb, dalam menyiapkan agendanya yang kemudian secepatnya dikomunikasikan ke pihak desa maupun nakes setempat. *** [230823]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Rabu, 22 Maret 2023

Puskesmas Ardimulyo Laksanakan Pertemuan Lintas Sektor Bidang Kesehatan Tahun 2023

Sehari menjelang awal shalat Tarawih, Puskesmas Ardimulyo melaksanakan pertemuan lintas sektor bidang kesehatan tahun 2023 di Ruang Rapat Puskesmas Lantai 2 yang berada di Jalan Raya Ardimulyo No. 2 Dusun Songsong RT 01 RW 02 Desa Ardimulyo, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, pada Selasa (21/03).

Pertemuan ini dihadiri oleh Muspika Kecamatan Singosari (Camat, Danramil, dan Kapolsek), Korwil Dikbud, KUA Kecamatan Singosari, BKKBN Kecamatan Singosari, HIMPAUDI, kader, dan 7 Kepala Desa (Ardimulyo, Toyomarto, Randuagung, Tamanharjo, Baturetno, Dengkol, Wonorejo) dan 1 Kelurahan (Losari).

Selain itu, tampak hadir pula Sub Koordinator Substansi PTM dan Kesehatan Jiwa (Keswa) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang bersama salah seorang perwakilan Tim SMARThealth Universitas Brawijaya (UB).

Peserta pertemuan lintas sektor berpose bersama di akhir acara

Acara ini dimulai pada pukul 08.51 WIB diawali dengan ucapan salam dari Master of Ceremony (MC) Diyah Mulia Handayani, A.Md.Kep, seorang perawat Desa Tamanharjo. Kemudian diteruskan dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya yang dipimpin oleh dirigen Dina Kartikasari, A.Md.Keb, bidan Desa Tamanharjo.

Sehabis menyanyikan lagu kebangsaan, MC mengucapkan selamat datang kepada semua peserta pertemuan lintas sektor ini, dan dilanjutkan berdoa bersama yang dipandu MC. Setelah itu, MC membacakan susunan acara dalam pertemuan ini.

Selesai itu, acara berikutnya dilanjutkan dengan sambutan dari Camat Singosari Agus Nur Aji, S.Sos, M.AP. Dalam sambutannya, Camat Singosari menginformasikan 3 masalah yang menjadi perhatian selama ini, yaitu stunting, Universal Health Coverage (UHC), dan pernikahan dini.

Berbagai upaya sudah dilakukan untuk meminimalkan stunting di wilayah kerja Puskesmas Ardimulyo dari lintas sektor. Bahkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang sudah berusaha untuk mewujudkan UHC dengan mengcover pembiayaan kesehatan bagi orang yang tidak mampu. Orang yang tidak mampu, termasuk lansia dan ODGJ dibuatkan KTP untuk menguruskan jaminan kesehatan.

Sambutan Kepala Puskesmas Ardimulyo, Kecamatan Singosari

Sementara itu, terkait pernikahan dini, Camat Singosari juga merasa heran. “Singosari rangking pertama dalam pernikahan dini. Kita ini kota tapi pernikahan dini banyak,” terangnnya.

Sambutan berikutnya berasal dari Kapolsek Singosari Kompol Ahmad Robial, S.E., S.IK. Pada kesempatan itu, Kapolsek menyoroti perihal stunting, inflasi dan kamtibmas menjelang lebaran yang biasanya muncul.

Terkait stunting, Kapolsek akan membantu Puskesmas Ardimulyo lewat Bhabinkamtibmas untuk memberikan penyuluhan. Karena stunting itu tidak hanya masalah ekonomi saja tapi berhubungan dengan adanya faktor lain, seperti pernikahan dini. “Kurang pedulinya orangtua, lebih fokus ke medsos,” kata Kapolsek.

Selain itu, Kapolsek juga mewanti-wanti akan adanya lonjakan kenaikan harga maupun kamtibmas menjelang lebaran. Jajaran Polsek Singosari ingin berusahan merubah image menjelang lebaran dengan menyebar personilnya agar kamtibmas terjaga.

Suasana Ruang Rapat Puskesmas Ardimulyo Lantai 2 dalam pertemuan lintas sektor

Pukul 09.33 WIB, acara dilanjutkan dengan sambutan dari Danramil Singosari Kapten CHB Bambang Widodo. Dalam sambutannya, Danramil Singosari berusaha akan membantu apa yang telah dibahas dalam pertemuan lintas sektor ini.

Jajaran Koramil Singosari juga sudah dihimbau oleh pemerintah untuk menjadi bapak asuh bagi anak yang berkategori stunting, dan menugaskan Babinsa juga untuk turut membantu memberikan penyuluhan kepada warga di kala tugas di desa untuk memberikan pemahaman terhadap masyarakat mengenai stunting.

Usai sambutan Danramil, acara diisi dengan sambutan dari Kepala Puskesmas (Kapus) Ardimulyo dr. Julia Rosana. Pada kesempatan itu, Kapus dr. Julia mengucapkan terima kasih ata kehadirannya dalam pertemuan lintas sektor di Puskesmas Ardimulyo, karena hal ini merupakan wujud dukungan dalam bidang kesehatan.

Selain itu, Kapus dr. Julia menyoroti sejumlah bidang kesehatan yang masih perlu bantuan lintas sektor, seperti masih banyaknya ODGJ yang tidak memiliki KTP. “Kalau tidak ada KTP, tidak bisa UHC,” jelas Kapus Ardimulyo.

Sosialisasi da advokasi SMARThealth oleh Sub Koordinator Substansi PTM dan Keswa Dinkes Kabupaten Malang

Selain itu, masih dijumpainya kasus ODF (Open Defecation Free). Kondisi alam di wilayah kerja Puskesmas Ardimulyo yang melimpah air, barangkali masyarakat yang masih senang buang hajat di sungai. Stop Buang Air Besar Sembarangan perlu dilakukan karena hal ini juga menyangkut penilaian kampung sehat.

Menanggapi sambutan Kapus dr. Julia, Camat Singosari langsung meminta semua yang hadir dalam pertemuan lintas sektor ini untuk segera membantu melaporkan agar terdaftar dan dibuatkan segera KTP untuk pengurusan BPJS.

Kemudian mengenai ODF, Camat Singosari juga heran belum adanya deklarasi ODF di wilayahnya. Oleh karena itu, Camat Singosari menghimbau agar segera dicanangkan deklarasi ODF. Camat meminta para kepala desa dan lurah untuk membantu tenaga kesehatan di desa dalam penyuluhan tentang ODF.

Setelah itu, acara disambung dengan penandatanganan komitmen bersama lintas sektor wilayah kerja Puskesmas Ardimulyo untuk berperan aktif dalam mendukung program kesehatan pemerintah. Pada kesempatan ini, Muspika Kecamatan Singosari berkenan membubuhkan tanda tangan karena Camat Singosari segera akan meninggalkan tempat karena masih ada tugas di tempat lain.

Laporan Hasil Kinerja Puskesmas Ardimulyo oleh Penanggung Jawab Upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas Ardimulyo

Selesai penandatanganan, acara berikutnya adalah pemaparan materi Program Posbindu SMARThealth Sebagai Upaya Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Tidak Menular di Puskesmas Ardimulyo Kabupaten Malang, yang disampaikan oleh Sub Koordinator Substansi PTM dan Keswa Dinkes, Paulus Gatot Kusharyanto, SKM.

Dalam paparannya, Paulus Gatot mengatakan bahwa SMARThealth merupakan inovasi kesehatan yang dijalankan di Kabupaten Malang. Tahun ini dari 9 Puskesmas yang akan mereplikasi program SMARThealth, salah satu di antaranya ada jadwalnya Puskesmas Ardimulyo.

Oleh karena itu, Paulus Gatot menjelaskan kepada peserta pertemuan lintas sektor bahwa kehadirannya di ruang rapat ini diminta Kapus Ardimulyo dalam rangka melakukan sosialiasi dan advokasi SMARThealth.

Dalam sosialisasi dan advokasi SMARThealth ini, Paulus Gatot menerangkan apa saja peran lintas sektor yang harus dilakukan sesuai dengan Peraturan Bupati Nomor 31 Tahun 2021 mengenai Posbindu SMARThealth untuk mengurangi angka kematian dalam PTM di Kabupaten Malang, seperti peran Dinkes, Puskesmas hingga Desa atau Kelurahan.

AKI-AKB: Angka Kematina IBU dan Bayi dipresentasikan oleh Bidan Koordinator Puskesmas Ardimulyo

Sehabis sosialisasi dan advokasi SMARThealth, masih ada dua acara lagi yaitu Laporan Hasil Kinerja Puskesmas Ardimulyo dan AKI-AKB: Angka Kematina IBU dan Bayi di wilayah kerja Puskesmas Ardimulyo.

Laporan Hasil Kinerja Puskesmas Ardimulyo disampiakan oleh Penanggung Jawab Upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas Ardimulyo, Titin Solekah, S.Tr.Keb., dan AKI-AKB: Angka Kematina IBU dan Bayi dipresentasikan oleh Bidan Koordinator Puskesmas Ardimulyo Rini Idawati, S.Tr. Keb.

Selesai dua presentasi ini, dilantukan dengan closing statement dari Kapus Ardimulyo dan kemudian ditutup dengan doa dari KUA Kecamatan Singosari.

Lalu, diteruskan dengan penandatangan komitmen bersama yang telah diawali oleh Muspika tadi oleh peserta pertemuan lintas sektor bidang kesehatan di Puskesmas Ardimulyo, dan diakhiri dengan foto bersama. *** [210323]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Rabu, 15 Maret 2023

Tingkatkan Layanan, Puskesmas Ngajum Gelar Lokakarya Mini Lintas Sektor

Puskesmas Ngajum menggelar lokakarya mini lintas sektor yang berlangsung di ruang pertemuan lantai 2 puskesmas yang berada di Jalan Ahmad Yani No. 22 Dukuh Krajan RT 01 RW 01 Desa Ngajum, Kecamatan Ngajum, Kabupaten Malang, pada Rabu (15/03). Forum komunikasi publik ini dilakukan untuk meningkatkan mutu pelayanan Puskesmas Ngajum.

Kegiatan ini diikuti dari unsur Kecamatan, Polsek, Koramil, Ketua TP PKK Kecamatan, KUA Kecamatan Ngajum, Koordinator Wilayah Kerja Pendidikan Ngajum, 4  orang dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang, perwakilan Tim SMARThealth Universitas Brawijaya (UB) dan perwakilan kader, TP-PKK maupun kepala desa dari 9 desa, yang meliputi: Ngajum, Palaan, Ngasem, Banjarsari, Kranggan, Kesamben, Babadan, Balesari, dan Maguan.

Acara lokakarya dimulai pada pukul 09.22 WIB setelah Camat Ngajum memasuki ruangan. Master of Ceremony (MC) Kusmiarsih, A.Md. Kep, seorang bidan Desa Ngasem, mengawali dengan ucapan selamat datang kepada seluruh peserta lokakarya mini dan salam serta membacakan susunan acara dalam lokakarya ini.

Sebagian peserta lokakarya mini berpose dengan Camat dan Muspika Ngajum

Setelah itu dilakukan pemutaran video mengenai safety briefing Puskesmas Ngajum sekitar tiga menit lamanya, dan kemudian setelahnya disambung dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan Mars Germas yang dipimpin dirigen Enggihon Andi Trista, A.Md.Keb, seorang bidan UGD Puskesmas Ngajum.

Selesai menyanyikan lagu kebangsaan dan mars itu, acara berikutnya diisi dengan sambutan-sambutan. Sambutan pertama disampaikan oleh Kepala Puskesmas (Kapus) Ngajum dr. Siti Haryanti. Dalam sambutannya, Kapus Ngajum menginformasikan tiga hal dari program puskesmas yang membutuhkan peran lintas sektor, yaitu ODF, advokasi dan sosialisasi SMARThealth serta inovasi baru tentang Kampung CERIA (Care sEhat bERsih dan Asri).

Sambutan kedua disampaikan dari Polsek Ngajum yang diwakili oleh Kanit Bimmas Abdul Haris M. Pada kesempatan itu, jajaran Polsek Ngajum akan mendukung apa yang disampaikan oleh Kapus Ngajum, karena hal ini terkait dengan gerakan masyarakat hidup sehat (Germas).

Sementara itu, pada sambutan ketiga yang disampaikan oleh Koramil yang diwakili oleh Djari menyoroti masalah stunting. Baginya, stunting bukanlah soal kurang gizi saja. Banyak persoalan yang menyertainya, seperti pernikahan dini, keturunan, dan sebagainya.

Pembukaan lokakarya mini lintas sektor di Ruang Pertemuan Lantai 2 Puskesmas Ngajum

Kendala yang sering dijumpai di lapangan, mereka yang mempunyai anak stunting tidak mau dikatakan stunting. Sehingga harus digunakan dengan istilah lain seperti pertumbuhan anak belum optimal.

Sehabis tiga sambutan, acara disisipi dengan penandatangan kesepakatan dan dilanjutkan dengan deklarasi ODF (Open Defecation Free) Kecamatan Ngajum yang dibacakan langsung oleh Camat Akhmad Taufik sambil berdiri dan menghadap ke layar dengan diikuti seluruh peserta lokakarya mini:


Kami seluruh masyarakat Kecamatan Ngajum

Mendeklarasikan bahwa: masyarakat Kecamatan Ngajum sudah tidak lagi melakukan perilaku BABS dan siap melaksanakan 5 pilar STBM:

STOP BUANG ARI BESAR SEMBARANGAN

CUCI TANGAN PAKAI SABUN

PENGAMANAN AIR MINUM DAN MAKANAN

PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN BENAR

PENGELOLAAN LIMBAH CAIR DENGAN AMAN


Deklarasi ODF yang dibacakan oleh Camat Ngajum

Pukul 10.09 WIB sambutan berikutnya datang dari Camat Ngajum Akhmad Taufik J., S.STP, M.M. Menurut Camat Ngajum, persoalan kesehatan merupakan hal penting setelah keimanan. Boleh dibilang, urusan kesehatan merupakan nomor 1 dalam kehidupan sosial. “Promosi dan preventif itu lebih murah ketimbang kuratif,” katanya. “Ini kaitannya dengan peran kepala desa bahwa kepala desa yang hadir saya kasih jempol 3.”

“Mumpung kita masih menjabat di sini sebagai legasi berbuat baik. Kesempatan amalnya luar biasa. Kebijakan Anda buat sanitasi, air bersih, bisa dinikmati selamanya,” tegas Camat Ngajum dihadapan kepala desa atau yang mewakili hadir dalam lokakarya mini ini.

Pada kesempatan ini, Camat Ngajum juga sedang menggagas perihal Desa Berseri yang harapannya dalam tindakannya, antara pelestarian lingkungan hidup dan kesehatan bisa berjalan berdampingan dan kolaboratif.

Usai sambutan Camat Ngajum, acara dilanjutkan dengan pemaparan materi “Program Posbindu SMARThealth Sebagai Upaya Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Tidak Menular di Kecamatan Ngajum Kabupaten Malang” oleh Sub Koordinator Substansi PTM dan Keswa Dinkes, Paulus Gatot Kusharyanto, SKM.

Sambutan Camat Ngajum dalam lokakarya mini lintas sektor di Puskesmas Ngajum

Setelah itu disambung dengan presentasi materi “Sosialisasi Germas Tahun 2023 Puskesmas Ngajum” dan “Inovasi Kampung CERIA RW 03 Desa Kesamber” yang disampaikan oleh Penanggung Jawab (Pj) Kesehatan Lingkungan (Kesling) Puskesmas Ngajum, Denok Pitra Rhena, SKM.

Menanggapi materi Pj Kesling, Camat Akhmad Taufik mengatakan bahwa secara prinsip sudah ada kesepakatan antara Muspika dan Puskesmas. Jadi siap turun dan sekaligus ingin memadukan program kerjanya.

“Nanti yang diperlukan, ada Pokja Lintas Sektor. Saran saya, Kesling perlu menjabarkan di 5 pilar dari 10 indikatar PHBS,” katanya. “Lingkungan hidup dan kesehatan musti bersatu padu sehingga punya efek ke ekonomi masyarakat.”

Pukul 11.34 WIB acara dilanjutkan dengan “Review Kinerja Tahunan Stunting” oleh Penanggung Jawab Gizi UKM dan sekaligus Kepala TU Puskesmas Ngajum, Zana Eka Mayang Sari, S.Tr. Gz.

Peserta lokakarya mini lintas sektor di Puskesmas Ngajum 

Pada kesempatan ini, Camat Akhmad Taufik bersama kepala desa pada intinya mendukung. Hanya saja, menurut Camat Akhmad Taufik, kita perlu diskusi start programnya yang dalam forum komunikasi publik ini disinyalir akibat adanya pernikahan dini.

“Sehingga dalam pelaksanaan programnya perlu melibatkan KUA, Korwil, dan Puskesmas,” terang Camat Akhmad Taufik kepada seluruh peserta lokakarya mini ini.

Sehabis tanggapan Camat Ngajum, acara diteruskan dengan melakukan foto bersama, dan acara ini selesai pada pukul 12.0B WIB setelah ditutup dengan doa oleh Ketua MUI Kecamatan Ngajum, Jais Husnan. *** [150323]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Senin, 27 Februari 2023

Pertemuan Linsek Tahun 2023 di Aula Puskesmas Pakis

Gempita pertemuan lintas sektor (linsek) dalam bentuk lokakarya mini (lokmin) mulai terasa sejak Camat Pakis dan Plt. Kepala Puskesmas (Kapus) Pakis mememasuki Aula Puskesmas yang berada di lantai 2 Gedung Puskesmas Pakis yang beralamatkan di Jalan Raya Pakiskembar No. 70, Dusun Krajan Timur RT 02 RW 03 Desa Pakiskembar, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, pada Senin (27/02/2023).

Kedua srikandi itu akan memandu jalannya pertemuan linsek yang dihadiri Muspika Pakis (Camat, Koramil, Polsek), Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang, KUA Pakis, Korwil Disdik Pakis, sejumlah kader, Tim SMARThealth Universitas Brawijaya (UB), dan 15 Kepala Desa yang berada di wilayah kerja Puskesmas Pakis, meliputi: Sekarpuro, Ampeldento, Sumberkradenan, Kedungrejo, Banjarejo, Pucangsongo, Sukoanyar, Sumberpasir, Pakiskembar, Pakisjajar, Bunut Wetan, Asrikaton, Saptorenggo, Mangliawan, dan Tirtomoyo.

Pertemuan linsek ini merupakan suatu pertemuan antar petugas puskesmas dengan sektor terkait untuk meningkatkan kerja sama tim, memantau cakupan pelayanan puskesmas dan membina peran serta masyarakat secara terpadu agar dapat meningkatkan fungsi puskesmas.

Acara pertemuan linsek dimulai pada pukul 09.42 WIB. Master of Ceremony (MC) Khusnul Khotimah, A.Md.Keb, seorang bendahara Puskesmas Pakis, mengawali penyambutan tamu dengan ucapan selamat datang dan kemudian membacakan susunan acara dalam pertemuan ini.

Sambutan Camat Pakis dalam pertemuan linsek di Aula Puskesmas Pakis

Setelah itu dilanjutkan dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya yang dipandu oleh layar monitor yang menampilkan video lagu Indonesia Raya berikut teksnya dan lambaian bendera merah putih.

Usai menyanyikan lagu Indonesia Raya, acara berikutnya diisi dengan sambutan Camat Pakis Prasetiya Yunika AP, S.Sos, M.Si. Dalam sambutannya, Camat Yunika mengatakan bahwa inti dari pertemuan ini selain advokasi SMARThealth juga melakukan evaluasi target sasaran yang telah dicapai dan yang akan dicapai.

Selain menyinggung masalah reproduksi wanita yang menikah dini, Camat Yunika memfokuskan kepada permasalahan stunting, ODF, dan penyakit tidak menular (PTM) di wilayah Kecamatan Pakis. Ketiga hal ini menjadi prioritas yang harus dikedepankan lebih dahulu.

Pukul 10.05 WIB, acara disambung dengan sambutan dari Plt. Kapus Pakis dr. Wiwit Wijayanti. Sejak Kapus yang lama menjadi Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, dr. Wiwit merangkap jabatan sebagai Kapus Poncokusumo, dan Plt. Kapus Pakis.

Peserta pertemuan linsek mendengarkan Capaian SPM 2022 Puskesmas Pakis

Pada kesempatan ini, dr. Wiwit menjelaskan bahwa pertemuan linsek ini merupakan program rutin, dan merupakan pertemuan linsek pertama di tahun 2023 yang dilaksanakan. Pertemuan ini ingin memberikan umpan balik yang sudah dilakukan Puskesmas Pakis. Apa yang sudah terealisir dan apa saja yang belum tercapai.

“Yang tercapai sudah banyak, tapi kita akan membicarakan yang belum tercapai karena terkait lokmin ini,” tegas Kapus dr. Wiwit dihadapan peserta pertemuan linsek ini. “Yang belum tercapai harus ada dukungan linsek, seperti stunting, ODF, dan PTM. Tanpa bantuan linsek tidak mungkin akan berhasil.”

Sehabis sambutan dari Kapus Pakis, acara diselingi dengan foto bersama seluruh peserta petemuan linsek, dan setelahnya, Kapus menambahkan sedikit mengenai perubahan status Puskesmas Pakis yang telah berubah menjadi BLUD (Badan Layanan Umum Daerah).

Dengan menjadi BLUD, Puskesmas Pakis mempunyai fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan sehingga bisa menyerap keinginan masyarakat Kecamatan Pakis untuk dipenuhi dalam layanannya secara bertahap.

Peserta pertemuan linsek Puskesmas Pakis

Hanya saja untuk masalah pengobatan gratis untuk tahun ini agak susah untuk obat-obatannya. Karena Puskesmas Pakis hanya mendapat 35% bantuan obat dari Dinkes. Kalau kehabisan obat, layanan kesehatan juga akan terkendala.

Pukul 10.38 WIB, acara diisi dengan paparan materi dari Yunisworo Budhiwan, A.Md.KL, penanggung jawab UKM Puskesmas Pakis, yang membahas Capaian SPM 2022 yang terdiri dari 7 indikator pelayanan kesehatan, yaitu ibu hamil, ibu bersalin, bayi baru lahir, balita, usia pendidikan dasar, usia produktif, dan usia lanjut.

Selesai paparan Capaian SPM 2022, acara diisi dengan ice breaking gerakan masyarakat hidup sehat (GERMAS) terlebih dahulu. Semua peserta berdiri dan bergoyang mengikuti gerakan yang ada dalam layar monitor.

Pukul 11.01 WIB, acara diteruskan dengan paparan materi dari Dinkes Kabupaten Malang mengenai Program Posbindu SMARThealth Sebagai Upaya Pengendalian Dan Pencegahan Penyakit Tidak Menular Di Kabupaten Malang, yang disampaikan oleh Tri Awignami Astoeti, SKM, M.M.Kes, Kepala Bidang (Kabid) P2P.

Pemandangan pertemuan linsek dari sudut barat daya Aula Puskesmas Pakis

Kabid P2P menerangkan perihal seluk beluk SMARThealth. Mulai dari pilot project hingga replikasi yang direncanakan secara bertahap. Kemudian untuk road mapnya hingga regulasinya, paparan disampaikan oleh Sub Koordinator Substansi PTM dan Keswa Paulus Gatot Kusharyanto, SKM.

Memasuki diskusi, suasana pertemuan di Aula Puskesmas Pakis semakin gayeng. Camat Yunika langsung memimpin diskusi. Kendati Camatnya seorang wanita, namun pembawaannya memiliki ketegasan dan solutif, sehingga dalam komunikasi bisa berjalan dua arah.

Begitu pula dengan Plt. Kapus Pakis juga piawai dalam menjelaskan setiap pertanyaan yang diajukan dari pihak desa dalam isu yang mengemuka, seperti stunting, ODF, dan PTM. Sehingga dengan dua srikandi dalam diskusi itu, peserta mendapat gambaran yang jelas terkait permasalahan yang ada di masing-masing desa tersebut. Binar-binar menghiasi wajah kepala desa dalam membubuhkan tanda tangan Komitmen Dukungan Lintas Sektor.

Menjelang acara ditutup pada pukul 13.00 WIB, staf PTM Nur Ani Sahara, S.Kep.Ners menambahkan perihal pelaksanaan Posbindu SMARThealth, yang menuntut kejelian kadernya dalam sebuah acara. Selain bisa nunut dalam event, seperti majelis taklim, arisan PKK, dan lain-lain, kader juga bisa menyasar target pada giat Posyandu Balita, yaitu yang mengantarkan balita. Entah itu orangtuanya atau neneknya. *** [270223]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Rabu, 22 Februari 2023

Lokmin Linsek Tribulanan I 2023 Puskesmas Sumawe

Puskesmas Sumbermanjing Wetan, atau yang biasa disingkat menjadi Sumawe, adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang, yang merupakan ujung tombak penyelenggaraan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat di wilayah kerjanya. Untuk mendukung keberhasilan penyelenggaraan Puskesmas perlu dikelola melalui pencapaian manajemen Puskesmas secara optimal.

Dalam rangka meningkatkan peran serta masyarakat dan dukungan sektor-sektor yang bersangkutan dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan, Puskesmas Sumawe harus melakukan kerja sama dengan lintas sektor agar diperoleh dukungan dalam pelaksanaan berbagai kegiatannya. Salah satu bentuk upaya untuk penggalangan dan pemantauan berbagai kegiatan adalah melalui pertemuan bernama Lokakarya Mini (Lokmin) Lintas Sektor (Linsek).

Hari ini, Rabu (22/02/2023), Puskesmas Sumawe menyelenggarakan Lokmin Linsek Tribulanan I Tahun 2023 di Ruang Pertemuan Puskesmas Sumawe yang beralamatkan di Jalan Sumbermanjing Wetan, Dusun Sumbersari RT 10 RW 05 Desa Argotirto, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang.

Kegiatan Lokmin Linsek Tribulanan I di Puskesmas Sumawe ini dihadiri oleh Sekretaris Kecamatan (Sekcam), Polsek, Koramil, Dinkes, Lintas sektor terkait (TP-PKK Kecamatan, Kasi Kesos Kecamatan, Krowil Disdik Kecamatan, KUA Kecamatan, MWC NU Kecamatan, Korwil KB Kecamatan, MTsN 4 Malang, Fatayat), Pendamping Lokal Desa (PLD), Tim SMARThealth Universitas Brawijaya (UB), dan 9 Kepala Desa (Kades) di wilayah kerja Puskesmas Sumawe, yang meliputi: Sumbermanjing Wetan, Harjokuncaran, Druju, Ringinsari, Argotirto, Klepu, Ringinkembar, Sekarbanyu, dan Tegalrejo.

Sebagian peserta Lokmin Linsek Puskesmas Sumawe berpose bersama

Acara lokmin linsek ini dimulai pada pukul 09.15 WIB. Master of Ceremony (MC) Nafiatur Rosyidah, S.ST, Koordinator Pelayanan KB Puskesmas Sumawe, mengawali dengan ucapan selamat datang sebagai bentuk penyambutan tamu, dan membacakan susunan acaranya.

Setelah itu, MC memandu berdoa menurut keyakinan masing-masing, dan terus dilanjutkan dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya yang dipimpun oleh dirigen Laily, A.Md.Keb, seorang bidan di Puskesmas Sumawe, dengan hitungan birama 4/4.

Acara berikutnya adalah sambutan dari Kepala Puskesmas Sumawe dr. Dian Rahmawati. Dalam sambutannya, Kapus dr. Dian mengatakan bahwa linsek kali ini tergolong speSial karena dilaksanakan di bulan-bulan awal tahun 2023.

Dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan Puskesmas kepada masyarakat serta mendapatkan dukungan dari lintas sektor terkait pelaksanaan program kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Sumawe, khususnya Indikator Mutu Prioritas Puskesmas tahun 2023, yaitu Penurunan Angka Stunting dan Advokasi PTM SMARThealth, tambah Kapus Sumawe, besar harapan kami, kita bisa bersinergi dalam mengatasi permasalahan kesehatan yang ada di Sumawe.

Pembukaan Lokmin Linsek Tribulan I Tahun 2023 Puskesmas Sumawe 

Usai sambutan Kapus Sumawe, acara diisi dengan sambutan dari Sekcam Sumawe Goly Karyanto, S.E., M.M. Pada kesempatan itu, Sekcam Sumawe menekankan pentingnya sinergi dalam mengatasi setiap persoalan yang ada di Kecamatan Sumawe ini.

“Lewat sinergi ini, kita tingkatkan penanganan masalah kesehatan, seperti stunting dan PTM, guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di Sumawe,” jelas Sekcam Sumawe dihadapan peserta pertemuan Lokmin Linsek di Ruang Pertemuan Puskesmas Sumawe.

Selesai sambutan Sekcam, acara langsung disambung dengan sambutan dari Sub Koordinator Substatif PTM dan Keswa Dinkes Kabupaten Malang, Paulus Gatot Kusharyanto, SKM. Dalam sambutannya, Paulus Gatot mengatakan bahwa tanpa dukungan lintas sektor, bidang kesehatan tak bisa berbuat apa-apa. Perlu adanya kesepakatan dalam linsek ini, karena keberhasilan itu tergantung kepada kita semua.

Paulus Gatot juga memberikan apresiasi kepada Puskesmas Sumawe yang telah mengawali Lokmin Linsek di awal-awal bulan pada tahun 2023 ini. “Ini adalah yang pertama penyelenggaran Lokmin Linsek untuk tahun 2023 di Kabupaten Malang. Luar biasa!” kata Paulus Gatot.

Sekcam Sumawe berikan sambutan pada Lokmin Linsek Puskesmas Sumawe

Setelah sambutan-sambutan, acara diteruskan dengan penyampaian paparan. Paparan pertama disampaikan oleh Kapus Sumawe dengan judul “Evaluasi Program Percepatan Penurunan Stunting  di Wilayah Kerja Puskesmas Sumawe Sampai Dengan Akhir Tahun 2022.”

Paparan kedua datang dari Sub Koordinator Substantif PTM dan Keswa Dinkes Kabupaten Malang. Pada kesempatan itu, Paulus Gatot Kusharyanto memberikan materi “Program SMARThealth Sebagai Upaya Pengendalian Dan Pencegahan Penyakit Tidak Menular Di Kabupaten Malang.”

Terakhir, adalah paparan dari staf Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat (Kesgagizi) Dinkes Kabupaten Malang, Dedik Kurniawan, S.Gz, dengan tema “Advokasi Stunting.”

Setelah itu, dilanjutkan dengan paparan Visi & Misi, Tata Nilai, Budaya Kerja, Motto, dan Kebijakan Mutu Puskesmas Sumawe 2023 oleh Kapus Sumawe, dan Evaluasi Program Upaya Kesehatan Masyarakat oleh Penanggung Jawab UKM Essensial dan Keperawatan Kesehatan Masyarakat Puskesmas Sumawe, Hamidah, A.Md.Keb.

Suasana Lokmin Linsek di Ruang Pertemuan Puskesmas Sumawe

Setelah penyampaian paparan, dilaksanakan tanya jawab sebagai bagian diskusi untuk mendapatkan dukungan dari setiap sektor terkait guna mengatasi masalah dan hambatan dalam pelaksanaan progam kesehatan di Puskesmas Sumawe, dan kesepakatan cara penyelesaian masalah yang ada serta rencana tindak lanjutnya.

Diharapkan dengan adanya Lokmin Linsek ini, semua sektor terkait dapat berkomitmen dan bekerja sama untuk melakukan upaya kesehatan dan tercipta masyarakat yang sehat di wilayah kerja Puskesmas Sumawe.

Setelah diskusi, peserta Lokmin Linsek dimohon untuk mengisi Kuesioner Pemahaman Visi-Misi, Tata Nilai, Budaya Kerja Dan Motto Puskesmas Sumawe Tahun 2023 melalui scan barcode yang ditayangkan di layar monitor.

Acara Lokmin Linsek Tribulan I Tahun 2023 Puskesmas Sumawe ini berakhir pada pukul 12.44 WIB dengan ditandai pembacaan doa penutup oleh perwakilan dari KUA Kecamatan Sumawe, Sugianto, dan foto bersama. *** [220223

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Jumat, 02 Desember 2022

Kampanye GERMAS Dalam Rangka Peringatan HKN Ke-58 di Pendopo Agung Kabupaten Malang

Hari ini, Jumat (02/12/2022), Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang merayakan Hari Kesehatan Nasional (HKN) yang ke-58 di Pendopo Agung Kabupaten Malang yang berada di Jalan K.H. Agus Salim No. 7 Kota Malang, Provinsi Jawa Timur.

Acara ini dimeriahkan oleh beberapa rangkaian kegiatan, mulai dari senam pagi, akupresur, pemeriksaan kesehatan secara gratis, makan buah dan minum jamu bersama, serta berbagai pemberian penghargaan bagi pemenang lomba.

Dimulai pada pukul 06.25 WIB dengan senam pagi yang diikuti oleh berbagai OPD/Badan/Instusi lainnya di halaman depan Pendopo Agung Kabupaten Malang. Dua pohon beringin yang tegak berdiri hijau merimbun, dikitari peserta senam dengan memakai kaos HKN warna merah.

Pemenang lomba HKN Ke-58 terima penghargaan dan hadiah dari Wabup Malang

Sementara itu, di sisi selatan Pendopo Agung terlihat sejumlah kanopi. Kanopi yang berada tepat di selatan Pendopo Agung digunakan untuk Seksi Konsumsi, pelayanan kesehatan tradisional (akupresur, refleksi, pijat tradisional), dan pemeriksaan skrining PTM dan Kesehatan Jiwa (Keswa).

Baik pelayanan kesehatan tradisional dan pemeriksaan skrining PTM Keswa, semuanya dimotori oleh Dinkes Kabupaten Malang. Pelayanan kesehatan tradisional di bawah Bidang Pelayanan Kesehatan (Yankes) Seksi Pelayanan Kesehatan Tradisional, dan pemeriksaan skrining di bawah Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Seksi PTM dan Keswa.

Pada stan pemeriksaan skrining PTM dan Keswa, Seksi PTM dan Keswa menghadirkan tenaga kesehatan dari empat Puskesmas yang ada di Kabupaten Malang, yaitu Puskesmas Dau, Puskesmas Ardimulyo, Puskesmas Karangploso, dan Puskesmas Singosari.

Bergeser sedikit ke arah barat daya, tepatnya di depan gedung Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD), terdapat kanopi berisi stan Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Malang. Mereka memperkenalkan produk olahan makanan yang higienis dan sehat.

Irisan Tumpeng yang pertama diserahkan Wabup Malang kepada Kadinkes

Lalu, di depan gedung Badan Pendapatan Daerah tampak kelihatan ada dua kanopi beratap terpal oranye dipakai untuk gelar produk hasil perikanan UKM binaan Dinas Perikanan Kabupaten Malang. Di situ ada aneka produk olahan dari ikan, dan di banner latar tertulis “Makan ikan turut mencerdaskan dan untuk kesehatan.”

Kemudian di sebelah barat stan Dinas Perikanan, masih ada enam kanopi yang digunakan untuk stan gelar UKM binaan Dinas Pertanian danDinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Malang.

Pukul 07.37 WIB selesai senam pagi, hadirin dipersilakan untuk segera masuk ke dalam pendopo untuk mengikuti seremonial peringatan HKN. Dengan diiringi oleh Sholawat Al Banjari Hizbullah dari Kecamatan Jabung, Wakil Bupati (Wabup) Malang Drs. H. Didik Gatot Subroto, S.H., M.H menyerahkan santunan kepada 20 anak yatim piatu dari 10 kecamatan dan dilanjutkan dengan penyerahan hadiah berupa TV kepada Ustadz Anwar selaku pimpinan dari Sholawat Al Banjari Hizbullah.

Setelah itu, hadirin dimohon berdiri untuk menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dengan birama 4/4, dan diteruskan dengan menyanyikan Mars GERMAS yang diiringi oleh Paduan Suara dari Puskesmas Turen.

Kampanye Minum Jamu Tradisional dalam rangka GERMAS

Selesai menyanyikan, hadirin dimohon duduk kembali dan acara diisi dengan penampilan Tari Beskalan yang dibawakan oleh empat penari perempuan dari Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Cabang Kabupaten Malang.

Pada penampilan Tari Beskalan ini, hadirin fancy terhadap para bidan tersebut. Profesi bidan yang melekat sebagai tenaga kesehatan professional yang membantu wanita mulai dari sejak masa kehamilan hingga melahirkan itu, ternyata dengan gemulainya bisa membawakan Tari Beskalan.

Sehabis Tari Beskalan, acara dilanjutkan dengan doa yang dipimpin oleh Solikin demi kelancaran kegiatan HKN ini, yang setelahnya langsung disambung dengan Laporan Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kabupaten Malang, drg. Wiyanto Wijoyo, M.M.Kes.

Dalam laporannya, Kadinkes mengatakan bahwa adanya triple burden disease mengalami sejumlah permasalahan terkait beban ganda. Triple burden disease merupakan istilah untuk menggambarkan situasi masalah penyakit yang menjadi beban kesehatan di Indonesia, yaitu penyakit menular, penyakit tidak menular dan munculnya penyakit baru seperti yang tengah terjadi saat ini, yaitu pandemic COVID-19.

Empat bidan dengan gemulai membawakan Tari Beskalan

Berbagai upaya telah dilakukan oleh Dinkes Kabupaten dalam menghadapi permasalahan kesehatan yang ada di Kabupaten Malang, mulai dari melengkapi sarana prasarana, tenaga kesehatan, inovasi layanan kesehatan hingga mengkampanyekan GERMAS (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat) di HKN ke-58 dengan tema “Bangkit Indonesiaku, Sehat Negeriku.”

Usai laporan Kadinkes, acara dilanjutkan dengan pembacaan dan penyerahan hadiah kepada pemenang lomba HKN ke-58 ini. Ada banyak penghargaan bagi pemenang lomba yang diberikan dalam HKN Tahun 2022 ini, meliputi Puskesmas dengan layanan terbaik,lomba deteksi dini, lomba peregangan, lomba tik tok dengan tema TTD Remaja, lomba tik tok dengan tema cegah nikah dini, lomba Posyandu, lomba Ponpes Sehat, lomba implementasi GERMAS di tempat wisata, industri rumah tangga pangan dengan cara produksi pangan yang baik dan memenuhi syarat, apotek dengan tata kelola yang baik, kontribusi pemberian bantuan pangan olahan keperluan khusus (PKMK) bagi balita dengan masalah gizi, konsultasn terapi PKMK bagi balita stunting dan wasting, dan desa mencapai status Open Defecation Free (ODF) Tahun 2022.

Penghargaan dan penyerahan hadiah diberikan oleh Wabup Malang yang didampingi oleh Kadinkes kepada pemenang lomba tersebut, dan selesai memberikan penghargaan, Wabup Malang langsung memberikan sambutan pada peringatan HKN ke-58 tersebut.

Pada kesempatan itu, Wabup mengatakan bahwa Bupati mohon maaf tidak bisa hadir dalam peringatan HKN ini karena baru ada kegiatan penting di Jakarta. Selanjutnya, Wabup menjelaskan bahwa permasalahan kesehatan semakin kompleks.

Paduan Suara dari Puskesmas Turen bawakan Mars GERMAS

Wabup mengucapkan terima kasih kepada tenaga kesehatan yang senantiasa bekerja dalam menghadapi permasalahan kesehatan tersebut. Di samping itu, Wabup juga perlunya penguatan peran kader kesehatan.

Wabup meminta Kadinkes untuk memotivasi Kepala Puskesmas secara berantai hingga kader kesehatan di desa agar tercipta sinergi dalam mengeliminir permasalahan kesehatan yang ada di tengah-tengah masyarakat.

Dalam transformasi kesehatan ini, Ponkesdes diharapkan mulai diperhatikan peralatan-peralatannya. Intervensi Pemerintah dan DPRD dalam menyediakan perlengkapan untuk fasilitas kesehatan perlu ditingkatkan agar perbaikan layanan kesehatan di Kabupaten Malang terus tumbuh secara signifikan.

Selesai sambutan, Wabup berkenan memotong tumpeng bersama sebagai rasa syukur atas Peringatan HKN ke-58 Tahun 2022. Dengan ucapan Bismillahirrahmannirrahim, Wabup memotong tumpeng dan tumpeng pertama diserahkan kepada Kadinkes.

Skrining PTM dan Keswa oleh empat Puskesmas untuk para hadirin

Setelah itu, Wabup yag didampingi Kadinkes mengkampanyekan kepada kita semua untuk membiasakan diri makan buah-buah segar dan meminum jamu. Dalam acara ini, Seksi Konsumsi langsung membagikan irisan sejumlah buah segar kepada para hadirin yang diperkirakan sebanyak 500-an orang.

Pukul 09.18 WIB penutupan oleh MC. “Demikian telah kita ikuti bersama Penyerahan Hadiah Lomba dan Penghargaan serta Kampanya Makan Buah dan Minum Jamu maupun Kampanye Hidup Bersih dan Sehat. Bangkit Indonesiaku, Sehat Negeriku.”

Sebagai penutup, Paduan Suara dari Puskesmas Turen maju ke podium untuk membawakan lagu “Kharisma Indonesia” dan “Ojok Dibandingke,” dan mepersilakan kepada hadirin berkeliling untuk meninjau stan-stan yang ada. *** [021222]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Jumat, 11 November 2022

Camat Kalipare Buka Lokmin Linsek di Aula Puskesmas

Lokakarya mini lintas sektor (Lokmin linsek) tingkat Kecamatan Kalipare diselenggarakan di Ruang Aula Puskesmas Kalipare yang beralamatkan di Jalan Raya Kalipare No. 210 Dukuh Krajan RT 09 RW 04 Desa Kalipare, Kecamatan Kalipare, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur, pada Jumat (11/11/2022).

Lokmin linsek merupakan suatu pertemuan antar petugas puskesmas dengan sektor terkait untuk meningkatkan kerja sama tim, memantau cakupan pelayanan puskesmas dan membina peran serta masyarakat secara terpadu agar dapat meningkatkan fungsi puskesmas.

Lokmin linsek yang mengangkat tema “Rembuk Stunting dan Replikasi SMARThealth di Kecamatan Kalipare” ini, diikuti Muspika (Camat, Koramil, Polsek), Puskesmas Kalipare, TP-PKK, KUA Kalipare, Dinas Pendidikan Kecamatan Kalipare, PLKB, Koordinator Kader Kecamatan, dan 9 Kepala Desa se-Kecamatan Kalipare, yang meliputi Kalipare, Sumberpetung, Tumpakrejo, Putukrejo, Arjosari, Arjowilangun, Kaliasri, Kalirejo, dan Sukowilangun.

Acara ini dimulai pada pukul 09.22 WIB dengan diawali menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya yang dipandu oleh dirigen Ayu Chandra H, A.Md.Gz, Pengelola Gizi Puskesmas Kalipare, dengan birama 4/4.

Sambutan Kepala Puskesmas Kalipare selaku tuan rumah Lokakarya Mini Lintas Sektor

Selesai lagu Indonesia Raya, Master of Ceremony (MC) Apriani Saptarina, S.KL, Pengelola Kesling Puskesmas Kalipare, memulai dengan ucapan selamat datang kepada seluruh peserta Lokmin linsek, dan diteruskan dengan membacakan susunan acaranya serta memandu mengucapkan basmalah bagi kelancaran acara ini.

Setelah itu, acara berikutnya adalah sambutan dari Kepala Puskesmas Kalipare (Kapus) Endah Pujiati, S.ST., M.Kes. Selaku tuan rumah dalam lokmin linsek ini, Kapus Endah menyampaikan terima kasih atas kehadiran peserta di Ruang Aula Puskesmas Kalipare.

Dalam lokmin linsek ini, menurut Kapus Endah, selain membangun kerja sama tim dengan sektor terkait yang ada di Kecamatan Kalipare, juga ingin melakukan rembuk stunting. Dan yang tak kalah penting, adalah perihal replikasi SMARThealth.

Terkait replikasi SMARThealth, Puskesmas Kalipare menghadirkan narasumber dari Dinas Kesehatan (Dinkes) kabupaten Malang yang dalam hal ini dari Seksi PTM dan Kesehatan Jiwa (Keswa) yang membidangi SMARThealth.

Sambutan Camat Kalipare dan sekaligus berkenan membuka Lokakarya Mini Lintas Sektor

Sambutan kedua disampaikan oleh Camat Kalipare Nur Soleh Hidayat, S.STP. Pada kesempatan itu, Camat Nur Soleh menyampaikan bahwa sesuai tempat penyelenggaraannya, bahasan utama lokmin linsek ini adalah stunting dan SMARThealth.

Masalah kesehatan saat ini menjadi prioritas pemerintah. Menurut Camat Nur Soleh, mungkin masalah stunting bagi desa-desa yang ada di Kecamatan Kalipare sudah mengetahuinya. Namun, terkait SMARThealth mungkin masih terdengar baru.

Oleh karena itu, Camat Nur Soleh berharap peserta lokmin linsek ini nanti akan mengetahui apa itu SMARThealth, dan peran apa yang harus dilakukan oleh desa dalam implementasi SMARThealth nantinya.

Usai memberikan sambutan, Camat Nur Soleh berkenan membuka secara resmi pertemuan lokmin linsek di Kecamatan Kalipare ini. “Dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim, pertemuan lokakarya mini lintas sektor di Kecamatan Kalipare saya nyatakan dibuka dan dimulai pelaksanaannya,” jelas Camat Nur Soleh.

Peserta Lokakarya Mini Lintas Sektor di Ruang Aula Puskesmas Kalipare

Selepas dibuka Camat Kalipare, acara dilanjutkan dengan pemaparan materi pertama yang disampaikan oleh Pengelola Gizi Puskesmas Kalipare, Ayu Chandra H., A.Md.Gz, dengan judul “ Percepatan Penurunan Stunting di wilayah kerja Puskesmas Kalipare.”

Diawali dengan paparan kasus stunting di Kecamatan Kalipare, Ayu Chandra menerangkan bahwa terdapat 20 indikator penentuan lokus stunting. Setelah dari 20 indikator itu muncul data mengenai data stunting.

Dengan data itu, Puskesmas Kalipare bersama lintas sektor di Kecamatan Kaliparen melakukan kegiatan spesifik dan sensitif. Selain itu, juga diperlukan peran lintas sektor dalam mengatasi stunting pada balita, seperti berpartisipasi dalam kegiatan Posyandu Balita, mendukung pemberian ASI Eksklusif pada bayi, dan menggerakkan masyarakat/ibu balita untuk mengikuti posyandu.

Pukul 09.55 WIB acara disambung dengan pemaparan materi kedua oleh staf PTM Dinkes Kabupaten Malang, Bastamil Anwar Aziz, S.Kep.Ners, dengan judul “Program SMARThealth Sebagai Upaya Pengendalian Komorbid Penyakit Tidak Menular Pada Kasus Kesakitan dan Kematian COVID-19.”

Narasumber 1 dari Pengelola Gizi Puskesmas Kalipare: Stunting

Memulai pemaparannya, Bastamil mengatakan bahwa penyakit tidak menular (PTM) itu merupakan penyakit yang bukan disebabkan oleh kuman atau virus penyakit dan tidak ditularkan kepada orang lain, serta bersifat kronis sehingga memerlukan waktu cukup panjang untuk penyembuhannya.

“PTM itu harus dicari. Kalau tidak dicari faktor risikonya tentu tidak ketemu, karena PTM itu sering tidak bergejala tapi tahu-tahu sudah kronis/komplikasi,” terang Bastamil

Tiap tahun, PTM ini meningkat terus, khususnya menyangkut penyakit kardiovaskular. Faktor risiko kardiovaskular, seperti hipertensi diabetes mellitus, senantiasa menduduki masalah kesehatan utama yang ditemukan di Kabupaten Malang.

Akhirnya, Bupati Malang menghendaki replikasi SMARThealth, salah satu program inovasi kesehatan di Kabupaten Malang. Uji coba di 4 desa pilot project dari tahun 2016 hingga 2018, ditemukan bahwa kader terlatih mampu mendeteksi dini 91% penduduk usia 40 tahun ke atas. Dari temuan itu, ada 23% terdeteksi risiko tinggi kardiovaskular.

Narasumber kedua dari staf PTM Dinkes Kabupaten Malang: SMARThealth

Dari uji coba itu, Bupati Malang berkomitmen ingin mereplikasi ke 390 desa/kelurahan yang ada di Kabupaten Malang secara bertahap untuk meningkatkan capaian standar pelayanan minimal (SPM) terkait skrining faktor risiko PTM. Tahun 2022 ini, kebetulan termasuk jadwal replikasi SMARThealth di lingkungan kerja Puskesmas Kalipare.

Program inovasi SMARThealth ini memiliki sistem pelayanan dasar untuk deteksi dini penyakit kardiovaskular, seperti jantung, stroke, dan pembuluh darah lainnya. Pelayanan dasar yang komprehensif berbasis teknologi informasi dengan pemberdayaan masyarakat (kader). Kader yang sudah mendapat pelatihan SMARThealth akan mampu melakukan skrining faktor risiko PTM.

Pada pemaparan materi kedua ini, muncul 4 pertanyaan dari kepala desa maupun PKK. Keempat pertanyaan ini dijawab oleh Kapus Endah, Camat Nur Soleh dan staf PTM Bastamil selaku narasumber.

Acara lokmin linsek yang dihadiri oleh 35 peserta ini ditutup pada pukul 10.58 WIB dengan doa yang dipimpin oleh Kepala KUA Kecamatan Kalipare Drs. Zubaidi. *** [111122]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive

Risk Checker

Risk Checker

Indeks Massa Tubuh

Supplied by BMI Calculator Canada

Statistik Blog

Sahabat eKader

Label

Arsip Blog