Rabu, 03 April 2024

Uji Coba Kuesioner Karakteristik Masyarakat Berlangsung di Sidorahayu

Berkah puasa memang tak bisa disangka! Uji coba instrumen NIHR Global Health Research Centre for Non-Communicable Diseases and Environmental Change (NIHR-GHRC NCDs & EC) untuk pengumpulan data bisa berjalan semua.

Dimulai dari uji coba instrumen CEI (Community engagement and involvement) yang dilakukan peneliti Yayasan Percik Salatiga (YPS) dengan menggunakan Photovoice maupun Circle Communication yang dilakukan di Desa Sepanjang (21-28 Maret 2024).

Kemudian uji coba instrumen survey NIHR-GHRC NCDs & EC yang dilaksanakan Tim Peneliti dari Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB) di Puskesmas Bantur (23/03) juga berjalan dengan lancar.

Uji coba kuesioner Karakteristik Masyarakat 

Hari ini, Rabu (03/04), gantian Tim Peneliti dari Fakultas Pertanian UB (FP UB), juga melakukan uji coba kuesioner “Karakteristik Masyarakat dan Pengamatan Langsung” di Desa Sidorahayu, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang bisa berjalan sebagaimana mestinya.

Salah seorang anggota Tim Peneliti FP UB Dr. Lintar Brillian Pintakami, S.P., M.P. yang mengajak Tim Peneliti dari Fisika Lingkungan UB, Eko Teguh Purwanto Adi, S.Si., M.Si dan Renetha Salma Myesha A., S.Si, menjajal kuesioner dengan melakukan wawancara kepada Sekretaris Desa (Sekdes) Sidorahayu Mayon Sutrisno di ruang kerjanya.

Fasilitator NIHR yang turut mendampinginya juga ikut menjajal kuesionernya dan berjumpa dengan tenaga kesehatan (nakes) Puskesmas Wagir yang sedang berkegiatan di Pendopo Balai Desa Sidorahayu dalam Peningkatan Kapasitas Bagi Kader Kesehatan TB-Paru sehingga juga harus bersilaturahmi sesaat dengan mereka.

Melihat sungai apakah terjadi pencemaran atau tidak

Kedua kuesioner yang diujicobakan tersebut memiliki pola seperti model kuesioner dalam Indonesian Family Life Survey (IFLS), The Work and Iron Status Evaluation (WISE), dan The Study of the Tsunami Aftermath and Recovery (STAR), utamanya dalam survey fasilitas  untuk melengkapi survey rumah tangga (household).

Ciri khasnya dari kuesioner tersebut akan memiliki variabel dalam seksi pertanyaan yang cukup banyak, dan ragam print outnya sudah branded seperti itu. Dalam kuesioner Karakteristik Masyarakat terdapat 16 bagian atau seksi, yaitu LK (Lembar Kontrol), IC (Informed Consent), IR (Identitas Responden), LU (Land use), P (Population Characteristics), EC (Type of Employment), TI (Transportation and Infrastructures), EL (Electricity), WS (Water Sources and Santitation), D (Industries), EP (Environmental Pollution), WM (Waste Management), PBS (Plastic Waste Burning Practices), CD (Climate and Distaters), PKMD (Partisipasi dan Kepercayaan Masyarakat), dan CP (Catatan Pewawancara).

Sedangkan pada kuesioner Pengamatan Langsung terdiri atas 7 bagian atau seksi, yakni LK (Lembar Kontrol), IC (Informd Consent), G (General Observation), W (Waste Management), AP (Air Pollutin), PBS (Plastic Burning Practises), IN (Internet Network), CP (Catatan Pewawancara).

Mengukur kualitas air dengan Partculate Matter and Gas Measurement Device

Pertanyaan-pertanyaan dalam kedua kuesioner tersebut terdiri dari pertanyaan dan jawaban. Pertanyaan telah didesain untuk menampung semua kemungkinan jawaban yang diinginkan ke dalam jenis-jenis pilihan jawaban dan dirancang untuk pelaksanaan wawancara yang baik dan benar, baik dalam menanyakan kepada responden maupun dalam proses pencatatannya. Hal ini diharapkan dapat menghasilkan proses pengumpulan data yang berkualitas tinggi.

Pertanyaan dalam kuesioner tersebut memiliki dua tipe yang perlu diketahui, yaitu jenis pertanyaan berdasarkan jawaban responden; dan jenis pertanyaan berdasarkan cara membaca pertanyaan, yang berpengaruh dalam tata cara pengisian kuesioner. Oleh karena itu, bagi siapa pun yang ingin melakukan wawancara menggunakan kuesioner ini harus mengerti betul dengan struktur kuesionernya terlebih dahulu.

Selain itu, kekhasan lainnya dari kuesioner ini adalah bahwa semua variabel yang ada dalam seksi ini tidak mungkin bisa terjawab oleh hanya seorang responden saja. Pengalaman survey fasilitas akan banyak menjumpai beberapa responden, karena dalam variabel-variabel tersebut tidak ada di tangan satu orang saja melainkan beberapa. Seperti yang dilakukan oleh Dr. Lintar tadi, Sekdes akan bolak balik menanyakan kepada staf lainnya. Ini nanti yang perlu diperhatikan bagi enumerator lainnya saat menuju main survey.

Insinerator yang dulu pernah menjadi andalan TPS di Dusun Bunton, kini tak berfungsi lagi

Oleh sebab itu, pembuat kuesioner sudah mengantisipasinya dengan membuatkan kolom untuk wawancara sebanyak 3, yaitu wawancara I, wawancara II, dan wawancara III. Tujuannya tak lain adalah untuk mengantisipasi hal tersebut bila harus berkunjung ulang suatu saat nanti.

Usai melakukan wawancara, Tim Peneliti FP UB dan Fisika Lingkungan dipandu fasilitator berkeliling desa untuk melakukan uji coba kuesioner pengamatan langsung. Lima dusun yang ada di Desa Sidorahayu musti dilaluinya. Kemudian peneliti dari Fisika Lingkungan juga melakukan pengukuran kualitas udara di dekat pabrik plastik di Dusun Bunder dengan menggunakan Particulate Matter and Gas Measurement Device yang bersifat portabel yang dihubungkan dengan laptop.

Uji coba kuesioner yang dimulai pada pukul 08.52 WIB itu berakhir pada pukul 13.48 WIB yang diakhiri dengan cara berpecar. Tim Peneliti FP UB dan Fisika Lingkungan mengukur kecepatan internet di setiap dusun, sedangkan fasilitator bertugas memotret bekas insinerator yang sudah tidak terpakai lagi di tengah lahan yang harus melalui jalan setapak yang ditutupi semak tinggi. *** [030424]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Puskesmas Wagir Adakan Peningkatan Kapasitas Bagi Kader Kesehatan TB-Paru

Pagi yang cerah di hari ke-23 Ramadhan, Puskesmas Wagir mengadakan Peningkatan Kapasitas Bagi Kader Kesehatan TB-Paru di Pendopo Balai Desa Sidorahayu yang beralamatkan di Jalan Krisna No. 1 Dusun Niwen RT 12 RW 03 Desa Sidorahayu, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang.

Peningkatan Kapasitas ini dihadiri oleh tenaga kesehatan (nakes) Puskesmas Wagir, 34 kader TBC Desa Sidorahayu, 5 dokter muda  dari Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB), dan seorang anggota Tim SMARThealth UB.

Seluruh peserta berpose bersama usai acara selesai

Acara yang dimulai pada pukul 08.55 WIB ini diawali dengan sambutan dan pembukaan disampaikan oleh Sukmono Hadi, A.Md.Kep, perwakilan dari Puskesmas Wagir. Kemudian setelahnya langsung disambung dengan pemaparan materi “Chikungunya, DBD, dan Malaria” yang dibawakan oleh perawat Desa Sidorahayu Dimas Kurniawan, A.Md. Kep.

Usai Dimas, acara berikutnya diisi dengan pemaparan materi “Penyakit Tuberkulosis Paru” yang disampaikan oleh dokter internship Puskesmas Wagir dr. Diska Hanifah asal Kampus Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK Unair) Surabaya.

Dokter internship Puskesmas Wagir asal FK Unair berikan materi Penyakit Tuberkulosis Paru

Pada kesempatan itu, dr. Diska menjelaskan apa itu penyakit TBC; bagaimana cara penularan penyakit TBC; siapa yang berisiko menderita penyakit TBC; kapan perlu ke dokter; gejala tuberkulosis; pemeriksaan penunjang; pemeriksaan dahak; foto rontgen dada; analisis cairan pleura; bagimana pengobatan TBC; terapi; efek samping; bagaimana mencegah penularan TBC; apa saja peran kader; peran & fungsi kader; bagaimanakah nutrisi untuk pasien TBC agar cepat sembuh & meningkatkan imunitas.

Selesai dokter internship, acara dilanjutkan dengan pemaparan materi “Gerakan Masyarakat Cerdas Menggunakan Obat (Gema Cermat) Beyond Use Date (BUD)” oleh Apt. Yuristia Putri Wiyata, S.Farm. Dalam materinya, Yuristia menerangkan beyond use date (BUD, yakni batas waktu penggunaan produk obat setelah diracik/disiapkan atau setelah kemasan primer dibuka atau dirusak.

Kader TBC Desa Sidorahayu ikuti Peningkatan Kapasitas di Pendopo Balai Desa

Manfaat BUD, lanjut Yuristia, adalah untuk menunjukkan waktu di mana obat atau sediaan harus digunakan sebelum berisiko mengalami kerusakan, tidak efektif dan terkontaminasi.

Usai bagian farmasi Puskesmas Wagir, materi berikutnya disampaikan oleh Koordinator Pelayanan TBC Puskesmas Wagir Chemilia Chandra, A.Md.Kep.

Selesai pemaparan semua materi, acara diteruskan dengan sesi tanya jawab. Acara ini bersifat sambung-menyambung karena suasana Ramadhan. Kalau cepat selesai kader TBC yang umumnya didominasi ibu-ibu inginnya cepat selesai terus buat untuk persiapan buka puasa keluarga.

Lima dokter muda asal FKUB yang cantik-cantik dan ganteng-ganteng turut menyimak dalam pemaparan materi

Tema yang disampaikan itu berkenaan dengan makin marak terjangkitnya masyarakat yang terkena demam berdarah (DB) maupun chikungunya serta TBC di sejumlah daerah di Kabupaten Malang. Untuk itu tema ini terasa pas dalam Peningkatan Kapasitas Bagi Kader Kesehatan TB-Paru. Tujuannya agar para kader TBC bisa menyikapi situasi dan sekaligus bisa membantu memberikan informasi di tengah-tengah masyarakat.

Acara Peningkatan Kapasitas Bagi Kader Kesehatan TB-Paru ini selesai pada pukul 10.40 WIB, dan kemudian seluruh peserta kegiatan tersebut melakukan foto bersama di Pendopo Balai Desa Sidorahayu tersebut. *** [030424]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Selasa, 02 April 2024

Profil Pustu Gampingan

Alamat

Jl. Raya Gampingan Dusun Krajan RT 04 RW 01

Desa Gampingan, Kecamatan Pagak, Kabupaten Malang


Pustu Gampingan

Dalam rangka meningkatkan aksesibilitas pelayanan, Puskesmas Pagak didukung oleh jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan. Salah satu jaringan pelayanan Puskesmas yang ada di lingkungan wilayah kerja Puskesmas Pagak adalah Puskesmas Pembantu (Pustu) Gampingan.

Pustu Gampingan memberikan pelayanan kesehatan secara permanen di suatu lokasi dalam wilayah kerja Puskesmas Pagak. Keberadaan Pustu Gampingan yang berada di pinggir jalan utama tersebut memegang peran yang penting mengingat kondisi geografis wilayah kerja Puskesmas Pagak yang terbelah oleh Gunung Geger yang menjadi kawasan Perhutani antara wilayah bagian utara dan wilayah bagian selatan.

Perlu diketahui, bahwa di dalam wilayah administratif Kecamatan Pagak terdapat dua Puskesmas, yaitu Puskesmas Pagak dan Puskesmas Sumbermanjing Kulon (Sumakul). Setiap Puskesmas membawahi 4 desa.

Peta Desa Gampingan

Wilayah kerja Puskesmas Pagak meliputi Desa Gampingan, Desa Sumberejo, Desa Tlogrejo, dan Desa Pagak. Desa Gampingan dan Sumberejo berada di sebelah utara Gunung Geger, dan Desa Sumberejo berada di sebelah utara, timur hingga selatan Gunung Geger. Sedangkan, Desa Tlogorejo berada di barat laut hingga barat daya Gunung Geger, dan Desa Pagak berada di selatan Gunung Geger.

Desa Gampingan dan sebagian dusun yang ada di Desa Sumberejo seperti Dusun Bekur umumnya (sebagian) lebih dekat ke layanan kesehatan Pustu Gampingan ketimbang Puskesmas Pagak.


STRUKTUR ORGANISASI PUSTU

Penanggungjawab Pustu : Ida Hariani, A.Md.Keb

Bidan Pelaksana         : Ida Hariani, A.Md.Keb

Perawat Pelaksana         : Tyas Pratiwi, A.Md.Kep

Selain itu juga terdapat seorang kader Posyandu Balita Dianawati yang diperbantukan di Pustu Gampingan sebagai tenaga administrasi.


VISI dan MISI

Visi

“Terwujudnya Kabupaten Malang Yang Bersatu Berdaulat, Mandiri, Sejahtera, Dan Berkepribadian Dengan Semangat Gotong-Royong Berdasarkan Pancasila Dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia Yang Binneka Tunggal Ika.”

Misi

“Mewujudkan Kesejahteraan Rakyat Membangun Sumber Daya Unggul.”


STRATEGI

Melakukan percepatan pembangunan sesuai dengan misi di bidang kesehatan dengan strategi:

A. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar yang prima dan bermutu

B. Meningkatkan peran serta masyarakat dan lintas sektor dalam pembangunan kesehatan

C. Meningkatkan loyalitas, dedikasi, dan profesionalisme SDM Pustu


KONDISI GEOGRAFIS

Pustu Gampingan yang lokasinya bersebelahan dengan SMK Putra Bangsa Pagak ini dulunya berada di lokasi yang sekarang menjadi Pasar Pagak.

Jarak Pustu ke Balai Desa                         : 700 m

Jarak Pustu ke Puskesmas Pagak                 : 9 km

Jarak Pustu ke PT Ekamas Fortuna         : 1,7 km

Jarak Pustu ke Bendungan Sengguruh         : 1,6 km

Jarak Pustu ke Dinkes Kabupaten Malang : 7,1 km


JUMLAH KADER KESEHATAN

Jumlah kader kesehatan yang ada di Desa Gampingan (tersebar dalam 3 dusun, yakni Krajan, Dempok, dan Bumirejo), dan berkolaborasi dengan Pustu Gampingan adalah 64 orang, dengan rincian: 40 (kader Posyandu Balita); 5 (kader Posbindu), 14 (kader Posyandu Lansia), dan 5 (kader Desa Siaga Aktif).


PROGRAM PUSTU

Promkes KIA/KB

Posyandu di Pos-Pos

Homecare


LAYANAN DI PUSTU

Rawat jalan

Persalinan

Pengobatan umum


Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Kamis, 28 Maret 2024

Berceritera dengan Foto di Desa Sepanjang

Selama seminggu, staf peneliti Yayasan Percik Salatiga (YPS) Christina Arief T. Mumpuni, S.H., M.I.K. menyelenggarakan uji coba Photovoice bersama 10 kader kesehatan di Desa Sepanjang, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang.

Uji coba Photovoice ini merupakan bagian dari CEI (Community engagement and involvement) yang dikerjakan YPS dalam kerangka penelitian bertitel “Pengembangan Inovasi SMARThealth untuk Menurunkan Risiko Penyakit Paru-Paru Obstruktif Kronik dan Penyakit Jantung yang Disebabkan oleh Polusi Udara Akibat Pembakaran Sampah di Kabupaten Malang, Jawa Timur,” yang berlangsung mulai tanggal 21 hingga 28 Maret 2024.

Dikutip dari Budig et. al. (2018), Photovoice adalah metodologi penelitian visual –dikembangkan oleh Caroline Wang dan Mary Ann Burris - yang menempatkan kamera di tangan partisipan untuk membantu mereka mendokumentasikan, merefleksikan, dan mengomunikasikan isu-isu yang menjadi perhatian, sekaligus merangsang perubahan sosial.

Kamis (28/03) ini, saatnya 10 kader kesehatan – Lilik Kusmiati, Masito, Usfatul Ulumiyah, Siti Aisyah, Yuli Andari, Lina Lestari, Humairoh, Eny Yuliati, Istinah, Ifa Lutfiyah - yang sebelumnya telah melakukan sesi diskusi kelompok kecil (small group discussion), berkumpul lagi untuk storytelling with photographs (berceritera dengan foto) yang telah dilakukan oleh kader kesehatan Desa Sepanjang terkait pengelolaan sampah di lingkungan sekitarnya.

Partisipan Photovoice mengajak foto bersama staf peneliti YPS usai storytelling with photographs

A picture is worth a thousand words,” demikian kata Badanta et. al. (2021) untuk mengilustrasikan apa yang dilakukan oleh kader kesehatan dalam berceritera dengan foto. “Sebuah gambar dapat mewakili ribuan kata.”

Storytelling with photographs yang diinisiasi oleh staf peneliti YPS dan dinotulensi serta didokumentasikan oleh fasilitator NIHR, diselenggarakan di Ponkendes Sepanjang yang beralamatkan di Jalan Basuki Rahmat No. 111 Dusun Krajan RT 01 RW 02 Desa Sepanjang.

Sebelumnya pada pertemuan awal, 10 kader kesehatan telah mendapat pekerjaan rumah (PR) untuk memotret 5 foto dengan identifikasi topik perihal sampah yang ada di lingkungan sekitar rumah kader kesehatan yang telah diskusikan dalam small group discussion.

Hari ini, 10 kader kesehatan yang telah didukung untuk membuat serangkaian foto dan keterangan sebagai respons permintaan tersebut dan mengekspresikan kendali mereka atas foto mana yang ingin mereka bagikan kepada khalayak.

Staf peneliti YPS mencatat narasi dari foto-foto yang telah dikirimkan partisipan

Prosesnya, mula-mula staf peneliti YPS menanyakan kepada 10 kader kesehatan secara one by one. Mereka diminta untuk menarasikan foto-foto yang telah dikirim sebelumnya yang terkait dengan pembakaran sampah di lingkungan sekitarnya.

Setelah mereka menarasikan, staf peneliti YPS akan meminta kepada setiap kader kesehatan untuk memilih 1 foto saja dari foto-foto yang telah dikirim dan dinarasikan. Pilihan foto tersebut kemudian diceriterakan kepada kader-kader yang lain untuk mendapatkan tanggapan. Kenapa mereka memilih lokasinya, kenapa tertarik mengambil foto tersebut, dan lain sebagainya.

Dari storytelling with photographs dalam small group discussion, staf peneliti YPS ingin melihat pengalaman dan perspektif kader kesehatan dalam mengelola sampah di lingkungan sekitarnya. Ada yang dibakar, ada yang ditimbun, ada yang didaur ulang, ada juga yang  dijual terutama untuk sampah dari botol, kardus dan kertas.

Sepanjang diskusi ini, peserta didorong untuk mempertimbangkan bagaimana foto-foto dapat digunakan sebagai alat komunikasi, dan peserta sekaligus dapat menafsirkan dengan cara mereka sendiri. Kesadaran juga muncul dari kader kesehatan dalam mengelola sampah dari diskusi yang mereka jalankan sendiri.

Staf peneliti YPS meminta partisipan untuk memilih 1 foto dari foto-foto yang dikirimkan, terus memberikan narasi dan mendiskusikannya kepada partisipan lainnya untuk mendapatkan tanggapan

Langkah-langkah yang telah dijalankan kader kesehatan Desa Sepanjang dalam Photovoice tersebut, menurut Lorenz & Chilingerian (2011), telah mengikuti alur Photovoice. Proses Photovoice sering kali melibatkan sekelompok peserta dan fasilitator yang bekerja sama untuk merepresentasikan kehidupan dan sudut pandang menggunakan foto dan keterangan (alias narasi).

Alur Photovoice itu meliputi mempelajari tentang Photovoice; mengambil foto untuk mewakili pengalaman, pikiran, dan perasaan; mendiskusikan foto-foto bersama dengan kelompok;memilih beberapa untuk dipamerkan dan menulis keterangan untukmya; dan mengembangkan pameran untuk memberi informasi kepada komunitas lainnya yang kemudian pada akhirnya akan mendorong perubahan.

Antusiasme kader kesehatan dalam Photovoice itu menghasilkan puluhan foto yang dibagikan di antara peserta dan didiskusikannya. Uji coba Photovoice dengan kader kesehatan Desa Sepanjang terkait pengelolaan sampah memberikan pengalaman tersendiri. 

Peserta mempelajari cara-cara baru dalam menceritakan kisah mereka, dan mereka merasa telah mempelajari keterampilan baru yang dapat mereka gunakan di masa depan. *** [280324]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Rabu, 27 Maret 2024

Minggu Ke-3 Maret 2024, In-Depth Interview di Puskesmas Gondanglegi

Sempat tertunda beberapa saat lantaran kesibukan dan kelelahan, dr. Arief Alamsyah, MMRS – staf pengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB) kembali melakukan in-depth interview di Puskesmas Gondanglegi pada Rabu (27/03).

In-depth interview ini dilaksanakan sebagai bahan menyusun disertasi mengenai health coaching hipertensi di Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FK-KMK) Program Doktor Ilmu Kedokteran dan Kesehatan.

Terakhir, sebulan yang lalu, dr. Arief Alamsyah melakukan in-depth interview di Puskesmas Ngajum, dan hari ini agendanya in-depth interview di Puskesmas Gondanglegi. Perlu diketahui, dalam penelitian disertasi ini ada 4 locus yang menjadi enumeration area (EA), yaitu Puskesmas Pakisaji, Puskesmas Kepanjen, Puskesmas Ngajum, dan Puskesmas Gondanglegi.

Audiensi dengan Kapus Gondanglegi, Kabupaten Malang

Kendati suratnya sudah masuk beberapa bulan sebelumnya, namun dr. Arief Alamsyah baru berkesempatan berkunjung ke Puskesmas Gondanglegi dalam rangka in-depth interview dengan sejumlah tenaga kesehatan (nakes) di lingkungan Puskesmas Gondanglegi.

Sebenarnya dr. Arief Alamsyah sudah tak asing lagi dengan Puskesmas Gondanglegi karena dulu ia pernah menjadi dokter muda (koas) di Puskesmas Gondanglegi. Tapi, kali ini kunjungannya dalam rangka penelitian mengenai health coaching hipertensi untuk memenuhi disertasinya.

In-depth interview dengan Pj. PTM Puskesmas Gondanglegi

Begitu tiba di Puskesmas Gondanglegi, dr. Arief Alamsyah yang didampingi salah seorang anggota Tim SMARThealth Universitas Brawijaya (UB) langsung menghadap Kepala Puskesmas Gondanglegi drg. Imam Mashuda.

Di ruang kerja Kapus yang berada di ujung sisi selatan layanan Puskesmas tersebut, dr. Arief Alamsyah diterima oleh Kapus Imam, dan di dalam ruangan juga ada Penanggung jawab (Pj) PTM dan Promkes Puskesmas Gondanglegi.

In-depth interwiew dengan bagian Promkes Puskesmas Gondanglegi

Dr. Arief beraudiensi dengan Kapus Gondanglegi untuk kulo nuwun terlebih dahulu dan sekaligus mengutarakan maksud dan tujuan kehadirannya dalam rangka in-depth interview guna menyusun disertasinya yang berjudul “Pengembangan Model Health Coaching Untuk Pengendalian Hipertensi di Layanan Primer.”

Kapus Imam menerima dengan baik kehadirian dr. Arief Alamsyah, dan mempersilakan untuk melakukan in-depth interview. Kemudian dr. Arief Alamasyah dipandu oleh Pj. PTM menuju ke ruang pertemuan Puskesmas Gondanglegi yang berada di Lantai 2.

In-depth interview dengan Pj. Prolanis Puskesmas Gondanglegi

Di ruang pertemuan itu, dr. Arief Alamsyah melakukan in-depth interview secara one by one. In-depth interview pertama bersama Pj. PTM Puskesmas Gondanglegi Ilham Tri Wicaksa, A.Md.Kep. Wawancara mendalam dilakukan dengan santai untuk menggali perihal health coaching yang selama ini telah dijalankan di lingkungan Puskesmas Gondanglegi. Wawancara mendalam tersebut memakan waktu sekitar 27 menit.

Kemudian, in-depth interview kedua dilaksanakan dengan bagian Promkes Puskesmas Gondanglegi Mohamad Amiril Mu’minin, SKM. Wawancara mendalam dengan bagian Promkes tersebut berlangsung selama 21 menit.

In-depth interview dengan dokter fungsional Puskesmas Gondanglegi

Setelah itu, dilanjutkan dengan in-depth interview bersama Pj. Prolanis Puskesmas Gondanglegi Dwi Ira Puspita, A.Md.Keb. Wawancara mendalam dengan Pj. Prolanis ini, dr. Arief Alamsyah memerlukan waktu sekitar 20 menit.

In-depth interview terakhir dilakukan dengan dokter fungsional Puskesmas Gondanglegi dr. Raudhatul Jannah, yang kebetulan alumni FKUB. Wawancara mendalam dengan dokter fungsional ini memerlukan waku sekitar 10 menit.

Rangkaian in-depth interview dengan 4 tenaga kesehatan di Puskesmas Gondanglegi itu berakhir menjelang pukul 11.00 WIB. Kemudian dr. Arief Alamsyah dan salah seorang anggota Tim SMARThealth UB berpamitan kepada dr. Raudhatul mewakili Kapus Gondanglegi yang sedang menjalankan tugas lain usai menerima kunjungan dr. Arief Alamsyah. *** [270324]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Share:

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive

Risk Checker

Risk Checker

Indeks Massa Tubuh

Supplied by BMI Calculator Canada

Statistik Blog

Sahabat eKader

Label

Arsip Blog