Tampilkan postingan dengan label Kepanjen. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kepanjen. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 14 Mei 2022

Kepanjen Langsung Tancap Gas Gelar Posbindu Setelah Libur Lebaran 2022

Kader SMARThealth dan Ponkesdes Panji Husada Kepanjen langsung tancap gas kembali menggelar giat Posbindu SMARThealth di Gedung Balai RW 01 yang terletak di Jalan Banurejo RT 05 RW 01 Kelurahan Kepanjen, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur, pada Sabtu (14/05/2022).

Acara giat Posbindu dimulai pada pukul 09.00 WIB. Warga yang datang diupayakan banyu mili. Mengalir, dari warga yang satu ke warga yang lain secara bergantian. Hal ini dimaksudkan agar supaya prokes tetap terjaga.

Kader (SMARThealth, SIMPLI, Posyandu) bersama perawat dan bidan Ponkesdes Panji Husada serta Ketua RW 01 Kelurahan Kepanjen

Karena masih dalam suasana lebaran, kader SMARThealth yang bertugas among tamu, Agustin Shintowati, akan mengucapkan minal aidin wal faizin, mohon maaf lahir dan batin, kepada setiap warga yang hadir dalam giat Posbindu.

Setelah itu, warga dipersilakan untuk menuju ke meja pendaftaran. Di meja itu, ada kader SIMPLI Wiwik yang siap melakukan registrasi kepada warga, dan memberikan kartu pemeriksaan kesehatannya kepada warga yang hadir dalam giat Posbindu SMARThealth. Kartu tersebut akan dipegang oleh warga ketika akan melakukan pemeriksaan ke meja berikutnya.

Dari meja pendaftaraan, warga akan mendapat layanan pengukuran berat dan tinggi badan serta lingkar perut oleh kader Posyandu Edi Hartutik. Hasil pengukurannya dicatat ke dalam kartu pemeriksaan warga oleh kader Wiwik yang menyambi pendaftaran.

Kader Posyandu mengukur tinggi badan, kader SIMPLI mencatatnya

Usai pengukuran tersebut, warga lanjut menuju ke meja berikutnya, yaitu meja pengukuran tekanan darah. Di meja itu telah siap kader SMARThealth Nanik Triyudani yang siap melayani pengukuran tekanan darah terhadap warga, dan hasilnya langsung dituliskan di dalam kartu pemeriksaan kesehatan warga.

Dari meja tensi, warga akan bergeser ke sebelahnya. Di situ terlihat Shynta Dinar Audia, S.Kep. Ners., alumnus Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Kepanjen, yang rutin dan rajin membantu dalam giat Posbindu SMARThealth Kepanjen ini. Shynta membantu memberikan layanan cek gula darah, kolesterol maupun asam urat.

Setelah selesai pengukuran kesehatan, warga langsung menuju ke meja konsultasi dan edukasi. Di meja itu ada perawat Ponkesdes Panji Husada, Nurul Mashfiyah, A.Md. Kep. Sebelum ada dokter baru yang ditugaskan dalam giat Posbindu SMARThealth di Kepanjen, Puskesmas Kepanjen mendelegasikan kepada perawat Nurul.

Pengukuran tensi dan cek gula darah

Di meja konsultasi, warga akan ditanya oleh perawat Nurul terkait keluhan yang dirasakan setelah melalui serangkaian pengukuran dan pemeriksaan oleh kader SMARThealth sambil melihat hasilnya di kartu pemeriksaan tadi. Jika dari hasil pemeriksaan dan keluhan yang dirasakan mengindikasikan memiliki faktor risiko tinggi (highrisk) maka perawat Nurul akan memberikan obat secara gratis kepada warga tersebut untuk kebutuhan beberapa hari, dan sekaligus memberikan edukasi agar warga mulai beralih ke pola gaya hidup sehat.

Tampak mendampingi dalam giat Posbindu adalah Ketua RW 01 Kelurahan Kepanjen Luluk Tamawati, Tim SMARThealth Universitas Brawijaya (UB), dan bidan Pobindu Panji Husada Kepanjen sambil berhalal bihalal.

Acara giat Posbindu berakhir pada pukul 11.42 WIB dan berhasil melakukan pemeriksaan terhadap warga sebanyak 32 orang, dengan rincian 6 laki-laki dan 26 perempuan. Dari total itu, terdapat sasaran baru berjumlah 6 orang yang terdiri dari perempuan sebanyak 5 orang, dan 1 orang laki-laki.

Perawat terima konsultasi dan beri edukasi warga, khususnya yang punya faktor risiko PTM tinggi

Setelah selesai pemeriksaan, segenap personil yang nyengkuyung giat Posbindu SMARThealth ini dipersilakan untuk mencicipi hidangan yang telah disediakan oleh kader SMARThealth. Hidangannya cukup banyak sampai bisa dibawa pulang. Ada nasi putih, nasi empok, urap, oseng-oseng pepaya, sambel terong, bali tahu telor, ikan asin, peyek kacang, sayur tewel, sayur lodeh, bakwan jagung, perkedel, tempe kering, dan sambal.

Mengakhiri giat tersebut, dilakukan foto bersama antara kader (SMARThealth, SIMPLI, dan Posyandu), perawat dan bidan Ponkesdes Panji Husada, serta Ketua RW 01 Kelurahan Kepanjen, yang duduk di atas kursi KB Tunas Ceria PKK RW 01 Kepanjen dengan latar belakang backdrobe: Manfaat Posbindu dan Ayo Ke Posbindu. *** [140522]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo


Share:

Senin, 18 April 2022

Uji Coba AREEMA Hari Kedua Di Hotel Bintang Empat Kepanjen

Implementasi uji coba AREEMA hari kedua dilaksanakan pada hari Senin (18/04/2022) di Grand Kanjuruhan Resort Hotel & Convention Hall, sebuah hotel kelas bintang empat yang terletak di Jalan Panglima Sudirman No. 5 Dusun Ketawang RT 03 RW 01 Desa Ngadilangkung, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang,Provinsi Jawa Timur.

Sesuai surat undangan dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang bernomor 005/1913/35.07.103/2022, peserta pertemuan periode dua ini diikuti oleh 96 kader dari perwakilan 48 desa yang ada di wilayah kerja empat Puskesmas. Kader tersebut terdiri dari 14 kader dari 7 desa di Puskesmas Gondanglegi; 24 kader dari 12 desa di Puskesmas Pakisaji; 24 kader dari 12 desa di Puskesmas Wagir, dan 34 kader dari 17 desa di Puskesmas Turen. Setiap desa mengirimkan 2 orang kadernya.

Foto Staf Seksi PTM dan Tim SMARThealth UB

Sedianya acara ini terjadwal pada Jumat (15/04/2022) tapi karena berbenturan dengan Hari Paskah Jumat Agung maka pelaksanaannya diundur pada hari Senin ini. Sementara uji coba AREEMA hari pertama digelar pada hari Kamis (14/04/2022) di Convention Hall yang sama dengan nama lengkap pertemuannya adalah Diseminasi dan Sosialisasi Aplikasi Screening Mandiri (AREEMA) Untuk Pencegahan COVID-19 di Kabupaten Malang

AREEMA dirancang secara terintegrasi yang mampu menghubungkan skrining gejala COVID-19 berbasis masyarakat yang dilakukan oleh kader kesehatan terlatih yang terhubung dengan aplikasi Dokter dan Dinas Kesehatan sehingga proses monitoring dan perawatan berjalan berkesinambungan. Kesinambungan siklus ini penting, tidak hanya dalam upaya memperbaiki penanganan COVID-19 juga dalam memperbaiki sistem pelayanan kesehatan sehingga mampu menghubungkan upaya preventif dan kuratif lebih baik.

Peserta Diseminasi dan Sosialisasi AREEMA di Convention Hall Hotel Grand Kanjuruhan Kepanjen

Pada uji coba AREEMA ini, kader SMARThealth dipandu oleh staf IT Seksi PTM dan Kesehatan Jiwa (Keswa) Dinkes Kabupaten Malang, Candra Hernawan, S.Kom. Dalam praktek itu, Candra juga dibantu oleh staf-staf PTM lainnya, dan dua mahasiswi yang magang di Dinkes Kabupaten Malang.

Pada latihan ini tadi, kader SMARThealth mencoba untuk melakukan uji coba penggunaan AREEMA. Dari jumlah kader yang hadir, terdapat 9 orang yang berhasil melakukan input hingga selesai, dan sisanya menjumpai berbagai kendala, seperti ada yang belum instal karena belum dikirim usernamenya, ada yang gagal login, dan ada yang hanya muyer-muyer saja.

Kader SMARThealth sedang mempraktekkan Aplikasi Screening Mandiri (AREEMA)

Tujuan uji coba ini agar supaya aplikasi yang dikembangkan oleh Universitas Brawijaya (UB) ini bisa segera diperbaiki (fix), sehingga pada saat launching nanti, Aplikasi Screening Mandiri ini sudah bisa berjalan sesuai yang diharapkan.

Selain uji coba AREEMA, dalam pertemuan ini sekaligus juga dilakukan refreshing kader SMARThealth untuk peningkatan kapasitas kader. Peningkatan kapasitas kader SMARThealth ini diisi dengan pemaparan materi perihal: Gambaran Situasi COVID-19 Kabupaten Malang Dan Peran Kader Dalam Pengendalian Penyakit COVID-19, Monev Skrining Kader SMARThealth Tahun 2021, dan Posbindu SMARThealth di Era New Normal.

Kader SMARThealth di wilayah kerja Puskesmas Pakisaji

Dalam materi 1, “Gambaran Situasi COVID-19 Kabupaten Malang Dan Peran Kader Dalam Pengendalian Penyakit COVID-19”, disampaikan oleh Rizky Corniawan, S.Kep.Ns., staf Surveilans Dinkes.

Dalam paparan itu, Rizky mengatakan bahwa kader SMARThealth cocok untuk menjadi tim tracing. Hal ini karena mereka sudah dilatih secara intensif, dan sekaligus menguasai wilayahnya. Kita masih level 2 karena masih terkendala masalah tracing.

Kader SMARThealth di wilayah kerja Puskesmas Wagir

Sementara itu, dalam materi 2 tentang Monev Skrining Kader SMARThealth Tahun 2021, Paulus Gatot Kusharyanto, SKM, Kasi PTM dan Keswa Dinkes, menyoroti masih rendahnya capaian skrining yang dilakukan oleh kader SMARThealth yaitu 5,3% dari target usia 15 tahun ke atas sebanyak 550.813 orang di 11 Puskesmas.

Sedangkan pemateri 3, Nur Ani Sahara, S.Kep. Ns,  staf PTM Dinkes, mengupas masalah Posbindu SMARThealth di Era New Normal. Namun sebelum memberikan materi, Nur Ani memperkenalkan kader SMARThealth lawas dari empat desa pilot project (2016-2018): Sidorahayu, Karangduren, dan Sepanjang, untuk sharing pengalamannya kepada kader SMARThealth yang baru dari desa lain.

Kader SMARThealth di wilayah kerja Puskesmas Gondanglegi

Mereka pun saling berceritera pengalamannya menjadi kader SMARThealth. Mulai dari mengejar target yang harus diskrining secara door to door, pantang menyerah bila ditolak, mengunjungi warga yang lumpuh atau tua, pengadaan alat habis pakai sendiri, hingga peran kader SMARThealth dihargai oleh perangkat desa yang berbuah pada dukungan desa kepada kader SMARThealth. Contohnya, adalah kader SMARThealth Desa Sidorahayu dibelikan Tablet Android terkini untuk kadernya dan sekaligus mendapat subsidi pulsa data sebesar 6 Gigabyte per bulannya melalui dana desa.

Kemudian kader SMARThealth lawas asal Kelurahan Kepanjen diminta Nur Aini untuk menceriterakan mengenai pemantauan minum obat (PMO) bagi warga yang telah terindikasi memiliki faktor risiko tinggi (highrisk) untuk hipertensi, diabetes, dan kolesterol.

Kader SMARThealth di wilayah kerja Puskesmas Turen

Selain pemaparan materi, kader SMARThealth diajak senam ice breaking dinamika 2017, tebak gambar kota di Indonesia, pretest maupun post-test. Yang berhasil menebak gambar kota maupun mendapatkan nila tertinggi dari pretest atau post-test, kader SMARThealth akan mendapatkan doorprize dari Dinkes Kabupaten Malang.

Acara pertemuan Diseminasi dan Sosialisasi Aplikasi Screening Mandiri (AREEMA) Untuk Pencegahan COVID-19 di Kabupaten Malang ditutup secara resmi oleh Kasi PTM dan Keswa Dinkes Kabupaten Malang pada pukul 12.43 WIB, dan dilanjutkan dengan foto bersama. *** [180422]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo


Share:

Kamis, 14 April 2022

Diseminasi Dan Sosialisasi AREEMA Dalam Refreshing Kader SMARThealth Di Hotel Grand Kanjuruhan Kepanjen

Pagi ini, Kamis (14/04/2022), cuaca cukup cerah. Sepeda motor maupun mobil rental kader SMARThealth dari 48 desa dalam wilayah kerja 7 Puskesmas di Kabupaten Malang memasuki halaman Grand Kanjuruhan Resort Hotel & Convention Hall yang berada di Jalan Panglima Sudirman No. 5 Dusun Ketawang RT 03 RW 01 Desa Ngadilangkung, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur.

Sesuai surat undangan dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang bernomor 005/1913/35.07.103/2022, perwakilan kader SMARThealth menghadiri pertemuan Peningkatan Kapasitas Kader Posbindu SMARThealth Dalam Era Pandemi COVID-19 dalam rangka pemantapan replikasi program SMARThealth di Kabupaten Malang, atau biasa disebut dengan refreshing kader SMARThealth.

Ada 96 kader SMARThealth memasuki Convention Hall Hotel Grand Kanjuruhan bagian belakang. Kader tersebut terdiri dari 26 orang dari 13 desa di Puskesmas Wajak; 12 orang dari 6 desa di Puskesmas Dampit; 12 kader dari 6 desa di Puskesmas Pamotan; 14 orang dari 7 desa di Puskesmas Sumberpucung; 14 orang dari 7 desa di Puskesmas Ketawang; 16 orang dari 8 desa di Puskesmas Gedangan; dan 2 orang dari kelurahan Kepanjen di wilayah kerja Puskesmas Kepanjen.

Team Leader SMARThealth UB dan Seksi PTM Dinkes Kabupaten Malang

Ruang Convention Hall dipenuhi aneka warna-warni pakaian yang dikenakan oleh kader SMARThealth, ada yang memakai pakaian warna putih, hijau muda, batik dengan dominasi warna merah, kuning, coklat muda, biru, abu-abu maupun hitam. 

Warna putih Convention Hall bertemu dengan warna-warni seragam kader SMARThealth dari desanya masing-masing, sehingga suasana di dalam Convention Hall hotel bintang 4 ini menjadi semarak.

Sambil menunggu pemateri 1 datang, kader SMARThealth yang memenuhi Convention Hall diberikan quiz pretest terlebih dahulu dari Dinkes. Caranya dengan mengunduh link yang ditayangkan di dua layar yang dipasang di depan. Setiap link hanya muat untuk 25 kader saja, sehingga dari jumlah kader yang hadir disediakan 4 link.

Team Leader SMARThealth UB, Dinkes, dan kader SMARThealth

Acara pertemuan dimulai pada pukul 08.47 WIB dengan diawali pembukaan oleh Master of Ceremony (MC) Zahira Syalwa Regita Amada, seorang mahasiswi magang Kesma Universitas Negeri Malang di Seksi PTM dan Kesehatan Jiwa (Keswa) Dinkes.

Ara, nama panggilan untuk MC itu, memulai dengan mengucapkan selamat datang kepada semua peserta refreshing kader SMARThealth, dan diteruskan dengan pembacaan susunan acara. Acara pertama diisi dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya yang dipimpin oleh dirigen bernama Ulinati. Ia mantan mahasiswi magang di Seksi PTM dan Keswa dari Universitas Muhammadiyah Malang.

Selesai itu, dilanjutkan dengan sambutan dari Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Tri Awignami Astoeti, SKM, M.M. Kes. Dalam sambutannya, Kabid P2P menjelaskan bahwa pertemuan ini untuk peningkatan kapasitas kader dan sekaligus untuk evaluasi. Dalam bahasa umumnya sering disebut dengan refreshing kader.

Pemaparan materi pertama oleh staf surveilans P2P Dinkes Kabupaten Malang

Perlu diketahui bahwa kematian yang diakibatkan sakit jantung dan stroke di Kabupaten Malang ada sekitar 6000an. Ini angka yang cukup tinggi. Dulu sakit jantung dianggap keren dan bangga, karena mereka yang terkena penyakit itu dianggap orang yang banyak duit. Namun, kondisi sekarang sakit jantung sudah merambah kaum miskin juga.

Oleh karena itu, peran kader SMARThealth dalam deteksi dini faktor risiko penyakit kardiovaskular sangatlah penting. Sebagai kader, jangan ingin disanjung atau mengharapkan dapat duit, nanti malah melemahkan mental kita. Kemudian diakhir sambutannya, Kabid P2P membuka acara pertemuan ini dengan ucapan bismillahirrahmanirrahim.

Usai sambutan Kabid P2P, acara dilanjutkan dengan sambutan dari Team Leader SMARThealth Universitas Brawijaya (UB) Sujarwoto, S.IP, M.Si, MPA, Ph.D. Pada kesempatan itu, Sujarwoto merasa senang bisa bertemu kembali dengan kader SMARThealth.

Pemaparan materi 2 oleh Kasi PTM dan Keswa Dinkes Kabupaten Malang

Selain mendoakan bagi kesehatan dan kebahagian kader, Sujarwoto juga menjelaskan pentingnya refreshing kader. Menurutnya, refreshing berasal dari bahasa Inggris yang berarti penyegaran. Kehadiran kader di sini akan disegarkan dengan wawasan baru yang akan membuat kader menjadi bertambah ilmu maupun ketrampilannya. Di sini kader akan diperkenalkan dengan Aplikasi Screening Mandiri (AREEMA).

Setelah itu, dilakukan foto bersama antara Dinkes, Team Leader SMARThealth UB, dan kader SMARThealth. Kemudian diteruskan dengan mengisi pretest lagi oleh kader SMARThealth yang tadi sempat terhenti.

Rampung pretest, acara dilanjutkan dengan pemaparan materi 1 oleh Rizky Corniawan, S.Kep., Ns, staf surveilans Dinkes, dengan mengambil judul “Gambaran Situasi COVID-19 Kabupaten Malang dan Peran Kader dalam Pengendalian Penyakit COVID-19.”

Pemaparan materi 3 oleh staf PTM Dinkes Kabupaten Malang

Dalam paparannya, Rizki menerangkan apa itu virus Corona, berapa lama masa inkubasi COVID-19, bagaimana cara COVID-19 menyebar, apa saja gejalanya, pasien konfirmasi, situasi level PPKM, kasus harian, kasus aktif, kesembuhan, meninggal, sebaran kasus, bed occupancy rate, ketersediaan tempat tidur RS Rujukan, strategi penanggulangannya, aplikasi new all record (NAR), alur pencatatan dan pelaporan aplikasi NAR, kriteria wilayah, alur pemeriksaan, target dan indikator pencapaian, alur pelacakan kontak, bagaimana menentukan kontak erat, manajemen pelacakan kontak, serta tugas dan fungsi tracer.

10.22 WIB acara diisi dengan pemaparan materi 2 oleh Paulus Gatot Kusharyanto, SKM dengan judul “Monev Skrining Kader SMARThealth Tahun 2021.” Dalam paparannya, Paulus melakukan evaluasi kader SMARThealth dengan menampilkan capaian skrining kader SMARThealth pada tahun 2021 diambil hasil input eKader.

Dari sini, Dinkes akan tahu kader mana saja tingkat capaiannya tinggi dan rendah. Dari situ, Dinkes bisa melakukan evaluasi tentunya dengan tidak mengesampingkan kendala yang dihadapi oleh kadernya. 

Pemaparan materi 4 oleh staf komputer Seksi PTM Dinkes Kabupaten Malang

Kita perlu evaluasi sejauh ini. Capaiannya baru 5,3 persen dari 10 desa. Dari evaluasi ini, Dinkes pun bisa merencanakan tindak lanjut di tahun 2022. Selain itu, Dinkes juga bisa tahu capaian faktor risiko PTM tahun 2021. 

Selesai materi 2, acara diselingi dengan tebak gambar nama kota di Indonesia agar ketegangan peserta refreshing kader mengalami relaksasi. Acara tebak gambar  ini terlihat seru, karena Dinkes membagi-bagikan hadiah bagi yang tepat menebaknya.

10.50 WIB materi 3 disampaikan oleh Nur Ani Sahara, S.Kep. Ns, staf PTM dan Keswa Dinkes, dengan judul Posbindu SMARThealth di Era New Normal. Pada kesempatan itu, Nur Ani menerangkan perihal Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS), penyelenggaraan skrining PTM di Posbindu pada Masa Adaptasi Kebiasaan Baru, peningkatan gaya hidup sehat dengan perilaku Cerdik dan Patuh.

Kalau Cerdik cocok untuk warga yang sehat, sementara Patuh lebih diperuntukkan bagi warga yang sudah memiliki riwayat komorbid.

Penerimaan secara simbolis Buku Pintar Kader Aplikasi Screening Mandiri (AREEMA)

Setelah itu, Nur Ani meminta kader Kepanjen menceritakan mengenai kalender pemantauan minum obat (PMO) yang sudah pernah dilakukannya. Menurut kader Kepanjen, Agustin Shintowati, dalam menjalankan PMO itu, kader SMARThealth juga perlu memahamkan keluarga pasien untuk minum obat, dan siap menerima atau mendengarkan keluhannya.

11.23 WIB pemaparan materi 4 atau yang terakhir, yang disampaikan oleh Candra Hernawan, S.Kom, staf komputer Seksi PTM dan Keswa Dinkes dengan judul “Sosialisasi Aplikasi AREEMA untuk Kader.” Dalam paparannya itu, Candra melakukan evaluasi aplikasi eKader terlebih dahulu, baru kemudian mengenalkan Aplikasi Screening Mandiri (AREEMA). AREEMA ini merupakan sebuah aplikasi pintar hasil garapan peneliti dari Universitas Brawijaya (UB) Malang.

AREEMA dirancang secara terintegrasi yang mampu menghubungkan screening gejala COVID-19 berbasis masyarakat yang dilakukan oleh kader terlatih, kemudian terhubung dengan aplikasi Dokter serta Dinkes setempat, sehingga proses monitoring dan perawatan berjalan berkesinambungan. Kesinambungan siklus ini tidak hanya berhubungan dalam upaya penanganan COVID-19 juga memperbaiki sistem pelayanan kesehatan sehingga mampu menghubungkan upaya preventif dan kuratif lebih baik lagi.

Penyerahan hadiah hasil nilai tertinggi pretest dan post-testkepada kader oleh Tim SMARThealth UB

Selesai penjelasan dari Candra, kader langsung disuruh mempratekkan AREEMA. Pada latihan itu, ada beberapa kader yang berhasil lolos hingga datanya masuk ke server. Namun, ada juga kader yang dalam latihan itu mengalami error karena server lemot. Dengan uji coba AREEMA ini, maka kita akan tahu di mana kendala yang dihadapi oleh kader yang tidak berhasil tuntas melakukan input.

Usai materi terakhir ini, Dinkes melakukan post-test. Setiap 25 kader mengisi, lalu dikeluarkan link baru. Sambil menunggu hasil post-test, dilakukan foto bersama secara simbolik penerima Buku Pintar Kader Aplikasi Screening Mandiri (AREEMA). Nantinya semua kader SMARThealth akan menerima buku tersebut.

Setelah hasil post-test keluar, kader yang mendapat nilai terbaik dalam menjawab soal dalam pretest maupun post-test dipersilakan maju ke depan untuk menerima hadiah dari Dinkes. Penyerahan hadiahnya dilakukan oleh perwakilan Tim SMARThealth UB kepada kedua kader peraih nilai tertinggi. *** [140422]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo


Share:

Rabu, 10 November 2021

Giat Perdana Posbindu PTM Di Lingkungan Yonzipur 5/ABW Kepanjen

Bertepatan dengan Hari Pahlawan 10 November, Persit Kartika Chandra Kirana (KCK) Cabang LVI Yonzipur 5 PD V/Brawijaya mengadakan giat perdana Posbindu PTM di lingkungan Batalyon Zeni Tempur 5/Arati Bhaya Wighina (Yonzipur 5/ABW) yang dipusatkan di gedung Posbindu PTM Yonzipur 5/ABW, mulai pukul 10.00 WIB.

Gedung tersebut berada di dalam kompleks Yonzipur 5/ABW yang berada di Jalan Sapta Marga No. 1 Dusun Krajan RT 07 RW 06 Desa Panggungrejo, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur. Lokasi gedung ini berada di sebelah barat Seksi Kesehatan, dan berdampingan dengan Kelompok Bermain (KB) Kemuning.

Ketua Persit KCK bersama dokter  dan staf Dinkes Kabupaten Malang

Giat perdana ini menyasar 25 orang dari ibu Persit KCK Kompi B dan C pada hari ini sebagai warming up usai pelatihan peningkatan kapasitas kader Posbindu PTM Yonzipur 5/ABW Kepanjen enam hari yang lalu di Army Wives Room.

Tampak hadir dalam giat itu adalah Ketua Persit KCK Cabang LVI Yonzipur 5 Ny. Suprobo Harjo Subroto, Koordinator Posbindu PTM Yonzipur 5 Ny, Suanto, dan dua staf PTM Dinkes Kabupaten Malang (Nur Ani Sahara, S.Kep. Ners dan Candra Hernawan, S.Kom) serta perwakilan Tim SMARThealth Universitas Brawijaya (UB).

Sesuai undangan, ibu-ibu Persit akan mengunjungi gedung Posbindu PTM. Di sana, mereka akan mengikuti giat Posbindu PTM dengan mengikuti alur meja yang telah ditentukan. Begitu sampai di gedung itu, ibu-ibu Persit disambut oleh Koordinator PTM dan diberi nomor urut serta dipersilakan duduk di teras depan gedung Posbindu.

Ketua Persit KCK tampak menyimak Self Reporting Questionnaire 29 bersama ibu-ibu Persit di teras depan

Mereka akan dipanggil sesuai nomor urut antrian oleh kader Posbindu Ny. Riski yang berada di meja 1 dengan menggunakan microphone yang telah disediakan. Meja 1 ini merupakan meja pendaftaran. Di meja 1 ini, ibu-ibu Persit melakukan registrasi dengan menunjukkan KTP dan kader akan mengisikan ke dalam buku register/pencatatan Posbindu serta menuliskan identitasnya ke dalam Kartu Menuju Sehat Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular (KMS FR-PTM) dan Kartu Skrining Kesehatan Posbindu.

Dari meja 1, ibu-ibu Persit akan bergeser ke meja 2. Meja 2 merupakan meja wawancara. Ada dua kader Posbindu di meja itu, yaitu Ny. Istain dan Ny. Madani. Kedua kader Posbindu tersebut akan melakukan skrining faktor risiko PTM dengan menggunakan KMS FR-PTM dan Kartu Skrining Kesehatan Posbindu. 

Suasana giat perdana Posbindu PTM Yonzipur 5/ABW Kepanjen

Tak lupa, ibu-ibu Persit juga disuruh mengisi Self Reporting Questionnaire 29 (SRQ 29). SRQ 29 merupakan kuesioner yang dikembangkan oleh World Health Organization (WHO) sebagai alat ukur adanya masalah/gangguan jiwa. SRQ 29 berisi 29 pertanyaan yang berhubungan dengan masalah yang mungkin mengganggu selama 30 hari terakhir.

Setelah itu, ibu-ibu Persit akan dilakukan pengukuran tinggi dan berat badan serta lingkar perut oleh kader Posbindu Ny. Madani. Hasil pengukurannya akan dicatatkan di dalam Kartu Skrining Kesehatan Posbindu.

Usai diukur, ibu-ibu Persit akan bergeser ke meja 3. Meja 3 merupakan meja pengukuran faktor risiko PTM. Di meja 3, ada kade Posbindu Ny. Candra yang siap melayani pengukuran tekanan darah ibu-ibu Persit yang hadir dalam giat Posbindu PTM tersebut. Hasil pengukurannya juga dituliskan di Kartu Skrining Kesehatan Posbindu.

Konseling bersama dokter di Posbindu PTM Yonzipur 5/ABW Kepanjen

Setelah ditensi, ibu-ibu Persit akan bergeser ke sebelah timur, yaitu meja 4, yang kursinya bersebelahan dengan kursi di meja 3. Meja 4 ini merupakan meja tempat pemeriksaan faktor risiko PTM. Di meja 4 ini ada kader Posbindu Ny. Mulyadi yang akan memberikan layanan cek gula darah maupun kolesterol.

Dari meja 4, ibu-ibu Persit akan pindah ke meja 5 yang berada di sebelah utaranya. Meja 5 merupakan meja konseling. Di meja 5 ini ada Ny. Indra Farizka yang akan memberikan konseling dan edukasi kepada ibu-ibu Persit berdasarkan hasil skrining, pengukuran dan pemeriksaan faktor risiko PTM tersebut.

Ny. Indra Farizka, kebetulan adalah seorang dokter yang saban hari bertugas menjadi dokter di Puskesmas Ngajum dengan nama dr. Dyah Raras Puruhita.

Setelah dari meja 5, ibu-ibu Persit sudah boleh meninggalkan giat Posbindu PTM karena rangkaian alur pemeriksaan atau skrining faktor risiko PTM yang digelar di gedung Posbindu PTM Yonzipur 5/ABW Kepanjen telah berakhir. *** [101121]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo


Share:

Kamis, 04 November 2021

Pelatihan Peningkatan Kapasitas Kader Posbindu PTM Yonzipur 5/ABW Kepanjen

Persit Kartika Chandra Kirana (KCK) Cabang LVI Yonzipur 5 PD V/Brawijaya mengadakan pelatihan peningkatan kapasitas kader Posbindu PTM Batalyon Zeni Tempur 5/Arati Bhaya Wighina (Yonzipur 5/ABW) di Kantor Persit (Army Wives Room) yang beralamatkan di Jalan Sapta Marga No. 1 Dusun Krajan RT 07 RW 06 Desa Panggungrejo, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur, pada Kamis (04/11).

Kegiatan ini bermula dari adanya surat dari Persit KCK Cabang LVI Yonzipur 5 PD V/Brawijaya Nomor B/52/X/2021/Sos yang dilayangkan kepada Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kabupaten Malang perihal permohonan pelatihan kader Posbindu PTM di lingkungan militer tertanggal 28 Oktober 2021.

Penyerahan SMARThealth Kit oleh Kasi PTM dan Keswa Dinkes Kabupaten Malang

Oleh Kadinkes, surat tersebut direspon secara positif dengan mengutus Seksi PTM dan Kesehatan Jiwa (Keswa) Dinkes Kabupaten Malang untuk memberikan pelatihan peningkatan kapasitas kader Posbindu PTM yang sama persis seperti pelatihan pada kader SMARThealth di Kabupaten Malang, yaitu menggunakan aplikasi eKader.

Rombongan dari Seksi PTM dan Keswa yang terdiri dari Kepala Seksi (Kasi) PTM dan Keswa Paulus Gatot Kusharyanto, SKM dan tiga staf PTM (Nur Ani Sahara, S.Kep. Ners., Bastamil Anwar Aziz, S.Kep. Ners., Candra Hernawan, S.Kom) serta perwakilan Tim SMARThealth Universitas Brawijaya (UB), tiba di Kompleks Yonzipur 5 sekitar pukul 08.20 WIB dan diterima langsung oleh Ketua Persit KCK Cabang LVI Yonzipur 5 di Ruang Tamu Kantor Komandan dan Wakil Komandan Yonzipur 5/ABW.

Peserta pelatihan peningkatan kader Posbindu PTM Yonzipur 5/ABW Kepanjen

Dalam penerimaan itu, Ketua Persit KCK Cabang LVI Yonzipur 5, Ny. Suprobo Harjo Subroto, bersama dengan Wakil Komandan (Wandan) Mayor Czi Muhammad Wirawan, didampingi oleh Perwira Kesehatan (Pakes) Letda Ckm Aditya, Koordinator Posbindu PTM Yonzipur 5 Ny. Suanto dan Kader Konselor/Edukator Ny. Indra Farizka.

Selang 22 menit beraudiensi, rombongan Seksi PTM Dinkes diajak melihat gedung Posbindu PTM Yonzipur 5/ABW. Sambil jalan kaki, rombongan Seksi PTM Dinkes menyaksikan pemandangan yang menghijau dan terlihat rapi. Melintas lapangan menuju ke arah selatan yang jaraknya sekitar 200 meter.

Pemberian tali asih oleh Ketua Persit Kartika Chandra Kirana (KCK) Cabang LVI Yonzipur 5 PD V/Brawijaya 

Sampai di pertigaan, rombongan Seksi PTM diajak menengok bangunan untuk aktivitas Seksi Kesehatan Yonzipur 5. Di dalam bangunan yang tempampang tulisan “Dukungan Kesehatan Dalam Medan Laga Jadikan Pengabdian Mulia” itu, ada bangsal untuk tempat berbaring para anggota satuan yang sedang mengalami kurang enak badan.

Setelah beberapa saat melihat dalamnya, kemudian Ketua Persit KCK mengajak melanjutkan langkah menuju ke gedung Posbindu PTM. Namun sebelum itu, diadakan foto bersama terlebih dahulu di depan bangunan Seksi Kesehatan tersebut.

Kader Posbindu PTM berpose bersama Ketua Persit KCK dan Wandan Yonzipur 5/AB

Usai foto, rombongan langsung menuju ke gedung Posbindu PTM yang berada di sebelah baratnya. Di dalam gedung itu, terlihat bersih dan rapi. Meja telah disusun sesuai dengan alur pemeriksaan dalam giat Posbindu PTM. Dimulai dari meja 1 (pendaftaran), meja 2 (wawancara), meja 3 (pengukuran faktor risiko PTM), meja 4 (pemeriksaan faktor risiko PTM), dan meja 5 (konseling). 

Dari gedung Posbindu PTM, rombongan Seksi PTM Dinkes yang dipandu oleh Ketua Persit KCK langsung menuju ke ruang tempat pelatihan peningkatan kapasitas kader Posbindu PTM. Di Army Wives Room, tujuh orang kader Posbindu PTM telah hadir di ruangan tersebut. Rombongan Seksi PTM segera memasang modem untuk pelatihan ini.

Praktek cek gula darah

Pukul 09.23 WIB Master of Ceremony (MC) Riska Kurnia Dewi tampil di depan microphone dan terus membacakan rangkaian acara pada pelatihan tersebut serta mengingatkan kepada hadirin yang membawa telepon genggam untuk menyesuaikan nada dering selama acara berlangsung.

Acara dimulai dengan sambutan-sambutan. Sambutan yang pertama disampaikan oleh Paulus Gatot Kusharyanto, Kasi PTM dan Keswa Dinkes Kabupaten Malang. Dalam sambutannya, Paulus mengatakan mohon maaf bila Kadinkes tidak bisa hadir karena sedang ada pertemuan dengan Bupati. Selanjutnya Paulus menerangkan bahwa skrining PTM dalam giat Posbindu sangatlah penting, karena bisa mendeteksi secara dini PTM di lingkungan Yonzipur 5 ini. Dengan diketahui faktor risikonya secara dini, maka pencegahan bisa dikendalikan.

Praktek aplikasi eKader

Tak lupa pula, Paulus juga mengapresiasi Yonzipur 5/ABW yang telah menjalankan Posbindu Institusi dengan menggunakan aplikasi eKader. Ini untuk pertama kalinya Posbindu Institusi seperti itu di Kabupaten Malang. 

Sambutan yang kedua disampaikan oleh Wandan Yonzipur 5/ABW Mayor Czi Muhammad Wirawan. Dalam sambutannya, Wandan menyampaikan permohonan maaf karena Komandan tidak bisa hadir dikarenakan adanya kegiatan yang tidak dapat ditinggalkan di Kodam. Sehingga diwakilkan ke Wandan.

Duduk berdampingan dengan Perwira Kesehatan

Lebih lanjut, Wandan yang membacakan sambutan Danyonzipur 5/ABW pada acara ini mengatakan bahwa seperti yang telah kita ketahui bersama, keberadaan Posbindu di lingkungan asrama bertujuan untuk meningkatkan peran serta anggota kader kami dalam pencegahan dan penemuan dini faktor risiko PTM. Oleh karena itu sasaran Posbindu PTM cukup luas mencakup semua anggota beserta keluarga usia 15 tahun ke atas, baik itu dengan kondisi sehat, berisiko maupun dengan kasus PTM.

Kader yang ikut dalam pelatihan ini adalah dari anggota Persit KCK Yonzipur 5/ABW sendiri. Sehingga diharapkan para kader Posbindu PTM agar belajar dan bekerja semaksimal mungkin untuk menekan risiko PTM di lingkungan Asrama Yonzipur 5/ABW.

Jalan pagi menuju gedung Posbindu PTM Yonzipur 5/ABW

Setelah itu, dilanjutkan dengan penyerahan bantuan SMARThealth Kit yang didalamnya berisi alat-alat kesehatan untuk melakukan skrining PTM, seperti tensi meter, alat cek gula darah, dan lain-lain. Penyerahan itu dilakukan oleh Kasi PTM Dinkes dan diterimakan kepada Ketua Persit KCK Cabang LVI Yonzipur 5 PD V/Brawijaya, dengan disaksikan oleh Wandan Yonzipur 5 beserta para kader Posbindu PTM.

Kemudian acara berikutnya diteruskan dengan pemberian tali asih oleh Ketua Persit KCK kepada Kasi PTM dan Keswa Dinkes Kabupaten Malang berupa tanaman anggrek dengan warna kuning muda dan warna merah muda berbintik di dekat serbuknya, dan langsung disusul dengan penyerahan berita acara penyerahan barang SMARThealth Kit yang perlu ditandatangani oleh Komandan Yonzipur 5/ABW PD V/Brawijaya, Letkol Czi Suprobo Harjo Subroto, S.E., M. Han.

Singgah di Seksi Kesehatan Yonzipur 5/ABW dan foto bersama

Oleh Ketua Persit KCK, berita acara ini nanti akan dikirim ke Dinkes Kabupaten Malang setelah Komandan Yonzipur 5 pulang dari acara di Kodam. Lalu, acara dilanjutkan dengan foto bersama sebelum Ketua Persit KCK dan Wandan Yonzipur undur diri karena ada tugas lain yang juga harus dijalankannya.

Setelah berpamitam, acara berikutnya adalah pemaparan materi pelatihan kader Posbindu PTM. Materi pertama disampaikan oleh Nur Ani Sahara, S.Kep. Ners perihal Posbindu SMARThealth yang akan diterapkan dalam Posbindu Institusi (Militer).

Rombongan Seksi PTM Dinkes tinjau gedung Posbindu PTM Yonzipur 5/ABW

Nur Ani dalam memaparkan materinya hanya perlu 55 menit karena para kader tersebut umumnya adalah perawat dan ada satu dokter. Jadi, dalam memberikan pemahamannya lebih cepat mengingat perawat dan dokter sudah mengerti substansi dari materi tersebut.

Begitu pula halnya dalam pemaparan materi kedua yang disampaikan oleh Bastamil Anwar Aziz, S.Kep. Ners mengenai PTM beserta praktek pengukuran faktor risikonya, hanya memakan waktu 45 menit. Mereka umumnya sudah familiar dengan hal itu. Sehingga pemateri tidak perlu mengulang-ulang lagi.

Pukul 11.13 WIB langsung disambung dengan pemaparan materi yang ketiga yang disampaikan oleh Candra Hernawan, S.Kom dengan judul “Mekanisme Pelaporan Posbindu Institusi”. Pada kesempatan ini, Candra mengajarkan cara penggunaan aplikasi eKader. Mereka begitu antusias mempelajarinya, terlebih setelah hasil skriningnya langsung bisa dilihat. Hasil skrining inilah yang sesungguhnya untuk mengedukasi perihal faktor risiko PTM yang disandang oleh orang yang diperiksa.

Lalu, Candra melanjutkan membuka ePuskesmas yang memperlihatkan bahwa apa yang telah dientri oleh kader Posbindu dalam melakukan skrining akan langsung bisa dilihat di ePuskesmas saat itu juga. Keuntungan yang diperoleh adalah data bisa segera dilihat. Koordinator Posbindu PTM Yonzipur 5/ABW bisa memberikan data hasil skrining di lingkungan Asrama Yonzipur 5 dengan cepat kepada Komandan Yonzipur 5/ABW.

Pukul 11.57 WIB materi yang ketiga selesai. Acara kemudian digunakan oleh Kasi PTM untuk membuka sesi tanya jawab kepada para kader yang telah mengikuti pelatihan peningkatan kapasitas kader Posbindu PTM Yonzipur 5/ABW.

Dalam kesempatan ini, para kader banyak mengajukan pertanyaan terkait dengan pelaksanaan Posbindu PTM yang akan segera dijadwalkan. Mereka menyusun strategi dengan membagi lima kompi yang ada di Yonzipur 5 ini. Hanya saja yang akan perlu waktu tatkala melakukan skrining di Kompi A, yang lokasinya terpisah dengan keempat kompi lainnya, karena Kompi A ditempatkan di Babat, Kabupaten Lamongan.

Acara berikutnya adalah pembacaan doa yang dilakukan oleh Ny. Candra yang menjadi salah satu kader dalam pelatihan peningkatan kapasitas kader Posbindu PTM ini, dan kemudian waktu diambil alih oleh MC. Sebagai penutupnya, MC mengucapkan terima kasih atas terselenggaranya acara ini dan selaku penyelenggara mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila ada kekurangannya. *** [041121]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo


Share:

Jumat, 02 Juli 2021

Talkshealth Deteksi Dini PTM di Radio Kanjuruhan FM Kepanjen

Pagi ini, bakda subuh, atau tepatnya pukul 05.16 WIB mendapat kiriman WhatsApp berupa mini banner perihal Talkshealth Bersama Dinas Kesehatan Kabupaten Malang dengan tema “Deteksi Dini Penyakit Tidak Menular (PTM)” yang akan mengudara Kamis (01/07/2021) mulai pukul 09.00 sampai dengan pukul 10.00 WIB di Radio Kanjuruhan FM Kepanjen, Kabupaten Malang.

Melalui akun Facebook (FB), ternyata pihak Radio Kanjuruhan juga telah memberitahukan tentang acaranya sehari sebelumnya.

“Mitra Pendengar, besok kita akan ngobrol lagi seputar kesehatan. Masih bersama Dinkes Kabupaten Malang, kita akan membahas tema tentang Diteksi Dini Penyakit Tidak Menular. Kamis, 1 Juli 2021 mulai pukul 9 sampai 10 pagi hanya di 97.3 FM. stay tune 😎” demikian press release melalui FB tersebut.

Studio Radio Kanjuruhan FM Kepanjen, Kabupaten Malang

Acara dimulai pada pukul 09.12 WIB. Narasumbernya ada dua orang dari Seksi PTM dan Kesehatan Jiwa (Keswa) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang, yaitu Gatot Sujono, S.St., M.Pd., dan Bastamil Anwar Aziz, S.Kep. Ns.

Sedangkan, sebagai host adalah Andra. Host dalam bahasa Inggris artinya tuan rumah, sehingga pada acara yang mendatangkan bintang tamu atau narasumber, pemandu acaranya disebut ‘host’, dan kebetulan orangnya ganteng.

Mengawali gelar wicara, host menyapa dengan ucapan selamat pagi kepada mitra pendengar dan narasumber. Kemudian diteruskan dengan mengenalkan kedua narasumber kepada mitra pendengar Radio Kanjuruhan FM.

“Sehat ya Pak?” sapa host.

“Alhamdulillah sehat”, jawab Gatot Sujono.

“Kalau dulu, orang tanya sehat itu basa-basi. Kalau sekarang serius” seloroh host.

Tayang bincang pagi ini bertemakan Deteksi Dini PTM. Tema ini diangkat mengingat banyak sekali penyakit yang tidak menular, diketahui oleh masyarakat ketika sudah dibilang parah. Jika sudah parah baru dikatakan sakit. Padahal hal itu bisa dideteksi dini.

Agar masyarakat paham, terlebih di masa pandemi ini, PTM turut mendukung keparahan dalam COVID-19, maka host memulai dengan pertanyaan “PTM itu seperti apa sih?”

Menurut Gatot Sujono, mengacu kepada Permenkes No. 64 Tahun 2015 di bidang kesehatan terjadi perubahan tindakan. Kalau dulu itu orang yang sudah sakit baru dilakukan pemeriksaan, tapi sejak ada Permenkes No. 64 Tahun 2015 perlu untuk melakukan deteksi dini PTM.

Diketahui bahwa PTM di Indonesia kian tahun selalu meningkat, dan memperlihatkan angka kematian yang tinggi, seperti stroke, jantung, hipertensi, diabetes mellitus serta gangguan saluran pernapasan. Celakanya, image masyarakat itu mengganggapnya sehat-sehat saja karena kebanyakan PTM tidak memperlihatkan gejala-gejalnya di awal. Sehingga, mereka pada umumnya tidak menyadari hal itu sehingga mereka malas untuk periksa.

Selain itu, faktor kegemukan juga bisa menjadi pemicu PTM. Kadang-kadang hal itu juga tidak disadari oleh masyarakat sedari awal. Kalau dulu, gemuk itu dikatakan makmur, namun sekarang gemuk itu sarana penyakit.

Gemuk bukan berarti lucu. Kalau pada masa kita masih kecil mungkin hal itu lucu, menggemaskan. Akan tetapi, kalau kita sudah dewasa, hal itu sudah tidak lucu lagi tetapi sudah harus waspada.

Perbincangan menjadi kian menarik. Host menyampaikan bahwa untuk masyarakat di negara maju mungkin sudah mengenal istilah check up dengan baik, lalu kalau untuk masyarakat kita, pemahaman hal itu bagaimana. Kata host, “pemahaman seperti itu seperti apa sih di Kabupaten Malang?”

Menjelaskan hal itu, Gatot Sujono mengatakan bahwa perlu pemahaman masyarakat agar sadar diri tentang kesehatan. Istilah check up barangkali sudah akrab bagi orang-orang kota dengan banyaknya fasilitas kesehatan dan adanya kemampuan finansial yang dimilikinya. Tidak begitu halnya dengan yang ada di desa, yang umumnya masayarakat menengah ke bawah.

Untuk masyarakat lapisan bawah yang berkemampuan finansial minim merasa kesulitan untuk mengurusi kebutuhan makannya, tentu tidak terpikirkan untuk melakukan periksa check up. Oleh karena itu, pemerintah mengenalkan program Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (Posbindu PTM).

Posbindu PTM merupakan peran serta masyarakat dalam melakukan kegiatan deteksi dini dan pemantauan faktor risiko PTM yang dilaksanakan secara terpadu, rutin, dan periodik.

“Lalu aktivitas Posbindu PTM itu seperti apa sih?” tanya host untuk mitra pendengarnya.

Narasumber Bastamil Anwar Aziz mengatakan bahwa untuk mengantisipasi lonjakan PTM dibentuklah Posbindu PTM. Di Posbindu itu terdapat 5 kader kesehatan yang melakukan pemeriksaan untuk kesehatan masyarakat, seperti pengukuran tinggi badan, berat badan, lingkar perut, cek gula darah dan kolesterol.

Targetnya usia 15 tahun sampai mau meninggal. Pemeriksaan ini untuk membantu masyarakat melakukan deteksi dini PTM. Jika tidak dideteksi dini, dikhawatirkan masyarakat nanti tahu-tahunya tidak ada keluhan langsung jatuh dan stroke. Akhirnya kalau tidak menimbulkan kecacatan, ya meninggal.

Diharapkan giat Posbindu PTM nanti mobile. Jadi satu desa itu mereka melakukan secara bergantian ke pos-pos atau RW lainnya. Nanti kita lihat perkembangannya seperti apa. Karena masyarakat sendiri terkadang susah untuk membangun kesadaran untuk melakukan periksa di Posbindu PTM. Mereka pada umumnya takut. Takut disangka macam-macam, terlebih di masa pandemi COVID-19 ini.

Posbindu PTM itu kegiatannya minimal dilakukan satu bulan satu kali, dan saat ini sedang mengarah seperti Posyandu yang bisa menggelar acara kegiatan di beberapa pos dalam bulan tersebut.

Lebih lanjut, Gatot menambahi apa yang telah disampaikan oleh Bastamil. Posbindu PTM lahir pada tahun 2015, akan tetapi pelaksanaannya baru mulai terlihat sekarang ini. Hal ini tak bisa dipungkiri bahwa Posbindu PTM itu perlu dukungan sarana dan prasarana yang tidak kecil penganggarannya serta melewati birokrasi yang cukup panjang.

Dulu masih ada anggapan Posbindu PTM itu miliknya Dinkes, tetapi sekarang sudah mulai digaungkan bahwa Posbindu itu milik masyarakat. Di sini ada dukungan dari masyarakat dan pemerintahan desa setempat. Kalau Dinkes sendiri yang jalan, jelas tidak mampu. Dukungan desa sangatlah diperlukan.

Selain itu, Dinkes juga sudah mengawali Posbindu Institusi. Harapannya nanti bisa berkembang di semua institusi yang ada di Kabupaten Malang, termasuk di lingkungan Radio Kanjuruhan FM ini.

Di Kabupaten Malang terdapat 461 Posbindu. Harapannya ke depan, setiap RT ada Posbindu, sehingga kadernya tidak perlu berkeliling dan masyarakat juga tidak terlalu jauh menjangkau layanan pemeriksaannya.

Lebih lanjut, host membicangkan masalah antusiasme masyarakat Kabupaten Malang yang datang ke Posbindu PTM itu seperti apa? Terlihat yang datang pada umumnya kaum Lansia. Yang datang itu pasti aware terhadap kesehatan.

Diakui oleh Bastamil, memang benar yang datang ke Posbindu PTM itu 80% adalah Lansia. Tuntutan usia yang menyebabkan mereka concern terhadap kesehatan. Sementara itu, kaum mudanya jarang sekali terlihat dalam giat Posbindu PTM. Padahal untuk melakukan deteksi dini itu merupakan hal yang sangat penting.

Ini yang menjadi pekerjaan berat Dinkes agar menumbuhkan minat kaum muda untuk melakukan deteksi dini dengan menghadiri kegiatan Posbindu PTM. Sampai kita berpikir bagaimana agar supaya kaum muda itu mempunyai prinsip sedia payung sebelum hujan. Jangan sampai setelah sakit baru mau periksa. Jadi, mumpung masih muda, mereka periksa.

Ibarat seperti mobil, meskipun tidak rusak kita harus servis setiap bulannya. Sama halnya dengan manusia, meskipun kita tidak ada rasa sakit  atau tidak ada keluhan, tetapi paling tidak kita harus melakukan cek kesehatan itu satu bulan satu kali secara berkala, agar supaya diketahui permasalahan sedari awal.

Terkait hal ini, host berusaha memberikan saran. Untuk anak muda jika dicampur dengan yang tua umumnya merasa enggan karena tidak bisa bounding. Sehingga perlu Posbindu PTM Milenial untuk anak-anak muda. 

Biasanya anak muda itu kalau datang yang dilihat pertama kali adalah tempatnya dulu. Pemahaman diri harus diberikan bahwa kesehatan itu harus dideteksi dini. Bukan berarti kalau sudah sakit baru ketahuan penyakitnya. Padahal deteksi dini adalah langkah preventif agar mencegah penyakit-penyakit yang akan datang.

Menurut Gatot, kita memang perlu pelan-pelan memberikan pengertian kepada kaum muda. Kendati kaum muda sendiri terkadang sudah pintar. Mereka bisa browsing tentang kesehatan melalui gawai smartphone yang dimiliki.

Namun demikian, Dinkes sendiri sebenarnya juga pernah melakukan event-event tertentu untuk menjaring kawula muda, seperti yang dilakukan sebelum adanya pademi pada saat Dinkes memperingati Hari Kesehatan Nasional di Stadion Kanjuruhan.

Di situ, Dinkes biasanya menggelar pemeriksaan deteksi dini PTM di tengah-tengah stand pameran yang lainnya, dan ternyata kunjungan anak muda signifikan.

Kemudian host membacakan pertanyaan dari mitra pendengar lewat WhatsApp (WA). Pesan WA itu datang dari Bu Yati, yang menanyakan tentang apa saja layanan yang ada di Posbindu PTM itu?

Pertanyaan ini kemudian dijawab oleh Bastamil. Prosedur kegiatan Posbindu ada alurnya. Pertama-tama dilakukan wawancara kepada masyarakat perihal riwayat kesehatan keluarga, riwayat kesehatan diri sendiri, faktor risiko PTM, dan faktor risiko fisik dengan menggunakan Form Skrining Kesehatan PTM di Posbindu.

Setelah itu, dilanjutkan dengan pengukuran tinggi badan, berat badan, dan lingkar perut. Lalu diteruskan dengan pengecekan gula darah maupun kolesterol.

Dari alur itu, jika ditemukan satu permasalahan pada tingkat yang tidak normal maka Tim Kesehatan akan memberikan konsultasi untuk ke depannya seperti apa.

Sedangkan, yang melakukan pemeriksaan tadi adalah kader kesehatan desa yang sudah pernah mendapatkan pelatihan dari Dinkes. Jadi paling tidak, masyarakat, Tim Kesehatan dan pihak desa sendiri itu mempunyai tanggung jawab untuk sehatnya masyarakat itu sendiri.

Kemudian host bertanya: “Dari situ berarti bisa diketahui penyakit yang menyertainya?”

Dalam hal ini, Gatot sambil memperlihatkan Kartu Menuju Sehat (KMS) yang digunakan untuk melakukan konsultasi kepada petugas kesehatan yang ada di Posbindu. Sedangkan untuk terapi lanjutan disarankan untuk berkunjung ke pos pelayanan terdekat, baik itu Ponkesdes maupun Puskesmas.

Jadi sebenarnya Posbindu itu di samping pengukuran-pengukuran tadi, juga akan ada layanan deteksi dini IVA maupun kanker payudara. Mengingat kanker payudara kian meningkat, jika tidak dilakukan deteksi dini, tahu-tahu sudah grade tinggi.

Kemudian untuk laki-laki yang merokok, juga ada pemeriksaan. Tapi berhubung Dinkes masih punya beberapa alat saja maka belum bisa terlaksana secara nyata. Diagendakan tahun 2024, semua layanan di Posbindu, sudah harus memiliki alat CO2 Analyzer yang berfungsi untuk mengetahui kadar CO2 dalam tubuh seseorang (paru-paru). Caranya dengan ditiup, setelah itu ditunggu beberapa saat akan terlihat kadarnya dalam bentuk warna hijau (sehat), kuning (waspada) atau merah (warning).

Selain itu, juga akan ada pemeriksaan mata, gangguan pendengaran, dan kecemasan. Masa pandemi ini banyak bermunculan kasus kecemasa yang disebabkan oleh ketidakpastian. Tes kecemasan di Posbindu PTM menggunakan SRQ 29. Ada 29 item yang harus diisi apakah orang tersebut mengalami kecemasan atau tidak. Seandainya teridentifikasi mengalami kecemasan, Tim Kesehatan akan memberikan bimbingan konseling untuk mengambil langkan dan solusi. Bagaimanapun sekian persen penyakit itu ditimbulkan oleh tingkat kecemasan.

Dalam satu tahun ini, host mengatakan bahwa kita mengalami masa pandemi. Kegiatan Posbindu PTM itu apakah ada perubahan atau seperti apa?

Menurut Bastamil, orang yang terpapar virus COVID-19 itu kebanyakan memiliki penyakit penyerta (komorbid). Komorbid yang disebabkan oleh PTM, mengantisipasinya melalui Posbindu PTM yang ada di desa-desa. 

Dalam menjalankan kegiatan Posbindu PTM itu diberlakukan protokol kesehatan yang ketat. Karena kalau Posbindu tidak dilaksanakan, nanti malah semuanya menjadi tidak terdeteksi.

Selain itu, pada saat ini Kabupaten Malang telah memiliki 10 Posbindu SMARThealth. Dalam Posbindu SMARThealth itu, kader kesehatan desa mendapatkan pelatihan yang intensif dari Dinkes dan dibekali satu tas berisi perangkat alat kesehatan untuk melakukan deteksi dini PTM.

Sehingga, kader SMARThealth memungkinkan melakukan skrining kepada masyarakat dengan mobile atau berpindah-pindah tempat serta bisa secara door to door ke rumah warga. Hasil skrining itu langsung diinput ke dalam aplikasi eKader yang akan bridging dengan ePuskesmas. Jadi ketika kader SMARThealth sedang melakukan skrining secara door to door, data yang diinput sudah bisa dilihat langsung oleh petugas kesehatan yang ada di Puskesmas melalui ePuskesmas.

Kemudian Gatot menambahkan apa yag telah dikemukakan oleh Bastamil. Inovasi SMARThealth itu awalnya dibantu oleh Universitas Brawijaya (UB) yang diprogramkan di Dinkes. Kader kesehatan yang terlatih itu akan mampu melakukan deteksi dini dengan bantuan aplikasi eKader tersebut dengan bantuan alogaritmanya dalam bentuk spidometer yang menunjukkan hasil pengukuran melalui jarum penunjuknya.

Jika jarum mengarah ke warna merah, maka seseorang berpotensi akan mengalami penyakit kardiovaskular. Selain itu, kader kesehatan juga akan mampu memberikan edukasi kepada masyarakat dengan bantuan aplikasi tersebut dengan muncul saran-saran yang harus dibacakan oleh kader SMARThealth kepada seseorang yang diukur kesehatannya.

Berhubung Kabupaten Malang itu wilayahnya cukup luas, maka program replikasi SMARThealth ini akan dilakukan secara bertahap. Targetnya pada tahun 2024, semua desa dan kelurahan yang ada di Kabupaten Malang telah menerapkan replikasi SMARThealth.

“Satu desa itu kadernya ada berapa?” tanya host lebih lanjut kepada narasumber dalam Talkshealth ini.

Bastamil pun berusaha menjelaskannya. Dalam Posbindu SMARThealth terdapat 5 kader kesehatan. Lima kader itu yang telah mendapatkan pelatihan dari Dinkes akan mempunyai bekal untuk memberikan wawasan kepada pasiennya. Kader adalah roadanya orang kesehatan mengingat mereka yang bisa terjun langsung secara intensif ke masyarakat. Bila kita tidak melatih kader SMARThealth dengan cakupan jumlah penduduk dan luasnya wilayah Kabupaten Malang dengan tenaga kesehatan yang dikatakan minim, kemungkinan besar program kesehatan di Kabupaten Malang akan sulit tercapai sasarannya.

“Lalu, harapannya seperti apa agar supaya masyarakat Kabupaten Malang menyadari bahwa deteksi dini PTM itu sangatlah penting”, tanya host kepada narasumber.

Kedua narasumber menjelaskan tentang CERDIK. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes) menghimbau seluruh masyarakat Indonesia untuk menerapkan perilaku CERDIK. CERDIK merupakan singkatan dari Cek kesehatan secara berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin beraktivitas fisik, Diet yang sehat dan seimbang, Istirahat yang cukup dan Kelola stress.

Mengakhiri tayang bincang ini, host meresume apa yang telah dikemukakan oleh kedua narasumber tersebut. Dulu Indonesia memiliki tingkat harapan hidup yang tinggi, tetapi sekarang sepertinya sudah beralih ke negara lain. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat Kabupaten Malang untuk mengenali deteksi dini PTM. Pemerintah sudah menyediakan program Posbindu PTM. Jangan tunggu sakit baru periksa, bagaimanapun kesehatan itu perlu dijaga. Misalnya dengan berolahraga dan mengonsumsi makanan yang bernutrisi.

Ini ada makanan yang sangat berbahaya dikonsumsi, yaitu memakan omongan orang mentah-mentah. Sudah omongan orang mentah lagi, malah dimakan. Ini lebih berbahaya” seloroh host dengan sedikit joke yang menggelitik di tengah masa pademi COVID-19 di penghujung gelar wicara ini. *** [020721]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo


Share:

Sabtu, 06 Maret 2021

Kasi PTM dan Keswa Beri Penyuluhan di Posbindu Anggrek 2 Kepanjen

Kepala Seksi (Kasi) PTM dan Kesehatan Jiwa (Keswa) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang memberikan penyuluhan kepada warga yang datang dalam kegiatan Posbindu Anggrek 2 Kepanjen di Balai RW 01 Kepanjen yang berada di Jalan Wahidin Sudirohusodo, RT 05 RW 01 Kelurahan Kepanjen, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur, pada hari Sabtu (06/03/2021).

Dalam penyuluhan itu, Kasi PTM dan Keswa Paulus Gatot Kusharyanto, SKM menjelaskan tentang Perilaku CERDIK yang berasal dari singkatan Cek kesehatan secara rutin, Enyahkanlah asap rokok dan alkohol, Rutin olahraga/aktivitas fisik, Diet seimbang, Istirahat yang cukup, dan Kelola stress.


Penyuluhan Kasi PTM dan Keswa

Paulus juga menghimbau  agar supaya rajin datang ke Posbindu dan minum obatnya secara teratur bagi yang terindikasi highrisk.

“Jangan takut ke ginjal”, kata Paulus

Kasi PTM dan Keswa memberikan contoh dirinya sendiri yang sudah minum obat selama 14 tahun, dan sampai saat ini terlihat sehat dan tidak ada keluhan ke ginjal. Selain itu, Paulus juga berpesan kepada warga agar senantiasa hidup sehat, jaga diri supaya panjang umur, dan mandiri di hari tua. Tak lupa, Paulus juga mengajak supaya selalu menghidupkan kegiatan Posbindu Anggrek 2 Kepanjen ini. Karena Posbindu ini telah menjadi percontohan di Kabupaten Malang.


Meja 1

Posbindu Anggrek 2 Kepanjen digelar secara rutin setiap hari Sabtu minggu pertama di setiap bulannya. Posbindu ini telah masuk kategori mandiri. Hubungan antara kader, Ponkesdes, dan Puskesmas terjalin secara simbiosis mutualisme. Mereka saling berinteraksi satu sama lain hingga menimbulkan suatu kerja sama yang memberikan manfaat kepada khalayak.

Kegiatan dimulai pada pukul 08.00 WIB. Warga akan datang dengan sendirinya menuju ke tempat berlangsungnya kegiatan tersebut. Seperti galibnya, warga yang akan melakukan pemeriksaan di Posbindu itu harus mengikuti alur tahapannya dengan pemberlakuan protokol kesehatan.


Tamu Psobindu dari Perempuan Pemimpinan Indonesia

Warga yang datang harus cuci tangan telebih dahulu sebelum memasuki teras Balai RW 01. Setelah itu, mereka akan menuju ke meja 1. Di meja 1 itu, warga mendaftarkan diri kepada kader yang bertugas di situ. Indri Astutik, nama kader yang standby di meja 1 akan mempersilakan kepada warga untuk mengisi buku kehadiran di Posbindu, dan mengambil nomor antrian, serta dicatat oleh kader ke dalam Buku Posbindu SMARThealth Anggrek  2 Kepanjen yang akan dipegang oleh penerima untuk melakukan pemeriksaan seterusnya. Setiap pemeriksaan, buku itu akan diperlihatkan kepada kader yang mengukurnya.

Dari meja 1, warga tersebut akan diukur berat badan, lingkar pinggang, dan tinggi badannya. Berat badan dan lingkar pinggang dilakukan oleh kader Edy Hartutik. Kader ini rajin mengikuti Posbindu sekalian memeriksakan diri sebagai pasien highrisk dalam hipertensi. Sedangkan, yang mengukur tinggi badan dilakukan oleh kader Sri Handayani.


Meja 3

Usai diukur tinggi badannya, warga yang hadir dimohon untuk duduk di kursi yang telah disediakan untuk menuju ke meja 2. Namun, apabila usai pengukuran itu di meja 2 sedang kosong, warga dipersilakan untuk langung menuju ke meja 2. Di meja 2 itu, warga akan mendapatkan pelayanan dari kader Agustin Shintowati dalam pengukuran tekanan darah (tensi). Hasil pengukurannya dicatatkan di buku Posbindu.

Dari meja 2, warga disuruh menuju ke meja 3. Bila di meja 3 sedang ada warga yang periksa, warga itu dimohon untuk duduk dulu di kursi yang telah disediakan oleh kader. Di meja 3 itu dilakukan pemeriksaan gula darah dan kolesterol. Kader yang bertugas di meja itu dibantu oleh Shynta Dinar Audia, mahasiswi STIKES Kepanjen yang sedang meneruskan Profesi Ners. Hasil pemeriksaannya dimasukkan ke dalam buku Posbindu.


Meja 4

Setelah dari meja 3, warga disarankan menuju ke meja 4. Meja 4 merupakan meja untuk melakukan konseling kesehatan. Di meja 4 ada dr. Gia Noor Pratami dari Puskesmas Kepanjen yang siap menerima curhatan warga tentang keluhan kesehatannya, utamanya berangkat dari hasil pengukuran kesehatan yang dilakukan oleh kader kesehatan terlatih.

Dokter akan melihat buku Posbindu yang berisi rangkaian pengukuran dan pemeriksaan yang dilakukukan oleh kader. Kemudian dokter akan melakukan konseling kepada warga tersebut. Apabila terindikasi tekanan darah  atau gula darah atau kolesterol tinggi, maka akan diberikan resep obat untuk dibawa ke meja 5.


Meja 5

Meja 5 merupakan meja yang diperuntukkan bagian obat. Meja ini biasanya akan diisi oleh perawat dan bidan Ponkesdes. Kebetulan yang bertugas hari itu adalah Nurul Mashfiyah, A.Md. Kep. Petugas kesehatan lainnya sedang ada tugas mempersiapkan pemakaman pasien COVID-19.

Setelah dari meja 5, berakhirlah rangkaian pemeriksaan warga di Posbindu. Warga dipersilakan keluar melalui pintu belakang kemudian melewati lorong kecil yang berada di selatan bangunan Balai RW 01. Hal ini dilakukan agar supaya berlawanan arah dengan warga yang sedang tiba untuk melakukan periksa. Sehingga, tidak terjadi kontak fisik di pintu depan.


Tali asih untuk Dokter Puskesmas

Kegiatan Posbindu hari ini juga mendapat kunjungan dari Ketua DPC Perempuan Pemimpin Indonesia (Indonesian Women's Leaders Association) Kabupaten Malang, Dr. Wuryan Andayani, SE., Ak., M.Si bersama kedua mahasiswanya. Kunjungan ini dipandu oleh Ketua RW 01 Kepanjen, Luluk Tamawati.

Dalam kunjungannya itu, Wuryan yang kesehariannya merupakan staf pengajar Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Brawijaya (UB) dan pemilik WuryMax, merasa senang dengan kegiatan ibu-ibu kader yang ikut menjaga kesehatan warga setempat, dan tertarik mengulik mengenai proses Posbindu Anggrek 2 bisa menuju kemandirian.

Kegiatan yang berakhir pada pukul 10.40 WIB ini berhasil melakukan pengukuran dan pemeriksaan terhadap 36 warga Kepanjen. Rinciannya 27 perempuan, dan 9 laki-laki.

Di akhir kegiatan ini, Tim Sekretariat yang diundang oleh kader ‘didhapuk’ (ditunjuk) untuk memberikan tali asih kepada dr. Gia Noor Pratami yang telah turut membimbing, membina, dan membantu memberikan layanan konseling kesehatan selama ini. *** [060321]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo
Share:

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive

Risk Checker

Risk Checker

Indeks Massa Tubuh

Supplied by BMI Calculator Canada

Statistik Blog

Sahabat eKader

Label

Arsip Blog