Tampilkan postingan dengan label NIHR. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label NIHR. Tampilkan semua postingan

Kamis, 08 Juni 2023

Sambil Mengenali Suasana Pedesaan Kabupaten Malang, Peneliti Yayasan Percik Salatiga Kunjungi Kader Desa Sepanjang

Peneliti Yayasan Percik Salatiga beradiensi dan berdialog dengan kader Desa Sepanjang di malam hari


Hari ini, Kamis (08/06), peneliti Yayasan Percik Salatiga (YPS) – Damar Waskitojati dan Singgih Nugroho – berkeliling pedesaan. Mereka ingin mengenali suasana pedesaan di Kabupaten Malang, sambil berusaha janjian untuk mengunjungi sejumlah orang yang diidentifikasi memiliki sumber informasi terkait perilaku masyarakat berkenaan dengan pengelolaan sampah di suatu daerah.

Didampingi seorang anggota Tim SMARThealth Universitas Brawijaya (UB), mereka memulai mengarah ke Kecamatan Kromengan dan Wonosari sambil berencana untuk melakukan kunjungan ke Desa Kranggan, Kecamatan Ngajum, di mana salah seorang staf PTM dan Keswa Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang bermukim.

Rencananya kedua peneliti tersebut akan melakukan audiensi dan in depth interviewing karena staf tersebut mengetahui suasana pembakaran gamping dengan limbah plastik di desa mertuanya, yaitu Desa Sumberejo, Kecamatan Pagak. Namun ternyata ia sedang ada tugas kerja ke Surabaya.

Rencana berubah, karena yang sediannya juga akan berjumpa dengan Ketua PC Fatayat NU Kabupaten Malang Hj. Mutiah Faridah untuk mengetahui gerakan ecopesantren berbasis perempuan di Kabupaten Malang, ternyata tidak bisa dilaksanakan pada hari ini juga.

Rencana pun kemudian menuju ke Desa Sepanjang untuk beraudiensi dengan seorang kader Desa Sepanjang bernama Masito. Kader ini memiliki sejumlah pengalaman. Pernah menjadi Pengurus  Fatayat Ranting Desa Sepanjang, kader Pansimas, kader Posyandu, dan kader SMARThealth Desa Sepanjang.

Pengalaman ini menjadi salah ketertarikan peneliti YPS ingin melakukan diskusi berkenaan dengan pengalaman dalam “merubah perilaku” seseorang dalam sebuah program yang ada di masyarakat, seperti PHBS (Pola Hidup Bersih dan Sehat), ODF (Open Defecation Free), PTM (Penyakit Tidak Menular) hingga budaya masyarakat yang membakar kayu guna mengeluarkan asap di saat ada anggota keluarga sedang memiliki anak bayi seumuran sepasar (kira-kira 1 sampai 5 hari).

Tiba di rumah kader Masito yang berada di Dusun Sonokembang RT 05 RW 04 Desa Sepanjang, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang, pas berkumandangnya adzan Maghrib. Satu peneliti YPS dan Tim SMARThealth UB kemudian bergabung dulu dengan jamaah salat Maghrib di Musholla Miftakhul Khoir yang berada di dekat rumahnya.

Setelah berjamaah, barulah peneliti YPS berdialog dengan kader Masito. Turut serta suaminya juga kerap memberikan informasi juga. Dialog yang berlangsung satu jam lebih itu belangsung dalam suasana mengalir sehingga peneliti YPS mendapat rangkaian gambaran sebuah proses pemberdayaan masyarakat dalam merubah perilaku utamanya menyangkut kesehatan, dari pelaksanaan, pengelolaan hingga budaya yang ada di daerah tersebut.

Selesai wawancara, sedianya peneliti YPS akan berpamitan tapi diminta oleh kader Masito untuk stay sesaat lagi. Ternyata, keluarlah bakso di antara sejumlah toples berisi aneka roti dan teh panas yang telah keluar terlebih dahulu.

Akhirnya SMP! Setelah Menikmati (Makanan) Pulang menuju ke Sekretariat SMARThealth yang berada di Desa Dilem, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, dan tiba di rumah sekitar pukul 21.15 WIB. *** [080623]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Peneliti Yayasan Percik Salatiga Lakukan Observasi di TPS GPA dan TPA Randuagung Kabupaten Malang

Didampingi salah seorang Tim SMARThealth Universitas Brawijaya (UB), dua staf peneliti Yayasan Percik Salatiga (YPS) – Damar Waskitojati dan Singgih Nugroho – melakukan observasil lapangan terkait persampahan di dua lokasi, yaitu Tempat Pembuangan Sementara (TPS) Perum Griya Permata Alam (GPA) dan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Randuagung, pada Rabu (07/06).

TPS GPA berada di Jalan Griya Permata Alam, Dusun Perumahan RT 05 RW 05 Desa Ngijo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang, dan TPA Randuagung berlokasi di Desa Randuagung, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang.

Dengan berkendara mobil Mitsubishi Kuda, kedua peneliti YPS bersama Tim SMARThealth UB yang dipandu google map pemberian perawat Desa Ngijo, Della, tiba di TPA GPA pada pukul 11.14 WIB. Di lokasi TPS, kedua peneliti YPS diterima dengan ramah oleh Faisol Effendi, A.Md di halaman TPA yang berpaving block. Selang beberapa saat, perawat Della pun tiba di lokasi juga. Perawat Della ini sesungguhnya yang menjadi penghubung dengan Ketua Pengelola TPS GPA tersebut.

Peneliti Yayasan Percik Salatiga beraudiensi dengan pengelola TPS GPA Karangploso yang didampingi perawat Desa Ngijo

DI TPS GPA, kedua peneliti melakukan observasi lapangan di lokasi dan sekaligus melakukan wawancara dengan Faisol untuk memahami mengenai persoalan pengelolaan sampah di situ. Diakui Faisol, dulu sampah di TPS ini selalu menggunung setiap tiga bulan, Karena dari tiga kontainer, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) hanya mampu mengangkut satu kontainer saja. “Kalau dibiarkan seperti ini terus, maka kapasitas lahan TPS yang seluas 450 m² ini akan cepat penuh,” jelas Faisol.

Semenjak diangkat menjadi Ketua Pengelola TPS GPA sekitar bulan November 2021, Faisol berusaha berpikir untuk mengatasi permasalahan tersebut. Ia pun berusaha mencari ide untuk mengatasi ini dengan berkonsultasi kepada mereka yang kompeten dalam pengelolaa sampah, termasuk dengan salah satu staf pengajar di UB yang sering dimintai pendapat terkait persampahan oleh DLH Kabupaten Malang.

Ia pun mencoba mempekerjakan beberapa orang untuk memilah sampah yang bisa di-recycle (kertas, botol, kardus) dan mewujudkan tungku pembakaran dengan corong tinggi di di pojok barat daya mepet dengan Kali Bodo yang masih rimbun dengan pepohonan bambu.

Dua pemilah sampah yang bisa didaur ulang di TPS GPA Karangploso

“Tungku ini perlu batu bata khusus yang tahan apa,” kata Faisol. “Oleh sebab itu biayanya tak murah untuk membangun tungku pembakaran tersebut.”

“Cerobong harus panjang ke atas, pintu besi harus ditutup agar pembakarannya terus stabil. Dengan pembakaran yang stabil, keluaran asap akan berkurang sehingga polusi bisa diminimalisir,” tambah Faisol.

Kedua peneliti YPS melakukan obrolan dengan Faisol hampir dua jam lamanya. Kemudian setelah itu berpamitan untuk melanjutkan melihat TPA Randuagung Singosari yang berjarak sekitar 16 kilometer.

Namun setelah keluar dari TPS GPA, sesampainya di Jalan Kepuharjo, kedua peneliti YPS berhenti di Warung Makan Cobek Bakar ABG yang berada di Dusun Wringin Anom, Desa Kepuharjo, Kecamatan Karangploso, untuk makan siang.

Peneliti Yayasan Percik Salatiga melihat sepintas aktivitas pengelolaan sampah di TPA Randuagung Singosari

Selesai makan siang, mereka lanjut menuju ke TPA Randuagung, dan tiba di lokasi pada pukul 14.42 WIB. TPA Randuagung merupakan tempat pembuangan akhir untuk seluruh timbunan sampah yang masih menggunakan metode open dumping.

Pada waktu di lokasi TPA Randuagung, kedua peneliti melihat lingkungannya di sana. Terlihat hilir mudik truk ukuran kecil dengan kontainer yang penuh sampah. Di atas tumpukan sampah, puluhan burung kuntul sedang mengais makanan. Selain itu, tampak juga satu alat berat bego (excavator) untuk meratakan tumpukan sampah agar tidak menggunung.

Sambil menyaksikan aktivitas di TPA Randuagung, kedua peneliti YPS mengobrol untuk mendapatkan gambaran sekilas pengelolaan sampah dengan dua petugas yang berkendara motor bak sampah milik DLH yang beroperasi di situ.

Peneliti Yayasan Percik Salatiga berdiskusi pengelolaan sampah plastik dengan pegiat pengelolaan sampah plastik di Pagak

Sekitar 15 menit berada di TPA Randuagung, kedua peneliti YPS melanjutkan perjalanan menuju ke Pagak untuk berjumpa dengan seorang penggiat lingkungan utamanya dalam pengelolaan sampah plastik, dan sekaligus menginiasi bank sampah sentral di desanya, yaitu Desa Gampingan.

Sebelumnya berjumpa dengannya, kedua peneliti YPS dengan dipandu Tim SMARThealth UB berkeliling sebentar untuk melihat Dusun Bekur, Desa Sumberejo, Kecamatan Pagak untuk melihat daerah pembakaran gamping dengan limbah plastik.

Setelah sempat menunggu sambil nongkrong di Warung Bubur Kacang Ijo depan Pasar Baru Gampingan. Kedua peneliti YPS akhirnya bisa berjumpa dengan pegiat lingkungan lepas Mahgrib, dan mengobrol tentang seluk beluk perjalanan pengelolaan sampah dari unsur pemberdayaan masyarakat hingga pukul 20. 33 WIB. *** [070623]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Sabtu, 04 Maret 2023

Dua TPS Dikunjungi Asisten Tim Peneliti PPSP UB

Begitu rombongan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang bersama Tim SMARThealth Universitas Brawijaya (UB) menjemput asisten Tim Peneliti Polusi Pembakaran Sampah Plastik (PPSP) UB, Azarine Aisyah Widhowati dan Maria Pramundhitya Wishnu Wardhani, di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan UB (FMIPA UB), mobil Avanza Veloz warna putih yang ditumpangi rombongan langsung menuju ke lokasi tempat penampungan sementara (TPS) sampah.

Ada dua TPS yang dikunjungi pada Sabtu (04/03/2023), yakni TPS Perum Griya Permata Alam (GPA) di Karangploso dan TPS RW 11 Lawang. Kunjungan pertama dilakukan di TPS Perum GPA yang berada di Jalan Griya Permata Alam, Dusun Perumahan RT 05 RW 05 Desa Ngijo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang. Lokasinya tepat berada di sebelah utara Kali Bodo atau depan Pondok Desa Kampung Telaga.

Kipas tungku pembakaran di TPS Perum GPA Ngjijo, Karangploso

Sedangkan kunjungan kedua adalah TPS RW 11 Lawang yang terletak RT 01 RW 11 Kelurahan Lawang, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang. Jaraknya dengan TPS pertama yang dikunjungi (TPS Perum GPA) adalah sejauh 16 km.

Kunjungan lapangan asisten Tim Peneliti PPSP UB yang didampingi rombongan Dinkes dan Tim SMARThealth UB itu dalam rangka tahapan identifying & implementing solutions to reduce the impact of plastics burning on NCDs in Indonesia (mengidentifikasi dan menerapkan solusi untuk mengurangi dampak pembakaran plastic terhadap penyakit tidak menular (PTM) di Indonesia).

Kebetulan kedua TPS tersebut masuk dalam status waiting for survey setelah dilakukan pengumpulan data tahap awal yang dilakukan oleh kader bersama tenaga kesehatan di daerah tersebut.


TPS Perum GPA

TPS ini disediakan oleh pengembang perum GPA seluas antara 400 hingga 500 meter persegi di utara Kali Bodo pada 2008. Sebelumnya, TPS berada di tengah-tengah perum GPA namun setelah semakin padat hunian perum tersebut, warga merasa terganggu baunya sehingga dicarikan lahan baru di dekat jembatan Kali Bodo.

Awalnya berupa lahan kosong, dan kemudian sampah limbah rumah tangga penghuni perum GPA dibawa ke TPS itu setiap harinya. Beberapa hari kemudian, ada mobil sampah dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) yang mengambil container berisi tumpukan ke sampah menuju ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Randuagung Singosari yang berjarak sekitar 15 km.

Asisten Tim Peneliti PPSP UB berpose bersama pengurus TPS Perum GPA, perawat Desa Ngijo, dan rombongan Dinkes Kabupaten Malang

Sejak kepengurusan Faisal yang juga Ketua RW 12, sejak Januari 2022 dilakukan pavingisasi lahan TPS Perum GPA. Selang dua bulan berikutnya, Faisal mencoba membuat insenerasi berupa tungku sederhana dengan ukuran panjang 120 cm, tinggi sekitar 2 meter dan lebar 149 cm dengan bahan bata seharga 20 ribu per bijinya. Bata tersebut tahan api. Total anggaran yang dikeluarkan beserta cerobong asapnya, senilai 40 juta.

TPA yang mampu menampung volume sampah sekitar 16 meter kubik atau setara 5 ton setiap harinya itu memiliki tenaga pemilah sampah sebanyak orang dengan container standby sebanyak 3 buah.

Tujuan pembuatan insenerasi itu untuk membakar sampah yang sudah kering guna mengurangi volume sampah di TPS manakala mobil DLH telat mengambilnya, tidak terjadi penumpukan sampah yang signifikan sehingga mengurangi pencemaran bau ke masyarakat.

Pekerja sedang memilah sampah yang masih bernilai ekonomis

Setiap hari pemilah memilah sampah. Mereka akan mengumpulkan sampah plastik yang masih bernilai ekonomis, seperti botol air mineral dan lain-lain. Sementara, limbah sampah yang sudah tak punya nilai ekonomis seperti karung plastik umumnya dibakar setelah dikeringkan bersama dengan sampah lainnya.

Kata Faisal, TPS yang beraktivitas dari pukul 06.00 WIB hingga 20.00 WIB itu, pembakarannya diusahakan dengan menggunakan suhu yang tinggi agar supaya mengurangi keluaran asap ke udara, sehingga dalam pelaksanaannya digunakan kipas dengan tekanan udara yang stabil agar supaya terus mengeluarkan api, bukan asap.


TPS RW 11 Lawang

Lahan TPS ini lebih kecil daripada TPS Perum GPA. Lahannya menggunakan milik warga dekat pertemuan Kali Bendo yang berada di utara Polsek Lawang dengan dikelilingi rerimbunan tanaman buah di sebelah utaranya. Ada jambu biji, belimbing, jambu air, alpokat, dan lain-lain.

Tungku pembakaran di TPS RW 11 Lawang ini lebih kecil ketimbang yang ada di TPS Perum GPA, namun memiliki cerobong asam dua kali lebih tinggi dari TPS Perum GPA. Tungku pembakaran ini baru ada empat tahun yang lalu.

Asisten Tim Peneliti PPSP UB sedang melakukan wawancara dengan salah satu pengurus TPS RW 11 Lawang

Setiap hari, ada dua gerobak sampah dorong yang masuk ke TPS ini. Sampah ini merupakan sampah rumah tangga dari 3 RT dalam 1 RW, yang meliputi RT 01 dan 02 dari RW 11, dan RT 06 RW 08 yang lokasinya berdampingan dengan pemilah dari masyarakat setempat. 

Sebelum TPS RW 11 muncul, TPSnya berada di lokasi yang sekarang dibangung Pujasera Lawang. Sejak 2019, karena tempatnya digunakan Pujasera, maka ada yang dialihkan kemari untuk warga 3 RT dalam 1 RW tersebut.


Tungku pembakaran TPS RW 11 Lawang

Selesai dari kunjungan yang kedua ini, rombongan dalam mobil Avanza Veloz putih pun meninggalkan lokasi pada pukul 13.00 WIB dengan mengantar asisten Tim Peneliti PPSP UB terlebih dahulu. Dalam perjalanan terjebak macet arus lalu lintas.

Sebelum sampai FMIPA UB, rombongan singgah di Warung Lesehan Yogyakarta yang berada di Jalan Kendalsari Barat No. 8 Malang pada pukul 14.07 WIB, dan meninggalkan warung itu seiring kumandang suara adzan Ashar. *** [040323]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive

Risk Checker

Risk Checker

Indeks Massa Tubuh

Supplied by BMI Calculator Canada

Statistik Blog

Sahabat eKader

Label

Arsip Blog