Tampilkan postingan dengan label Kabupaten Malang. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kabupaten Malang. Tampilkan semua postingan

Senin, 21 November 2022

Dinkes Kabupaten Malang Adakan Sosialisasi Program PTM dan Keswa Tahun 2022

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang menggelar sosialiasi Program PTM dan Kesehatan Jiwa (Keswa) di The Golden Swan Ballroom Rayz UMM Hotel yang terletak di Jalan Sengkaling No. 1 Desa Mulyoagung, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur, pada Senin (21/11/2022).

Acara yang dibuka oleh Kepala Bidang (Kabid) Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Tri Awignami Astoeti, SKM, M.MKes diikuti sebanyak 33 peserta yang berasal dari Puskesmas se-Kabupaten Malang. Enam orang pengelola Program Keswa dan Napza Puskesmas lainnya tidak bisa hadir lantaran ada pra-survey akreditasi.

Sambutan dan pembukaan oleh Kabid P2P Dinkes Kabupaten Malang

Dalam sambutannya, Kabid P2P mengatakan bahwa saat ini Indonesia mengalami transisi epidemiologi penyakit dan kematian yang disebabkan oleh pola gaya hidup. Pada awalnya penyakit didominasi oleh penyakit menular, namun kemudian bergeser ke penyakit tidak menular (PTM).

Dia menyebut, prevalensi PTM di Indonesia berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Tahun 2018, hipertensi pada usia  di atas 18 tahun (25,8%), penyakit jantung koroner (PJK) usia di atas 15 tahun (1,5%), gagal jantung (0,3%), gagal ginjal kronis (7,69%), stroke (12,1%), asma (4,8%), PPOK (3,8%), kanker (3,8%), diabetes mellitus (3,0%).

Sedangkan, beberapa faktor risiko PTM memperlihatkan, obesitas laki-lai (19,7%), obesitas perempuan (32,9%), obesitas sentral 31%), konsumsi tembakau (33,8%) yang di dalamnya termasuk penyalahgunaan Napza.

Peserta berpose bersama Kabid Rehabilitasi BNN Kabupaten Malang

Menurut BNN (2009), tambah Kabid P2P, Napza adalah singkatan dari narkotika, psikotropika, dan zat adiktif, baik zat yang alami maupun sintesis. “Jika zat tersebut dikonsumsi maka dapat menimbulkan perubahan fisik atau psikis serta menimbulkan ketergantunga,” tegas Kabid P2P.

“Penggunaan Napza dengan dosis yang tepat digunakan untuk kepentingan pengobatan, tetapi selama ini banyak disalahgunakan sehingga pengguna akan merasa ketergantungan dan menyebakan kerusakan fisik maupun psikis,” imbuh Awignami.

Menurutnya, bahaya Napza yaitu halusinasi, perilaku lebih agresif, gangguan kecemasan, susah konsentrasi, kesadaran menurun, dan kejang-kejang. Dampak jangka panjang yang diakibatkan oleh penyalahgunaan Napza, adalah kerusakan otak, gangguan mental, depresi, hilang ingatan sehingga sulit mengenali lingkungan sekitar, dan dampak yang paling buruk adalah over dosis hingga kematian.

Narasumber kedua dari Dinkes Provinsi Jawa Timur

Mengingat pentingnya sosialisasi ini, dalam pelaksanaan pertemuan koordinasi dalam pengendalian penyalahgunaan Napza, Kabid P2P berharap nantinya pengelola Program Keswa dan Napza di 39 Puskesmas di Kabupaten Malang mendapat peningkatan kapasitas kemampuan, pemahaman dalam pengelolaan program pengendalian penyalahgunaan Napza serta tata laksana kasus pencatatan dan pelaporan program Napza.

Kegiatan yang diselenggarakan oleh Seksi PTM dan Keswa Dinkes ini, menghadirkan tiga narasumber. Ketiga narasumber itu adala Drs. Mohammad Khoirul, M.M dari BNN Kabupaten Malang, Syafiudin Ridwan, S.Psi, M.Psi dari Dinkes Provinsi Jawa Timur, dan dr. Nur Aida, Sp.KJ dari RSJ Radjiman Wediodiningrat Lawang.

Pada kesempatan itu, narasumber pertama, Mohammad Khoirul memaparkan materi “Rehabilitasi Pengguna Napza.” Dalam paparan dari narasumber pertama ini, muncul 3 penanya dari Puskesmas Turen, Puskesmas Bululawang, dan Puskesmas Pakisaji.

Peserta Sosialisasi Program PTM dan Keswa yang diikuti pengelola Program Keswa dan Napza Puskesmas se-Kabupaten Malang

Narasumber kedua, Syafiudin Ridwan menguraikan sejumlah materi, yaitu “Sosialisasi Indikator Pembinaan Kesehatan Jiwa”, “Prinsip Wawancara Motivasional dan Intervensi Singkat Berdasar ASSIST”, “Form Skrining Penggunaan Napza”, “Aplikasi Simkeswa dan SiNapza.” Pada kesempatan ini, muncul 2 penanya dari Puskesmas Pakisaji dan Turen.

Usai paparan narasumber kedua, acara dilanjutkan dengan ishoma terlebih dahulu. Di deretan meja yang berada di lobby The Golden Swan Ballroom, terhidang aneka menu yang telah disediakan pihak hotel.

Meja sisi selatan, ada gado-gado dan soto ayam Madura. Lalu, meja tengah telah ditata menu makanan, yaitu nasi putih yang ditaburi bawang goreng, bihun goreng Aceh, angsio tahu, jamur telur asin, ikan balado, semur daging kentang. Sementara itu, meja sisi utara tersaji slice fruit, es sarang burung, ice tea, dan mineral water.

Seluruh peserta berpose bersama Kabid P2P usai penutupan di sore hari

Selesai ishoma, acara diteruskan dengan pemaparan materi ketiga oleh Nur Aida. Dalam paparannya, Nur Aida menjelaskan “Dasar Adiksi dan Tata Laksana,” dan pada kesempatan itu ada 2 penanya dari Puskesmas Turen dan Puskesmas Pakisaji.

Acara yang dimulai dari pukul 09.05 WIB ini, ditutup oleh Kabid P2P pada pukul 15.25 WIB. Sepeninggal para peserta sosialisasi itu, panitia penyelenggara dari Seksi PTM dan Keswa Dinkes Kabupaten Malang, yang terdiri dari Sub Koordinator Substantif PTM dan Keswa Paulus Gatot Kusharyanto, SKM, Pemegang Program Keswa Gatot Sujono, S.ST, M.Pd, staf Keswa Wildan Adi Yatma, S.Psi, staf Keswa Imam Ghozali, SKep.Ners, staf PTM Fitriayu Dola Meirina, A.Md.Keb, dan asisten IT SMARThealth yang diperbantukan di Seksi PTM dan Keswa Ulinati, S.IP, juga langsung berkemas, karena esok harinya acara kegiatan lagi di lokasi yang sama, yaitu Pertemuan Peningkatan Kapasitas Penggunaan Injeksi Long-Acting (ILA) bagi Petugas Puskesmas Tahun 2022. *** [211122

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Kamis, 10 November 2022

Sosialisasi Posbindu Institusi pada OPD di Kabupaten Malang

Posbindu PTM adalah kegiatan pengendalian faktor risiko PTM dengan menggalang adanya pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan masyarakat dengan intervensi Posbindu PTM dapat dilakukan di ranah desa maupun institusi.

Dalam ranah desa, Posbindu PTM sudah berjalan sebagaimana mestinya, dan sebagian desa yang ada di Kabupaten Malang malah sudah ditingkatkan menjadi Posbindu SMARThealth. Sementara itu, untuk Posbindu Institusi, baru terbentuk di 7 instansi/institusi yang ada di Kabupaten Malang, yaitu Markas Komando Divisi Infanteri (Madivif) 2 Komando Strategis Angkatan Darat (Kostrad), Dinas Kesehatan (Dinkes), Batalyon Zeni Tempur 5/Arati Bhaya Wighina (Yonzipur 5/ABW), Kejaksaan Negeri, Resimen Artileri Medan 2/Putra Yudha (Resimen Armed 2/PY), RSUD Kanjuruhan, dan Komando Distrik Militer (Kodim) 0818/Kabupaten Malang-Batu.

Untuk meningkatkan deteksi dini, penemuan dan tindak lanjut dini PTM di tempat kerja/institusi harus difasilitasi. Hal ini menjadi penting, karena dapat mempengaruhi produktivitas karyawan/ASN di institusi sehingga perlu adanya deteksi dini PTM yang dapat diakses oleh karyawan/ASN.

Peserta Sosialisasi Posbindu Institusi berpose bersama sebelum pemaparan materi

Berdasarkan hal tersebut, Dinkes melalui Seksi PTM dan Kesehatan Jiwa (Keswa) menginisiasi dibentuknya Posbindu PTM Institusi di lingkup Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Kabupaten Malang.

Oleh karena itu, hari ini, Kamis (10/11/2022), Seksi PTM dan Keswa menyelenggarakan Sosialisasi Institusi pada OPD di Kabupaten Malang, yang dilaksanakan di Ruang Heliconia dan Bougenville Lantai 1 Grand Miami Hotel yang beralamatkan di Jalan Jatirejoyoso No. 01 Dusun Dawuhan RT 01 RW 01 Desa Jatirejoyoso, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur.

Kegiatan sosialisasi ini diikuti oleh Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Kepanjen, RSUD Kanjuruhan Kepanjen, RSUD Lawang, Pangkalan TNI AU (Lanud) Abdul Rachman Saleh, Kodim 0818/Kabupaten Malang-Batu, Yonzipur 5/ABW, Madivif 2 Kostrad, Resimen Armed 2/PY, Kejaksaan Negeri, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), Dinas Tenaga Kerja (Disnaker), Dinas Pendidikan (Dispendik), Dinas Perhubungan (Dishub), dan Puskesmas Kepanjen.

Sebelum acara di mulai, peserta yang hadir selain mengisi daftar hadir juga dilakukan skrining faktor risiko PTM di samping meja daftar hadir. Petugas skrining menghadirkan Marina Anjarwati, A.Md.Kep, penanggung jawab PTM Puskesmas Kepanjen, dan Dyah Retno matini, A.Md.Kep, perawat Desa Panggungrejo, Kepanjen.

Seluruh peserta Sosialisasi Posbindu Institusi ikuti skrining faktor risiko PTM sebelum memasuki ruang pertemuan

Acara ini dimulai pada pukul 09.04 WIB. Master of Ceremony (MC) Gatot Sujono, S.St., M.Pd, pemegang program (PP) Keswa Dinkes, mengawali dengan ucapan selamat datang dan membacakan susunan acara serta memandu doa.

Setelah itu, acara dilanjutkan dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya yang dipimpin oleh Ulinati, S.IP, asisten IT SMARThealth yang diperbantukan di Seksi PTM dan Keswa Dinkes, dengan birama 4/4.

Usai menyanyikan lagu Indonesia Raya, acara berikutnya adalah sambutan Kepala Dinas (Kadinkes) yang diwakili oleh Sub Koordinator Substantif PTM dan Keswa Paulus Gatot Kusharyanto, SKM. Dalam sambutannya itu, Paulus mengatakan bahwa setiap tahun terjadi peningkatan PTM di Kabupaten Malang. 47% meninggal karena kardiovaskular, seperti jantung, stroke, dan diabetes mellitus.

Oleh karena itu, kita lebih awal harus melakukan deteksi dini melalui Posbindu PTM. Di Kabupaten Malang, ada 2 Posbindu, yaitu desa dan institusi. Jika mengandalkan desa saja, maka target capaian tidak pernah akan terpenuhi. Kita perlu membudayakan deteksi dini di lingkungan kerja masing-masing.

Pemaparan materi dari Dinkes Provinsi Jawa Timur

Usai dibuka secara resmi oleh Sub Koordinator Substantif PTM dan Keswa, acara diisi dengan foto bersama dengan seluruh peserta Sosialisasi Posbindu Institusi. Kemudian baru dilanjutkan dengan pemaparan materi yang disampaikan oleh Wariin Dehasworo, SKM dari Dinkes Provinsi Jawa Timur dengan judul “Sosialisasi Posyandu-PTM.”

Pada kesempatan itu, Wariin menjelaskan mengapa judul yang digunakan memakai kata Posyandu. Karena mulai tahun depan istilah Posbindu akan diganti menjadi Posyandu Usia Produktif. Namun, dalam sosialisasi ini kita masih memakai Posbindu.

Sampai sekarang masih banyak masyarakat yang tidak tahu PTM, jika mereka belum merasakan sakit. Tensi tinggi tapi jika tidak merasakan pusing dianggap tidak sakit. Ketidaktahuan ini yang menyebabkan komplikasi.

World Health Organization (WHO) menjelaskan bahwa PTM sesungguhnya bisa dikendalikan jika faktor risiko dikelola dengan baik. Posbindu PTM bertujuan untuk melihat faktor risiko PTM di masyarakat.

Peserta dari OPD ikuti Sosialisasi Posbindu Institusi di Ruang Heliconia dan Bougenville Grand Miami Hotel

Dengan diketahuinya faktor risiko PTM itu, Puskesmas selaku kepanjangan tangan dari Dinkes akan mampu mengantisipasi, mencegah, dan mengendalikan PTM yang timbul di tengah-tengah masyarakat di Kabupaten Malang.

Sehabis materi, Wariin melakukan sesi tanya jawab kepada peserta. Dalam tanya jawab itu diketahui bahwa sebenarnya beberapa OPD juga telah melakukan skrining faktor risiko PTM, khususnya dalam lingkungan militer. Hanya saja pelaporannya masih belum sampai ke Dinkes.

Hal inilah yang menurut Wariin harus dikembangkan jejaring. Selain itu, Wariin juga mengimbau kepada OPD yang sudah menggelar Posbindu Institusi maupun yang akan melakukan, agar supaya jangan berkutat pada skriningnya saja. Namun yang lebih penting dari itu, adalah edukasinya. Hal ini agar masyarakat bisa mengatasi dirinya sendiri.

Pukul 10.47 WIB acara disambung dengan pemaparan materi oleh Sub Koordinator Substantif PTM dan Keswa Paulus Gatot Kusharyanto, SKM dengan judul “Capaian Program P2PTM dan Implementasi Posbindu Institusi di Kabupaten Malang.”

PP PTM jelaskan Posbindu PTM

Menurut Paulus, capaian program PTM di Kabupaten Malang masih sedikit dari target 100%. Data dari ePuskesmas hingga 15 September 2022 memperlihatkan bahwa capaian skrining faktor risiko PTM untuk usia produktif (39,11%), hipertensi (27,5%), diabetes mellitus (47,38%), dan skrining usia > 15 tahun (38,3%).

Oleh sebab itu, Dinkes berupaya secara terus menerus melakukan upaya pemetaan sasaran dan strategi percepatan deteksi dini PTM, seperti kampanye pentingnya deteksi dini, pelibatan swasta, optimalisasi kegiatan Posbindu di desa (kualitas, waktu, frekuensi pelaksanaan Posbindu), pengembangan Posbindu di sekolah terintegrasi UKS (15-18 tahun), pengembangan Posbindu di tempat kerja, pengembangan Kampus Sehat, pemeriksaan pada momen dan tempat berkumpul masyarakat, gerakan deteksi dini (bulan deteksi dini), dan lain-lain.

Pukul 11.23 WIB Kepala Puskesmas Kepanjen diberikan kesempatan Dinkes untuk mempromosikan apa yang telah dilakukannya. Pada kesempatan itu, Kepala Puskesmas Kepanjen dr. Ruri Pujianti menginfokan perihal Pap Smear yang dilakukan Puskesmas Kepanjen di wilayah kerjanya yang bekerjasama dengan BPJS.

Kepala Puskesmas Kepanjen mengajak OPD yang hadir dalam Sosialisasi Posbindu Institusi untuk berkeliling melihat tes Pap Smear, dan berharap dalam kegiatan Posbindu Institusi juga bisa dibarengkan dengan Pap Smear

Staf PTM bahas RTL Pertemuan Posbindu Institusi di Kabupaten Malang

Pap Smear adalah prosedur untuk mendeteksi kanker leher rahim (serviks) pada wanita. Pap Smear juga dapat menemukan sel-sel abnormal (sel prakanker) di leher rahim yang dapat berkembang menjadi kanker.

Usai promosi dari Kepala Puskesmas Kepanjen, acara diselingi dengan Senam Peregangan ala Puskesmas Kepanjen yang diikuti semua peserta Sosialisasi Posbindu Institusi. Tujuan senam peregangan ini agar melemaskan otot-otot setelah mengikuti pemaparan dua materi.

Sehabis senam, acara diisi dengan penjelasan Self-Reporting Questionnaire-20 oleh PP Keswa Dinkes, Gatot Sujono, S.St., M.Pd. Kemudian setelahnya, dilanjutkan dengan pemahaman Posbindu PTM oleh PP PTM Dinkes, Nur Ani Sahara, S.Kep. Ners.

Tepat pukul 12.00 WIB ishoma (istirahat, sholat, makan). Dalam makan siang itu, pihak hotel telah menyiapkan sejumlah menu di meja depan Ruang Heliconia dan Bougenville, seperti soup jagung ayam, steamed rice, nasi goreng Jawa, mie goreng ayam, tumis buncis, ayam kecap, beef blackpapper, dori sambal matah, sambal, kerupuk, pudding, assorted slice fruits, infused water, dan orange juice.

Kabid P2P didampingi Sub Koordinator Substantif PTM dan Keswa tutup Pertemuan Sosialisasi Posbindu PTM pada OPD di Kabupaten Malang

Masuk lagi ke ruang pertemuan pada pukul 13.00 WIB, dan acara diisi oleh staf PTM Dinkes Bastamil Anwar Aziz, S.Kep.Ners membahas mengenai Rencana Tindak Lanjut Pertemuan Posbindu Institusi di Kabupaten Malang.

Dalam membahas itu, Bastamil menguraikan perihal Peran Dinkes, Peran Puskesmas, dan Peran Institusi, dan diakhiri dengan kesepakatan dan kesepemahaman tentang Implementasi Posbindu Institusi di Kabupaten Malang.

Acara ini berakhir pada pukul 13.52 WIB dan ditutup secara resmi oleh Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kabupaten Malang, Tri Awignami Astoeti, SKM, M.MKes yang didampingi oleh Sub Koordinator Substantif PTM dan Keswa. *** [101122]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Kamis, 27 Oktober 2022

Workshop Implementasi KTR dan UBM bagi FKTP di Kabupaten Malang

Dua hari ini, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang menyelenggarakan kegiatan terkait dengan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) di Rayz UMM Hotel yang terletak di Jalan Raya Sengkaling No. 1 Dusun Jetis, Desa Mulyoagung, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur.

Hari pertama, Rabu (26/10/2022), kegiatan diadakan di Meeting Room 1st Floor dengan tema Sosialisasi Perda dan Perbup KTR pada Instansi dan Lembaga, yang dihadiri sejumlah instansi dan lembaga yang ada di Kabupaten Malang.

Sedangkan pada hari kedua, Kamis (27/10/2022), kegiatan dilaksanakan di The Golden Swan Ballroom 2nd Floor dengan topik Workshop Implementasi KTR dan UBM bagi FKTP. Kegiatan hari kedua ini diperuntukkan bagi dokter fungsional dan penanggung jawab PTM dari 39 Puskesmas yang ada di Kabupaten Malang.

Narasumber dari Dinkes Provinsi Jawa Timur berpose dengan peserta workshop

Hari kedua ini, acara dimulai pada pukul 08.59 WIB, satu menit lebih awal dari yang dijadwalkan. Master of Ceremony (MC) Ulinati, S.IP, asisten IT SMARThealth yang diperbantukan di Seksi PTM dan Kesehatan Jiwa (Keswa) Dinkes Kabupaten Malang, memulai dengan ucapan selamat datang kepada peserta, membacakan susunan acara, dan memandu doa menurut keyakinannya masing-masing.

Setelah itu, semua peserta dimohon berdiri oleh MC untuk menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya yang dipandu oleh rekaman melalui layar TV dan videotron yang ada di dalam ballroom Hotel Rayz UMM tersebut.

Selesai lagu Indonesia Raya, para hadirin dipersilakan duduk kembali dan dilanjutkan dengan sambutan dari Sub Koordinator Substantif PTM dan Keswa Paulus Gatot Kusharyanto, SKM. Dalam sambutannya, Paulus mengatakan bahwa saat ini kita berada di masa transisi epidemiologi di mana penyakit menular belum dapat teratasi dengan baik, sudah muncul adanya penyakit tidak menular (PTM), yang ditandai dengan meningkatnya kasus kematian dan kesakitan akibat PTM seperti tingginya kasus penyakit jantung, stroke, hipertensi, PPOK, asma, dan diabetes mellitus.

Hasil Survei Kematian tahun 2020 menunjukkan bahwa 48% penyebab kematian tertinggi adalah penyakit kardiovaskular. Untuk itu, perlu ada upaya pengendalian akibat merokok yaitu dengan upaya penerapan Perda Nomor 5 Tahun 2018 tentang KTR.

Sambutan dan pembukaan workshop oleh Sub Koordinator Substantif PTM dan Keswa Dinkes Kabupaten Malang

Upaya lain adalah UBM (Upaya Berhenti Merokok) di Puskesmas. UBM adalah salah satu bentuk upaya keterpaduan antara upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang ada di Puskesmas untuk melayani orang atau masyarakat yang punya keinginan untuk berhenti merokok.

Tujuannya agar konsumsi rokok dapat dikurangi dan kasus akibat rokok juga berkurang. Untuk itu, kami harapkan target tahun 100% Puskesmas sudah memiliki Poli UBM. Syaratnya, pertama ada SK Kepala Puskesmas tentang UBM. Kedua ada pelayanan, dan ketiga ada tempat pelayanannya serta keempat ada tenaga yang sudah siap dilatih dan peralatan yang memadai.

Untuk itu, tujuan dari workshop ini diharapkan para dokter fungsional dan perawat pengelola PTM Puskesmas ada peningkatan dalam pengetahuan, pemahaman, dan ketrampilan dalam melaksanakan program UBM di Puskesmas sehingga masyarakat yang ingin berhenti merokok dapat dilayani dengan upaya konseling dan terapi UBM di Puskesmas.

Usai sambutan dan pembukaan secara resmi oleh Paulus Gatot, acara diteruskan dengan pemberian tutorial penggunaan BeneCheck Multi-Monitoring System (Total Cholesterol, Blood Glucose, Uric Acid) dan Smokerlyzer Pico+ oleh Agung dari PT Mitra Asa Pratama, salah satu rekanan penyedian alkes di Dinkes Kabupaten Malang.

Demo cara menggunakan Smokerlyzer

BeneCheck Multi-Monitoring System adalah alat untuk mengukur kadar glukosa, asam urat dan kolesterol dalam darah. Alat memungkinkan untuk memeriksa kadar gula darah, asam urat dan kolesterol dalam hitungan detik.

Sedangkan, Smokerlyzer Pico+ adalah alat pemeriksaan kadar karbon monoksida (CO) melalui tiupan nafas (non-invasif) untuk membantu penilaian dan kontrol dampak akibat asap pada perokok aktif ataupun pasif.

Sehabis demo penggunaan kedua alat tersebut, sambil menunggu narasumber 1 tiba di The Golden Swan Ballroom, acara diisi dengan penjelasan mengenai Kuseioner PUMA oleh penanggung jawab (Pj) PTM Puskesmas Turen, Dita Trisnaningtyas, S.Kep.Ners.

Kuesioner PUM merupakan salah satu instrumen yang berisi penetuan skor untuk deteksi dini dalam menentukan pasien mengarah ke PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronik) atau tidak. PPOK merupakan penyakit yang sering ditermukan pada usia di atas 40 tahun, dan sering mengalami penyulit berupa gangguan pernapasan yang berat, seringnya eksaserbasi, komorbid yang dapat menyebabkan buruknya kualitas hidup dan meningkatkan morbiditas dan mortalitas.

Narasumber dari RSUD Kanjuruhan Kepanjen

Selesai Kuesioner PUMA, acara diisi dengan senam peregangan ala Senam Puskesmas Cemoro Donomulyo. Semua peserta turut serta dalam gerak senam dengan mengikuti panduan yang ditayangkan dalam videotron besar dalam ballroom.

Pukul 10.08 acara disambung dengan pemaparan materi pertama yang disampaikan oleh dr. Rakhmat Ramadhani dari RSUD Kanjuruhan Kepanjen dengan judul “Rokok dan Resikonya.” Dalam paparannya itu, dr. Dhani menjelaskan bahwa rokok menjadi faktor kematian lebih dari 8 juta orang per tahun. Lebih dari 7 juta kematian di antaranya terjadi karena efek langsung perokok aktif, sementara 1,2 juta lainnya karena perokok pasif.

Perokok aktif adalah orang yang mengkonsumsi rokok secara rutin  dengan sekecil apapun walaupun itu cuma 1 (satu) batang dalam sehari, atau orang yang mengisap rokok walau tidak rutin sekalipun atau hanya sekadar coba-coba dan cara mengisap rokok cuma sekadar menghembuskan asap walau tidak diisap masuk ke dalam paru-paru.

Sedangkan, yang dimaksud dengan perokok pasif (second hand smoke/third hand smoke) adalah orang yang bukan perokok tapi menghirup asap rokok orang lain atau orang yang berada dalam satu ruangan tertutup dengan orang yang sedang merokok.

Suasana workhsop di The Golden Swan Ballroom Rayz UMM Hotel

Dalam sesi ini, terdapat  enam penanya. Enam penanya itu berasal dari Puskesmas Sumberpucung, Puskesmas Ngantang, Puskesmas Gondanglegi, Puskesmas Tajinan, dan Puskesmas Ngantang. Kesemua pertanyaan dari enam penanya dijawab oleh dr. Dhani.

Pukul 11.05 WIB sambil menunggu narasumber 2 hadir, waktunya dimanfaatkan untuk ishoma (istirahat, sholat, makan) dulu. Dalam ishoma itu, para peserta menuju ke lunch place yang berada di lantai bawah dekat kolam renang atau Kids Corner untuk makan siang terlebih dahulu.

Pukul 12.30 WIB acara dilanjutkan dengan pemaparan materi kedua berjudul “Konselor, Konseling, dan Tahap Perubahan dalam UBM” yang disampaikan oleh Malik Afif, SKM, M.Kes dari Seksi Promkes dan Pemberdayaan Masyarakat Dinkes Provinsi Jawa Timur.

Pada kesempatan itu, Malik Afif menerangkan bahwa peran konseling pada UBM  adalah membantu orang/masyarakat melihat permasalahannya lebih jelas sehingga dapat memilih jalan keluar yang positif, membangkitkan motivasi agar mengubah tingkah lakunya, membantu mengambil keputusan dan membuat rencana pribadi untuk berubah, serta belajar mekanisme koping baru untuk menghadapi keadaan saat berhenti merokok.

Narasumber dari RSJ dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang

Dalam sesi Malik Afif ini, ada tiga peserta workshop yang mengajukan pertanyaan. Mereka dari Puskesmas Pakisaji, Puskesmas Sumberpucung, dan Puskesmas Gondanglegi. Kemudian Malik Afif berusaha menjawabnya.

Pukul 13.54 WIB pemaparan materi ketiga dari dr. Nur Aida, Sp.KJ dari RSJ dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang dengan judul “Penanganan Putus Nikotin Pada Perokok.” Pada paparannya, dr. Nur Aida menjelaskan perihal pencitraan otak memperlihatkan bahwa nikotin secara akut meningkatkan aktivitas otak di lobus prefrontal, korteks, thalamus, dan sistem visual.

Paparan nikotin berulang akan menyebabkan neuroadaptasi yaitu toleransi terhadap efek nikotin,  hal ini ditandai dengan meningkatnya jumlah reseptor nikotinik koligernik di otak berupa pelepasan dopamine yang akan mencetuskan sensasi pengalaman yang menyenangkan pada otak, menekan rasa lapar, dan meningkatkan metabolisme tubuh.

Oleh karena itu, gejala putus nikotin ditandai dengan gejala emosi yang menurun, cemas, sulit berkonsentrasi, lapar,  peningkatan berat badan, gangguan tidur, dan stress yang meningkat. Hal inilah yang biasanya orang akan sulit menuju UBM.

Peserta workshop mengisi daftar hadir

Pada sesi tanya jawab ini, terdapat dua peserta yang bertanya kepada narasumber 3. Kedua penanya itu berasal dari Puskesmas Turen dan Karangploso. Semua pertanyaan dari peserta workshop dijawab secara langsung oleh dr. Nur Aida.

Usai pemaparan narasumber 3, acara berikutnya adalah Rencana Tindak Lanjut (RTL) untuk Puskesmas yang dipandu oleh staf PTM Dinkes Kabupaten Malang, Bastamil Anwar Aziz, S.Kep. Ners yang diamini oleh peserta workshop.

Acara Workshop Implementasi KTR dan UBM bagi FKTP di Kabupaten Malang ini ditutup secara resmi oleh Sub Koordinator Substantif PTM dan Keswa Dinkes Kabupaten Malang tepat pada pukul 15.01 WIB dengan harapan semua Puskesmas bisa ber-UBM. *** [271022]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo




Share:

Sabtu, 15 Oktober 2022

Dinkes Hadiri Baksos Operasi Katarak Gratis di Kendedes Eye Center Singosari

Sub Koordinator Substantif PTM dan Kesehatan Jiwa (Keswa) Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, Paulus Gatot Kusharyanto, SKM, mewakili Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes), bersama Pemegang Program Indra Kristina Dewi, A.Md.Keb dan Tim SMARThealth Universitas Brawijaya (UB), menghadiri kegiatan Bakti Sosial (Baksos) Operasi Katarak gratis yang bertempat di Kendedes Eye Center (KECE) yang beralamatkan di Jalan Panglima Sudirman No, 135 Kelurahan Pagentan, Kecamatan Singosari, Kabupaten Maang, Provinsi Jawa Timur, pada Sabtu (15/10/2022).

Lokasi gedung KECE yang atapnya bernuasa arsitektur rumah Gadang Minangkabau ini cukup strategis, berada di tepi jalan raya Malang-Surabaya dan berjarak sekitar 130 meter dari Puskesmas Singosari, atau 300 meter dari Stasiun Kereta Api Singosari.

Rombongan Dinkes dan Puskesmas Singosari berpose di acara Baksos Operasi Katarak Gratis di Kendedes Eye Center Singosari

Baksos Operasi Katarak ini dilaksanakan Refa Cataract Foundation bersama KECE dalam rangka memperingati World Sight Day 2022. Kegiatan ini adalah salah satu bentuk kepedulian Refa Cataract Foundation bagi masyarakat kurang mampu yang ada di wilayah Malang Raya dan sekitarnya.

Karena di Kepanjen hujan, kedatangan rombongan Dinkes agak telat dalam seremonial pembukaan Baksos Operasi Katarak. Namun demikian, begitu rombongan Dinkes datang langsung diterima Direktur KECE dr. Safaruddin Refa, Sp.M-KVR di ruang kerjanya.

Beberapa menit mengobrol di ruang kerja direktur, menyusul juga rombongan dari Puskesmas Singosari yang terdiri atas Kepala Puskesmas, Kepala Sub Bagian Tata Usaha, dan penanggung jawab (Pj) Indra.

Rombongan Dinkes dan Puskesmas Singosari diskusi di ruang kerja Direktur Kendedes Eye Center Singosari

Usai jumpa Direktur KECE, rombongan Dinkes dan Puskesmas Singosari langsung berkeliling untuk melihat Baksos Operasi Katarak dan gedung KECE yang 16 bulan lalu diresmikan oleh Bupati Malang Drs. H.M. Sanusi, M.M yang memiliki fasilitas lengkap yang didukung oleh taman yang menghijau.

Pada hari pertama pelaksanaan bakti sosial tersebut, ada sejumlah 53 pasien yang sudah datang dan melakukan pendaftaran. Lantai 1 gedung KECE telah dipenuhi pasien yang mengantre dari Malang Raya, Blitar, Mojokerto, dan Jember. Mereka akan melewati tahap skrining mata terlebih dahulu. Tidak semua yang ikut pemeriksaan mata, nantinya akan dioperasi. Hal ini tergantung hasil skriningnya.

Di KECE ini ada lima dokter spesialis mata yang akan menangani Baksos Operasi Katarak. Dua dokter melakukan skrining di lantai 1, dan tiga dokter yang berada di lantai 2 bertindak untuk melakukan operasi yang dibantu oleh tiga perawat.

Staf Kendedes Eye Center memperlihatkan Family Garden, salah satu fasilitas layanan yang dikelilingi kolam ikan, gazebo dan taman

Di lantai 2, rombongan Dinkes sempat menyapa pasien atau keluarga pasien di ruang tunggu. Ada yang berasal dari Singosari, Tumpang, dan Pakisaji. Kemudian dipersilakan melihat ke ruang operasi. Di ruang itu, rombongan Dinkes diterima dua orang dokter yang sedang memantau kondisi pasien di bed sebelum melakukan operasi. Rombongan Dinkes diharuskan mengenakan APD yang telah disiapkan oleh Klinik Utama Mata KECE.

Di ruang operasi itu, rombongan Dinkes mendapat penjelasan bahwa di KECE tersedia bed untuk operasi sejumlah 10 buah. Pada hari pertama ini akan dilakukan 10 operasi katarak saja. Selebihnya akan dijadwalkan minggu depannya, dan seterusnya.

Dari ruang operasi, rombongan Dinkes diajak staf KECE Olin untuk beraudiensi dengan dr. Triana Budi Sulistya, Sp.M (K) di ruang dokter yang berada di selatan ruang operasi. Di situ, rombongan Dinkes pun juga melakukan diskusi dengan seorang dokter spesialis mata.

Ruang Tunggu mengantre skrining mata di Kendedes Eye Center Singosari

Pukul 10.10 WIB rombongan Dinkes setelah kunjungan dan berdiskusi dengan KECE agar senantiasa berkoordinasi dengan Puskesmas Singosari berpamitan. Dalam perjalanan turun ke lantai 1, rombongan Dinkes sempat jumpa lagi dengan Direktur KECE. Ngobrol sebentar, lalu berpamitan dengan Direktur KECE. 

Direktur KECE menghaturkan terima kasih atas kunjungan rombongan Dinkes, dan Sub Koordinator Subtantif PTM dan Keswa Paulus Gatot juga merasa senang dengan adanya Baksos Operasi Katarak ini.

Paulus Gatot juga berharap dengan dibukanya klinik mata ini, masyarakat mendapat pelayanan kesehatan dengan baik. Dengan pelayanan kesehatan mata yang baik, maka diharapkan dapat menekan angka kebutaan di Kabupaten Malang.

Rombongan Dinkes diberi kesempatan melihat ruang operasi 

Lebih lanjut, Paulus Gatot menguraikan tentang gambaran kasus masalah kesehatan penglihatan yang ditemukan hasil Rapid Assessment of Avoidable Blindness (RAAB) dari Kementerian Kesehatan RI tahun 2018, memperlihatkan angka kebutaan pada usia 50 tahun ke atas di Indonesia adalah 3% (sekitar 8 juta orang) mengalami kebutaan. Penyebabnya, 81% akibat katarak, berikutnya disebutkan oleh penyakit glaukoma.

Di Kabupaten Malang, data Surveilans Penyakit Tidak Menular (PTM) tahun 2021 ada gangguan refraksi 1.224, glaukoma 896, katarak 320, dan di tahun 2022 ini tercatat ada 715 kasus gangguan refraksi, 412 kasus glaukoma dan katarak 217 kasus.

Ini menunjukkan bahwa masih sedikit yang melapor dan berobat ke pelayanan kesehatan yang diakibatkan oleh katarak. Sehingga, minimnya angka deteksi dini penglihatan mempengaruhi tingkat pencegahan tingkat keparahan penyakit kebutaan. *** [151022

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo


Share:

Jumat, 16 September 2022

Kodim 0818 Gelar Posbindu PTM Institusi di Makodim Kepanjen

Komando Distrik Militer (Kodim) 0818/Kabupaten Malang-Batu menggelar giat Posbindu PTM Institusi di Makodim 0818 yang beralamatkan di Jalan Panji No. 11 Dusun Krajan, Desa Panggungrejo, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur, pada Jumat (16/09/2022).

Prevalensi penyakit tidak menular (PTM) telah menjadi ancaman serius, kondisi ini timbul akibat perubahan perilaku manusia dan lingkungan yang cenderung tidak sehat terutama di negara-negara berkembang.

Salah satu strategi yang dijalankan oleh pemerintah untuk mengendalikan PTM ini adalah dikembangkankannya model pengendalian berbasis masyarakat melalui Pos Binaan Terpadu (Posbindu).

Pasiterdim 0818 dan Korsub PTM Keswa Dinkes beri sambutan di Aula Makodim 0818/Kabupaten Malang-Batu di Kepanjen

Perwira Seksi Teritorial (Pasiter) Kodim 0818, Kapten Inf Miftahudin dalam menyambut rombongan Dinkes Kabupaten Malang (Paulus Gatot Kusharyanto, Nur Ani Sahara, Candra Hernawan, dan Rosida) yang diikuti staf Puskesmas Kepanjen (dr. Hadaya Trias Ramadhani, Marina Anjarwati, A.Md.Kep, dan Luluk Lady Laily, SKM) dan Tim SMARThealth Universitas Brawijaya (UB) di Aula Makodim mengatakan, giat Posbindu PTM ini merupakan giat perdana di lingkungan Kodim 0818. Giat ini seterusnya akan dilaksanakan secara rutin setiap hari Jumat Minggu kedua setiap bulannya.

Kehadiran dari Dinkes diharapkan bisa mendukung giat Posbindu PTM di Makodim agar selaras dengan tujuan kesehatan yang ditangani oleh Dinkes Kabupaten Malang, dan sekaligus Dinkes nantinya berkenan membantu Posbindu Kit untuk implementasi giat Posbindu PTM Institusi ini.

Kemudian, Dinkes melalui Koordinator Sub (Korsub) PTM dan Kesehatan Jiwa (Keswa) Paulus Gatot Kusharyanto, SKM, menyambut dengan senang hati dijadwalkannya giat Posbindu PTM secara rutin di lingkungan Kodim 0818 ini. 

Persatuan Istri Tentara (Persit) dalam giat Posbindu PTM Institusi di Makodim 0818

Korsub Paulus juga sudah membawakan alat cek gula darah berikut stripnya untuk pemeriksaan perdana ini. Namun, Korsub Paulus juga mengatakan bahwa nanti berikutnya Dinkes akan berusaha membantu Posbindu SMARThealth Kit untuk Kodim 0818 mengingat kader dan jadwal rutinnya sudah jelas ada.

Karena kadernya pada umumnya berasal dari pendidikan kesehatan semua, maka staf PTM Keswa Nur Ani Sahara, S.Kep.Ners hanya menjelaskan Konsep Posbindu PTM secara cepat. Pemerintah menghendaki setiap ada kumpul orang banyak, seperti tempat umum, tempat kerja, sekolah, dan sebagainya perlu ada Posbindu PTM untuk deteksi dini PTM.

“Giat Posbindu PTM ini akan dianggap selesai bila data hasil skrining faktor risiko PTM sudah diinput. Kemenkes melihat giat Posbindu hingga data diinput oleh kader. Jika hanya terpaku pada pemeriksaan tanpa diinput, skrining faktor risiko PTM dianggap percuma saja” tegas Nur Ani Sahara.

Pengukuran lingkar perut

Sementara itu, staf IT PTM Keswa Candra Hernawan, S.Kom mengajarkan penggunaan aplikasi Skrining Jejaring dengan Google Forms. Aplikasi eKader belum bisa dilatihkan di sini, karena Puskesmas Kepanjen belum menggunakan ePuskesmas.

“Setiap kegiatan (giat) harus ada pelaporannya. Pelaporannya yaitu melalui input data memakai aplikasi Skrining Jejaring. Nanti kalau aplikasi eKader sudah bisa dijalankan di lingkungan Puskesmas Kepanjen maka akan dintegrasikan. Giat yang dilaporkan adalah by name, by address”, terang Candra Hernawan.



Pukul 08.29 WIB, semua yang kumpul di Aula Makodim turun dan menuju ke bangunan garasi Makodim yang menjadi tempat giat Posbindu PTM. Semua meja untuk alur pemeriksaan sudah disiapkan semua. Peserta yang terdiri dari anggota Persatuan Istri Tentara (Persit) di lingkungan Kodim 0818 sudah siap mengikuti giat Posbindu PTM usai acara senam rutin di hari Jumat di halaman depan Makodim 0818.



Karena sebagai istri seorang tentara, maka pemandangan teratur dan disiplin terpancar dalam mengikuti giat Posbindu PTM. Dengan seragam kaos hijau, celana panjang hitam dan sepatu Legas Persit ARK, para persit kompak berpartisipasi dalam giat Posbindu PTM.

Mereka akan memulainya dengan menuju ke meja 1 secara mengantre. Meja 1 adalah meja pendaftaran. Kader Nunuk Suryaningsih, A.Md.Kep (Koramil Gedangan) melakukan registrasi dengan menuliskan biodata sesuai yang tertera dalam KTP ke dalam Kartu Skrining Kesehatan Posbindu PTM yang akan dibawa oleh peserta untuk memulai pemeriksaan.

Pengukuran tekanan darah

Dari meja 1, peserta bergeser ke selatan di meja 2. Meja 2 adalah meja untuk wawancara atau skrining faktor risiko PTM dengan menggunakan Kartu Menuju Sehat Faktor Risiko PTM (KMS FR-PTM). Yang melakukan skrining ini adalah kader Yeti Anitawati, A.Md.Keb (Koramil Gondanglegi).

Setelah itu, peserta akan diukur berat/tinggi badan dan lingkar perut. Ada dua kader yang bertugas melakukan pengukuran antropometri tersebut, yaitu Dwi Anita, A.Md.Kep (Koramil (Gedangan) dan Fera Santy, A.Md.Kep (Koramil Pakisaji).

Hasil pengukurannya, akan dicatat oleh kader Ika Rulita Dewi Yanuaristanti, A.Md.Keb (Koramil Gondanglegi), baik ke dalam Kartu Skrining Kesehatan Posbindu PTM maupun KMS FR-PTM, di meja 3 pengukuran tinggi/berat badan dan lingkar perut.

Pasiterdim 0818 didampingi istri ikut periksa dalam giat Posbindu PTM Institusi

Dari meja 3, peserta bergeser ke meja sebelah baratnya atau meja 4 untuk jumpa kader Indah Ayuningtyas, S.Kep.Ners (Koramil Wonosari). Kader Indah akan melayani pemeriksaan tensi darah, yang hasil pengukurannya juga akan ditulis oleh kader Ika.

Sehabis dari meja 4, peserta lanjut ke meja 5 yang berada di sebelah baratnya. Meja 5 adalah meja untuk pemeriksaan gula darah, kolesterol, dan asam urat. Di meja 5 ada kader Yulia Agustina, S.Kep. Ners (Kodim Unit Intel) yang akan melakukan pengecekan laborat ringan tersebut yang dibantu oleh kader Ika Retnani, S.Tr. Keb (Koramil Kepanjen).

Usai ikut cek laborat ringan, peserta akan menuju ke meja 6, yaitu meja konsultasi. Meja 6 ini ditempati oleh dr. Hadaya Trias Ramadhani (Puskesmas Kepanjen) yang siap memberikan konseling dan edukasi kepada para persit terkait hasil pemeriksaannya.

Dokter Puskesmas Kepanjen sedang terapi peserta pada saat melakukan konsultasi

Bila dari konsultasinya itu, peserta terindikasi memiliki faktor risiko PTM tinggi (highrisk), maka dr. Dhani akan memberikan obat untuk diambil di Puskesmas Kepanjen atau menyarankan untuk kontrol lagi ke faskes BPJS milik peserta.

Menjelang salat Jumat, dalam giat Posbindu PTM ini berhasil terperiksa sebanyak 35 orang dengan rincian 2 laki-laki dan 33 perempuan. Pemeriksaan ini tidak bisa mencakup semua Persit karena pada saat pemeriksaan tadi juga ada acara mendadak untuk para istri perwira untuk meeting di Kantor Makodim 0818, sehingga yang tadinya sudah antre harus meninggalkannya.

Selesai pemeriksaan, rombongan Dinkes, Puskesmas Kepanjen, dan Tim SMARThealth UB berpamitan kepada Pasiter Kapten Inf. Miftahudin. Sementara itu, input data akan dilakukan di kantor atas gedung Makodim 0818 yang tersedia banyak komputer. *** [160922]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo


Share:

Kamis, 01 September 2022

Pertemuan Monev dalam Pencegahan dan Pengendalian COVID-19 Dinkes Kabupaten Malang Tahun 2022

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang melalui Seksi Surveilans dan Imunisasi (Survim) menggelar Pertemuan Monitoring dan Evaluasi (Monev) dalam Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) di The Golden Swan Ballroom Rayz UMM Hotel yang beralamatkan di Jalan Sengkaling No. 1 Desa Mulyoagung, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur, pada Rabu (01/09/2022).

Pertemuan ini diikuti oleh Kepala Puskesmas, petugas PTM, dan petugas Surveilans se-Kabupaten Malang. Kabupaten Malang memiliki 39 Puskesmas yang tersebar dalam 33 kecamatan. Setiap Puskesmas mengirimkan tiga orang untuk menghadiri pertemuan ini. Menurut Siti Aisyah, A.Md., petugas absensi dalam pertemuan itu, jumlah pesertanya ada 117 orang dari seluruh Puskesmas yang ada di Kabupaten Malang.

Acara pertemuan dimulai pada pukul 08.50 WIB. Master of Ceremony (MC) Inida Yuliassari, SKM dari Surveilans dan Imunisasi (Survim) Dinkes Kabupaten Malang membuka kata dengan ucapan terima kasih atas kehadiran peserta untuk mengikuti acara ini, dan menginformasikan bahwa kegiatan ini dilaksanakan sesuai dengan protokol kesehatan (prokes).

Plt. Kadinkes, Kabid P2P dan narasumber dari Dinkes Provinsi Jawa Timur foto bersama dengan peserta pertemuan

Setelah itu, MC mempersilakan hadirin untuk berdiri guna menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya yang dipimpin oleh staf PTM dan Kesehatan Jiwa (PTM Keswa) Nur Ani Sahara, S.Kep.Ners. Nada awal pada lagu Indonesia Raya jatuh pada hitungan ke-4. Birama Lagu Indonesia Raya adalah 4/4 dan awal masuk lagu jatuh pada ketukan ke-4.

Selesai menyanyikan lagu Indonesia Raya, peserta diperilakan duduk kembali dan MC kemudian memandu berdoa sebagai ungkapan rasa syukur atas terselenggaranya acara ini, dan agar segala sesuatu yang direncanakan mendapat ridho serta tuntunan Allah Subhanahu wa ta’ala.

Acara ini diteruskan dengan sambutan dan dibuka langsung oleh Kepala Dinkes Dra. Mursyidah, Apt. M.Kes yang didampingi oleh Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Tri Awignami Astoeti, SKM, M.MKes.

Dalam sambutannya, Plt. Kadinkes mengatakan bahwa COVID-19 merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus SARS-Cov-2 dan telah ditetapkan sebagai pandemi global oleh WHO. Sampai saat ini situasi penularan COVID-19 di tingkat global maupun nasional masih sangat tinggi.

Sambutan Plt. Kadinkes Kabupaten Malang

Ancaman varian baru virus SARS-Cov-2 membutuhkan respon yang cepat untuk mencegah penularan berkelanjutan. Oleh karenanya diperlukan langkah-langkah strategis untuk mempercepat pencegahan dan pengendalian COVID-19 dengan mempercepat dan meningkatkan kapasitas tes, lacak dan isolasi kasus COVID-19.

Tes minimal 1/1000 penduduk per Minggu dengan meningkatkan akses, kapasitas, dan efisiensi laboratorium PCR. Lacak 15-30 kontak erat per kasus sebagai bentuk kewaspadaan dini terhadap kontak yang bergejala maupun tidak bergejala. Isolasi pasien tidak bergejala dan bergejala ringan di luar rumah sakit sedangkan pasien bergejala sedang dan berat di rumah sakit.

Lebih lanjut, Plt. Kadinkes menjelaskan bahwa dari data aplikasi SiLacak (Sistem Informasi Pelacakan) berdasarkan indikator, ada dua indikator yang masih rendah, yaitu ratio pelacakan kontak erat dan kontak erat yang dilakukan tes.

Untuk standar rasio kontak erat rata-rata 1 kasus konfirmasi : 15 kontak erat, sedangkan di Kabupaten Malang kontak erat yang dientri ke SiLacak selama 3 bulan terakhir masih dengan rasio 1 kasus konfirmasi : 9 kontak erat.

Peserta pertemuan bagian depan selatan

Untuk kontak erat dites berdasarkan indikator minimal 80%, sedangkan di Kabupaten Malang berdasarkan hasil entri dalam 3 bulan terakhir sebesar 11%. Terdapat satu Puskesmas yang memenuhi indikator entri tes sebesar 97% kontak erat dites, yaitu Puskesmas Jabung, sedangkan yang lain masih di bawah indikator minimal.

Berdasarkan lapora monitoring tujuan pemeriksaan spesimen PCR berdasarkan data allrecord PCR selama 7 hari terakhir terdapat persentase pemeriksaan suspek sebsar 17%, kontak erat 3%, dan skrining 74% dengan angka positivity rate sebesar 19%.


Untuk laporan monitoring pemeriksaan spesimen rapid antigen berdasarkan data di allrecord antigen selama 7 hari terakhir terdapat persentase pemeriksaan suspek sebesar 1%, kontak erat 1%, dan skrining 98% dengan angka positivity rate sebesar 3%.

Dalam rangka akan dilaksanakannya penguatan kegiatan tracing yang dilakukan oleh tenaga tracer dari unsur masyarakat untuk memutus rantai penularan COVID-19 dengan teknis penggunaan akun SiLacak oleh Penanggung Jawab Tes, Lacak, dan Isolasi (PJ TLI) dan tracer di tingkat Puskesmas, maka perlu diadakan “Pertemuan Monev dalam Pencegahan dan Pengendalian COVID-19.”

Narasumber 1 dari Survim Dinkes Provinsi Jawa Timur

“Akhirnya dengan mengucap “Bismillahirrahmanirrahim”, pada hari ini Rabu 31 Agustus 2022 Pertemuan Monitoring dan Evaluasi dalam Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) secara resmi saya nyatakan dibuka,” kata Plt. Kadinkes yang disambut dengan tepuk tangan peserta yang memadati The Golden Swan Ballroom.

Pada kesempatan ini diumumkan pemberian penghargaan Bulan Deteksi Dini (Early Detection Month Awards/EDMA) dalam rangka memperingati Hari Hipertensi Sedunia (World Hypertension Day) Tahun 2022.

Usai memberikan penghargaan, Plt. Kadinkes melakukan foto bersama dengan para pemenang dan seluruh peserta pertemuan. Setelah itu, Plt. Kadinkes berpamitan untuk meninggalkan ballroom Hotel Rayz UMM pada pukul 09.20 WIB.

Acara selanjutnya diisi dengan coffee break selama 15 menit. Dalam coffee break ini, pihak hotel telah menyiapkan hot tea, hot coffee, ketan Legenda, apple pie, risoles, dan mix polo pendem (pisang, singkong, dan kacang rebus) yang diletakkan di meja bagian belakang ballroom sisi utara.

Peserta yang duduk di dekat meja coffee break (pojok belakang bagian utara)

Selesai coffee break, acara disambung dengan pemaparan situasi pelacakan kasus konfirmasi, situasi pemantauan kontak erat, dan pemantauan kasus konfirmasi dan kontak erat dari 6 Puskesmas, yaitu Puskesmas Poncokusumo, Puskesmas Pagak, Puskesmas Bululawang, Puskesmas Sitiarjo, dan Puskesmas Pamotan.

Rampung dari enam paparan Puskesmas, acara diisi dengan Senam Kewer-Kewer. Senam yang diiringi dengan lagu yang cukup menggelitik “Goyang Kewer-Kewer” ini dimaksudkan untuk peregangan bagi peserta pertemuan guna melemaskan ketegangan yang ada.

Pukul 11.12 WIB acara diisi dengan pemaparan materi dari narasumber pertama, Cahyani Yuliani, SKM, dari Survim Dinkes Porvinsi Jawa Timur dengan judul “Update Perkembangan dan Evaluasi Pencegahan dan Pengendalian COVID-19 di Provinsi Jawa Timur.”

Materi ini selesai pada pukul 12.15 WIB dan dilanjutkan dengah ishoma (istirahat, sholat, dan makan). Lokasi makan oleh pihak hotel dipisah menjadi dua tempat. Peserta berada di lobby depan The Golden Swan Ballroom, sementara panitia menempati ruang makan di lantai 1 bagian depan menghadap ke Jalan Raya Sengkaling. 

Narasumber 2 dari Survim Dinkes Provinsi Jawa Timur

Tim SMARThealth Universitas Brawijaya (UB) yang diajak Seksi PTM Keswa Dinkes Kabupaten Malang ikut makan bersama narasumber dari Survim Dinkes Jawa Timur, Kabid P2P Dinkes Kabupaten Malang, Koordinator Substansi (Korsub) Survim dan Koordinator PTM Keswa Dinkes Kabupaten Malang bersama panitia penyelenggara lainnya di lantai 1. 

Hidangan makanannya, baik peserta maupun panitia, memiliki menu yang sama. Ada nasi putih, tahu gejrot, soto laksa, mie Aceh, capcay ayam, ikan asam pedas, bistik Jawa, krupuk, sambal terasi, acar, slice fruit (melon, pepaya, semangka), es kuwut, mineral water, dan ice tea.

Usai ishoma, MC meminta semua peserta untuk masuk ke ballroom lagi, dan acara diisi dengan pemaparan materi dari narasumber Cahya Yuliani, SKM sesi kedua dengan judul “Surveilans Pembelajaran Tatap Muka Hepatitis Akut Unknown dan Monkeypox.”

Sehabis paparan dan tanya jawab dalam materi narasumber Cahya Yuliani, dilanjutkan dengan pemaparan materi dari narasumber 2 dr. Silvia Sari, dari Survim Dinkes Provinsi Jatim dengan mengambil judul “Upaya Pencegahan dan Pengendalian PTM sebagai Komorbid COVID-19.”

Kabid P2P menutup pertemuan monev COVID-19 pada sore hari

Tepat pukul 15.00 WIB hidangan snack diantarkan dua petugas hotel ke setiap tempat duduk peserta supaya tidak terjadi penumpukan antrean di belakang lagi. Menunya ada tahu goreng isi, pisang goreng keju, semar mendem, dan roti brownis potongan kecil.

Sambil mendengarkan lanjutan paparannya dr. Silvia Sari, peserta bisa sambil menyantap snack yang telah dihidangkannya. Paparan ini selesai pada pukul 15.28 WIB, dan Korsub  PTM Keswa berkesempatan menghimbau kepada seluruh Puskesmas untuk meningkatkan capaian skrining PTM usia produktif terutama hipertensi dan diabetes mellitus, karena masih ada 60% yang harus di skrining.

Pukul 15.33 WIB acara Rencana Tindak Lanjut yang disampaikan oleh Korsub Survim Dinkes Kabupaten Malang, Sujatno, S.T. Ada 12 butir rencana tindak lanjut yang harus diimplementasikan pascapertemuan ini.

Acara ini akhirnya ditutup secara resmi oleh Kabid P2P Dinkes Kabupaten Malang, Tri Awignami Astoeti, SKM, M.MKes dengan ketok meja pada pukul 15.50 WIB. *** [310822]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo


Share:

Rabu, 31 Agustus 2022

Gebyar EDMA Di Sela-Sela Pertemuan Monev COVID-19 Dinkes Kabupaten Malang

Enam Puskesmas di Kabupaten Malang mendapatkan Penghargaan Bulan Deteksi Dini (Early Detection Month Awards) dari Plt. Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang, Dra. Mursyidah, Apt. M.Kes, Rabu (31/08/2022).

Penetapan Puskesmas Pemenang Lomba Skrining Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular (PTM) pada Bulan Deteksi Dini (BDD) Tahun 2022 didasarkan pada dua kategori penilaian, yaitu Kategori A dan Kategori B.

Plt. Kadinkes, Kabid P2P, Korsub Survim, dan Korsub PTM Keswa berpose dengan para pemenang EDMA

Kategori A merupakan Kategori Puskesmas terbanyak dalam capaian skrining faktor risiko PTM usia 15 tahun ke atas pada BDD memperingati Hari Hipertensi Sedunia (World Hypertension Day) tanggal 17 Mei sampai dengan 18 Juni 2022, yang dimenangkan oleh Puskesmas Turen (Puskesmas Terbanyak I), Puskesmas Tirtoyudo (Puskesmas Terbanyak II), dan Puskesmas Bululawang (Puskesmas Terbanyak III).

Sedangkan, Kategori B adalah Kategori Puskesmas tertinggi dalam skrining faktor risiko PTM usia 15 tahun ke atas periode 1 Januari hingga 18 Juni 2022. Pemenang dalam Kategori B terdiri atas Puskesmas Tirtoyudo (Puskesmas Tertinggi I), Puskesmas Gondanglegi (Puskesmas Tertinggi II), dan Puskesmas Sumberpucung (Puskesmas Tertinggi III).

Video penetapan pemenang EDMA

Prosesi penyerahan penghargaan dilakukan Plt. Kadinkes di sela-sela menghadiri Pertemuan Monitoring dan Evaluasi (Monev) dalam Pencegahan dan Pengendalian COVID-19 Tahun 2022 yang digelar di The Golden Swan Ballroom Hotel Rayz UMM yang terletak di Jalan Sengkaling No. 1 Desa Mulyoagung, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur.

Usai memberikan sambutan dan membuka secara resmi pertemuan itu, Plt. Kadinkes berkenan memberikan penghargaan BDD atau Early Detection Month Awards/EDMA Tahun 2022 dihadapan peserta pertemuan yang dihadiri Kepala Puskesmas (Kapus), petugas PTM, dan petugas Surveilans se-Kabupaten Malang (39 Puskesmas) sebanyak 117 orang.

Plt. Kadinkes serahkan piagam penghargaan dan sebuah Tablet Samsung kepada Puskesmas Turen sebagai Puskesmas Terbanyak I

Turut menyaksikan prosesi penyerahan piagam penghargaan kepada keenam Puskesmas tersebut adalah Cahya Yuliani, SKM dan dr. Silvia Sari. Keduanya merupakan narasumber dalam pertemuan Monev Covid-19 Tahun 2022 dari Surveilans dan Imunisasi (Survim) Dinkes Provinsi Jawa Timur.

Selain itu, juga tampak hadir Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Tri Awignami Astoeti, SKM, M.MKes, Koordinator Substansi Survim Dinkes Kabupaten Malang Sujatno, S.T. beserta rombongan yang menjadi panitia penyelenggara pertemuan Monev, Koordinator Substansi PTM Keswa Paulus Gatot Kusharyanto, SKM beserta dua stafnya, dan Tim SMARThealth Universitas Brawijaya (UB).

Video penetapan pemenang kategori skrining faktor risiko PTM terbanyak dalam rangka memperingati Hari Hipertensi Sedunia

Kendati cuma makan waktu sekitar 10 menit, gebyar EDMA telah mengundang perhatian yang hadir dalam ballroom tersebut. Pengumuman pemenangnya yang disampaikan oleh Nur Ani Sahara, S.Kep. Ners, bak Piala Citra dalam Festival Film Indonesia (FFI). Tim Kreator PTM Keswa mampu membuat konten video kreatif untuk penetapan pemenang EDMA ini.

Video itu diputar dalam videotron yang menjadi banner dalam Pertemuan Monev dalam Pencegahan dan Pengendalian COVID-19 Tahun 2022. Semua mata seakan tertuju dalam pemutaran video di dalam ballroom yang bernuasa artistik itu.

Plt. Kadinkes berikan piagam penghargaan dan Tablet Samsung kepada Puskesmas Tirtoyudo sebagai Puskesmas Tertinggi I

Baik Plt. Kadinkes maupun Kabid P2P merasa senang akan kreativitas dalam pengumuman pemenang ini. Selain itu, mereka juga berharap dengan pemberian penghargaan semacam ini, ke depannya akan meningkatkan semangat Puskesmas dalam capaian skrining faktor risiko PTM di Kabupaten Malang.

Setelah memberikan penghargaan berupa piagam untuk enam Puskesmas dan 1 unit Tablet Samsung khusus untuk Puskesmas yang juara 1, Plt. Kadinkes kemudian berkenan foto bersama dengan para pemenang dan dilanjutkan dengan seluruh peserta pertemuan monev, sebelum meninggalkan ruangan.

Usai Plt. Kadinkes meninggalkan ballroom, acara selanjutnya diisi dengan Pertemuan Monev dalam Pencegahan dan Pengendalian COVID-19 Tahun 2022 yang diselenggarakan oleh Bagian Survim Dinkes Kabupaten Malang hingga ditutup secara resmi oleh Kabid P2P pada pukul 15.50 WIB. *** [310822]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo


Share:

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive

Risk Checker

Risk Checker

Indeks Massa Tubuh

Supplied by BMI Calculator Canada

Statistik Blog

Sahabat eKader

Label

Arsip Blog