Tampilkan postingan dengan label Advokasi SMARThealth. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Advokasi SMARThealth. Tampilkan semua postingan

Kamis, 06 Oktober 2022

Advokasi SMARThealth Puskesmas Karangploso

Dalam rangka replikasi program SMARThealth, Puskesmas Karangploso mengadakan advokasi SMARThealth di Ruang Pertemuan Puskesmas Karangploso yang beralamatkan di Jalan  Panglima Sudirman No. 65 Dusun Girimoyo RT 01 RW 01 Desa Karangploso, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur, pada Kamis (06/10/2022).

Dalam advokasi ini, Puskesmas Karangploso mengundang Camat Karangploso dan Kepala Desa serta perawat dari 9 desa yang berada di wilayah adiminstratif Kecamatan Karangploso, yaitu Ngenep, Bocek, Ngijo, Donowarih, Tawangargo, Girimoyo, Kepuharjo, Tegalgondo, dan Ampeldento.

Kapus Karangploso mengajak foto bersama Camat dan 9 Kepala Desa se-Kecamatan Karangploso saat mengikuti advokasi SMARThealth

Sedangkan dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang menghadirkan Sub Koordinator Substantif PTM dan Kesehatan Jiwa (Keswa), yang mengajak salah seorang Tim SMARThealth Universitas Brawijaya (UB).

Sub Koordinator Substantif PTM dan Keswa tiba di lokasi pada pukul 09.03 WIB, namun ruang pertemuan masih tampak sepi. Hanya terlihat Camat Karangploso dan stafnya yang telah datang duluan.

Sambil menunggu Kepala Desa hadir, Camat Karangploso dan Sub Koordinator Substantif PTM dan Keswa berkesempatan jumpai pasien korban insiden Stadion Kanjuruhan di ruang IGD atas pemberitahuan Kepala Puskesmas (Kapus) Karangploso.

Di ruang IGD itu, baik Camat maupun Sub Koordinator memberikan semangat kepada pemuda kelas 3 salah satu SMK di Karangploso yang mengalami luka lecet di sekujur tubuhnya. Kulit dipunggung mengelupas.

Peserta advokasi SMARThealth Puskesmas Karangploso

Setelah banyak Kepala Desa yang hadir, acara advokasi SMARThealth pun dimulai pada pukul 09.48 WIB. Acara diawali dengan ucapan selamat datang oleh pembawa acara dan doa, kemudian dilanjutkan dengan sambutan singkat dari  Kapus Karangploso, drg. Izzah El Maila.

Dalam sambutannya, drg Izzah mengatakan bahwa tujuan advokasi ini adalah untuk memperoleh komitmen atau dukungan dalam bidang kesehatan dari pemangku kebijakan yang ada di kecamatan maupun di desa.

Usai sambutan Kapus Karangploso, acara diteruskan dengan sambutan dan pemaparan materi dari Sub Koordinator Substantif PTM dan Keswa Paulus Gatot Kusharyanto, SKM. Dalam sambutannya, Paulus mengatakan bahwa Karangploso termasuk dari 10 kecamatan yang masuk replikasi SMARThealth tahun 2022. Karangploso diurutan yang ke-8 dalam advokasi ini.

Selesai sambutan, Paulus langsung memberikan materi “Program SMARThealth Sebagai Upaya Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Tidak Menular Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang.”

Pemaparan materi Program SMARThealth dari Sub Koordinator Substantif PTM dan Keswa Dinkes Kabupaten Malang

Pada kesempatan itu, Paulus mengawalinya dengan memutarkan video mengenai kader SMARThealth. Kemudian, Paulus menguraikan tentang kondisi PTM terkini di Kabupaten Malang di mana penyakit jantung dan pembuluh darah lainnyaserta diabetes mellitus menduduki peringkat tertinggi.

Menurut data di Seksi PTM dan Keswa, proporsi kasus PTM di Kabupaten Malang sejak 2015 meningkat terus. PTM ini dipicu oleh faktor risiko perilaku masyarakat, seperti merokok, pola makan tidak sehat, kurang aktivitas fisik, dan alkohol.

Kebijakan dan strategi program pencegahan dan pengendalian PTM ada 4, yaitu promosi kesehatan (promkes), deteksi dini, perlindungan khusus, dan penangananan kasus. Salah satu program unggulan sebagai strategi program pengendalian PTM adalah Posbindu PTM SMARThealth.

Lebih lanjut, Paulus menjelaskan tentang keunggulan SMARThealth di antaranya memiliki speedometer yang menjadi indikator apakah orang itu berisi rendah, sedang atau tinggi. Dengan aplikasi berbasis smartphone, kader SMARThealth mampu melakukan deteksi dini tentang faktor risiko PTM.

Camat Karangploso beri sambutan dalam advokasi SMARThealth

Paulus mengakhiri paparan materinya dengan menampilkan Peraturan Bupati (Perbup) Nomor 31 Tahun 2021, yang di dalamnya dibahas perlunya keterlibatan desa-desa/kelurahan dalam mendukung implementasi program SMARThealth.

Pukul 10.43 WIB acara berikutnya adalah sambutan dari Camat Karangploso Drs. Dwi Ilham Prastyanto. Dalam sambutannya, Camat Karangploso berbicara tentang pentingnya kesehatan bagi kita. PTM semakin meningkat, Dinkes memperkenalkan aplikasi SMARThealth yang bisa untuk deteksi dini faktor risiko PTM.

“Advokasi ini tepat waktu, karena desa akan segera menyelenggarakan Musrengbangdes”, ungkap Camat Karangploso. “Perbup yang dijelaskan Pak Paulus bisa jadi cantolan dalam Musrenbangdes.”

Usai sambutan dari Camat, Kapus Karangploso langsung memimpin diskusi singkat. “Ikan sepat, ikan gabus. Lebih cepat,lebih bagus”, kata Kapus drg Izzah.

Penandatanganan penggalangan komitmen oleh Kepala Desa yang disaksikan Camat dan Kapus Karangploso serta Sub Koordinator Substantif PTM dan Keswa Dinkes Kabupaten Malang

Lebih lanjut, Kapus Karangploso mengatakan bahwa sesuai amanat Perbup Nomor 31 Tahu 2021 tadi, desa perlu menganggarkan pulsa, uang transportasi, dan BMHP (Barang Medis Habis Pakai) sesuai kemampuan desa masing-masing. 

Sebagai penggalangan komitmen mendukung kegiatan SMARThealth di Kecamatan Karangploso, maka dilakukan penandatangan bersama oleh Kapus, Camat, dan 9 Kepala Desa atau yang mewakili sebagai wujud komitmen tersebut.

Lalu setelah itu dilakukan foto bersama di antara peserta advokasi SMARThealth di Ruang Pertemuan Puskesmas Karangploso. Usai foto, acara pun ditutup tepat pada pukul 11.00 WIB dan diakhiri dengan doa. *** [061022]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo


Share:

Rabu, 27 Juli 2022

Advokasi Dan Sosialisasi Program Posbindu SMARThealth Di Kecamatan Pagelaran

Hari ini, Rabu (27/07/2002), Puskesmas Pagelaran menyelenggarakan advokasi dan sosialisasi program Posbindu SMARThealth dengan sasaran Camat dan para Kepala Desa yang ada lingkungan administrastif Kecamatan Pagelaran. Ada 10 desa yang diundang dalam advokasi tersebut, yaitu Sidorejo, Clumprit, Kademangan, Kanigoro, Balearjo, Banjarejo, Suwaru, Karangsuko, Brongkal, dan Pagelaran.

Kegiatan ini dipusatkan di Ruang Pertemuan Puskesmas Pagelaran yang beralamatkan di Jalan Sidorejo No. 39 Dusun Ardirejo, Desa Sidorejo, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur.

Pertemuan ini dimulai pada pukul 09.32 WIB. Master of Ceremony (MC) Fathurrohma Maulida, SKM dari Bagian Promkes Puskesmas Pagelaran mengawali dengan ucapan selamat datang kepada semua peserta yang hadir dalam advokasi dan sosialisasi, dan diteruskan dengan membacakan rangkaian susunan acara dalam pertemuan tersebut, serta memimpin doa sebelum acara lengkapnya dimulai.

Seluruh peserta advokasi berpose bersama

Setelah itu, seluruh hadirin menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan Mars GERMAS yang dipandu oleh Wiji Dwi Sri Rahayu, seorang penanggung jawab Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Esensial Puskesmas Pagelaran. 

Dalam menyanyikan kedua lagu tersebut, hadirin dimohon berdiri semua. Pada saat menyanyikan lagu Mars Germas, hadirin diminta memakai gerakan dengan tangan mengepal dan kaki menghentak.

Usai menyanyikan lagu, acara berikutnya diisi dengan sambutan-sambutan. Sambutan pertama datang dari Kepala Puskesmas (Kapus) Pagelaran drg. Herawati. Dalam sambutannya, Kapus mengatakan bahwa program SMARThealth merupakan upaya untuk pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular (PTM). Penanggulangan PTM ini jika dibebankan semuanya kepada tenaga kesehatan, Puskesmas tidak akan mampu. Jadi, semua sektor harus terlibat.

Peserta menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars GERMAS

Oleh karena itu, lanjut Kapus, hari ini Puskesmas Pagelaran menghadirkan para Kepala Desa di lingkungan Kecamatan Pagelaran untuk mengikuti advokasi dan sosialisasi ini agar bisa berbagi peran dalam mendukung dan menyukseskan program SMARThealth di desanya masing-masing.

Sambutan kedua disampaikan oleh Kepala Seksi PTM dan Kesehatan Jiwa (Kasi PTM Keswa) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang, Paulus Gatot Kusharyanto, SKM. Pada kesempatan ini, Paulus mengingatkan kepada hadirin bahwa angka kematian tertinggi saat ini didominasi karena jantung. Tahun 2016 Universitas Brawijaya (UB) melakukan uji coba riset mengenai masalah ini di 4 desa di Kabupaten Malang. Hasilnya, lebih dari 93 persen, warga umur 40 tahun ke atas berhasil diskrining oleh kader kesehatan terlatih  (kader SMARThealth).

Keberhasilan skrining ini yang menyebabkan Bupati Malang ingin mereplikasi program SMARThealth di 390 desa di Kabupaten Malang secara bertahap. Salah satunya hari ini, Puskesmas Pagelaran menginisiasi advokasi dan sosialiasi ini untuk mempersiapkan pelaksanaan program SMARThealth mulai tahun 2022 ini.

Sambutan Kepala Puskesmas Pagelarang, Kabupaten Malang

Bupati Malang juga sudah mengeluarkan Perbup Nomor 31 Tahun 2021, di mana di dalamnya juga dibahas perlunya keterlibatan desa-desa/kelurahan dalam mendukung implementasi program SMARThealth sesuai kemampuan desa masing-masing.

Selain itu, Paulus juga menyinggung perihal ODGJ. Hasil Pencanangan Kabupaten Malang Bebas Pasung di RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat kemarin, juga turut disosialisasikan kepada peserta advokasi.

Sambutan ketiga diisi oleh Kepala Seksi Kesejahteraan Sosial (Kasi Kessos) Kecamatan Pagelaran, Ali Sachson M., S.Sos. Dalam sambutannya, Kasi Kessos yang mewakili Camat Pagelaran itu, menyampaikan bahwa umumnya desa yang ada di Kecamatan Pagelaran telah diminta untuk menyisihkan anggaran dari ADD atau DD dalam mendukung program SMARThealth yang akan direplikasi di lingkungan Kecamatan Pagelaran, seperti uang transport kader, subsidi pulsa, bahan habis pakai, dan lain-lain. Dana untuk mendukung program SMARThealth dalam rangka pencegahan dan pengendalian PTM itu nantinya dipantau setiap saat agar supaya berjalan dengan baik dan sesuai dengan sasarannya.

Kasi Kessos Kecamatan Pagelaran beri sambutan dan sekaligus membuka kegiatan advokasi dan sosialisasi program SMARThealth

Berkenaan dengan ODGJ, Kasi Kessos berceritera bahwa masalah kesehatan terkait dengan masalah budaya. Perangkat sudah berupaya menangani ODGJ namun ada sebagian keluarga yang kurang responsif.

Keluarga ODGJ yang dipersuasi untuk memberangkatkan ODGJ ke RSJ awalnya menyatakan bersedia, akan tetapi ketika dijemput untuk menuju ke RSJ, tiba-tiba keluarganya tidak mengizinkannya. Mereka kurang percaya kepada medis tapi lebih percaya kepada masalah supranatural, seperti dukun atau kyai yang pintar.

Ada juga keluarganya mengizinkan anggota keluarganya yang mengalami ODGJ, boleh dibawa ke RSJ tapi jangan dibawa pulang lagi setelah mendapat pengobatan di RSJ. Artinya, pihak keluarga menghendaki biar penderita ODGJ selamanya dirawat di RSJ saja.

Pemutaran video pelaksanaan program SMARThealth

Dalam kesempatan ini, Kasi Kessos menyambut baik sekali dengan adanya advokasi dan sosialisasi program SMARThealth. Karena dengan adanya program tersebut, harapan Kasi Kessos akan ada penyelesaian masalah PTM di wilayahnya.

Kemudian dengan mengucap “Bismillahirrahmanirrahim”, Kasi Kessos membuka acara advokasi dan sosialisasi program SMARThealth di Kecamatan Pagelaran secara resmi dengan mengetuk meja sebanyak 3 kali. 

Sehabis sambutan dari Kasi Kessos, acara diselingi dengan peregangan yang dipimpin oleh MC. Dalam peregangan itu, hadirin diminta berdiri dan melakukan gerakan untuk melemaskan otot-ototnya sambil menyanyikan sebuah lagu anak Indonesia yang cukup populer, yaitu lagu Naik Delman.

Staf PTM Dinkes berikan materi perihal program SMARThealth

Pukul 10.03 WIB, acara dilanjutkan dengan pemaparan materi oleh staf PTM Dinkes Kabupaten Malang, Nur Ani Sahara, S.Kep,Ners., dengan judul “Program SMARThealth Sebagai Upaya Pengendalian  Dan Pencegahan Penyakit Tidak Menular Di Kabupaten Malang.”

Dalam paparannya, Nur Ani memulai dengan memutarkan video pelaksanaan SMARThealth di Kabupaten Malang. Tayangan video ini merupakan gambaran yang akan dijalankan di Kecamatan Pagelaran. Kalau bertumpu pada tenaga kesehatan saja pasti tidak akan mampu melakukan skrining faktor risiko PTM. Oleh karena itu, perlu melibatkan kader kesehatan terlatih (kader SMARThealth) yang ada di desa tersebut.

Sebelum penandatanganan penggalangan komitmen mendukung kegiatan SMARThealth di Kecamatan Pagelaran, Tim SMARThealth Universitas Brawijaya (UB) diajak oleh staf Keswa Dinkes Kabupaten Malang, Gatot Sujono, S.St.,M.Pd untuk menengok pasien ODGJ yang sudah lepas pasung di Jalan Wachid Hasyim, Dusun Krajan, Desa Banjarejo, Kecamatan Pagelaran.

Penandatangan penggalangan komitmen mendukung kegiatan SMARThealth di Kecamatan Pagelaran

Dengan dipandu oleh penanggung jawab program Keswa Puskesmas Pagelaran, Slamet Hariadi, A.Md. Kep., staf Keswa Dinkes menuju ke lokasi yang berjarak 6,5 kilometer dari Puskesmas Pagelaran.

Dari kunjungan pasien yang telah mengalami ODGJ selama 30 tahun ini, staf Keswa dan Tim SMARThealth bergabung lagi dengan rombongan Dinkes Kabupaten Malang lainnya, yaitu Paulus Gatot Kusharyanto, Nur Ani Sahara, dan Rosida, SKM, dan mengobrol sebentar di ruang tamu Kapus Pagelaran.

Setelah itu, rombongan Dinkes berpamitan untuk kembali ke Kantor Dinkes dengan menggunakan mobil Kijang Innova lawas berplat nomor kendaraan warna merah. *** [270722]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo


Share:

Jumat, 22 Juli 2022

Advokasi Dan Sosialisasi Program SMARThealth Di Kecamatan Ampelgading Tahun 2022

Pukul 06.26 WIB, suatu pagi yang damai di Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang. Menghadap ke timur sambil menuju ke Ruang PTM dan Kesehatan Jiwa (Keswa), terlihat fajar bakal semburat. Tim SMARThealth Universitas Brawijaya (UB) yang datang pagi-pagi baru jumpa dengan janitor yang sedang bersih-bersih ruangan.

Ketika baru menanggalkan jaket jeans warna biru tua di sebuah kursi, berjumpalah dengan Kepala Seksi PTM dan Keswa (Kasi PTM Keswa) Paulus Gatot Kusharyanto, SKM, yang akan mengajak Tim SMARThealth UB ke Puskesmas Ampelgading dalam rangka advokasi dan sosialisasi program SMARThealth di Kecamatan Ampelgading.

Para Kades di wilayah administratif Kec. Ampelgading berpose bersama staf Dinkes dan Puskesmas Ampelgading

Berdua berangkat dengan mobil Kijang Innova lawas menuju Ampelgading. Tiba di pertigaan Turen, seorang staf PTM Keswa Bastamil Anwar Aziz, S.Kep.Ners bergabung, dan menggantikan menyopiri mobil menggantikan Kasi PTM Keswa.

Perjalanan ke Ampelgading terasa menyenangkan. Liukan demi liukan jalan yang tepatnya di lembah sisi selatan Gunung Semeru, cukup memanjakan pandangan mata kita dalam melihat rerimbunan tanaman menghijau di celah-celah lembah.

Pukul 08.22 WIB tibalah rombongan Dinkes di Puskesmas Ampelgading setelah menempuh jarak sekitar 45 kilometer. Di halaman Puskesmas Ampelgading, rombongan Dinkes diterima oleh Kepala Tata Usaha (TU) Totok Tri Kaharto, dan terus diantar ke Ruang Kepala Puskesmas (Kapus) yang berada di lantai dua.

Sambutan dan pembukaan oleh Camat Ampelgading

Kapus drg. Nuryani Mubayin sudah ada di ruangan. Rombongan Dinkes diterima di ruangannya. Sambil menunggu Camat Ampelgading dan Kepala Desa (Kades) yang ada di lingkungan adminstrastif Kecamatan Ampelgading, Kasi PTM Keswa mengobrol dengan Kapus sambil menikmati secangkir teh panas dan rebusan singkong, ketela, pisang serta kacang tanah.

Pukul 09.10 WIB acara advokasi dan sosialisasi program SMARThealth dimulai. Bertempat di Ruang Pertemuan Wijaya Kusuma, yang bersebelahan dengan Ruang Kapus, Master of Ceremony (MC) Retno Ismawati, SKM (staf Promkes Puskesmas Ampelgading) mengawali dengan mengucapkan selamat datang dan membacakan susunan acara dalam advokasi dan sosialisasi.

Setelah itu dilanjutkan dengan berdoa, dan terus menyanyikan lagu Indonesia Raya serta disambung dengan lagu Mars Germas. Kesemuanya itu dipandu oleh MC. Dalam menyanyikan kedua lagu tersebut, peserta dimohon untuk berdiri semua.

Kasi PTM Keswa beri prolog sebelum pemaparan materi

Usai menyanyi, peserta dimohon duduk kembali, dan acara berikutnya adalah pemutaran video tentang keselamatan di Puskesmas Ampelgading. Sekitar lima menit durasinya pemutaran video tersebut, lalu dilanjutkan dengan sambutan dari Kapus Ampelgading.

Dalam sambutannya, Kapus drg. Nuryani mengatakan bahwa tujuan dari pertemuan ini adalah utuk mengupayakan pemberdayaan kader di Ampelgading bisa terwujud. Dengan terwujudnya pemberdayaan diharapkan akan terjadi pengurangan penyakit tidak menular (PTM), seperti hipertensi dan stroke.

“Mohon Bapak Camat untuk berkenan membantu dalam kegiatan SMARThealth ini. Pengalaman di Gedangan barangkali nanti bisa dishare,” pinta Kapus

Sehabis sambutan Kapus, acara berikutnya adalah sambutan dari Camat Ampelgading Stefanus Lodewyk. Camat Stefanus ini dulunya merupakan Camat Gedangan yang pernah memberikan sambutan dalam peningkatan kapasitas kader SMARThealth di Kecamatan Gedangan.

Staf PTM Keswa Bastamil berikan materi program SMARThealth dihadapan para Kades

Dalam sambutannya, Camat Stefanus menjelaskan bahwa kegiatan sosialisasi dan advokasi program SMARThealth sangat penting. Tahun 2021, program SMARThealth di Gedangan sudah berjalan. Kader-kadernya sudah dlatih, dan pelaksanaannya mendahului Ampelgading.

Program ini sangat penting karena latar belakang sesuai dengan hasil riset tahun 2018 yang dilakukan oleh UB dan universitas di Inggris. Hasil riset diketahui, bahwa penyakit jantung dan pembuluh darah dari tahun ke tahun terus meningkat di Kabupaten Malang.

Tahun 2020 awal COVID-19 mendunia, komorbid menjadi penyebab keterparahan bagi yang terpapar COVID-19. Jadi, program SMARThealth sangat penting untuk memantau masalah komorbid tersebut.

Kades diundang sosialisasi dan advokasi ini agar supaya bisa mendukung program SMARThealth hingga bisa mencapai sasaran di desa. Setelah itu, Camat Stefanus membuka secara resmi acara sosialisasi dan advokasi program SMARThealth dengan mengetuk meja sebanyak tiga kali.

Para Kades di wilayah administratif Kec. Ampelgading ikuti advokasi dan sosialisasi program SMARThealth

Selepas pembukaan, acara disambung dengan sambutan dari Kasi PTM Keswa Dinkes Kabupaten Malang. Dalam sambutannya, Kasi PTM Keswa mengatakan bahwa program SMARThealth ini merupakan program inovasi kesehatan di Kabupaten Malang. Bupati menghendaki replikasi program SMARThealth di semua desa di Kabupaten Malang secara bertahap. Oleh karena itu, program ini juga dibekali dengan Perbup Nomor 31 Tahun 2021 tentang Upaya Penurunan Angka Kematian Penyakit Jantung Melalui Posbindu SMARThealth, di mana dalamnya perlu adanya dukungan dari Kades.

Pukul 09.43 WIB staf PTM Keswa Bastamil memberikan materi dengan judul “Program SMARThealth Sebagai Upaya Pengendalian Komorbid Penyakit Tidak Menular Pada Kasus Kesakitan Dan Kematian COVID-19 Di Kabupaten Malang.”

Pada kesempatan itu, Bastamil menjelaskan bahwa PTM itu kalau tidak dicari, tentu tidak akan kelihatan. Kalau cuma menunggu warga periksa ke Puskesmas bila sakit, beban negara akan jadi membengkak gegara PTM.

Kapus Ampelgading berikan closing speech

“Indonesia sehat itu, yang sakit terdeteksi dan dapat layanan kesehatan dasar,” tegas Bastamil kepada para peserta advokasi dan sosialisasi itu

Oleh karena itu, nantinya perlu melatih sejumlah kader kesehatan dalam program SMARThealth sebagai wujud pemberdayaan masyarakat. Dengan adanya kader terlatih yang akan melakukan skrining faktor risiko PTM, tentunya tidaklah mudah. Perlu adanya dukungan dalam operasional tersebut. Dinkes dan Puskesmas akan memiliki keterbatasan anggaran dalam mendukung giat kader nantinya.

Dalam advokasi dan sosialiasi program SMARThealth ini diperlukan dukungan dari Kades, misalnya membelikan pulsa untuk input data, transportasi kader dalam melakukan tugas skrining, strip gula, strip kolesterol, dan sebagainya.

Usai paparan, dibuka sesi tanya jawab. Ada dua kades yang bertanya dalam pertemuan tersebut. Kades Tirtomarto mennyakan perihal dana apa saja yang diperlukan dari APBDes dalam mendukung program SMARThealth tersebut?

Satu per satu para Kades membubuhkan tanda tangan Penggalangan Komitmen Mendukung Kegiatan SMARThealth di Kecamatan Ampelgading

Sementara itu, perangkat desa yang mewakili Kades Tamansari juga menanyakan mengenai fasilitas apa saja yang diperlukan dari desa?

Kedua kades itu kemudian menegaskan bahwa kalau program itu memang memberikan manfaat kesehatan bagi warganya, sebenarnya desa mampu untuk membantunya namun harus sesuai dengan Musyawarah Desa.

Oleh karena itu, Kades menghimbau petugas kesehatan di desa agar turut hadir dan mengusulkan untuk program SMARThealth saat ada Musyawarah Desa. *** [220722

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo


Share:

Selasa, 19 Juli 2022

Advokasi SMARThealth Dan FGD PTM Di Pendopo Kecamatan Bululawang

Seakan tak mau kalah dengan keramaian Pasar Rakyat Bululawang yang ada di depannya, pagi hingga siang ini, Selasa (19/07/2022), di Pendopo Kecamatan Bululawang digelar dua giat sekaligus. Peserta dan temanya sama, tapi narasumber atau pematerinya berbeda.

Giat pertama berjudul “Advokasi Dan Sosialiasi Program Posbindu System Medical Appraisal And Treatment (SMARThealth) Kecamatan Bululawang”, dan giat yang kedua bertitel “Focus Group Discussion Sistem Layanan Dasar Untuk Mendeteksi Dini Penyakit Tidak Menular Dan Pengelolaan Penyakit Jantung.”

Peserta advokasi SMARThealth dan FGD PTM di Pendopo Kecamatan Bululawang

Acara dua giat ini dihadiri oleh 70 kader dari 14 desa (setiap desa mengirimkan 5 kader) yang ada di lingkungan Puskesmas Bululawang, 5 perwakilan dari sekolah, 5 perwakilan dari Prolanis, 14 Kepala Desa (Kades) di Kecamatan Bululawang, seorang Kepala Sekolah, Seksi PTM Keswa Dinkes Kabupaten Malang, dan Tim SMARThealth Universitas Brawijaya (UB).

Giat pertama dimulai pada pukul 08.48 WIB dengan dibuka oleh Master of Ceremony (MC) Riska Novita, S.E. (staf Kantor Camat Bululawang) dengan ucapan selamat datang kepada seluruh peserta yang hadir di Pendopo Kecamatan Bululawang, yang beralamatkan di Jalan Suropati Raya 06 RT 14 RW 04 Desa Bululawang, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur.

Setelah itu, peserta dimohon berdiri untuk menyanyikan lagu Indonesia Raya yang dipandu oleh salah satu kader dari Desa Lumbangsari, Yunani. Birama lagu Indonesia Raya adalah 4/4 dan awal masuk lagu jatuh pada ketukan ke-4. Artinya awal masuk lagu bersamaan dengan gerakan tangan dirigen ke atas.

Peserta mengisi buku hadir

Peserta dimohon duduk kembali selesai menyanyikan lagu Indonesia Raya. Kemudian acara diteruskan dengan berdoa bersama, yang dipandu oleh MC Riska. Usai berdoa, dilanjutkan dengan pemaparan materi dari Dinkes Kabupaten Malang yang diundang oleh Puskesmas Bululawang untuk menjadi narasumber.

Kepala Seksi  PTM dan Kesehatan Jiwa (Kasi PTM Keswa) Paulus Gatot Kusharyanto, SKM memberikan materi dengan judul “Program SMARThealth Sebagai Upaya Pengendalian Komorbid Penyakit Tidak Menular Pada Kasus Kesakitan Dan Kematian COVID-19 Di Kabupaten Malang.”

Dalam paparannya, Paulus menjelaskan apa itu penyakit tidak menular (PTM), penyakit apa saja yang termasuk PTM, kondisi PTM terkini, 10 besar diagnosa kesakitan di Kabupaten Malang tahun 2020, data penyebab kematian di Kabupaten Malang dari tahun 2018 hingga 2020, data kasus konfirmasi COVID-19 Jawa Timur tahun 2020 dan 2021 berdasarkan risiko, kebijakan dan strategi program PTM, Program Inovasi SMARThealth, road map pengembangan pelayanan jantung, dasar kebijakan prioritas penggunaan dana desa, serta sosialisasi Perbup No. 31 Tahun 2021 tentang Upaya Penurunan Angka Kesakitan dan Angka Kematian Penyakit Jantung Melalui Posbindu SMARThealth.

Kasi PTM Keswa beri advokasi SMARThealth dan sosialisasi Perbup No. 31 Tahun 2021

Pada sesi tanya jawab, Kades Kasri M. Kusaini pun mengajukan pertanyaan. “Kenapa advokasi ini baru dilaksanakan sekarang, sementara penganggaran telah selesai. Untuk merubah anggaran tahun 2022 sudah sulit?”

Paulus yang dibantu oleh stafnya, Nur Ani Sahara, S.Kep.Ners berusaha menjawab petanyaan tersebut. Program SMARThealth dilaksanakan secara bertahap. Menurut Nur Ani, langkah pertama adalah sosialiasi. Kemudian nanti Puskesmas akan mengeluarkan dana BOK untuk pelatihan kader.

Setelah pelatihan, Dinkes akan mengupayakan SMARThealth Kit untuk masing-masing desa. SMARThealth Kit akan dibagikan pada Desember 2022. Tahun 2023 baru pelaksanaan di lapangan. Jadi menurut Paulus dan Nur Ani, penganggaran untuk tahun 2023 dari masing-masing desa malah pas pada saat pelaksanaan di lapangan nantinya.

Sejumlah Kepala Desa di lingkungan Puskesmas/Kecamatan Bululawang turut hadir

Nanti Puskesmas akan melatih lima kader kesehatan untuk setiap desanya. Oleh karena itu, pihak desa harus mempersiapkan lima orang kader yang lincah, tidak gagap teknologi, dan mewakili dari sejumlah dusun/RW yang ada di setiap desanya. Hal ini agar supaya ada kader yang bisa memback up kegiatan Posbindu SMARThealth di setiap dusun yang ada di desa tersebut.

Selain itu, Kepala Puskesmas (Kapus) Bululawang dr. Titis Ari Respatilatsih juga turut menanggapi sejumlah pertanyaan dari Kades. Kapus Bululawang memberikan apresiasi atas antusias Kades dalam ikut sosialiasi program SMARThealth dan berkenan menganggarkannya pada tahun 2023.

Pukul 10.03 WIB acara giat yang kedua dimulai. Acara kedua ini merupakan acaranya DPRD Kabupaten Malang. Camat Bululawang Drs. Mardiyanto, M.M. memberikan sambutan. Dalam sambutannya, Camat Mardiyanto mengatakan bahwa penyakit tidak menular (PTM) memang tidak pernah menjadi pandemi, tapi dalam keseharian mengancam masyarakat. Anehnya, masyarakat banyak yang tidak sadar dan deteksi dini di Kecamatan Bululawang masih sangat kurang.

Kepala Puskesmas Bululawang menyapa dan menanggapi sejumlah pertanyaan dari kepala desa

Sambutan Camat Bululawang ini merupakan pembuka untuk pemahaman kepada anggota DPRD Kabupaten Malang yang bertandang ke Kecamatan Bululwang dalam rangka FGD Sistem Layanan Dasar Untuk Mendeteksi Dini Penyakit Tidak Menular Dan Pengelolaan Penyakit Jantung.

Dan menurut Camat Bululawang, giat ini juga sudah klop dengan sosialisasi program SMARThealth yang digagas oleh Puskesmas Bululawang dengan menghadirkan narasumber dari Dinkes Kabupaten Malang.

Ada tiga anggota DPRD yang berkunjung ke Kecamatan Bululawang, yaitu Ahmad Fauzan, S.Sos. (Ketua Komisi I), Mohammad Risqi Irvansyah (anggota Komisi III), dan H. Kuncoro, S.H. (Ketua Komisi II).

Ketua DPRD dan anggota DPRD Kabupaten Malang menyerap aspirasi dan menanggapi sejumlah pertanyaan dari para kader

Kunjungan ketiga anggota DPRD ditambah Ketua DPRD Kabupaten Malang Darmadi, S.Sos yang datangnya agak telat, bertujuan untuk mengetahui aspirasi dari para kader kesehatan sesuai tema FGD yang diusung, seperti: pemeriksaan berkala minimal 2 kali sebulan sebagai upaya deteksi dini faktor risiko PTM, dan mengatasi berobat bagi masyarakat yang tidak mampu/tidak memiliki BPJS, termasuk di dalamnya Lansia dan ODGJ.

Pada kesempatan itu muncul sejumlah pertanyaan berkenaan dengan kemasalahatan orang banyak. Diawali dengan Camat Bululawang mengenai perbaikan jalan yang rusak di Kecamatan Bululawang, dan terus diikuti dengan pertanyaan-pertanyaan dari para kader.

Kader Desa Sudimoro misalnya, mengeluhkan biaya sekolah negeri yang masih menarik iuran per bulannya dan meminta pengadaan handphone untuk input data program kesehatan yang ada di desanya.

Sejumlah tenaga pendidik/guru ikuti advokasi SMARThealth dan FGD PTM dari DPRD

Lalu, kader jiwa dari Desa Kuwolu mempertanyakan perihal jalur pengurusan ODGJ, dan diteruskan dengan kader Desa Wandapuro yang berkeluh kesah tentang ODGJ yang punya NIK tapi tidak diterima rumah sakit.

Semua pertanyaan-pertanyaan itu pun ditampung anggota DPRD, ditanggapi untuk menjadi pekerjaan rumah anggota DPRD dalam menyuarakan aspirasi kader kesehatan dalam rapat maupun penganggaran nantinya.

Hal ini pun dipertegas oleh Ketua DPRD Darmadi, S.Sos. Infrastruktur jalan sebenarnya sudah dianggarkan. Hanya saja pada masa pandemi, banyak ijin pihak ketiga yang mati. Setelah pandemi berkurang, terjadi kenaikan BBM maupun barang-barang lainnya sehingga pihak ketiga minta penundaan pengerjaannya.

Sejumlah kader menyimak advokasi SMARThealth dan FGD PTM

Terkait handphone, Ketua DPRD menghimbau kepada anggota yang akan mencalonkan lagi melalui dapilnya masing-masing untuk bisa membantunya. Aspirasi-aspirasi ini harus benar-benar direkam untuk kemaslahatan orang banyak. Kebetulan anggota DPRD yang hadir ini masuk dalam Badan Anggaran (Banggar).

Mengakhiri giat di Pendopo Kecamatan Bululawang, Camat Mardiyanto berharap beberapa bulan yang lalu banyak pengadaan bendera palang hitam (simbol kematian) karena komorbid atau PTM, bulan-bulan berikutnya dengan materi dari program SMARThealth dan FGD Sistem Layanan Dasar Untuk Mendeteksi Dini Penyakit Tidak Menular Dan Pengelolaan Penyakit Jantung, kasus-kasus itu harus semakin berkurang. Kader sebagai garda terdepan dalam kesehatan masyarakat harus siap setiap saat menjaga kesehatan masyarakat di desanya masing-masing. *** [190722]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo


Share:

Jumat, 15 Oktober 2021

Puskesmas Pamotan Selenggarakan Advokasi SMARThealth di Rumah Makan Chicken Pingsaw Dampit

Jumat (15/10) pagi itu cuaca cerah. Sebuah mobil Kijang Innova lama keluar dari halaman Kantor Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang menuju ke arah Dampit. Di dalam mobil itu, ada 2 orang dari Seksi PTM dan Kesehatan Jiwa (Keswa) Dinkes dan seorang perwakilan dari Tim SMARThealth Universitas Brawijaya (UB).

Dua orang dari Seksi PTM dan Keswa itu adalah Kepala Seksi Paulus Gatot Kusharyanto, SKM dan penanggung jawab replikasi SMARThealth di wilayah kerja Puskesmas Pamotan, Gatot Sujono, S.St., M.Pd.

Sambutan Kepala UPT Puskesmas Pamotan, Kecamatan Dampit

Kedatangan mereka ke sana dalam rangka memenuhi undangan sebagai narasumber dalam acara Advokasi SMARThealth Lintas Sektor yang diselenggarakan Puskesmas Pamotan di Rumah Makan Chicken Pingsaw yang beralamatkan di Jalan Simpang Ngurawan (Depan KUA) Dampit Wetan RT 07 RW 06 Kelurahan Dampit, Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur.

Pertemuan lintas sektor ini mengundang 30 orang, yang terdiri atas Camat Dampit, Ketua TP-PKK Kecamatan, Kapolsek, Danramil, Diknas, KUA, PPAI, dan perwakilan dari 6 desa yang berada di wilayah kerja Puskesmas Pamotan. Keenam desa tersebut adalah Pamotan, Sumbersuko, Majangtengah, Rembun, Pojok, dan Jambangan.

Peserta Pertemuan Lintas Sektor di Rumah Makan Chicken Pingsaw Dampit

Masing-masing desa menghadirkan 3 orang, yaitu Kepala Desa, Ketua TP-PKK Desa, dan perwakilan kader kesehatan yang bakal ditingkatkan menjadi kader SMARThealth pada tanggal 21 Oktober mendatang.

Tamu undangan yang hadir akan dipersilakan menaiki tangga menuju ke Ruang Pertemuan Rumah Makan Chicken Pingsaw yang berada di lantai 2. Di depan tangga telah ada Dwi Arta Cahyono Putra, S.E., dan Sri Sukanti, A.Md. Kep. yang melakukan registrasi kepada para hadirin, dan kemudian dipersilakan menempati tempat duduk yang telah disediakan.

Pemateri 1 dari Puskesmas Pamotan Kecamatan Dampit

Acara pertemuan lintas sektor ini dimulai pada pukul 08.50 WIB. Mengawali acara, Master of Ceremony (MC) Masrifatus Snaswianing Tyas, A.Md. Gz mengucapkan selamat datang kepada seluruh tamu undangan yang hadir, dan terus dilanjutkan dengan membacakan agenda pertemuan ini.

Setelah itu disambung dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya yang dipimpin oleh penanggung jawab PTM Puskesmas Pamotan, Ratnawati Rahman, S.Kep.Ners dengan hitungan 4/4. Artinya, saat dirigen memulai dengan menyanyikan “… Hiduplah Indonesia Raya” disusul dengan hitungan 1-2-3, dan awal masuk lagu jatuh pada ketukan ke-4.

Sambutan dan arahan dari Camat Dampit Abai Saleh, S.Sos., M.M.

Setelah itu, acara diisi dengan sambutan dari Kepala UPT Puskesmas Pamotan drg. Putri Lestari. Dalam sambutannya, Kepala Puskesmas (Kapus) mengatakan bahwa pertemuan ini terkait dengan vaksinasi dan rencana peningkatan kapasitas kader SMARThealth.

Menurut Kapus, capaian vaksinasi di wilayah kerja Puskesmas Pamotan yang paling sedikit sudah mencapai 51% dan yang tertinggi dicapai oleh Desa Pojok. Berkat Deklarasi 100% vaksinasi di Desa Pojok, mengilhami desa yang lainnya. Tepuk tangan pun mengiringi pernyataan Kapus ini.

Peserta pertemuan yang berada di sisi timur ruang pertemuan

Usai sambutan Kapus, MC mempersilakan kepada Siswoko, S.Kep.Ners dari Puskesmas Pamotan untuk memandu jalannya (moderator) pertemuan lintas sektor ini. Dalam pertemuan ini menghadirkan dua pemateri, yaitu dr. Elliya Rosyida dari Puskesmas Pamotan dan Paulus Gatot Kusharyanto, SKM dari Dinkes Kabupaten Malang.

Pemateri 1 disampaikan oleh dr. Elliya Rosyida dengan paparannya yang berjudul “Mengenal lebih dekat vaksin AstraZeneca dan Pfizer”. Dalam paparannya itu, dr. Elliya menjelaskan perihal evaluasi vaksin dan vaksin baru.

Pemateri 2 dari Dinkes Kabupaten Malang

Dr. Elliya memulai dengan rekapitulasi dan presentase jumlah total penduduk yang sudah divaksin dan belum divaksin di wilayah kerja Puskesmas Pamotan, pengertian vaksin, jenis vaksin COVID-19, bagaimana sediaan produk, bagaimana efikasi vaksin, siapa saja yang boleh divaksin, vaksinasi pada kelompok, informasi KIPI secara umum, informasi keamanan dan KIPI, miokarditis dan pericarditis, serta penyimpanan dan pengelolaan vial vaksin.

Selesai materi 1, dibuka tanya jawab yang dipandu oleh moderator. Setelah tanya jawab, dilanjutkan dengan sambutan dan arahan dari Camat Dampit Abai Saleh, S.Sos., M.M. Pada kesempatan itu, Camat Dampit memberikan apresiasi kepada desa yang telah melakukan vaksinasi lebih dari 80% dan akan memantau desa yang capaiannya masih 51%. Camat Dampit akan turun lapangan untuk menangani kendala yang capaiannya masih sedikit kendati sudah di atas 50%.

Tim SMARThealth UB menyimak dengan seksama

Dengan gayanya yang khas, Camat pun berseloroh untuk memperkenalkan kepada masyarakat di 6 desa yang ada di wilayah kerja Puskesmas Pamotan. Hal ini wajar karena Camat Dampit yang baru ini merupakan pindahan dari Kecamatan Kepanjen.

Di sela-sela itu, Camat Abai juga sempat bercanda dengan melontarkan pertanyaan kepada para hadirin. “Siapa yang tahu ukuran sepatu saya?”

Kebetulan, perawat Desa Pojok yang turut hadir bisa menjawab ukuran sepatunya Pak Camat tersebut, yaitu 45. Kontan, perawat Desa Pojok Putri Ayu Dyah mendapat uang Rp 100 ribu yang dikeluarkan dari dompet kulit Camat Dampit.

Camat Dampit dan Kepala Puskesmas Pamotan

Selain itu, Camat Abai Saleh juga mengimbau kepada 6 kepala desa yang diundang dalam pertemuan lintas sektor ini untuk mengalokasikan anggaran untuk mendukung program inovasi layanan kesehatan SMARThealth ini. Kebetulan Camat Abai paham betul mengenai program SMARThealth. Karena sewaktu masih menjabat Camat Kepanjen, beliau tidak segan mengunjungi kegiatan kader SMARThealth di Kepanjen.

Pukul 09.45 WIB, moderator mempersilakan pemateri 2 Paulus Gatot Kusharyanto untuk menyampaikan paparannya dengan judul “Sosialisasi Perbup Program SMARThealth Nomor 31 Tahun 2021 di Kabupaten Malang.”

Lantai bawah Rumah Makan Chicken Pingsaw Dampit

Paulus Gatot mengawalinya dengan memutar video tentang implementasi program SMARThealth di Kelurahan Kepanjen. Di dalamnya juga ada pidato Camat Abai Saleh mengenai pelaksanaan program SMARThealth di Kelurahan Kepanjen.

Bagi Paulus Gatot, kader itu biasa tetapi berharga di hadapan Tuhan dan negara. Karena tugas mulia mereka dalam membantu masyarakat agar tetap sehat. Oleh karena itu, peran kader di tengah masyarakat sangatlah penting. 

Dalam paparannya itu, Paulus Gatot menjelaskan apa itu SMARThealth. Apa saja yang dilakukan dalam program SMARThealth, disahkannya Perbup SMARThealth dan terakhir ditutup dengan penjelasan perilaku CERDIK yang merupakan singkatan dari Cek kesehatan secara berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin beraktivitas fisik, Diet yang sehat dan seimbang, Istirahat yang cukup dan Kelola stres.

Sama dengan pemateri 1, setelah pemaparan materi dibuka tanya jawab oleh moderator kepada peserta pertemuan lintas sektor di wilayah kerja Puskesmas Pamotan untuk mengajukan pertanyaan kepada pemateri 2.

Pada kesempatan itu, kader SMARThealth Majangtengah Hudha Ifiyah menanyakan perihal aplikasi eKader yang tidak bisa untuk menginput data karena pada item provinsi tidak bisa diisi sehingga input data pun menjadi tertunda.

Oleh Gatot Sujono, S.St., M.Pd., selaku penanggun jawab replikasi SMARThealth di wilayah kerja Puskesmas Pamotan, menerangkan bahwa nanti pada pelatihan kader kesehatan dalam peningkatan kapasitas kader SMARThealth yang akan diadakan pada Senin, minggu depan, aplikasi akan diinstal ulang.

Pukul 10.39 WIB acara pertemuan telah selesai. Moderator pun mengembalikan waktunya kepada MC, dan MC mengatakan bahwa acara demi acara sudah dilalui dengan lancar. Kemudian acara pertemuan lintas sektor ini ditutup dengan doa yang dipimpin oleh Repan Efendi, Pengawas Pendidikan Agama Islam (PPAI) Kecamatan Dampit.

Selesai doa, para tamu undangan dipersilakan untuk mencicipi hidangan yang telah disediakan Rumah Makan Chicken Pingsaw di meja panjang dalam ruang pertemuan itu secara prasmanan. Ada nasi putih, nasi goreng, acar, aneka saos bumbu, nugget, cap jay, semur ayam, dan perkedel. *** [151021]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo


Share:

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive

Risk Checker

Risk Checker

Indeks Massa Tubuh

Supplied by BMI Calculator Canada

Statistik Blog

Sahabat eKader

Label

Arsip Blog