Tampilkan postingan dengan label Dinkes Kabupaten Malang. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Dinkes Kabupaten Malang. Tampilkan semua postingan

Jumat, 24 November 2023

Dinkes Kabupaten Malang Adakan Monev Pelaksanaan Pelayanan UBM bagi Puskesmas

Setelah mengadakan Pertemuan Koordinasi NAPZA (20/11) dan Pelatihan Aplikasi eKader SMARThealth pada Puskesmas Tirtoyudo (21/11), Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang melalui Sub Substansi PTM dan Kesehatan Jiwa (Keswa) kembali menggelar Monev Pelaksanaan Pelayanan UBM bagi Puskesmas, pada Kamis (23/11).

Kalau dua kegiatan sebelumnya diselenggarakan di Grand Miami Hotel Kepanjen, kegiatan monev digelar di Ruang Semeru 2 & 3 Lantai 2 Hotel éL, sebuah hotel bintang 3 yang berada di Green Hills Residence, Jalan Bukit Palem Raya No. 1 & 3 Dusun Kendalsari, Desa Ngijo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang.

Kegiatan monev ini dihadiri oleh pemegang program PTM Puskesmas se-Kabupaten Malang sebanyak 39 orang. Selain itu, juga tampak hadir personil dari Sub Substansi PTM dan Keswa, seperti Nur Ani Sahara, S.Kep.Ners, Bastamil Anwar Aziz, S.Kep.Ners, Fitriayu Dola Meirina, A.Md.Keb, Candra Hernawan, S.Kom., dan Ulinati, S.IP.

Kabid P2P berpose bersama peserta Monev Pelaksanaan Pelayanan UBM pada Puskesmas

Acara kegiatan monev ini dimulai pada pukul 09.13 WIB dan diawali dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan Mars GERMAS. Kemudian Master of Ceremony (MC) Ulinati, S.IP membacakan susunan acara pada kegiatan ini, dan memandu doa.

Acara berikutnya adalah sambutan dari Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Kabid P2P) Tri Awignami Astoeti, SKM, M.M.Kes. Dalam sambutannya, Kabid P2P mengatakan bahwa Indonesia merupakan negara peringkat 3 dengan jumlah perokok terbanyak setelah China dan India.

Menyikapi hal ini, Dinkes mengupayakan usaha pencegahan dan pengendalian terhadap para perokok, salah satu di antaranya adalah pelayanan UBM (Upaya Berhenti Merokok). Untuk mewujudkan itu, perlu tenaga konselor UBM, ruang konseling di Puskesmas atau faskes lainnya, SDM yang memiliki ilmunya, dan ada yang dilayani.

Sambutan dari Kabid P2P Dinkes Kabupaten Malang

Hari ini, kata Kabid P2P, Anda akan mendapatkan pelatihan dari narasumber-narasumber yang berkompeten dalam bidangnya. Kemudian Kabid P2P berkenan untuk membuka dimulainya Monev Pelaksanaan Pelayanan UBM bagi Puskesmas, dan dilanjutkan dengan foto bersama.

Usai foto bersama, acara dilanjutkan dengan pemaparan materi “Upaya Berhenti Merokok” yang disampaikan oleh Citra Ervina Ahiyanasari, SKM, staf Seksi P2PTM Keswa Dinkes Provinsi Jawa Timur. Pada kesempatan itu, Citra menjelaskan how UBM, strategi kebijakan, situasi terkini, dampak komsumsi rokok bagi kesehatan, karakteristik asap rokok, dampak ekonomi dan sosial, manfaat berhenti merokok, kendala UBM, layanan UBM, tanyakan: telaah, tolong dan nasehati, tindak lanjut.

Setelah selesai paparannya, dibuka pertarnyaan untuk ditujukan kepada narasumber pertama ini. Ada beberapa pertanyaan dari sejumlah peserta, dan juga dijawab oleh narasumber pertama.

Narasumber pertama dari Seksi P2PTM Keswa Dinkes Provinsi Jawa Timur

Di sela-sela waktu, staf PTM Nur Ani Sahara berusaha sharing terkait program-program yang ada di Dinkes menyangkut PTM maupun UBM ini sambil menunggu saat ishoma (istirahat, sholat, makan).

Peserta memasuki Ruang Semeru 2 & 3 lagi pada pukul 13.10 WIB untuk mengikuti dan mendengarkan pemarapan materi “Strategi pelayanan UBM di PUSKESMAS yang dibawakan oleh dr. As’ad Zainudin, M.H., M.Kes dari RSUD Dr. H. Moh. Anwar, Sumenep.

Pada kesempatan itu, dr. As.ad menjelaskan perihal konsep pelayanan UBM di FKTP, manfaat UBM, strategi dan tindaklanjut berdasarkan tipe/status klien, langkah-langkah yang dilakukan dalam metode 4T, konseling berhenti merokok, gejala putus nikotin dan lamanya gejala setelah berehenti merokok, dan lain-lain.

Narasumber kedua dari RSUD Dr. H. Moh. Anwar Sumenep

Keberhasilan UBM, menurut dr. As’ad, akan tergambar pada meluasnya pemahaman akan bahaya rokok, menurunnya konsumsi rokok, dan berkurangnya penyakit jantung dan pembuluh darah, gangguan saluran napas, gangguan sistem reproduksi dan tumbuh-kembang anak sejak usia dalam kandungan, serta kanker yang mengancam perokok aktif, pasif, maupun third hand smoke (asap pihak ketiga).

Seperti pada narasumber pertama, dalam pemaparan materi yang kedua juga dibuka termin pertanyaan untuk diajukan kepada narasumber kedua. Dalam sesi ini juga terlihat ada sejumlah peserta yang bertanya kepada narasumber kedua.

Usai tanya jawab, acara diselingi dengan RTL (Rencana Tindak Lanjut) Rekor MURI yang dipandu oleh Candra Hernawan dan Nur Ani Sahara.

Acara Monev Pelaksanaan Pelayanan UBM bagi Puskesmas berakhir pada pukul 15.40 WIB, dan ditutup langsung oleh Kabid P2P yang sedari pagi mendampingi dua kegiatan yang dilaksanakan di Hotel éL, Karangploso ini. *** [241123]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Senin, 20 November 2023

Dinkes Kabupaten Malang Adakan Pertemuan Koordinasi Program NAPZA Tahun 2023

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang melalui Sub Substansi PTM dan Kesehatan Jiwa (Keswa) mengadakan pertemuan koordinasi program NAPZA Tahun 2023 di Ruang Edelweiss 1 & 2 Grand Miami Hotel yang beralamatkan di Jalan Jatirejoyoso No. 1 Dusun Dawuhan, Desa Jatirejoyoso, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, pada Senin (20/11).

Pertemuan koordinasi ini dihadiri oleh Pemegang Program (PP) Keswa-NAPZA Puskesmas se-Kabupaten Malang. Perlu diketahui, Kabupaten Malang memiliki 33 kecamatan dan 39 Puskesmas. Sehingga, dalam pertemuan koordinasi ini diundang 39 PP Keswa-NAPZA.

Selain itu, terlihat sejumlah personil dari Sub Substansi PTM dan Keswa yang mengurusi pertemuan koordinasi ini, seperti Paulus Gatot Kusharyanto, SKM, Imam Ghozali, S.Kep.Ners, Wildan Adi Yatma, S.Psi, Fitriayu Dola Meirina, A.Md.Keb., Bastamil Anwar Aziz, S.Kep.Ners, dan Ulinati, S.IP.

Kabid P2P berpose dengan seluruh peserta pertemuan koordinasi Program NAPZA Tahun 2023

Acara dimulai pada pukul 08.44 WIB. Master of Ceremony (MC) Imam Ghozali, S.Kep.Ners mengawali dengan ucapan selamat datang kepada semua peserta pertemuan koordinasi. Kemudian peserta dimohon untuk berdiri sejenak untuk menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan Mars GERMAS.

Setelah duduk kembali, acara berikutnya diisi dengan arahan dan bimbingan dari Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Kabid P2P) Tri Awignami Astoeti, SKM, M.M.Kes. Dalam arahan dan bimbingan itu, Tri Awignami mengatakan bahwa penggunaan NAPZA masih merupakan masalah yang besar, setiap tahun mengalami peningkatan.

Hasil penelitian yang dilakukan BNN pada tahun 2019, angka prevalensi penyalahgunaan NAPZA adalah 1,80%. Ada kenaikan 003% jika dibandingkan dengan survey pada tahun 2017. Oleh karena itu, masalah NAPZA menjadi masalah bersama.

Arahan dan bimbingan dari Kabid P2P Dinkes Kabupaten Malang

Upaya pemerintah dalam persoalan NAPZA ini, selain upaya pemberantasan peredaran narkoba oleh Kepolisian dan BNN, Dinkes berupaya pengendalian atas peningkatan penyalahgunaan NAPZA melalui promosi kesehatan (promkes) tentang bahaya NAPZA di masyarakat luas (termasuk sekolah), deteksi dini dengan pemeriksaan urine dan ASSIST, pelayanan kesehatan korban penyalahgunaan NAPZA di IPWL (Institusi Penerima Wajib Lapor) seperti Puskesmas dan lembaga-lembaga rehabilitasi medis serta rehabilitasi sosial korban penyalahgunaan NAPZA.

Data dari Program Keswa dan NAPZA Dinkes Kabupaten Malang terlaporkan bahwa indikator 1 jumlah Usia >15 Tahun yang mendapatkan Skrining SDQ, SRQ 20 dan ASSIST dengan target sasaran sebanyak 529.108 orang, sedangkan capaian jumlah Indikator 1 masih 138.703 orang (26.2%) dari target sasaran 30%, capaian Deteksi Dini Skrining (ASSIST) NAPZA sampai Oktober 2023 masih 4.917 orang serta yang melakukan pelaporan IPWL (Institusi Penerimaan Wajib Lapor) penyalagunaan NAPZA yang mendapatkan pelayanan rehabilitasi medis di Puskesmas Gondanglegi sebanyak 7 orang sampai Oktober 2023.

Usai memberikan arahan dan bimbingan, Kabid P2P berkenan membuka secara resmi dan dimulainya pelaksanaan Pertemuan Koordinasi Program NAPZA Tahun 2023 yang berlangsung selama satu hari ini.

Narasumber yang pertama dari BNN Kabupaten Malang

Sambil menunggu narasumber hadir, MC yang juga staf Keswa Dinkes, mengisi waktu dengan melakukan review sebentar terkait pelaksanaan Program Keswa maupun NAPZA di Kabupaten Malang selama ini dengan cara berdialog dengan peserta pertemuan koordinasi.

Pukul 09.28 WIB acara dilanjutkan dengan pemaparan materi “Deteksi Dini Kasus NAPZA dan Rujukan IPWL” yang disampaikan oleh Novan Arief Purwadi, SST dari, seorang narasumber dari BNN Kabupaten Malang.

Dalam materinya, Novan menjelaskan apa itu narkoba, persebaran kawasan rawan narkotika, pola penyalahgunaan narkoba, data statistik pecandu/korban penyalahgunaan NAPZA lembaga rehabilitasi dan IPWL di wilayah Kabupaten Malang, dan deteksi dini kasus NAPZA.

Koordinator Keswa Dinkes Kabupaten Malang mereview Program Keswa

Selesai materi, MC membuka sesi tanya jawab dengan narasumber Novan untuk peserta pertemuan koordinasi ini. Ada tiga pertanyaan, curhatan atau sharing dalam sesi tersebut yang berasal dari Puskesmas Wonosari, Puskesmas Gondanglegi, dan Puskesmas Bululawang.

Pukul 11.10 WIB dilakukan review aplikasi Simkeswa yang dipandu oleh Imam Ghozali. Dalam review itu, Ghozali berusaha berdialog dengan seluruh peserta pertemuan koordinasi itu agar supaya mengerti permasalahan di lapangan yang sesungguhnya terkait pelaporannya hingga pukul 11.57 WIB.

Setelah itu, waktunya ishoma (istirahat, sholat, makan). Peserta pertemuan koordinasi memasuki Ruang Edelweiss 1& 2 Lantai 1 pada pukul 13.00 WIB. Berhubung narasumber yang kedua belum sampai, maka acara diisi dengan RTL (Rencana Tindak Lanjut) yang dipandu dan dibacakan oleh Imam Ghozali dan disaksikan oleh Sub Koordinator Substasi PTM dan Keswa Paulus Gatot Kusharyanto. Ada 6 poin yang ditekankan dalam RTL tersebut.

Bidan Puskesmas Wonosari berikan materi untuk mengisi waktu dalam menunggu narasumber kedua datang

Selang beberapa menit, Paulus Gatot juga berusaha berdialog dengan peserta pertemuan koordinator untuk mereview kegiatan yang telah berjalan selama ini dalam program keswa di Dinkes Kabupaten Malang.

Pukul 14.05 WIB narasumber yang kedua belum datang, waktu pun diisi dengan pemaparan perihal “Fundamental Hypnotherapy” secara dadakan dari seorang bidan Puskesmas Wonosari, Erlinah, S.ST., M.Si (Psy)., CHt(IACT-USA)., C.PS., CI.

Pengalaman belajar hipnoterapi dan mempraktekkannya dalam pekerjaannya serta sering menjadi narasumber dalam sebuah seminar di seantero Indonesia, menjadikan paparan yang ditampilkan dihadapan teman-teman peserta pertemuan koordinator, membangkitkan semangat dalam beraktivitas.

Penutupan pertemuan koordinator Program NAPZA oleh Sub Koordinator Substansi PTM dan Keswa Dinkes, yang didampingi narasumber kedua dari Ikatan Psikolog Klinis Jawa Timur

Pukul 14.55 WIB acara dilanjutkan dengan pemaparan materi “Dunia Seputar Perkembangan Remaja: Menjelajah dunia perkembangan remaja untuk memahami dan mendukung generasi muda kita menjadi lebih gemilang” yang disampaikan oleh Binar Al Kautsar, M.Psi, seorang psikolog dari Ikatan Psikologis Klinis Jawa Timur.

Pada kesempatan itu, Binar menjelaskan tentang rentang usia perkembangan remaja, perkembangan remaja, perkembangan otak, bagian otak yang mempengaruhi psikologi, perkembangan emosi, emosi yang berkembang di masa remaja, perkembangan kognitif, perkembangan sosial awal, perkembangan sosial remaja tengah, perkembangan sosial remaja akhir, tantangan dan risiko perkembangan remaja, mendukung kesejahteraan psikologis remaja, bagaimana cara menghadapi remaja yang bermasalah, dengarkan dengan aktif & penuh empati, komunikasi verbal-non verbal, proses menghadapi remaja, hal utama yang perlu digali, dan tujuan utama ketika membantu remaja.

Dalam sesi materi yang kedua ini, muncul pertanyaan dari Puskesmas Sitiarjo dan Puskesmas Bululawang.

Usai sesi tanya jawab bersama narasumber kedua ini maka berakhir sudah rangkaian pertemuan koordinasi program NAPZA Tahun 2023, dan ditutup secara resmi oleh Sub Koordinator Substansi PTM dan Keswa Dinkes Kabupaten Malang pada pukul 16.16 WIB. *** [201123]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Sabtu, 11 November 2023

Peringati HKN dan Hari Jadi Kabupaten Malang, Dinkes Adakan Seminar Kesehatan Jantung

Dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-59 dan Hari Jadi Kabupaten Malang ke-1263, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang mengadakan Seminar Kesehatan Diagnosis Dan Tatalaksana Terkini Penyakit Kardiovaskuler Fokus Pada Penyakit Jantung Dan Gagal Jantung di Gedung Balai Pertiwi Universitas Ma Chung yang beralamatkan di Villa Puncak Tidar Blok N-1, Dusun Doro, Desa Karangwidoro, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, pada Sabtu (11/11).

Seminar kesehatan ini dihadiri sebanyak 400 orang lebih yang berasal dari 18 organisasi profesi, yakni IKATEMI, PPPKMI Cabang Malang Raya, PARI Cabang Kabupaten Malang, PORMIKI Cabang Malang Raya, IFI Cabang Kabupaten Malang, Ikatan Penata Anestesi Indonesia Cabang Malang Raya, PTGMI Cabang Kabupaten Malang, Organisasi Profesi Lainnya, HAKLI Cabang Kabupaten Malang, IDI Cabang Malang Raya, PATELKI Cabang Kabupaten Malang, PDGI Cabang Malang Raya, PERSAGI Cabang Kabupaten Malang, PAFI Cabang Kabupaten Malang, IAI Cabang Malang Raya, IBI Cabang Kabupaten Malang, dan PPNI Cabang Kabupaten Malang.

Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Kabupaten Malang, Ketua Yayasan Jantung Indonesia (YJI) Cabang Malang Raya, Rektor Universitas Ma Chung, dan Kadinkes berpose bersma dengan peserta Seminar Kesehatan Jantung

Dalam seminar kesehatan ini, Dinkes Kabupaten Malang menghadirkan 4 narasumber yang berkompeten di bidangnya, yaitu dr. Veny Mayangsari, Sp.JP, M.Biomed (RSUD Dr. Saiful Anwar Malang), dr. Ira Setya Waty, Sp.JP, FIHA (RSUD Lawang), dr. Dyah Ayu Ikeningrum, Sp.JP, FIHA (RSUD Kanjuruhan Kepanjen), dan dr. Fahmi Rusnanta, Sp.JP, FIHA (RSUD Kanjuruhan Kepanjen).

Acara seminar ini dimulai pada pukul 09.10 WIB setelah Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Kabupaten Malang beserta Ketua Yayasan Jantung Indonesia (YJI) Cabang Malang Raya, dan Rektor Universitas Ma Chung memasuki Gedung Balai Pertiwi.

Master of Ceremony (MC) Purwanindiah W., S.E, yang akrab dipanggil Aning dari Bagian Umum dan Kepegawaian Dinkes Kabupaten Malang mengawali dengan ucapan selamat datang kepada seluruh peserta yang hadir di Gedung Balai Pertiwi. Kemudian MC mempersilakan kepada hadirin untuk berdiri sejenak guna menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan Mars Germas yang dipimpin oleh dirijen Farida.

Peserta seminar mendafatrkan diri secara paperless alias dengan aplikasi yang telah disediakan panitia

Setelah itu, acara diisi dengan Tari Beskalan/Remo yang diperagakan oleh 5 penari wanita dari IBI Cabang Kabupaten Malang. Kelima bidan itu hanya mempersiapkan tarian dengan berlatih selama 3 hari.

Selesai tarian, acara diteruskan dengan doa yang dipimpin oleh Sapta Prasetyana, SKL, dan langsung dilanjutkan dengan sambutan selamat datang dari Rektor Universitas Ma Chung Dr. Ir. Stefanus Yufra Menahen Taneo, M.S., M.Sc. 

Dalam sambutannya, Stefanus Yufra merasa senang bisa berpartisipasi dalam seminar kesehatan dan sekaligus memfasilitasi tempat di Balai Pertiwi yang memiliki daya tampunng banyak yang berada di lingkungan Kampus Universitas Ma Chung tersebut, dan akan menurunkan 80 relawan di 8 titik di Kabupaten Malang untuk menyukseskan pemecahan rekor MURI pada tanggal 16 November yang akan datang. Hal ini menurutnya selaras dengan filosofi Universitas Ma Chung: “Minum air ingat sumbernya.”

Lima bidan yang tak hanya pandai kebidan tapi juga gemulai dalam aktivitas fisik tari remo

Usai sambutan Rektor Universitas Ma Chung, acara berikutnya adalah laporan kegiatan dari Kepala Dinkes Kabupaten Malang drg. Wiyanto Wijoyo, M.MKes. Pada kesempatan ini, drg. Wiyanto menjelaskan agenda-agenda dalam memperingati HKN ke-59 maupun Hari Jadi Kabupaten Malang ke-1263, mulai dari seminar kesehatan ini, terus minggu depan ada dua agenda, yakni Pemecahan Rekor MURI: Skrining Faktor Risiko PTM Serentak Dengan Lokasi dan Peserta Terbanyak di Pendopo Kabupaten Malang (Kepanjen), 390 desa/kelurahan, dan 39 sekolah SMA/sederajat, serta puncak perayaannya akan digelar UMM Doom yang berkapasitas 5000 orang pada Sabtu (18/11).

Acara berikutnya diisi dengan sambutan dari Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Kabupaten Malang, Dr. Rahmat Hardijono, S.Sos., M.Si, mewakili Bupati Malang yang berhalangan hadir karena ada giat penting yang bersamaan.

Dalam sambutannya, Dr. Rahmat mengatakan bahwa perlu kami sampaikan bahwa perkembangan peningkatan kasus kesakitan dan kematian pada penyakit tidak menular sudah melebihi penyakit menular, penyakit tidak menular bukan disebabkan oleh bakteri, kuman atau virus tetapi disebabkan oleh adanya lifestyle/gaya hidup yang tidak sehat seperti kurang aktivitas fisik, pola makan tidak sehat, pola tidur yang kurang, kebiasaan merokok, pola stres tak terkendali serta tidak memeriksa kesehatan secara berkala. 

Gedung Balai Pertiwi Universitas Ma Chung yang riuh dengan peserta seminar kesehatan

Dari data laporan surveilans kesakitan penyakit tidak menular Kabupaten Malang pada bulan Oktober tahun 2022 didapat sebanyak 165.993 kasus terdiri dari penyakit hipertensi 86.455 kasus atau 48 ,6%, diabetes melitus  40.613 kasus atau 21,6 %, penyakit jantung 10.464 atau 5,7 %, kasus, dan PPOK (Penyakit Paru Obstruksi) 6.609 kasus atau 3,6 %, asma 5.298 kasus  atau 3 %, stroke 1.877 kasus atau 1,1 %,dan kanker payudara 1.534 kasus atau 1 %.

Sedangkan data penyebab kematian akibat penyakit tidak menular dari sumber data survey kematian Kabupaten Malang tahun 2020 sebanyak 18.130 kasus kematian, penyebab kematian akibat penyakit tidak menular sebesar 66,6% yang terdiri dari penyakit jantung 3.460 kasus atau  19,1%, stroke 3.142 kasus atau 17,3% d m 1.593 kasus atau 8,8% dan PPOK (Penyakit Paru Obstruksi) 800 kasus atau 4,4%. Tingginya angka kesakitan dan kematian ini, salah satunya disebabkan karena rendahnya angka skrining/deteksi dini faktor resiko penyakit tidak menular serta pelayanan terpadu penyakit tidak menular (PANDU PTM) di pelayanan kesehatan. 

Terobosan yang perlu dilakukan adalah dengan peningkatan kualitas kapasitas sumber daya manusia kesehatan di fasilitas kesehatan, melalui seminar kesehatan bertajuk diagnosis dan tatalaksana terkini penyakit kardiovaskuler.

Narasumber dari RSUD Lawang berikan penjelasn mengenai Accute Coronary

Selesai memberi sambutan, Dr. Rahmat langsung membuka acara seminar kesehatan, dan kemudian melakukan foto bersama dengan seluruh peserta seminar kesehatan.

Memasuki acara seminar kesehatan, MC menyerahkan waktunya kepada moderator dr. Furqan Disai dari Puskesmas Turen untuk memandu jalannya seminar tersebut.

Pada kesempatan itu, dr. Furqan membagi 2 sesi untuk 4 pembicara. Sehingga, setiap sesi langsung ditampilkan dengan 2 pembicara, namun mereka memaparkan materinya secara bergantian. Sesi pertama menampilkan pembicara dr. Veny Mayangsari, Sp.JP, M.Biomed dan dr. Ira Setya Waty, Sp.JP, FIHA. 

Dr. Veny membawakan materi “Penyakit Jantung Koroner (PJK): Kenali Faktor Risiko Sedini Mungkin”, dan dr. Ira menampilkan materi “Acute Coronary Syndrome.”

Di sela-sela seminar kesehatan, Kadinkes diwawancarai dan dishooting oleh JTV

Lalu, pada sesi kedua ditampilkan 2 pembicara berikutnya, yaitu dr. Dyah Ayu Ikeningrum, Sp.JP, FIHA dan dr. Fahmi Rusnanta, Sp.JP, FIHA.

Dr. Ike memaparkan materi “Gejala, Tanda, dan Penegakan Diagnosis Gagal Jantung”, dan dr. Fajni menguraikan materi “Optimization Therapy of Heart Failure in Daily Practice.”

Dalam setiap sesi terlihat banyak bermunculan pertanyaan dari tenaga kesehatan yang hadir dalam seminar kesehatan tersebut yang ditujukan hampir ke semua narasumber yang memberikan materi dalam acara ini.

Acara seminar kesehatan yang diselenggarakan oleh Dinkes Kabupaten Malang ini berakhir pada pukul 13.01 WIB dengan lancar dan sukses. Semua panitia yang berasal dari personil Dinkes Kabupaten Malang merasa lega dengan usainya seminar kesehatan ini. *** [111123]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Kamis, 24 Agustus 2023

Team Leader SMARThealth UB Ikut Deteksi Dini PTM Di Dinkes Kabupaten Malang

Hari ketiga, atau hari terakhir, pelaksanaan deteksi dini faktor risiko penyakit tidak menular (PTM) terasa berbeda dari hari-hari sebelumnya. Pasalnya, pada hari penutupan skrining faktor risiko PTM ini, di samping dilayani oleh tenaga kesehatan (nakes) dari lingkungan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang, Puskesmas Kepanjen, dan Pakisaji Cardiovascular Center (PACCE), juga mendapat kunjungan dari Team Leader SMARThealth Universitas Brawijaya (UB).

Dalam perjalanan menghadiri undangan dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Malang, Team Leader SMARThealth UB, Sujarwoto, S.IP, M.Si, MPA, Ph.D, menyempatkan diri singgah ke Gedung Socrates Dinkes Kabupaten Malang pada pukul 11.52 WIB.

Nakes Dinkes Kabupaten Malang, Puskesmas Kepanjen berpose bersama Team Leader SMARThealth UB di Gedung Socrates

Di Gedung Socrates itu, Team Leader SMARThealth menyapa nakes yang bertugas, dan dirinya sekaligus juga ikut berpartisipasi dalam deteksi dini faktor risiko PTM. Diawali dari pendaftaran kemudian pengukuran tekanan darah, dan lanjut ke pengecekan kadar gula darah, kolesterol, dan asam urat.

Dari situ, lalu Team Leader SMARThealth UB menuju ke Gedung UPT Laboratorium Kesehatan untuk melakukan pemeriksaan elektrokardiografi (EKG) yang dilayani oleh nakes dari PACCE yang berseragam merah maron.

Suasana skrining faktor risiko PTM hari ketiga di Gedung Socrates Dinkes Kabupaten Malang

Usai periksa EKG, Team Leader SMARThealth melakukan konsultasi dengan dokter dari PACCE perihal hasil EKG tersebut, dan terakhir mengikuti skrining kesehatan jiwa yang dilakukan oleh staf Keswa Dinkes Kabupaten Malang.

Selesai skrining PTM Team Leader SMARThealth UB sekaligus berakhir pula persinggahan perjalanan menuju ke Bappeda yang lokasinya tak jauh dari Dinkes Kabupaten Malang, tepatnya arah selatan dari Dinkes.

Konsultasi jantung dilayani dokter dari PACCE dan konsultasi PTM ditangani dokter fungsional Puskesmas Kepanjen di Gedung Socrates Dinkes Kabupaten Malang

Sesuai jadwal, deteksi dini faktor risko hari ketiga ini, Kamis (24/08), diikuti oleh karyawan Bagian Sekretariat, Koperasi, dan Kantin. Namun tak menutup kemungkinan bagi bidang lain yang pada hari pertama dan kedua tidak bisa hadir karena sebelumnya sedang dinas luar.

Begitu pula halnya pada hari kedua yang tak sempat dihadiri oleh nakes dari Puskesmas Kepanjen, hari terakhir ini nakes Puskesmas Kepanjen berformasikan dua perawat (Anis Fatati Nuriana, A.Md.Kep dan Yunaita, A.Md.Kep) dan dr. Hadaya Trias Ramadhani yang bertindak memberikan konseling kesehatan maupun faktor risiko PTM.

Pada kegiatan deteksi dini hari terakhir ini dilakukan mulai pukul 08.30 WIB dan berakhir pada pukul 12.30 WIB dengan terperiksa sebanyak 36 orang, serta diakhir dengan melakukan foto bersama antara nakes yang bertugas melakukan skrining faktor risiko PTM, baik dari lingkungan Dinkes Kabupaten Malang, Puskesmas Kepanjen dan PACCE, dengan Team Leader SMARThealth UB. *** [240823]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Rabu, 23 Agustus 2023

Agenda Hari Kedua Deteksi Dini Faktor Risiko PTM di Gedung Socrates Dinkes Kabupaten Malang

Hari kedua, Rabu (23/08), deteksi dini faktor risiko PTM di Gedung Socrates Dinkes Kabupaten Malang diikuti oleh segenap karyawan dari Bidang SDK (Sumber Daya Kesehatan), UPT Kalibrasi, dan Bidang Pelayanan Kesehatan (Yankes) yang di dalamnya termasuk Public Safety Center (PSC) 119.

Namun dalam prakteknya juga terlihat karyawan dari Bidang P2P maupun yang lainnya yang pada hari pertama kemarin tidak bisa datang lantaran sedang dinas luar. Hari kedua ini yang bertugas dalam melakukan deteksi dini juga ada perubahan. Terlihat ada karyawan dari SDK, PTM dan Keswa serta Yankes.

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat turut serta dalam skrining faktor risiko PTM di Gedung Socrates Dinkes Kabupaten Malang di hari kedua

Hari kedua ini kebetulan dokter dari Puskesmas Kepanjen juga tidak bisa hadir sehingga untuk konsultasinya digantikan oleh staf PTM dan Keswa Nur Ani Sahara, S.Kep. Ners. Namun demkian, untuk konsultasi jantung masih tampak dokter dari Pakisaji Cardiovascular Center (PACCE) yang menanganinya.

Pemeriksaan dalam deteksi dini faktor risiko PTM di hari kedua ini masih sama dengan pemeriksaan di hari pertama, yaitu meliputi kegiatan skrining PTM, konsultasi dokter, skrining kesehatan jiwa, dan pemeriksaan elektrokardiografi (EKG).

Suasana skrining faktor risiko PTM di Gedung Socrates Dinkes Kabupaten Malang

Kegiatan skrining PTM, konsultasi dokter, dan skrining kesehatan jiwa dilakukan oleh insan kesehatan dari lingkungan Dinkes Kabupaten Malang, dan pemeriksaan EKG di Gedung Laboratoriun Kesehatan beserta konsultasi dokternya ditangani oleh tenaga kesehatan dari PACCE.

Dalam kegiatan skrining sebagai upaya deteksi dini faktor risiko PTM di hari kedua, sedikit mengalami perbedaan pola penempatan mejanya. Kalau di hari pertama, meja tertata dari selatan ke utara, sedangkan pada hari kedua ini penataan mejanya menjadi bentuk L. Hal ini disebabkan karena pada hari kedua ini, di dalam Gedung Socrates di sisi utara telah ditempati timbunan material kits pesanan Dinkes Kabupaten Malang dari PT ENDO Indonesia Surabaya.

Tenaga kesehatan yang akan cek kadar gula, kolesterol dan asam urat dibantu memegangi tangan karyawan yang takut jarum suntik

Perbedaan yang mencolok lagi adalah di hari pertama, kita bisa menyaksikan seragam berwarna-warna, seperti ASN mengenakan seragam cokelat muda, karyawan kontrak memakai seragam putih hitam, satpol PP menggunakan seragam cokelat muda, cleaning service berseragam biru hitam, dan tenaga kesehatan PACC mengenakan seragam merah maron.

Hari kedua, seragamnya hampir didominasi warna putih hitam, Hanya tenaga kesehatan dari PACC yang masih tetap memakai seragam merah maron dan celana panjang warna hitam.

Acara deteksi dini faktor risiko PTM Dinkes Kabupaten Malang hari kedua ini dilaksanakan dari pukul 08.30 WIB hingga pukul 12.00 WIB. Pemeriksaan hari kedua ini berhasil melakukan skrining PTM terhadap 43 karyawan di lingkungan Dinkes Kabupaten Malang. *** [230823]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Selasa, 22 Agustus 2023

Deteksi Dini Faktor Risiko PTM Dinkes Kabupaten Malang Tahun 2023

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang mengadakan deteksi dini faktor risiko penyakit tidak menular (PTM) bagi karyawannya secara rutin setiap tahunnya. Tahun 2023 ini, Sub Substansi PTM dan Kesehatan Jiwa (Keswa) kembali menyelenggarakan deteksi dini faktor risiko PTM bagi seluruh karyawan di lingkungan Dinkes Kabupaten Malang.

Deteksi dini ini dilakukan selama tiga hari dari tanggal 22 hingga 24 Agustus 2023 yang dipusatkan di Gedung Socrates dan UPT Laboratorium Kesehatan Kabupaten Malang. Tiga hari kegiatan tersebut mengacu kepada pembagian jadwal pemeriksaan dalam deteksi dini faktor risiko PTM.

Suasana kegiatan deteksi dini faktor risiko PTM di Gedung Socrates Dinkes Kabupaten Malang di hari pertama (Selasa, 22/08)

Jadwal hari pertama dikhususkan untuk Bidang Kesmas (Kesehatan Masyarakat), Bidang P2P (Pencegahan dan Pengendalian Penyakit), UPT Labkes (Laboratorium Kesehatan), Satpol PP, dan Cleaning Service.

Kemudian pada hari kedua, akan dijadwalkan bagi karyawan di lingkungan Bidang SDK (Sumber Daya Kesehatan), Bidang Yankes (Pelayanan Kesehatan), UPT Kalibrasi, dan Public Safety Center (PSC) 119, dan hari ketiga diikuti oleh karyawan di lingkungan Sekretariat, Koperasi dan Kantin.

Kepala Bidang P2P sedang dicek kadar gula darah, kholesterol, dan asam urat dalam rangka ikut deteksi dini faktor risiko PTM

Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, tahun 2023 ini Dinkes Kabupaten Malang menjalin kerja sama dengan Pakisaji Cardiovascular Center (PACCE). Jadi, dalam deteksi dini faktor risiko PTM tahun 2023 ini tidak melulu melakukan kegiatan skrining PTM dan konsultasi tapi juga mengadakan pemeriksaan elektrokardiografi (EKG) yang ditempatkan di Gedung UPT Labkes.

Seluruh karyawan yang berumur 45 tahun ke atas bisa ikut dalam EKG yang dilayani oleh tenaga medis berpengalaman dari PACCE dengan menggunakan Bionet Cardio ECG, yaitu alat yang digunakan untuk merekan aktivitas listrik (elektrik) di jantung pasien untuk mengetahui apakah ada gangguan di jantung pasien atau tidak.

Antrean karyawan Dinkes Kabupaten Malang yang akan melakukan konsultasi kesehatan dengan dokter Puskesmas Kepanjen

Pada deteksi dini faktor risiko PTM yang digelar bagi karyawan Dinkes beserta rekanannya itu, juga menghadirkan dokter dari Puskesmas Kepanjen untuk memberikan edukasi bagi karyawan yang memiliki indikasi faktor risiko tinggi, dan sekaligus bisa berkonsultasi kesehatan dengannya.

Selain itu, di antara deretan meja pemeriksaan yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan dari lingkungan Dinkes sendiri, juga terlihat satu meja yang dikhususkan untuk melakukan skrining kesehatan jiwa dengan instrumen Self Reporting Questionnaire 29 (SRQ 29).

Pemeriksaan Elektor kardiografi (EKG) oleh tenaga kesehatan Pakisaji Cardiovascular Center (PACCE) di Gedung UPT Laboratorium Kesehatan Dinkes Kabupaten Malang

SRQ 29 merupakan kuesioner yang dikembangkan oleh World Health Organization (WHO) sebagai alat ukur adanya masalah/gangguan jiwa. SRQ 29 berisi 29 pertanyaan yang berhubungan dengan masalah yang mungkin mengganggu selama 30 hari terakhir. Setiap gangguan yang ditemukan sebaiknya segera dilakukan intervensi untuk mengatasinya.

Pada hari pertama deteksi dini faktor risiko PTM di Gedung Socrates yang berlangsung dari pukul 08.30 hingga 12.13 WIB, berhasil memberikan layanan skrining sebanyak 57 orang dengan rincian 28 laki-laki dan 29 perempuan. *** [220823]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Jumat, 04 Agustus 2023

Pelatihan Senam Jantung Sehat di Halaman Dinkes Kabupaten Malang

Pagi ini, Jumat (04/08), karyawan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang mengikuti Pelatihan Senam Jantung Sehat (SJS) dengan instruktur Nur Habibi dari Yayasan Jantung Indonesia (YJI) Malang Raya di Halaman Dinkes Kabupaten Malang yang beralamatkan di Jalan Panji No.120 Kelurahan Penarukan, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang.

Pelatihan SJS ini berdasarkan Hasil Rapat Koordinasi (Rakor) Klub Jantung Sehat (KJS) Tertutup pada hari Jumat (28/07), seminggu yang lalu, di ruang Sekretariat Daerah (Sekda) Kabupaten Malang. Rakor KJS sendiri seungguhnya merupakan perwujudan amanat Bupati Malang untuk melaksanakan SKS di setiap Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Kabupaten Malang.

Karyawan berpose bersama Sekretaris Dinkes Kabupaten Malang dan instruktur Senam Jantung Sehat YJI Malang Raya usai melakukan senam

Dari OPD yang ada di Kabupaten Malang, diketahui baru ada 9 OPD yang sudah memiliki KJS yaitu Dinkes, Dispendik, Dispora, Sekda, Satpol PP, RSUD Kanjuruhan, RSUD Lawang, Perumda Jasa Tirta, dan DPU Bina Marga.

Kesembilan KJS di 9 OPD tersebut telah dilantik oleh Ketua YJI Malang Raya Hj. Hanik Dwi Didik Gatot Subroto, S.Farm., M.A.P., pada tanggal 7 Juli 2023 pukul 14.00 WIB di Pendopo Agung Kabupaten Malang yang berada di Jalan K.H. Agus Salim No. 7 Kelurahan Kiduldalem, Kecamatan Klojen, Kota Malang.

Senam Jantung Sehat: Hentakan kaki, keluarkan keringat

Dengan mengenakan kaos merah HKN Dinkes, ratusan karyawan menggerakkan badan dengan mengikuti gerak instruktur Nur Habibi yang diiringi aneka musik di halaman Dinkes Kabupaten Malang.

Halaman Dinkes yang digunakan berada tepat di depan tiang bendera yang berada di depan pintu masuk utama ke Gedung Dinkes Kabupaten Malang. Mereka menyebar dari samping musholla  yang berada di sisi selatan hingga berada di di sekitar pos satpam yang berada di sisi utara.

Peserta SJS memperhatikan gerakan instruktur dari YJI Malang Raya

Dilihat dari gerak dan lagu, terlihat karyawan perempuan lebih bersemangat dalam menggerakkan badannya. Sementara, karyawan yang laki-laki terlihat gemulai saja, kurang hentakannya. Mungkin apakah karena instrukturnya seorang ibu-ibu? Ataukah jadwalnya senamnya masih pagi sementara malam hari sebelumnya adalah hari Kamis?

Setidaknya SJS telah menggelorakan akan pentingnya aktivitas fisik bagi karyawan di lingkungan Dinkes Kabupaten Malang. Dengan SJS diharapkan akan melahirkan kebugaran yang menjadi embrio bagi etos kerja karyawan.

Sekitar satu jam, karyawan Dinkes Kabupaten Malang diajak olah tubuh dengan musik yang menggugah semangat oleh instruktur Nur Habibi dari YJI Malang Raya. Selesai pada pukul 08.06 WIB dan diakhiri dengan sesi foto bersama Sekretaris Dinkes Kabupaten Malang. *** [040823]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Rabu, 17 Mei 2023

Gelombang II, Rakontek Program PTM Di Kabupaten Malang Tahun 2023

Di Gelombang II ini, Rapat Koordinasi Teknis (Rakontek) Program PTM di Kabupaten Malang Tahun 2023 diselenggarakan di Edelweiss 1 & 2 Meeting Room Hotel Grand Miami Kepanjen pada Rabu (17/05), yang diikuti oleh 19 Puskesmas, meliputi Kepanjen, Sumberpucung, Kromengan, Ngajum, Wonosari, Wagir, Pakisaji, Tajinan, Tumpang, Poncokusumo, Jabung, Lawang, Singosari, Ardimulyo, Karangploso, Dau, Pujon, Ngantang, dan Kasembon.

Sehari sebelumnya, di tempat yang sama telah dilaksanakan Rakontek Gelombang I yang dihadiri oleh Dokter Fungsionalis, Petugas Farmasi, dan Petugas Lab (Analis) Puskesmas itu dihadiri oleh 20 Puskesmas. Mengingat keterbatasan Edelweiss 1 & 2 Meeting Room maka Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang melalui Sub-Substansi PTM dan Kesehatan Jiwa (Keswa) membagi rakontek ini dalam dua hari.

Tampak hadir dalam rakontek Gelombang II atau hari kedua ini adalah Kepala UPT Laboratorium Kesehatan Kabupaten Malang, Wahyuni, S.Si, M.M., dan Sub Koordinator Substansi Kefarmasian Dinkes Kabupaten Malang, Nur Khulaillah, S.Si.Apt.

Terlihat juga dari staf dari Sub-Substansi PTM dan Keswa Dinkes, seperti Rosida, SKM; Nur Ani Sahara, S,Kep.Ners; Kristina Dewi, A.Md.Keb; Bastamil Anwar Aziz, S.Kep. Ners; dan Candra Hernawan, S.Kom. Selain itu juga ada asisten IT SMARThealth yang diperbantukan di Sub-Substansi PTM dan Keswa, Ulinati, S.IP, dan perwakilan Tim SMARThealth Universitas Brawijaya (UB).

Berpose bersama seluruh peserta rakontek

Tepat pukul 09.00 WIB Master of Ceremony (MC) Bastamil Anwar Aziz mengawali dengan ucapan selamat datang kepada seluruh peserta, membacakan susunan acara, dan memandu doa. Setelah itu, peserta diminta berdiri sejenak untuk menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya yang dipandu video yang ditayangkan di dua layar besar di meeting room.

Usai menyanyikan Indonesia Raya, acara berikutnya adalah sambutan dari Sub Koordinasi Substansi PTM dan Keswa Dinkes Kabupaten Malang, Paulus Gatot Kusharyanto. Dalam sambutannya, Paulus Gatot mengatakan bahwa terjadi peningkatan PTM di mana penyakit kardiovaskular menyumbang kematian terbanyak.

“Kita sudah berupaya melakukan skrining untuk deteksi dini PTM. Akan tetapi, sampai sekarang hasil capaiannya masih rendah, jauh dari 100%,” terang Paulus Gatot.

Oleh karena itu, rakontek ini digelar antara Puskesmas, UPT Laboratorium Kesehatan Kabupaten Malang, dan Sub Koordinator Substansi Kefarmasian Dinkes Kabupaten Malang, agar deteksi dini bisa meningkat dengan diimbangi oleh ketersediaan obat sebagai upaya treatment dalam pengendalian PTM.

Sub Koordinator Substansi PTM dan Keswa Dinkes Kabupaten Malang berikan sambutan yang didampingi narasumber dari Dinkes Provinsi Jawa Timur

Sehabis sambutan, Paulus Gatot langsung membuka rakontek ini secara resmi, dan diteruskan dengan melakukan foto bersama dengan seluruh peserta rakontek yang diikuti juga oleh narasumber dari Dinkes Provinsi Jawa Timur.

Selesai foto, acara dilanjutkan dengan pemaparan materi pertama yang disampaikan oleh Pemegang Program Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah (PJPD) Dinkes Provinsi Jawa Timur, Laksono Boedi Prasetyo, SKM, M.M., dengan titel “Penguatan Skrining Jantung dan Stroke.”

Presentasi Laksono Boedi Prasetyo, atau yang akrab dipanggil Soni itu, menjelaskan sejumlah item, antara lain PJPD (Hipertensi, Penyakit Jantung, Stroke, Penyakit Ginjal Kronis), isu-isu penting PJPD, besaran masalah PTM di Indonesia, pembiayaan katastropi PJPD, tren Hipertensi, Obesitas, Diabetes mellitus, Stroke dan Ginjal Kronis di Indonesia, tren prevalensi Hipertensi di Indonesia, kasus Hipertensi yang belum terdeteksi, alasan tidak minum obat, akibat asupan GGL (gula, garam, lemak) berlebih, transisi yang mempengaruhi (epidemiologi, demografi, teknologi, dan ekonomi), transisi perilaku, indikator RPJMN dan Renstra, kebijakan penanggulangan PTM, dan PANDU PTM.

Pada kesempatan itu, Soni merasa heran dengan kemampuan yang dimiliki oleh Kabupaten Malang. “Apakah strateginya yang salah, teman-teman di lapangan cuek, atau tidak adanya koordinasi antar lintas program/sektoral?” tanya Soni dihadapan peserta rakontek. “Kalau harmoni itu jalan, semua akan sehat wal’afiat.”

Dokter Fungsional, Petugas Lab, dan Petugas Farmasi Puskesmas ikuti rakontek PTM

Pada materi pertama ini, terjadi dialog yang cukup hangat antara semua peserta dengan narasumber dan Dinkes. Ada tiga penanya dalam sesi ini, yang berasal dari Sub Koordinator Substansi Kefarmasian Dinkes Kabupaten Malang, Petugas Farmasi Puskesmas Wagir, dan Kepala Puskesmas Singosari.

Ketiga pertanyaan yang menjadi bahan diskusi itu secara garis besar terkait dengan keberadaan obat bagi orang yang terskrining memiliki diagnosa PTM. Diskusi menjadi gayeng menyangkut layanan di fasyankes, pemberian obat baik penderita, dan kemampuan petugas lab dalam menangani analisa pemeriksaan kolesterol total, HDL, dan trigliserida.

Kepala UPT Laboratorium Kesehatan Kabupaten Malang dan Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Kabid P2P) Dinkes Kabupaten Malang pun ikut terlibat dalam diskusi mengenai permasalahan yang sering dihadapi Puskesmas terkait layanan fasyankes, obat-obatan hingga terbatasnya petugas lab yang ada di Puskesmas.

Diskusi yang dimulai dari pukul 11.00 WIB hingga pukul 11.52 WIB itu berakhir ketika perwakilan dari PT Rajawali Nusindo memasuki Edelweiss 1 & 2 Meeting Room. Kedua orang perwakilan PT Rajawali Nusindo, Glesandi, S.E., dan Milzam Mujadid, S.T., maju ke depan untuk mempresentasikan Reagen Proline.

Praktek reagen Proline bagi Petugas Lab Puskesmas yang dipandu vendor PT Rajawali Nusindo

Bagi petugas Lab Puskesmas, reagen yang disediakan Dinkes Kabupaten Malang dalam pengadaan tahun ini tergolong baru menggantikan DiaSys. Sehingga, petugas Lab Puskesmas cukup serius menyimak pemaparan, dan kemudian dilanjutkan dengan praktek dalam penggunaan reagen tersebut dengan pemograman ke dalam fotometer Microlab 300.

Setelah praktek, acara diisi dengan ishoma (istirahat, sholat, makan). Lokasi makannya sama dengan rakontek gelombang I, yaitu di Miami Bar & Lounge Lantai 2. Menu makanan yang tersaji meliputi Ikan kuah asam, Steamed rice, Ayam lengkuas, Tahu crispy abon, Lodeh iwak pe, Gurame sauce Padang, Sambal trasi, Acar, Kerupuk, Tempe mendoan, Slice fruits, Es dawet, Mineral water, Infused water, dan Ice tea.

Peserta rakontek memasuki Edelweiss 1 & 2 Meeting Room pada pukul 13.45 WIB. Acara berikutnya diisi dengan pemaparan materi berikutnya yang disampaikan oleh dr. Fahmy Rusnanta, Sp.JP, FIHA dari KSM Jantung dan Pembuluh Darah RSUD Kanjuruhan Kepanjen, dengan judul “Know The Risks as Early Prompt Treatment in Preventing Cardiovascular Disease: 5W 1H.”

Dalam presentasinya, dr. Fahmy menguraikan tentang global burden of CVD, prevalence of Cardiovascular death, key facts of global CVD burden, know your risk & start begin prevention, risk assessment ≠ screening, risk factors, risk categories & risk stratification, other countries could be assessed based on update WHO CVD risk chart 2019, illustration of how to use the WHO CVD risk (laboratory based) chart, keep mind = potential risk modification, dan treatment goals for different patient categories.

Narasumber dari KSM Jantung dan Pembuluh Darah RSUD Kanjuruhan Kepanjen

Faktor risiko, menurut dr. Fahmy, telah mengalami perkembangan. Tidak lagi menggunakan Farmingham Risk Score, tapi rangkaian pemeriksaan kesehatan untuk dapat mendeteksi lebih dini risiko terkena serangan jantung (Atherosclerotic Screening Cardiovascular Disease/ASCVD) yang utama dan dapat dimodifikasi, memiliki konsep dasar dalam menyusun risiko penyakit Kardiovascular, yaitu Apo-B mengandung lipoprotein (setara dengan kolesterol non-HDL), tekanan darah tinggi, merokok, Diabetes mellitus, Adipositas (indeks massa tubuh), umur dan jenis kelamin.

Pukul 14.35 WIB dibuka sesi tanya jawab terkait materi ini. Ada tiga penanya dari dokter fungsional Puskesmas Wonosari, Puskesmas Tumpang, dan Puskesmas Sumberpucung. Pertanyaan-pertanyaan tersebut langsung ditanggapi oleh narasumber.

Selesai materi dari dr. Fahmy, acara pun diisi dengan pembacaan RTL Rencana Tindak Lanjut) dari rakontek Gelombang II ini. Terdapat 10 item dalam RTL, yaitu 1). Puskesmas melaksanakan Skrining Prioritas PTM sesuai alur pelayanan yang ada di Puskesmas setelah reagen profil lipid terkirim pada akhir Mei 2023 sehingga dapat dilaksanakan pertengahan bulan Juni 2023; 2). Melaporkan hasil deteksi dini PTM Prioritas sesuai pencatatan di Puskesmas setelah pelaksanaannya; 3). Puskesmas melaksanakan pengelolaan reagen profil lipid dan pelaksanaannya sampai tahun 2024; 4). Peralatan fotometer dan EKG  dipastikan baik dan siap dipakai dalam pelaksanaan Skrining PTM Prioritas; 5). Skrining PTM dilakukan terintegrasi dan berkolaborasi dengan lintas program di dalam dan luar gedung; 6). Pengelolaan obat program PTM akan dilakukan advokasi pada pimpinan untuk mendapatkan dana sesuai dengan kebutuhan; 7). Melaksanakan monitoring dan evaluasi secara berkala untuk kewaspadaan dini dalam capaian program; 8). Melaksanakan entry skrining setelah giat skrining PTM oleh lintas program di dalam dan luar gedung; 9). Labkesda siap menerima kiriman sampel skrining dari puskesmas apabila diperlukan (proses akan dikoordinasikan lebih lanjut); dan 10). Dinas mengakomodir ajuan kebutuhan tenaga analis dan ajuan EKG.

Acara rakontek Gelombang II ini ditutup secara resmi oleh Kabid P2P Dinkes Kabupaten Malang, Tri Awignami Astoeti, SKM, M.M.Kes tepat pada pukul 15.10 WIB. *** [170523]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Selasa, 16 Mei 2023

Rakontek Program PTM Di Kabupaten Malang Tahun 2023 Gelombang I

Usai enam kegiatan, yaitu Pertemuan Rapat Koordinasi Teknis Skrining GME dan Depresi (03/05), Pertemuan Peningkatan Kapasitas Petugas Deteksi Dini Kasus NAPZA di Sekolah (04/05), Pertemuan Peningkatan Kapasitas Bagi Pengelola Program Kesehatan Gigi dan Mulut di Puskesmas (05/05), Pertemuan Sosialisasi Program Prioritas PTM ke Puskesmas di Kabupaten Malang (08/05), Pertemuan Peningkatan Kapasitas Program Gangguan Indra Fungsional (10/05), dan Pertemuan Koordinasi Program PTM Prioritas, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang melalui Sub-Substansi PTM dan Kesehatan Jiwa (Keswa) kembali menggelar kegiatan lagi bertajuk Rapat Koordinasi Teknis Program PTM Di Kabupaten Malang Tahun 2023 Gelombang I.

Bertempat di Edelweis s1 & 2 Meeting Room Lantai 1 Hotel Grand Miami Kepanjen, rapat koordinasi teknis (rakontek) dihadiri oleh Dokter Fungsional, Petugas Lab (Analis), dan Petugas Farmasi Puskesmas se-Kabupaten Malang.

Namun mengingat kapasitas meeting room yang terbatas daya tampungnya, hari pertama atau gelombang I rakontek ini diundang untuk 20 Puskesmas dulu, yang meliputi Donomulyo, Kalipare, Pagak, Sumbermanjing Kulon, Bantur, Wonokerto, Gedangan, Sitiarjo, Sumbermanjing Wetan, Dampit, Pamotan Tirtoyudo, Ampelgading, Pakis, Wajak, Turen, Bululawang, Gondanglegi, Ketawang, dan Pagelaran.

Selain dari Puskesmas, hari pertama ini juga dihadiri oleh Sub Koordinator Substansi Kefarmasian Dinkes Kabupaten Malang, Nur Khulaillah, S.Si.Apt, dan Kepala UPT Laboratorium Kesehatan Kabupaten Malang, Wahyuni, S.Si, M.M., serta Ketua ASOKA MAS (Asosiasi Kepala Puskesmas) Kabupaten Malang, dr. Wahyu Widiyanti.

Sementara itu, sejumlah staf Sub-Substansi PTM dan Keswa Dinkes Kabupaten Malang yang mengelola rakontek juga turut hadir, seperti Paulus Gatot Kusharyanto, SKM; Nur Ani Sahara, S.Kep.Ners; Fitriayu Dola Meirina, A.Md.Keb; Kristina Dewi, A.Md. Keb; Bastamil Anwar Aziz, S.Kep.Ners; dan Rosida, SKM. Selain itu, terlihat juga Ulinati, S.IP, asisten IT SMARThealth yang diperbantukan di Sub-Substansi PTM dan Keswa, serta perwakilan Tim SMARThealth Universitas Brawijaya (UB).

Kabid P2P Dinkes Kabupaten Malang berpose bersama narasumber dan seluruh peserta rakontek

Acara rakontek dimulai pada pukul 08.54 WIB. Master of Ceremony (MC) Rosida, SKM mengawali dengan ucapan selamat datang kepada peserta rakontek, membacakan susunan acara, dan memandu doa.

Setelah itu, MC meminta kepada seluruh peserta rakontek untuk berdiri sejenak guna menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya yang dipandu oleh video yang ditayangkan dalam layar besar di sisi kiri dan kanan.

Usai duduk kembali, acara dilanjutkan dengan sambutan dari Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Kabid P2P), Tri Awignami Astoeti, SKM, M.M.Kes. Dalam sambutannya, Awinagmi mengatakan bahwa dari target 100%, berdasarkan Laporan SPM Kabupaten Malang tahun 2022, capaian SPM Usia Produktif sebesar 42,9% atau 719.480 orang dari 1.676.599 orang. Capaian SPM Hipertensi sebanyak 32,4% atau 249.902 orang dari jumlah sasaran sebanyak 823.852 orang penduduk usia ≥ 15 tahun, dan capaian SPM Diabetes Mellitus sebesar 53,7% atau 22.412 orang dari sasaran berjumlah 41.998 orang penduduk berumur ≥ 15 tahun.

Dari data ini, menurut Kabid P2P, menunjukkan capaian SPM masih rendah. Salah satu penyebabnya, selain manajemen program pelaksanaan skrining yang belum terintegrasi pada lintas program dan fasyankes, masih belum tercakupnya pencatatan dan pelaporan dari lintas program dan jejaring, masih rendahnya kedisiplinan menginput data skrining pada ePuskesmas serta penatalaksanaan Hipertensi dan Diabetes Mellitus dalam penyediaan logistik, baik obat-obatan, peralatan skrining maupun BMHP, seperti strip gula darah.

Begitu selesai memberikan sambutan, Kabid P2P langsung membuka rakontek ini secara resmi dan disambung dengan foto bersama antara Kabid P2P dengan semua peserta rakontek sebelum Kabid P2P meninggalkan tempat karena ada kegiatan di BAPPEDA Kabupaten Malang, dan setelahnya diteruskan dengan presentasi materi pertama dari Sub Kordinator Substansi PTM dam Keswa Dinkes Kabupaten Malang, Paulus Gatot Kusharyanto, dengan titel “Capaian SPM PTM Tahun 2022 dan Target Program PTM Prioritas Tahun 2023.”

Sambutan Kabid P2 P yang didampingi Sub Koordinator Substansi PTM dan Keswa serta narasumber dari Dinkes Provinsi Jawa Timur

Pada kesempatan itu, Paulus menjelaskan bahwa capaian untuk tahun ini masih rendah. Data update 18 April 2023 menunjukkan belum ada setengahnya dari capaian tahun sebelumnya. Dari target PTM Prioritas sebesar 70%, Kabupaten Malang baru mencapai 20% lebih sedikit.

Oleh karena itu, menurut Paulus, masih minimnya capaian Standar Pelayanan Minimum (SPM) PTM Prioritas akan didiskusikan dalam rakontek ini. Ada 9 skrining/deteksi dini (Hipertensi, Diabetes Mellitus, Obesitas, Stroke, Penyakit Jantung, PPOK, Kanker Payudara, Kanker Leher Rahim, dan Gangguan Indra) yang menjadi Program PTM Prioritas yang sudah mulai berlaku sejak Juli 2022 itu perlu dioptimalkan.

Usai presentasi Sub Koordinator Substansi PTM dan Keswa Dinkes Kabupaten Malang, acara berikutnya adalah pemaparan materi kedua dari Pemegang Program Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah (PJPD) Dinkes Provinsi Jawa Timur, Laksono Boedi Prasetyo, SKM, M.M., dengan judul “Penguatan Skrining Jantung dan Stroke.”

Di dalam paparannya, Laksono Boedi Prasetyo atau yang akrab dipanggil Soni itu menguraikan PANDU PTM, transisi yang mempengaruhi (epidemiologi, emgorafi, teknologi), PJPD (Hipertensi, Penyakit Jantung, Stroke, Penyakit Ginjal Kronis), pembiayaan katastropik PJPD, transisi perilaku, tren prevalensi Hipertensi di Indonesia, alasan tidak minum obat, akibat asupan gula garam lemak (GGL), kebijakan penanggulangan PTM, alur pengendalian PTM, indikator RPJM, indikator RENSTRA PTM 2020-2024, pelayanan terpadu PTM, ruang lingkup aspek manajemen penyakit PANDU PTM (promkes dan deteksi dini faktor risiko PTM), kartu preksi risiko PTM (kartu charta), dan jejaring terintegrasi PANDU PTM.

Dari capaian skrining, tambah Soni, outputnya masih kurang menggembirakan tapi herannya SDM di Kabupaten Malang sebenarnya bagus. “Kabupaten Malang sudah punya SMARThealth dan PANDU PTM yang telah bergema di Kemenkes, pembiayaan ada dan sasaran jelas, tapi koq capaiannya masih kecil?” tanya Soni

Narasumber pertama dari Dinkes Provinsi Jawa Timur

Oleh karena itu, menurut Soni, perlu langkah dalam memetakan permasalahan tersebut. Kita bisa mengambil contoh dari Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PISPK) di mana di dalamnya terdapat faktor risiko.

“Dengan penjaringan dari bawah, intervensi bisa semakin mudah. PANDU PTM tinggal fokus pada promkes  yang bersifat preventif dan edukatif,” jelas Soni.

Pada sesi materi ini dilakukan sesi tanya jawab dengan berdiskusi. Ada penanya tunggal dari Kepala Puskesmas Turen yang dihadirkan sebagai Ketua ASOKA MAS. Pertanyaannya yang menyangkut SDM beserta target sasaran dan lintas program, mengundang sejumlah tanggapan yang cukup menarik, seperti dari Sub-Substansi PTM dan Keswa, Sub Koordinator Substansi Kefarmasian, Kepala UPT Laboratorium Kesehatan Kabupaten Malang, dan narasumbernya.

Selesai diskusi, acara diisi dengan ishoma (istirahat, sholat, dan makan). Lokasi makan siang acara Dinkes ditempatkan di Miami Bar and Lounge Lantai 2. Di hari pertama rakontek ini, menu makan siang yang terhidang meliputi Rawon, Steamed Rice, Soun Goreng, Bobor Daun Singkong, Telur Balado, Ayam Bakar, Sambal trasi, Acara, Kerupuk, Beef Rolade, Rujak Buah, Es Sago Melon, Mineral Water, Strawberry Juice, dan Infused Water.

Masuk lagi ke Edelweiss 1 & 2 Meeting Room pada pukul 13.27 WIB. Acara berikutnya adalah pemaparan materi dari dr. Dyah Ayu Ikeningrum, Sp.JP dari KSM Jantung dan Pembuluh Darah RSUD Kanjuruhan Kepanjen, dengan titel “Know The Risks as Early Prompt Treatment in Preventing Cardiovascular Disease: 5W 1H.”

Narasumber kedua, seorang dokter yang pernah terlibat dalam pilot project SMARThealth di Puskesmas Wagir, yang kini menjadi dokter spesialis jantung di KSM Jantung dan Pembuluh Darah RSUD Kanjuruhan Kepanjen

Dr. Ike yang pernah terlibat dalam SMARThealth project pilot sewaktu menjadi dokter fungsional di Puskesmas Wagir itu, menguraikan perihal global burden of CVD, prevalence of Cardiovascular death, key facts of global CVD burden, know your risk & start begin prevention, risk assessment ≠ screening, risk factors, risk categories & risk stratification, other countries could be assessed based on update WHO CVD risk chart 2019, illustration of how to use the WHO CVD risk (laboratory based) chart, keep mind = potential risk modification, dan treatment goals for different patient categories.

Mengakhiri presentasi, dr. Ike menyimpulkan bahwa faktor risiko utama untuk Penyakit Kardiovaskular Aterosklerosis adalah kolesterol, hipertensi, merokok, Diabetes Mellitus, dan adipostas.

Faktor risiko tersebut perlu diobati dengan pendekatan bertahap untuk mencapai tujuan pengobatan akhir pada orang yang tampak sehat, pasien dengan Penyakit Kardiovaskular Aterosklerosis, dan pasien dengan Diabetes Mellitus.

Kolesterol total atau/dan LDL-C, tambah dr Ike, merupakan parameter andalan dalam menilai stratifikasi risiko Penyakit Kardiovaskular. Oleh karena itu, penilaian risiko Penyakit Kardiovaskular terintegrasi ditetapkan sebagai efektivitas biaya untuk mencegah dan memerangi komplikasi Penyakit Kardiovaskular Aterosklerosis.

Dalam pemaparan materi yang dilakukan dr. Ike ini, muncul empat penanya dari Puskesmas Dampit, Sub Koordinator Substansi PTM dan Keswa Dinkes Kabupaten Malang, dr. Wahyu, dan Puskesmas Bululawang.

Petugas Lab Puskesmas berlatih dan praktek reagen Proline HDL-c direct FS dengan menggunakan fotometer Microlab 300

Tepat pukul 14.17 WIB acara dilanjutkan dengan informasi tentang reagen profil lipid dengan menggunakan fotometer Microlab 300 dari perwakilan PT Rajawali Nusindo yang bergerak dalam bidang distribusi dan perdagangan produk alat kesehatan maupun farmasi, Milzam Mujadid, ST dan Glesandi Pramono, SE.

Microlab 300 merupakan alat penganalisa kimia klinis semi-otomatis (semi automated clinical chemistry analyzer) dengan keandalan yang terbukti dan kinerja tinggi yang sangat ideal untuk lokasi laboratorium lebih kecil.

Pada kesempatan ini, petugas lab (analis) dari 20 Puskesmas yang hadir di hari pertama rakontek ini diajari menggunakan reagen untuk pengukuran kadar lipoprotein densitas tinggi Proline HDL-c direct FS. Sebelumnya Puskesmas menggunakan reagen DiaSys, sehingga petugas Lab perlu belajar modifikasi tersebut dengan alat yang sama, yaitu Microlab 300. Sehingga, pemeriksaan HDL, trigliserida, dan kolesterol total bisa menjadi optimal.

Usai belajar praktek pengaturan program dalam Microlab 300 dengan reagen Proline HDL-c direct FS, acara dteruskan dengan pembacaan RTL (Rencana Tindak Lanjut) Pertemuan Rakontek oleh staf PTM dan Keswa, Rosida, SKM.

Acara di hari pertama Rakontek Program PTM Di Kabupaten Malang Tahun 2023 Gelombang 1 ini ditutup oleh Sub Koordinator Substansi PTM dan Keswa Dinkes Kabupaten Malang pada pukul 15.47 WIB. *** [160523]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive

Risk Checker

Risk Checker

Indeks Massa Tubuh

Supplied by BMI Calculator Canada

Statistik Blog

Sahabat eKader

Label

Arsip Blog