Menampilkan postingan yang diurutkan menurut relevansi untuk kueri Keswa. Urutkan menurut tanggal Tampilkan semua postingan
Menampilkan postingan yang diurutkan menurut relevansi untuk kueri Keswa. Urutkan menurut tanggal Tampilkan semua postingan

Senin, 19 Juni 2023

Pembelajaran Program SMARThealth dari Dinkes Kabupaten Banjar di Ruang Multimedia Dinkes Kabupaten Malang

Tiga bulan yang lalu, di tempat ini menjadi saksi kedatangan studi banding dari delegasi Kementerian Kesehatan Masyarakat (Kemenkesmas) Thailand dan delegasi India ingin belajar dari berbagai pengalaman Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang dalam penyelenggaraan replikasi SMARThealth di 390 desa/kelurahan.

Hari ini, Senin (19/06), Ruang Multimedia Dinkes Kabupaten Malang kembali menerima kunjungan studi banding Program PTM dan SMARThealth dari Dinkes Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan.

Dalam rangka meningkatkan kinerja, pengetahuan dan wawasan Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa (P2P PTM dan Keswa) terutama pada Deteksi Dini Faktor Risiko PTM, Dinkes Kabupaten Banjar melaksanakan pembelajaran Program SMARThealth ke Dinkes Kabupaten Malang.

Rombongan Dinkes Kabupaten Banjar tiba di Ruang Multimedia Dinkes Kabupaten Malang pada pukul 11.00 WIB. Rombongan tersebut terdiri dari 8 orang, meliputi Kepala Bidang P2P Seger S.ST, M.Kes, Kepala Seksi P2PTM dan Keswa Candra Galuh T.A. S.ST, M.M., dan 6 staf Seksi P2PTM dan Keswa (Muhammad Hambali, S.ST, Norlaila, A.Md, Rahmi Rizky Madina, A.Md.Kep, Cernando Candra, SKM, Luthfiaty, A.Md.AK, dan Nur Hamdah, A.Md.Kep).

Rombongan diterima oleh Kepala Dinkes (Kadinkes) Kabupaten Malang drg. Wiyanto Wijoyo, M.M.Kes bersama Sub Koordinator Substansi PTM dan Keswa Paulus Gatot Kusharyanto, SKM serta tiga stafnya, yaitu Nur Ani Sahara, S.Kep.Ners, Candra Hernawan, S.Kom dan Wildan Adi Yatma, S.Psi.

Kadinkes Kabupaten Malang berpose bersama rombongan Dinkes Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan

Selain itu tampak hadir pula asisten IT SMARThealth yang diperbantukan di Sub Substansi PTM dan Keswa Ulinati, S.IP, mahasiswi magang di Sub Substansi PTM dan Keswa Herdina Arahmi dari Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Malang (UM), serta seorang anggota Tim SMARThealth Universitas Brawijaya (UB).

Acara dimulai pada pukul 11.07 WIB dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya terlebih dahulu yang dipandu oleh Ulinati, S.IP. Setelah selesai, Master of Ceremony (MC) Purwanindiah W., S.E. yang akrab dipanggil Aning dari Bagian Umum dan Kepegawaian Dinkes Kabupaten Malang, mengucapkan selamat datang kepada rombongan Dinkes Kabupaten Banjar dengan pantun:


Bola jatuh karena dilempar

Lempar jauh sampai ke ladang

Rombongan Dinkes Kabupaten Banjar

Selamat Datang di Kabupaten Malang


Usai ucapan selamat datang dan membacakan susunan acara, kemudian dilanjutkan dengan sambutan selamat datang dari Kadinkes Kabupaten Malang. Dalam sambutannya, Kadinkes drg Wiyanto Wijoyo memulai dengan menampilkan karakteristik geografis, demografis dan sumber daya kesehatan yang ada di Kabupaten Malang.

Bupati Malang, menurut Kadinkes, begitu concern dalam pengembangan kesehatan di Kabupaten Malang, antara lain mengembangkan PSC (Public Safety Center) atau yang di Kabupaten Malang dikenal dengan Si Singo (Siji Siji Songo) atau 119 yang menjadi nomor PSC. Pemkab Malang telah menggelontorkan mobil HIACE PSC kepada 39 Puskesmas yang ada di Kabupaten Malang. 

Sambutan selamat datang dari Kadinkes Kabupaten Malang untuk rombongan Dinkes Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan

Lebih lanjut, Kadinkes menjelaskan bahwa Kabupaten Malang telah menuju UHC (Universal Health Coverage) yang mempermudah masyarakat di Kabupaten Malang mendapatkan layanan kesehatan di fasilitas kesehatan. Pemkab Malang menganggarkan 190 milyar per tahun untuk membayari BPJS keluarga miskin di Kabupaten Malang.

Selain itu, SMARThealth menjadi inovasi Kabupaten Malang dalam melakukan deteksi dini penyakit jantung yang dilakukan oleh kader terlatih dengan aplikasi eKader. Pemkab Malang telah mengalokasikan anggaran nomor dua terbanyak setelah Dinas Pendidikan.

Di akhir sambutannya, Kadinkes Kabupaten Malang berharap kepada rombongan Dinkes Kabupaten Banjar untuk menikmati pemaparan teknis agar mudah dipahami, dan selanjutnya Dinkes Kabupaten Banjar bisa mengadopsi, meniru dan memodifikasinya sesuai kultur yang ada di sana.

Setelah sambutan Kadinkes Kabupaten Malang, diteruskan dengan penyampaian maksud serta tujuan kunjungan dari Ketua Rombongan Dinkes Kabupaten Banjar, yaitu Kepala Bidang (Kabid) P2P Seger S.ST., M.Kes.

Pada kesempatan itu, Kabid P2P Seger menyatakan maksud kunjungan ke Dinkes Kabupaten Malang adalah ingin belajar agar mengetahui pengelolaan PTM yang telah dilakukan oleh Dinkes Kabupaten Malang. “Kami mendengar santer inovasi SMARThealth di Kabupaten Malang,” ujar Kabid P2P Dinkes Kabupaten Banjar.

Kabid P2P Dinkes Kabupaten Banjar menyerahkan cindera mata kepada Kadinkes Kabupaten Malang

Lebih lanjut, harapan kami bisa dibimbing dan diarahkan agar supaya bisa ATM (Amati, Tiru, dan Modifikasi) tentang pelaksanaan SMARThealth yang berguna dalam membantu capaian deteksi dini PTM, utamanya penyakit kardiovaskular dan pembuluh darah lainnya. 

Pukul 11.41 WIB dilakukan pemberian cindera mata secara bergantian. Pertama dilakukan oleh Kadinkes Kabupaten Malang kepada Kabid P2P Dinkes Kabupaten Banjar, dan setelah itu gantian Kabid P2P Kabupaten Banjar juga memberikan cindera mata kepada Kadinkes Kabupaten Malang.

Selepas itu, dilanjutkan dengan foto bersama sebelum Kadinkes Kabupaten Malang meninggalkan tempat karena masih ada tugas lain yang harus diselesaikan.

Acara pun kemudian dilanjutkan dengan pemaparan materi yang diserahkan kepada Sub Sustansi PTM dan Keswa Dinkes Kabupaten Malang. Mula-mula Sub Koordinator Substansi PTM dan Keswa Dinkes Kabupaten Malang memberikan prolog terkait perjalanan pengelolaan PTM di Dinkes Kabupaten Malang.

Setelahnya, pemegang program PTM Sub Substansi PTM dan Keswa Dinkes Kabupaten Malang, Nur Ani Sahara, S.Kep.Ners, memberikan presentasi tentang “Program Posbindu SMARThealth Sebagai Upaya Pengendalian dan Pencegahan PTM di Kabupaten Malang.”

Pemegang Program PTM dan Keswa Dinkes Kabupaten Malang berbagi pengalaman mengenai SMARThealth kepada rombongan Dinkes Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan

Dalam presentasinya itu, Nur Ani menguraikan perihal Program SMARThealth yang telah dijalankan di Kabupaten Malang, mulai dari apa itu SMARThealth, aplikasinya hingga keunggulannnya. Awalnya berasal dari pilot projet yang dilakukan oleh UB. Dalam pilot project di 4 desa intervensi dan 4 desa kontrol pada 5 kecamatan di Kabupaten Malang tersebut,  hasilnya sangat memuaskan di mana capaian skrining deteksi dini jantung atau PTM mencapai 91% dari sasaran usia 40 tahun ke atas, dan di antaranya 23% terdeteksi memiliki risiko penyakit jantung untuk dilakukan tata laksana penanganan kasusnya.

Dari hasil itu, Bupati Malang berkomitmen mereplikasi ke 390 desa/kelurahan di Kabupaten Malang. Tahun 2020 dimulailah replikasi ke semua desa/kelurahan yang ada di Kabupaten Malang secara bertahap. Sampai saat ini sudah tercapai 302 desa/kelurahan yang memiliki Posbindu dengan Program SMARThealth di Kabupaten Malang.

Usai presentasi dari Nur Ani, diputarkan video pelaksanaan skrining PTM yang dilakukan oleh kader SMARThealth secara door to door di mana seorang kader sudah bisa melaksanakan giat Posbindu PTM secara menyeluruh. Kader tersebut melakukan skrining terlebih dahulu kemudian melakukan pengukuran antropometri, tekanan darah dan pengecekan kadar gula darah serta diakhiri dengan edukasi.

Pukul 12.38 WIB acara disambung dengan pemaparan materi “Sistem Informasi Kesehatan Kabupaten Malang” yang disampaikan oleh Candra Hernawan, staf IT Sub Substansi PTM dan Keswa Dinkes Kabupaten Malang.

Pada kesempatan itu, Candra menjelaskan aplikasi eKader dan aplikasi ePuskesmas hingga  keduanya melakukan bridging. Dengan bridging itu, apa yang telah dilakukan skrining oleh kader SMARThealth bisa langsung terlihat di ePuskesmas. Dengan demikian kinerja kader juga sekaligus termonitor capaiannya melalui ePuskesmas setelah diinput oleh kader melalui eKader.

Kabid Kesmas Dinkes Kabupaten Malang pimpin jalannya diskusi dengan rombongan Dinkes Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan

Rampung presentasi materi dari Tim Sub Substansi PTM dan Keswa Dinkes Kabupaten Malang, acara dilanjutkan dengan diskusi yang dipandu oleh Kabid Kesmas (Kesehatan Masyarakat) Dinkes Kabupaten Malang Gunawan Djoko Untoro, SKM, M.Si yang saat ini mengampu sementara sebagai Kabid P2P Dinkes Kabupaten Malang, karena yang bersangkutan sedang menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci.

Dalam dialog itu ada dua pertanyaan. Pertanyaan pertama berasal dari Kasi PTM dan Keswa Candra Galuh T.A., dan staf Seksi PTM dan Keswa Cernando Candra. Pada kesempatan itu, Candra Galuh tertarik untuk menanyakan bagaimana trik kiatnya agar bisa bekerja sama dengan institusi perguruan dalam melakukan inovasi layanan kesehatan, seperti SMARThealth. Sedangkan, pertanyaan dari Cernando Candra cenderung ke input data dan pelaporan dengan menggunakan sistem aplikasi.

Pertanyaan pertama dijawab oleh Sub Koordinator Substansi PTM dan Keswa Dinkes Kabupaten Malang. Kemudian petanyaan yang kedua dijawab oleh staf IT dan pemegang program PTM Dinkes Kabupaten Malang.

Sebelum acara ditutup, Pjs Kabid P2P Gunawan Djoko Untoro menjelaskan pertanyaan “Koq Dinkes Kabupaten Malang bisa mendapatkan anggaran yang besar?”. Gunawan pun kemudian menerangkan, agar teman-teman menunjukkan terlebih dahulu bagaimana hasilnya. Kalau sudah memang layak dan hasilnya sesuai yang diharapkan, terobosan-terobosan yang ditawarkan pasti akan diback up oleh Bupati Malang, termasuk halnya dengan Program SMARThealth ini.

Selesai itu, acara kegiatan studi banding Program PTM dan SMARThealth dari Dinkes Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan pu berakhir. Acara dipungkasi oleh MC Aning tepat pada pukul 13.30 WIB. *** [190623]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Senin, 20 November 2023

Dinkes Kabupaten Malang Adakan Pertemuan Koordinasi Program NAPZA Tahun 2023

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang melalui Sub Substansi PTM dan Kesehatan Jiwa (Keswa) mengadakan pertemuan koordinasi program NAPZA Tahun 2023 di Ruang Edelweiss 1 & 2 Grand Miami Hotel yang beralamatkan di Jalan Jatirejoyoso No. 1 Dusun Dawuhan, Desa Jatirejoyoso, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, pada Senin (20/11).

Pertemuan koordinasi ini dihadiri oleh Pemegang Program (PP) Keswa-NAPZA Puskesmas se-Kabupaten Malang. Perlu diketahui, Kabupaten Malang memiliki 33 kecamatan dan 39 Puskesmas. Sehingga, dalam pertemuan koordinasi ini diundang 39 PP Keswa-NAPZA.

Selain itu, terlihat sejumlah personil dari Sub Substansi PTM dan Keswa yang mengurusi pertemuan koordinasi ini, seperti Paulus Gatot Kusharyanto, SKM, Imam Ghozali, S.Kep.Ners, Wildan Adi Yatma, S.Psi, Fitriayu Dola Meirina, A.Md.Keb., Bastamil Anwar Aziz, S.Kep.Ners, dan Ulinati, S.IP.

Kabid P2P berpose dengan seluruh peserta pertemuan koordinasi Program NAPZA Tahun 2023

Acara dimulai pada pukul 08.44 WIB. Master of Ceremony (MC) Imam Ghozali, S.Kep.Ners mengawali dengan ucapan selamat datang kepada semua peserta pertemuan koordinasi. Kemudian peserta dimohon untuk berdiri sejenak untuk menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan Mars GERMAS.

Setelah duduk kembali, acara berikutnya diisi dengan arahan dan bimbingan dari Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Kabid P2P) Tri Awignami Astoeti, SKM, M.M.Kes. Dalam arahan dan bimbingan itu, Tri Awignami mengatakan bahwa penggunaan NAPZA masih merupakan masalah yang besar, setiap tahun mengalami peningkatan.

Hasil penelitian yang dilakukan BNN pada tahun 2019, angka prevalensi penyalahgunaan NAPZA adalah 1,80%. Ada kenaikan 003% jika dibandingkan dengan survey pada tahun 2017. Oleh karena itu, masalah NAPZA menjadi masalah bersama.

Arahan dan bimbingan dari Kabid P2P Dinkes Kabupaten Malang

Upaya pemerintah dalam persoalan NAPZA ini, selain upaya pemberantasan peredaran narkoba oleh Kepolisian dan BNN, Dinkes berupaya pengendalian atas peningkatan penyalahgunaan NAPZA melalui promosi kesehatan (promkes) tentang bahaya NAPZA di masyarakat luas (termasuk sekolah), deteksi dini dengan pemeriksaan urine dan ASSIST, pelayanan kesehatan korban penyalahgunaan NAPZA di IPWL (Institusi Penerima Wajib Lapor) seperti Puskesmas dan lembaga-lembaga rehabilitasi medis serta rehabilitasi sosial korban penyalahgunaan NAPZA.

Data dari Program Keswa dan NAPZA Dinkes Kabupaten Malang terlaporkan bahwa indikator 1 jumlah Usia >15 Tahun yang mendapatkan Skrining SDQ, SRQ 20 dan ASSIST dengan target sasaran sebanyak 529.108 orang, sedangkan capaian jumlah Indikator 1 masih 138.703 orang (26.2%) dari target sasaran 30%, capaian Deteksi Dini Skrining (ASSIST) NAPZA sampai Oktober 2023 masih 4.917 orang serta yang melakukan pelaporan IPWL (Institusi Penerimaan Wajib Lapor) penyalagunaan NAPZA yang mendapatkan pelayanan rehabilitasi medis di Puskesmas Gondanglegi sebanyak 7 orang sampai Oktober 2023.

Usai memberikan arahan dan bimbingan, Kabid P2P berkenan membuka secara resmi dan dimulainya pelaksanaan Pertemuan Koordinasi Program NAPZA Tahun 2023 yang berlangsung selama satu hari ini.

Narasumber yang pertama dari BNN Kabupaten Malang

Sambil menunggu narasumber hadir, MC yang juga staf Keswa Dinkes, mengisi waktu dengan melakukan review sebentar terkait pelaksanaan Program Keswa maupun NAPZA di Kabupaten Malang selama ini dengan cara berdialog dengan peserta pertemuan koordinasi.

Pukul 09.28 WIB acara dilanjutkan dengan pemaparan materi “Deteksi Dini Kasus NAPZA dan Rujukan IPWL” yang disampaikan oleh Novan Arief Purwadi, SST dari, seorang narasumber dari BNN Kabupaten Malang.

Dalam materinya, Novan menjelaskan apa itu narkoba, persebaran kawasan rawan narkotika, pola penyalahgunaan narkoba, data statistik pecandu/korban penyalahgunaan NAPZA lembaga rehabilitasi dan IPWL di wilayah Kabupaten Malang, dan deteksi dini kasus NAPZA.

Koordinator Keswa Dinkes Kabupaten Malang mereview Program Keswa

Selesai materi, MC membuka sesi tanya jawab dengan narasumber Novan untuk peserta pertemuan koordinasi ini. Ada tiga pertanyaan, curhatan atau sharing dalam sesi tersebut yang berasal dari Puskesmas Wonosari, Puskesmas Gondanglegi, dan Puskesmas Bululawang.

Pukul 11.10 WIB dilakukan review aplikasi Simkeswa yang dipandu oleh Imam Ghozali. Dalam review itu, Ghozali berusaha berdialog dengan seluruh peserta pertemuan koordinasi itu agar supaya mengerti permasalahan di lapangan yang sesungguhnya terkait pelaporannya hingga pukul 11.57 WIB.

Setelah itu, waktunya ishoma (istirahat, sholat, makan). Peserta pertemuan koordinasi memasuki Ruang Edelweiss 1& 2 Lantai 1 pada pukul 13.00 WIB. Berhubung narasumber yang kedua belum sampai, maka acara diisi dengan RTL (Rencana Tindak Lanjut) yang dipandu dan dibacakan oleh Imam Ghozali dan disaksikan oleh Sub Koordinator Substasi PTM dan Keswa Paulus Gatot Kusharyanto. Ada 6 poin yang ditekankan dalam RTL tersebut.

Bidan Puskesmas Wonosari berikan materi untuk mengisi waktu dalam menunggu narasumber kedua datang

Selang beberapa menit, Paulus Gatot juga berusaha berdialog dengan peserta pertemuan koordinator untuk mereview kegiatan yang telah berjalan selama ini dalam program keswa di Dinkes Kabupaten Malang.

Pukul 14.05 WIB narasumber yang kedua belum datang, waktu pun diisi dengan pemaparan perihal “Fundamental Hypnotherapy” secara dadakan dari seorang bidan Puskesmas Wonosari, Erlinah, S.ST., M.Si (Psy)., CHt(IACT-USA)., C.PS., CI.

Pengalaman belajar hipnoterapi dan mempraktekkannya dalam pekerjaannya serta sering menjadi narasumber dalam sebuah seminar di seantero Indonesia, menjadikan paparan yang ditampilkan dihadapan teman-teman peserta pertemuan koordinator, membangkitkan semangat dalam beraktivitas.

Penutupan pertemuan koordinator Program NAPZA oleh Sub Koordinator Substansi PTM dan Keswa Dinkes, yang didampingi narasumber kedua dari Ikatan Psikolog Klinis Jawa Timur

Pukul 14.55 WIB acara dilanjutkan dengan pemaparan materi “Dunia Seputar Perkembangan Remaja: Menjelajah dunia perkembangan remaja untuk memahami dan mendukung generasi muda kita menjadi lebih gemilang” yang disampaikan oleh Binar Al Kautsar, M.Psi, seorang psikolog dari Ikatan Psikologis Klinis Jawa Timur.

Pada kesempatan itu, Binar menjelaskan tentang rentang usia perkembangan remaja, perkembangan remaja, perkembangan otak, bagian otak yang mempengaruhi psikologi, perkembangan emosi, emosi yang berkembang di masa remaja, perkembangan kognitif, perkembangan sosial awal, perkembangan sosial remaja tengah, perkembangan sosial remaja akhir, tantangan dan risiko perkembangan remaja, mendukung kesejahteraan psikologis remaja, bagaimana cara menghadapi remaja yang bermasalah, dengarkan dengan aktif & penuh empati, komunikasi verbal-non verbal, proses menghadapi remaja, hal utama yang perlu digali, dan tujuan utama ketika membantu remaja.

Dalam sesi materi yang kedua ini, muncul pertanyaan dari Puskesmas Sitiarjo dan Puskesmas Bululawang.

Usai sesi tanya jawab bersama narasumber kedua ini maka berakhir sudah rangkaian pertemuan koordinasi program NAPZA Tahun 2023, dan ditutup secara resmi oleh Sub Koordinator Substansi PTM dan Keswa Dinkes Kabupaten Malang pada pukul 16.16 WIB. *** [201123]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Rabu, 22 Juni 2022

Dua Hari, Dinkes Kabupaten Malang Gelar Workshop Posyandu Jiwa Bagi Petugas Puskesmas

Dalam dua hari ini, Rabu (22/06/2022) dan Kamis (23/06/2022), Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang menggelar workshop posyandu jiwa yang diikuti petugas Puskesmas, yang dalam hal ini adalah penanggung jawab kesehatan jiwa (Keswa) Puskesmas se-Kabupaten Malang.

Pelaksanaan diadakan di Ruang Singhasari Grand Kanjuruhan Resort Hotel & Convention Hall yang berada di Jalan Panglima Sudirman No. 5 Dusun Ketawang RT 03 RW 01 Desa Ngadilangkung, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur.

Sambutan dan pembukaan workshop oleh Kasi PTM Keswa Dinkes Kabupaten Malang

Acara workshop dimulai tepat pukul 09.00 WIB dengan ucapan selamat datang kepada peserta workshop oleh Master of Ceremony (MC) Gatot Sujono, S.St., M.Pd., salah seorang sesepuh Seksi PTM Keswa yang menangangi masalah Keswa. Kemudian, MC mengajak berdoa bersama sebelum acara workshop resmi dibuka.

Setelah itu, acara dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya yang dipimpin oleh Ulinati, mantan mahasiswi magang Jurusan Ilmu Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Malang di Seksi PTM Keswa. Dalam menyanyikan lagu kebangsaan ini, seluruh peserta dimohon berdiri.

Berikutnya, acara diisi dengan pembukaan oleh Kepala Seksi (Kasi) PTM Keswa Paulus Gatot Kusharyanto, SKM. Dalam pembukaan itu, Paulus Gatot mengatakan bahwa masalah kesehatan jiwa di Kabupaten Malang belumlah optimal karena keterbatasan-keterbatasan yang ada, seperti tenaga kesehatan yang menangani, obat-obatan yang terbatas, rujukan yang berbelit-belit, dan lain-lain.

Pemaparan materi 1

Kondisi yang terjadi saat ini adalah terdapatnya beban yang sangat besar di RSJ/RS rujukan utama di Indonesia, meskipun sebagian dari kasus tersebut sebenarnya dapat ditangani di pelayanan kesehatan primer.

Layanan kesehatan primer di Puskesmas atau Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) sebagai ujung tombak layanan kesehatan di masyarakat memiliki peran yang sangat penting dalam penyediaan layanan kesehatan jiwa yang terpadu dengan layanan kesehatan umum. Namun terbatasnya sumber daya kesehatan jiwa terlatih merupakan salah satu masalah yang perlu diatasi.

Untuk itu Dinkes Kabupaten Malang melalui Seksi PTM Keswa mengadakan workshop posyandu jiwa bagi petugas kesehatan, yang diikuti oleh 39 petugas kesehatan dari 39 Puskesmas yang ada di Kabupaten Malang.

Penanya 1 pada pemaparan materi 1

Usai memberikan sambutan, Kasi PTM Keswa berkenan membuka dengan resmi workshop tersebut, selanjutnya diteruskan dengan pretest yang dipandu oleh Ns. Alfunnafi Fahrul Rizzal, M.Kep., Sp. Kep. J, seorang tenaga pengajar di Institut Teknologi Sains dan Kesehatan (ITSK) RS dr. Soepraoen, dan juga beraktivitas di Unit Psikiatri RS dr. Soepraoen.

Pukul 09.49 WIB acara berikutnya diisi dengan pemaparan materi 1 yang disampaikan oleh Dr. Ns. Heni Dwi Windarwati, M. Kep., Sp.Kep.J., dari Universitas Brawijaya, dengan judul “Konsep Kesehatan Jiwa Masyarakat.”

Dalam materi tersebut, Dr. Heni mendedah pengertian-pengertian yang ada dalam kesehatan jiwa masyarakat serta perjalanan istilah-istilah yang digunakan untuk menunjuk kepada orang dengan disabilitas psikososial yang ada.

Pemaparan materi 2

Selesai paparan, dilakukan tanya jawab yang dipandu oleh Gatot Sujono, dan dijawab oleh Dr. Heni agar supaya peserta workshop mendapatkan pemahaman dan gambaran secara jelas. Terlihat ada dua penanya pada sesinya Dr. Heni.

Selesai tanya jawab, acara digunakan untuk ishoma. Ishoma adalah singkatan dari kata istirahat, sholat, dan makan. Namun, pada kenyataannya, peserta langsung menuju ke meja snack maupun makan siang terlebih dahulu, baru dilanjutkan dengan istirahat, dan terus sholat.

Di meja snack, terdapat kemasan yang berisi pie buah, kue tok, lumpia. Di sampingnya ada teh dan kopi panas. Sementara itu, di meja hidangan makan siang tersaji aneka menu: nasi putih, nasi goreng jawa, sup jagung telur, tahu campur, fuyung hay, bestik daging, udang crispy, ayam rica-rica, kerupuk udang, sambal matah, air mineral Cheers, semangka, melon, dan es Manado.

Penanya pria pada pemaparan materi 2

Pukul 12.20 WIB acara diisi oleh Kasi PTM Keswa dengan memaparkan “Kebijakan Dan Strategi Program Kesehatan Jiwa Di Kabupaten Malang.” Dalam materinya, Paulus menjelaskan tantangan pembangunan kesehatan dalam transisi epidemiologi, transisi demografi, transisi gizi, dan transisi perilaku.

Arah pembangunan kesehatannya, berisi upaya promotif dan preventif serta peningkatan universal health coverage menuju masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan. Dalam pengendalian PTM/Gangguan Kejiwaan, upaya promotif dan preventif PTM dilaksanakan untuk mengubah perilaku masyarakat dan deteksi dini faktor risiko PTM/Keswa.

Usai paparan Kasi PTM Keswa, acara disambung dengan evaluasi Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ), Gangguan Mental Emosional (GME), dan depresi. Kurang lebih delapan belas menit berlangsung, terus dilanjutkan dengan pemaparan materi 2 yang diisi oleh Ns. Muhammad Sunarto, M.Kep., Sp.Kep.J., seorang tenaga pengajar di Departemen Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Jiwa Universitas Brawijaya, dengan titel “Konsep Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Kesehatan Jiwa.”

Penanya wanita pada pemaparan materi 2

Menurut Sunarto, Posyandu Kesehatan Jiwa bertujuan untuk menurunkan angka kekambuhan pada ODGJ, mempertahankan kondisi sehat jiwa melalui indikator kemandirian dan produktivitas, dan meningkatkan peran serta masyarakat untuk mengembangkan kegiatan kesehatan jiwa serta kegiatan lainnya yang menunjang tercapainya masyarakat sehat jiwa sejahtera dan penurunan stigma pada ODGJ.

Acara workshop di hari pertama ini selesai pada pukul 14.33 WIB, dan MC mengumumkan untuk hari kedua besok diharapkan semua peserta datang tepat waktu karena besok akan ada praktek Posyandu Kesehatan Jiwa 1 di pagi hari. *** [220622]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo


Share:

Kamis, 23 Juni 2022

Hari Terakhir Workshop, Kabid P2P Harapkan Posyandu Jiwa Aktif

Di hari terakhir, Kamis (23/06/2022), acara workshop posyandu jiwa bagi petugas Puskesmas banyak diisi dengan praktek posyandu kesehatan jiwa, berupa diskusi dan roleplay. Acara pertama dipandu oleh Ns. Alfunnafi Fahrul Rizzal, M.Kep., Sp.Kep.J, pengajar di ITSK RS dr. Soepraoen dan sekaligus beraktivitas di Unit Psikiatri RS dr. Soepraoen.

Dalam acara ini, Fahrul meminta semua peserta untuk mengeluarkan tiga kertas, dan memintanya untuk menggambar pemandangan, alat vital, serta wayang. Dari semua peserta, hasil gambarnya ternyata tidaklah sama.

Peserta workshop berpose bersama Kabid P2P dan pemateri dari RSJP dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang usai penutupan

Tujuan dari menggambar ini ingin melihat persepsi setiap peserta. Kendati, disuruh menggambar tema yang sama, namun hasilnya akan berlainan. Demikian pula halnya nanti dengan cara menangani kasus orang dengan gangguan jiwa (ODGJ), tentunya petugas puskesmas akan memiliki cara pandang yang berbeda. Namun demikian, basic knowledge dalam penanganannya setidaknya harus dipahami.

Setelah warming up dengan menggambar, acara berikutnya dilanjutkan dengan pemaparan materi “Komunikasi Dalam Pelayanan Kesehatan Jiwa” oleh Ns. Wita Oktaviana, M.Kep., Sp.Kep.J., dari PT Saitek Medika Nusantara.

Dalam paparannya, Okta mengupas tuntas perihal komunikasi yang termasuk menjadi modal utama dalam penanganan dan pelayanan masalah kesehatan jiwa. Karena dalam komunikasi itu sesungguhnya melakukan interaksi dengan ODGJ, mulai dari perkenalan atau orientasi, kerja, dan terminasi.

Peserta workshop di Ruang Singhasari Grand Kanjuruhan Resort Hotel & Convention Hall Kepanjen

Setelah paparan, pemateri langsung memimpin praktek komunikasi bagi peserta workshop secara roleplay. Praktek pertama diperagakan oleh Agus Harianto, A.Md.Kep (Pj. Keswa Puskesmas Sumbermanjing Kulon) dan Bagus Aries Diyanto, A.Md.Kep (Pj Keswa Puskesmas Kasembon). Agus memerankan petugas puskesmas, sementara Bagus bertindak sebagai ODGJ. Mereka mempraktekkan dialog sesuai materi yang diajarkan pemateri.

Selesai dialog, pemateri meminta Rudi Mulyono, A.Md.Kep (Pj Keswa Puskesmas Ampelgading) untuk mengomentari dialog tersebut, apakah sudah sesuai atau belum. Di mana letak kekurangannya.

Praktek kedua dilakonkan oleh Erlina, S.St., M.Si (Pj Keswa Puskesmas Wonosari) dan Nur Asih Yuli Purwanti, A.Md.Kep (Pj Keswa Puskesmas Pakisaji). Erlina memainkan peran sebagai petugas Puskesmas, sementara Nur Asih memperagakan sebagai ODGJ.

Salah seorang peserta ditanya pemandu mengenai apa yang digambar dan mengapa menggambar itu

Tanggapan hasil dialog tersebut kemudian dikomentari oleh Ahmad Wahyudi, A.Md.Kep (Pj Keswa Puskesmas Kepanjen) dan Barti Marhaendrajani, S.Kep., Ns (Pj Keswa Puskesmas Wonokerto).

Praktek ketiga diperankan oleh Priyanto, A.Md.Kep (Pj Keswa Puskesmas Sumberpucung) dan Dwi Cahyono (Pj Keswa Puskesmas Turen). Priyanto menjadi pasien ODGJ, dan Dwi Cahyono memperagakan petugas Puskesmas.

Kemudian ditanggapi langsung oleh pemateri mengenai orientasi realitanya, dan diteruskan dengan tanggapan dari Soebagijono, S.Kep., Ns (Pj Keswa Puskesmas Bantur).

Pemateri menyaksikan roleplay pelaksanaan komunikasi antara nakes dan ODGJ

Selesainya praktek komunikasi ini sekaligus mengakhiri pemaparan materi yang disampaikan Ns. Wita Oktaviana, M.Kep., Sp.Kep.J tersebut, dan dilanjutkan dengan praktek lainnya yang dipandu lagi oleh Fahrul.

Dalam kesempatan ini, Fahrul meminta peserta workshop untuk menyiapkan kertas dan alat tulis lagi. Kali ini, Fahrul akan melatih membuat jurnal refleksi. Jurnal refleksi ini digunakan untuk bahan analisa petugas kesehatan (nakes) dalam membantu terapi pasien.

Setelah itu diteruskan dengan praktek pelaksanaan layanan posyandu jiwa mulai dari meja 1 hingga 5, yang dipandu langsung oleh Fahrul. Semua peserta terlibat sebagai nakes, sementara untuk pasiennya ditunjuk Imam Ghozali, S.Kep., Ns dan Wildan Adi Yatma, S.Psi. Kedua pemeran pasien ODGJ ini merupakan staf PTM Keswa Dinkes Kabupaten Malang.

Roleplay pelaksanaan posyandu jiwa di meja 1 (pendaftaran dan pemantauan kesehatan fisik)

Usai praktek pelaksanaan layanan posyandu jiwa, acara dilanjutkan dengan post-test untuk melihat kinerja peserta pelatihan selama mengikuti workshop tersebut. Hasilnya terdapat peningkatan sebesar 25, 57 poin dari rata-rata pretest sebesar 55 (36-84).

Selesai pretest dilanjutkan ishoma selama satu jam. Waktu digunakan untuk makan, istirahat, dan sholat. Sebagian besar peserta langsung menuju ke meja hidangan santap siang yang telah disediakan pihak hotel di depan Ruang Singhasari Grand Kanjuruhan Resort Hotel & Convention Hall Kepanjen.

Dalam meja itu tersaji nasi putih, sup kembang tahu, gulai ikan, koloke ikan, gado-gado, ayam bakar madu, kangkung tauge udang, kwetiau goreng, sambal, kerupuk, acar, air mineral, semangka, melon, es teller, dan cup cake mini. Sedangkan untuk snack, tampak ada sus original, onde-onde, dan lumpia.

Roleplay layanan posyandu jiwa di meja 3 (terapi non psikofarmaka: pengendalian oleh nakes)

Peserta masuk ruangan lagi pada pukul 13.23 WIB. Acara berikutnya diisi pemaparan materi “Penatalaksanaan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) Dan Pemberian Long Acting Injection (LAI) Formulation”, yang disampaikan oleh dr. Budi Cahyono, Sp.KJ dari RSJP dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang.

Dalam kesempatan itu, dr. Budi menjelaskan mengenai apa itu kesehatan jiwa, surat rujuk balik (SRB), daftar obat program rujuk balik (PRB) formularium nasional, terapi skizofrenia, antipsikotik generasi I (Tipikal), antipsikotik generasi II (Atipikal), dan antipsikotik injeksi jangka panjang.

Selesai paparan, dilanjutkan dengan sesi tanya jawab atau diskusi dengan para peserta workshop. Dalam diskusi ini bermunculan banyak pertanyaan yang ditujukan kepada dr. Budi mengingat materi yang disampaikan memang terkait dengan penanganan permasalahan ODGJ di daerah.

Pemateri tamu dari RSJP dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang

Mengakhiri kegiatan workshop selama dua hari ini, Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Tri Awignami Astoeti, SKM, M.MKes membacakan rekomendasi atau rencana tindah lanjut bagi peserta workshop dan bagi Dinkes Kabupaten Malang, dan sekaligus berkenan menutup pelaksanaan workshop ini.

Dengan dilaksanakan kegiatan workshop ini, Kabid P2P berharap nakes yang berada di garda terdepan dapat melakukan penatalaksanaan kasus gangguan jiwa yang ada di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) dengan pembentukan posyandu jiwa secara aktif minimal 1 di tiap puskesmas. *** [230622

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo


Share:

Senin, 29 Mei 2023

Puskesmas Pagelaran Adakan Pemberdayaan Kader Masyarakat Terlibat Dalam Pelaksanaan Deteksi Dini Faktor Risiko PTM Tentang Pencegahan, Pengendalian dan Penanganan GILUT dan GIF

Hari ini, Senin (29/05), Puskesmas Pagelaran mengadakan pemberdayaan kader masyarakat terlibat dalam pelaksanaan deteksi dini faktor risiko PTM (Penyakit Tidak Menular) tentang pencegahan, pengendalian dan penanganan Gigi dan Mulut (Gilut) dan Gangguan Indra Fungsional (GIF).

Bertempat di Pendopo Balai Desa Suwaru yang terletak di Jalan Raya Suwaru No. 5 Dusun Krajan RT 02 RW 01 Desa Suwaru, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Malang, kegiatan ini menghadirkan kader Posbindu SMARThealth dari 10 desa yang ada di wilayah kerja Puskesmas Pagelaran (Pagelaran, Kanigoro, Sidorejo, Suwaru, Banjarejo, Brongkal, Karangsuko, Balearjo, Kademangan, Clumprit), dan menghadirkan Sub-Substansi PTM dan Kesehatan Jiwa (Keswa) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang.

Selain itu, tampak hadir dokter fungsional dan 4 pemegang program (PP) dari Puskesmas Pagelaran, yaitu dr. Muhammad Beny Hariyanto, Ika Maya Hapsari, A.Md.Kep (PP PTM), Atik Yeni, A.Md.Kep (PP Indra), Jumrotul Faidah, A.Md.KG (PP UKS), dan Tri Vita, A.Md.Kep (PP Lansia).

Acara dimulai pada pukul 08.30 WIB. Karena rombongan Sub-Substansi PTM dan Keswa Dinkes Kabupaten Malang masih dalam perjalanan, maka Master of Ceremony (MC) Ika Maya Hapsari, A.Md.Kep memberi kesempatan kepada Jumrotul Faidah untuk mempresentasikan terlebih dahulu.

Kader berpose bersama rombongan Dinkes Kabupaten Malang dan Puskesmas Pagelaran di Pendopo Balai Desa Suwaru

Dalam presentasinya yang berjudul “Kesehatan Gigi dan Mulut Dewasa dan Lansia”, Jumrotul Faidah menjelaskan bagian-bagian gigi, gigi goyang, gigi hilang, akibat gigi ompong pada lansia, akibat gigi berlubang, penyakit yang disebabkan karena tidak memiliki gigi, dan cara pencegahan gigi berlubang.

Selesai presentasi PP UKS Puskesmas Pagelaran itu, bertepatan pula dengan hadirnya rombongan dari Sub-Substansi PTM dan Keswa Dinkes Kabupaten Malang, seperti Paulus Gatot Kusharyanto, SKM, Kristina Dewi, A.Md.Keb, Bastamil Anwar Aziz, S.Kep.Ners, Candra Hernawan, S.Kom dan Rosida, SKM serta seorang perwakilan Tim SMARThealth Universitas Brawijaya (UB).

Lalu, MC Ika memberikan waktu kepada rombongan Sub-Substansi PTM dan Keswa untuk memberikan sosialisasi aplikasi eKader untuk mendeteksi dini PTM dan pengelolaan penyakit jantung berbasis teknologi android.

Pada kesempatan itu, Sub Koordinator Substansi PTM dan Keswa Paulus Gatot Kusharyanto mengawali materi yang disuguhkan dari Sub-Substansi PTM dan Keswa Dinkes Kabupaten Malang. “Kenapa hari ini kita belajar aplikasi eKader?” seloroh Paulus Gatot dihadapan para kader dari 10 desa tersebut.

PP UKS Puskesmas Pagelaran berikan materi

PTM menjadi pembunuh tertinggi di Kabupaten Malang saat ini. Kita perlu skrining faktor risiko PTM, tambah Paulus Gatot, untuk mengetahui sejak dini PTM. Kader Posbindu yang dulunya mencatat dengan kertas, sekarang tinggal dimasukkan di aplikasi. Dengan aplikasi itu, kader sudah bisa tahu faktor risikonya. Oleh karena itu, hari ini kapasitas kader ditingkatkan agar supaya bisa melakukan deteksi dini.

Usai prolog dari Paulus Gatot, staf PTM Kristina Dewi melakukan refreshing pengetahuan dalam pelaksanaan Posbindu, mulai dari jumlah meja pemeriksaan hingga promosi kesehatan (promkes) dengan slogan CERDIK (Cek kesehatan secara berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin beraktivitas fisik, Diet yang sehat dan seimbang, Istirahat yang cukup dan Kelola stres).

Setelah itu, staf IT Sub-Substansi PTM dan Keswa Candra Hernawan menyajikan materi mengenai Petunjuk Penggunaan Aplikasi “eKader”. Dalam materi itu, Candra memaparkan aplikasi eKader dimulai dengan di mana aplikasi ini dapat berjalan, tampilan setelah login, tampilan pasien ditemukan/tidak ditemukan, proses pendaftaran pasien baru (belum terdaftar ePuskesmas), pemeriksaan pasien, tampilan saat tidak ada signal, dan tampilan pasien tidak ditemukan.

Rampung mendengarkan pemaparan materi, semua kader yang mengikuti pemberdayaan kader tersebut langsung mempraktekkan cara melakukan input data dalam skrining faktor risiko dengan didampingi oleh staf PTM Sub-Substansi PTM dan Keswa Dinkes Kabupaten Malang dan beberapa PP dari Puskesmas.

Staf PTM mendampingi praktek aplikasi eKader

Usai praktek input data menggunakan aplikasi eKader, Paulus Gatot menanyakan tentang kader akan menyelenggarakan Posbindu SMARThealth dan menginformasikan kepada kader maupun PP dari Puskesmas Pagelaran bahwa pembina SMARThealth dari Sub-Substansi PTM dan Keswa adalah Rosida, SKM.

Pukul 10.29 WIB acara disambung dengan informasi mengenai Peraturan Bupati Malang Nomor 31 Tahun 2021 tentang Upaya Penurunan Angka Kesakitan dan Angka Kematian Penyakit Jantung Melalui Pos Pembinaan Terpadu SMARThealth yang ditandatangani oleh Bupati Malang Drs. H.M. Sanusi, M.M pada tanggal 1 Oktober 2021.

Menurut Bastamil, Peraturan Bupati (Perbup) tersebut sebagai dasar pelaksanaan kader dalam melakukan skrining PTM di lapangan. Di dalamnya dijelaskan apa saja peran desa, Puskesmas hingga Dinkes Kabupaten Malang. 

Menutup rangkaian materi dari rombongan Sub-Substansi PTM dan Keswa, Sub Koordinator Substansi PTM dan Keswa mengatakan bahwa kader harus memperlihatkan terlebih dahulu kinerja tentang skrining PTM agar terlihat memberikan manfaat kepada masyarakat.

Dokter fungsional Puskesmas Pagelaran berikan materi Visus

Setelah terlihat kinerjanya, kader harus bisa membuat perencanaan ke depannya setelah melakukan skrining dan kemudian baru melakukan advokasi ke pihak desa agar supaya dianggarkan dalam pelaksanaan skrining tersebut.

Pukul 10.49 WIB acara berikutnya adalah pemaparan materi yang disampikan oleh dr. Muhammad Beny Hariyanto dari Puskesmas Pagelaran dengan titel “Kesehatan dan Pemeriksaan Ketajaman Penglihatan (Visus).”

Pada paparannya, dr. Beny menguraikan mengenai tujuan upaya kesehatan mata, kelainan pada mata, cara menjaga kesehatan mata, kelainan ketajaman penglihatan, dan cara melakukan tes visus serta diakhir dengan motto: “Saya akan selalu menjaga kesehatan mataku, dan Saya akan segera memeriksakan mata bila penglihatan kabur.”

Acara pemberdayaan kader ini selesai pada pukul 11.08 WIB dan ditutup dengan foto bersama antara kader dari 10 desa dengan rombongan Sub-Substansi PTM dan Keswa Dinkes Kabupaten Malang serta PP dari Puskesmas Pagelaran. *** [290523

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Jumat, 22 Juli 2022

Advokasi Dan Sosialisasi Program SMARThealth Di Kecamatan Ampelgading Tahun 2022

Pukul 06.26 WIB, suatu pagi yang damai di Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang. Menghadap ke timur sambil menuju ke Ruang PTM dan Kesehatan Jiwa (Keswa), terlihat fajar bakal semburat. Tim SMARThealth Universitas Brawijaya (UB) yang datang pagi-pagi baru jumpa dengan janitor yang sedang bersih-bersih ruangan.

Ketika baru menanggalkan jaket jeans warna biru tua di sebuah kursi, berjumpalah dengan Kepala Seksi PTM dan Keswa (Kasi PTM Keswa) Paulus Gatot Kusharyanto, SKM, yang akan mengajak Tim SMARThealth UB ke Puskesmas Ampelgading dalam rangka advokasi dan sosialisasi program SMARThealth di Kecamatan Ampelgading.

Para Kades di wilayah administratif Kec. Ampelgading berpose bersama staf Dinkes dan Puskesmas Ampelgading

Berdua berangkat dengan mobil Kijang Innova lawas menuju Ampelgading. Tiba di pertigaan Turen, seorang staf PTM Keswa Bastamil Anwar Aziz, S.Kep.Ners bergabung, dan menggantikan menyopiri mobil menggantikan Kasi PTM Keswa.

Perjalanan ke Ampelgading terasa menyenangkan. Liukan demi liukan jalan yang tepatnya di lembah sisi selatan Gunung Semeru, cukup memanjakan pandangan mata kita dalam melihat rerimbunan tanaman menghijau di celah-celah lembah.

Pukul 08.22 WIB tibalah rombongan Dinkes di Puskesmas Ampelgading setelah menempuh jarak sekitar 45 kilometer. Di halaman Puskesmas Ampelgading, rombongan Dinkes diterima oleh Kepala Tata Usaha (TU) Totok Tri Kaharto, dan terus diantar ke Ruang Kepala Puskesmas (Kapus) yang berada di lantai dua.

Sambutan dan pembukaan oleh Camat Ampelgading

Kapus drg. Nuryani Mubayin sudah ada di ruangan. Rombongan Dinkes diterima di ruangannya. Sambil menunggu Camat Ampelgading dan Kepala Desa (Kades) yang ada di lingkungan adminstrastif Kecamatan Ampelgading, Kasi PTM Keswa mengobrol dengan Kapus sambil menikmati secangkir teh panas dan rebusan singkong, ketela, pisang serta kacang tanah.

Pukul 09.10 WIB acara advokasi dan sosialisasi program SMARThealth dimulai. Bertempat di Ruang Pertemuan Wijaya Kusuma, yang bersebelahan dengan Ruang Kapus, Master of Ceremony (MC) Retno Ismawati, SKM (staf Promkes Puskesmas Ampelgading) mengawali dengan mengucapkan selamat datang dan membacakan susunan acara dalam advokasi dan sosialisasi.

Setelah itu dilanjutkan dengan berdoa, dan terus menyanyikan lagu Indonesia Raya serta disambung dengan lagu Mars Germas. Kesemuanya itu dipandu oleh MC. Dalam menyanyikan kedua lagu tersebut, peserta dimohon untuk berdiri semua.

Kasi PTM Keswa beri prolog sebelum pemaparan materi

Usai menyanyi, peserta dimohon duduk kembali, dan acara berikutnya adalah pemutaran video tentang keselamatan di Puskesmas Ampelgading. Sekitar lima menit durasinya pemutaran video tersebut, lalu dilanjutkan dengan sambutan dari Kapus Ampelgading.

Dalam sambutannya, Kapus drg. Nuryani mengatakan bahwa tujuan dari pertemuan ini adalah utuk mengupayakan pemberdayaan kader di Ampelgading bisa terwujud. Dengan terwujudnya pemberdayaan diharapkan akan terjadi pengurangan penyakit tidak menular (PTM), seperti hipertensi dan stroke.

“Mohon Bapak Camat untuk berkenan membantu dalam kegiatan SMARThealth ini. Pengalaman di Gedangan barangkali nanti bisa dishare,” pinta Kapus

Sehabis sambutan Kapus, acara berikutnya adalah sambutan dari Camat Ampelgading Stefanus Lodewyk. Camat Stefanus ini dulunya merupakan Camat Gedangan yang pernah memberikan sambutan dalam peningkatan kapasitas kader SMARThealth di Kecamatan Gedangan.

Staf PTM Keswa Bastamil berikan materi program SMARThealth dihadapan para Kades

Dalam sambutannya, Camat Stefanus menjelaskan bahwa kegiatan sosialisasi dan advokasi program SMARThealth sangat penting. Tahun 2021, program SMARThealth di Gedangan sudah berjalan. Kader-kadernya sudah dlatih, dan pelaksanaannya mendahului Ampelgading.

Program ini sangat penting karena latar belakang sesuai dengan hasil riset tahun 2018 yang dilakukan oleh UB dan universitas di Inggris. Hasil riset diketahui, bahwa penyakit jantung dan pembuluh darah dari tahun ke tahun terus meningkat di Kabupaten Malang.

Tahun 2020 awal COVID-19 mendunia, komorbid menjadi penyebab keterparahan bagi yang terpapar COVID-19. Jadi, program SMARThealth sangat penting untuk memantau masalah komorbid tersebut.

Kades diundang sosialisasi dan advokasi ini agar supaya bisa mendukung program SMARThealth hingga bisa mencapai sasaran di desa. Setelah itu, Camat Stefanus membuka secara resmi acara sosialisasi dan advokasi program SMARThealth dengan mengetuk meja sebanyak tiga kali.

Para Kades di wilayah administratif Kec. Ampelgading ikuti advokasi dan sosialisasi program SMARThealth

Selepas pembukaan, acara disambung dengan sambutan dari Kasi PTM Keswa Dinkes Kabupaten Malang. Dalam sambutannya, Kasi PTM Keswa mengatakan bahwa program SMARThealth ini merupakan program inovasi kesehatan di Kabupaten Malang. Bupati menghendaki replikasi program SMARThealth di semua desa di Kabupaten Malang secara bertahap. Oleh karena itu, program ini juga dibekali dengan Perbup Nomor 31 Tahun 2021 tentang Upaya Penurunan Angka Kematian Penyakit Jantung Melalui Posbindu SMARThealth, di mana dalamnya perlu adanya dukungan dari Kades.

Pukul 09.43 WIB staf PTM Keswa Bastamil memberikan materi dengan judul “Program SMARThealth Sebagai Upaya Pengendalian Komorbid Penyakit Tidak Menular Pada Kasus Kesakitan Dan Kematian COVID-19 Di Kabupaten Malang.”

Pada kesempatan itu, Bastamil menjelaskan bahwa PTM itu kalau tidak dicari, tentu tidak akan kelihatan. Kalau cuma menunggu warga periksa ke Puskesmas bila sakit, beban negara akan jadi membengkak gegara PTM.

Kapus Ampelgading berikan closing speech

“Indonesia sehat itu, yang sakit terdeteksi dan dapat layanan kesehatan dasar,” tegas Bastamil kepada para peserta advokasi dan sosialisasi itu

Oleh karena itu, nantinya perlu melatih sejumlah kader kesehatan dalam program SMARThealth sebagai wujud pemberdayaan masyarakat. Dengan adanya kader terlatih yang akan melakukan skrining faktor risiko PTM, tentunya tidaklah mudah. Perlu adanya dukungan dalam operasional tersebut. Dinkes dan Puskesmas akan memiliki keterbatasan anggaran dalam mendukung giat kader nantinya.

Dalam advokasi dan sosialiasi program SMARThealth ini diperlukan dukungan dari Kades, misalnya membelikan pulsa untuk input data, transportasi kader dalam melakukan tugas skrining, strip gula, strip kolesterol, dan sebagainya.

Usai paparan, dibuka sesi tanya jawab. Ada dua kades yang bertanya dalam pertemuan tersebut. Kades Tirtomarto mennyakan perihal dana apa saja yang diperlukan dari APBDes dalam mendukung program SMARThealth tersebut?

Satu per satu para Kades membubuhkan tanda tangan Penggalangan Komitmen Mendukung Kegiatan SMARThealth di Kecamatan Ampelgading

Sementara itu, perangkat desa yang mewakili Kades Tamansari juga menanyakan mengenai fasilitas apa saja yang diperlukan dari desa?

Kedua kades itu kemudian menegaskan bahwa kalau program itu memang memberikan manfaat kesehatan bagi warganya, sebenarnya desa mampu untuk membantunya namun harus sesuai dengan Musyawarah Desa.

Oleh karena itu, Kades menghimbau petugas kesehatan di desa agar turut hadir dan mengusulkan untuk program SMARThealth saat ada Musyawarah Desa. *** [220722

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo


Share:

Senin, 22 Maret 2021

Dinkes Kabupaten Malang Lakukan Bimtek Program PTM dan Keswa di Puskesmas Kepanjen

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI telah mengeluarkan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan. Oleh karena itu Dinas Kesehatan (Dinkes) sebagai kepanjangan tangan Kemenkes RI selalu berupaya memantau penerapan peraturan Standar Pelayanan Minimal (SPM) tersebut di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) se Kabupaten Malang.

Dinkes Kabupaten Malang pada hari Senin ini (22/03/2021) melakukan Bimbingan Teknis (Bimtek) Program Penyakit Tidak Menular (PTM) dan Kesehatan Jiwa (Keswa) di Ruang Pertemuan Puskesmas Kepanjen yang terletak di Jalan Jatirejoyoso No. 4 Dusun Dawuhan RT 01 RW 01 Desa Jatirejoyoso, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur.


Peserta Bimtek di Puskesmas Kepanjen

Yang diundang dalam Bimtek kali ini adalah pemegang program (PP) PTM, PP Indera, PP Lansia, PP Keswa, dan 18 perawat desa/kelurahan yang berada di lingkungan kerja Puskesmas Kepanjen, meliputi: Kepanjen, Cepokomulyo, Penarukan, Ardirejo, Talangagung, Dilem, Ngadilangkung, Mojosari, Jatirejoyoso, Curungrejo, Sukoraharjo, Tegalsari, Kedung Pedaringan, Panggungrejo, Mangunrejo, Kemiri, Jenggolo, dan Sengguruh.

Acara Bimtek dimulai pada pukul 08.53 WIB dengan diawali sambutan dari Kepala Sub Bagian Tata Usaha Puskesmas Kepanjen, Sri Lesmono Hadi. Dalam sambutannya, Lesmono Hadi yang mewakili Kepala Puskesmas Kepanjen yang sedang tidak berada di tempat, mengucapkan selamat datang kepada rombongan Dinkes Kabupaten Malang, dan berharap Bimtek ini bisa memberikan pencerahan tentang pencapaian SPM di tengah belum berakhirnya pandemi Corona.


Sambutan dari Kepala Sub Bagian Tata Usaha Puskesmas Kepanjen

“Jujur di lapangan, kita kerepotan. Kalau menggunakan cara seperti biasanya, kita berisiko. Jadi, perlu ada terobosan dari Dinkes supaya target tercapai tanpa ada penularan” jelas Lesmono Hadi kepada rombongan Dinkes

Usai sambutan dari Kasubbag TU, diteruskan dengan sambutan dari Kepala Seksi PTM dan Keswa Paulus Gatot Kusharyanto, SKM. Dalam sambutannya, Paulus mengucapkan terima kasih kepada Puskesmas Kepanjen yang telah memfasilitasi Bimtek ini.

“Kita perlu Bimtek ini karena kita ingin tahu laporan capaian SPM di Puskesmas yang ada di Kabupaten Malang” terang Paulus kepada peserta Bimtek Program PTM dan Keswa ini


Perawat menyimak pemaparan materi Bimtek

Paulus juga menjelaskan bahwa Bimtek ini untuk mempersamakan SPM antara Dinkes dan Puskesmas. Hal ini agar supaya sejalan dalam laporan dan capaiannya. Menurut Paulus, capaian SPM di Puskesmas Kepanjen masih tergolong rendah pada tahun 2020, dan ini dimaklumi karena adanya pandemi COVID-19 ini.

Lebih lanjut, Paulus juga berharap tahun ini Puskesmas Kepanjen harus sudah melaksanakan Pandu PTM, dan sedikit menyinggung program SMARThealth di Kepanjen.

“Embrio SMARThealth ini sesungguhnya ada di Kepanjen. Jadi, kalau tidak berkelanjutan, eman lho?” kata Paulus kepada peserta Bimtek


Materi Keswa oleh Gatot Sujono, S.St., M.Pd

Hanya saja menurut Paulus, di Puskesmas Kepanjen terdapat masalah yang tidak bisa ditanggulangi, yaitu adanya perbedaan sistem input datanya. Di Kepanjen masih menggunakan SIMKESMAS. Sementara ini, di tahun 2021 sudah diagendakan di 10 Puskesmas yang ada di Kabupaten Malang. Namun, bila ada Puskesmas yang masih ragu-ragu untuk replikasi SMARThealth di tahun 2021 ini, Puskesmas Kepanjen bisa masuk di tahun 2021.

Selesai memberikan sambutan, Paulus kemudian berpamitan dan mohon maaf kepada peserta Bimtek karena tidak bisa mendampingi hingga akhir, lantaran diundang menjadi narasumber perihal ODGJ di Puskesmas Pagelaran.


Materi PTM oleh Nur Ani Sahara, S.Kep. Ns

Acara kemudian dilanjutkan dengan pemaparan materi Keswa yang disampaikan oleh staf Keswa Gatot Sujono, S.St., M.Pd. Dalam paparan itu, Gatot mengawali dengan ceritera perihal penanganan ODGJ yang pernah dijalani. Masyarakat umumnya bila melihat ODGJ yang sering ‘berulah’ minta orang itu untuk dirujuk ke Rumah Sakit Jiwa (RSJ). Kesannya terlihat gampang, akan tetapi setelah dijalankan ternyata rujukan itu ruwet karena panjang dalam mengurus rekomendasi dari satu bagian ke bagian yang lainnya. Padahal RSJ hanya memberi batas waktu 2 x 24 jam saja. Oleh karena itu, Gatot menghimbau kepada perawat agar supaya mengupayakan JKN untuk ODGJ dari pihak desa.

Setelah itu, Gatot memulai masuk ke dalam materi utama Keswa dengan menjelaskan bahwa target ODGJ yang harus ditemukan adalah 0,19% dari jumlah penduduk yang ada. Kalau hanya menggunakan rumus itu sebenanya cukup mudah. Perawat bisa bertanya kepada kadernya. Cuma pada kohortnya harus terisi. Tidak boleh kosong.


Ruang Pertemuan Puskesmas Kepanjen

Pengisian kohort ini akan dipantau oleh Dinkes Provinsi. Di dalam kohort, ODGJ dikatakan menerima layanan bilamana pernah mendapatkan obat, dikunjungi perawat dan dikunjungi oleh kader. Sedangkan, bila ada ODGJ yang dipasung dan sekarang sudah tidak lagi, tapi di kohortnya pada kolom pelepasan pasung tidak diisi maka oleh Dinkes Provinsi masih dianggap sebagai ODGJ terpasung.

Mengakhiri pemaparannya, Gatot mengatakan bahwa Bimtek ini merupakan event yang berharga karena berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Kalau dulu, staf Keswa ketemu dengan pemegang program Keswa Puskemas, copy paste, dan terus pulang. Tapi sekarang, staf Keswa melakukan sharing kepada 18 perawat desa/kelurahan yang ada di lingkungan kerja Puskesmas Kepanjen.


Berkas isian dari Dinkes untuk Perawat

Pukul 10.27 WIB acara diteruskan dengan pemaparan dari staf PTM Nur Ani Sahara, S.Kep.Ns. dengan materi berjudul “Bentuk Layanan Standar Pelayanan Minimal (Berdasarkan PMK No. 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar SPM)”.

Menurut Nur Ani, Kepanjen memegang peran yang penting dalam layanan bidang kesehatan. Hal ini dikarenakan lokasi Dinkes ada di Kepanjen. Capaian SPM untuk PTM dan Keswa diharapkan tidak kalah dengan capaian Puskesmas yang lainnya, mengingat Kepanjen berperan sebagai ibu kota Kabupaten Kepanjen.

Dalam pemaparannya, Nur Ani banyak berceritera dengan perlahan tentang strategi pencapaian SPM mengingat Posbindu PTM di lingkungan kerja Puskesmas Kepanjen berhenti total semenjak ada pandemi Corona, kecuali Posbindu PTM Anggrek 2 yang berada di RW 01 Kelurahan Kepanjen.

Karena PTM itu masuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) maka semua pihak harus bertanggung jawab agar Posbindu PTM berjalan, baik Dinkes, Puskesmas maupun pihak desa. Sekarang, dana dekonsentrasi sudah tidak ada, maka sekarang harus mencari dana pengganti lewat Alokasi Dana Desa.

Yang perlu diketahui oleh peserta Bimtek di sini adalah bahwa tenaga kesehatan standar kerjanya akan dilihat dalam mencapai SPM tersebut. Caranya menghitungnya adalah per orang, bukan per kunjungan. Jadi, setiap Posbindu PTM perbulannya yang menjadi target skrining adalah orang baru yang berkunjung ke Posbindu tersebut.

Pada kesempatan ini, Nur Ani juga menceriterakan keberadaan Posbindu SMARThealth. Setiap desa ada 5 kader SMARThealth yang mendapatkan pelatihan dan dibekali dengan aplikasi eKader. Kader yang melakukan pemeriksaan di Posbindu SMARThealth akan menginput datanya dengan menggunakan handphone yang sudah diinstal dengan aplikasi eKader.

Begitu data diinput dengan aplikasi eKader, data akan langsung masuk ke dalam ePuskesmas. Jadi bisa dibayangkan, bahwa desa atau kelurahan yang telah melakukan replikasi SMARThealth, pekerjaan perawat sangat terbantukan dengan adanya pemberdayaan kader kesehatan terlatih. Perawat tidak perlu mengentry data lagi. Perawat cukup melihat di ePuskesmas untuk mengetahui berapa orang yang telah diskrining oleh kader SMARThealth.

Karena di Puskesmas Kepanjen menggunakan sistem yang berbeda, maka dalam pelaksanaan Posbindu PTM diajarkan cara melakukan entry data dengan menggunakan form offline dalam bentuk excel, yang dipandu oleh Nur Ani dengan dibantu operator komputer oleh Candra Hernawan, S.Kom. Mereka harus mengentri secara manual ke dalam form offline tersebut, baru kemudian dikirimkan ke Dinkes. Berbeda dengan yang menggunakan aplikasi eKader, datanya bisa dilihat oleh Puskesmas dan Dinkes hingga Kemenkes ketika sudah selesai dientri kader.

Pukul 11.51 WIB, rangkaian Bimtek di Puskesmas Kepanjen berakhir dan dilanjutkan dengan foto bersama peserta Bimtek Program PTM dan Keswa di Puskesmas Kepanjen. *** [220321]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo
Share:

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive

Risk Checker

Risk Checker

Indeks Massa Tubuh

Supplied by BMI Calculator Canada

Statistik Blog

Sahabat eKader

Label

Arsip Blog